J 410050002
J 410050002
Disusun Oleh :
i
ABSTRAK
Rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) akan mempermudah proses transmisi virus. Di
RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali ABJ selalu di bawah
95% selama lima bulan, pada bulan Februari sampai Juli 2009. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Jenis penelitian ini adalah observasional
dengan rancangan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh rumah
tangga di RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali sejumlah
210 rumah tangga dengan sampel sejumlah 68 responden. Teknik pengambilan
sampel adalah simple random sampling. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
bahwa responden yang melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam
Berdarah Dengue (PSN DBD) secara buruk sebanyak 55 (80,88%), jenis tempat
perindukan buatan yang positif jentik Aedes aegypti sebanyak 51 (26,56%), sampah
padat yang posistif jentik Aedes aegypti sebanyak 2 (3,17%). Uji bivariat dengan
Fisher’s Exact menunjukkan ada hubungan antara pelaksanaan PSN DBD (p = 0,039)
dengan keberadaan jentik Aedes aegypti, tidak ada hubungan antara jenis tempat
perindukan buatan (p = 1) dengan keberadaan jentik Aedes aegypti dan juga tidak ada
hubungan antara sampah padat dengan keberadaan jentik Aedes aegypti (p = 0,216) di
RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. Sebaiknya
penelitian juga dilakukan pada musim hujan dan dengan jumlah wilayah yang lebih
besar.
Kata kunci: Keberadaan, Jentik Aedes aegypti, PSN DBD.
Surakarta, 22 Oktober 2009
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ii
FARID SETYO NUGROHO J 410 050 002
ABSTRAK
FACTORS RELATED TO EXISTENCE LARVAE Aedes aegypti in RW IV DESA
KETITANG KECAMATAN NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI.
Lower Free Number of Larvae ( FNL) will watering down virus transmission process.
In RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali FNL always
under 95% during five months, counted from Februari until July 2009. This research
aim to know what factors that correlate existence of larvae of Aedes aegypti. This
research type is observasional with device of cross sectional. Approach population at
this research is all household in RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari
Kabupaten Boyolali a number of 210 households with sampel a number of 68
responders. The technique is simple random sampling. Pursuant to result of research
obtained that responder executing Action in Vector Control of Dengue Haemorrhagic
Fever (AVC DHF) uglyly counted 55 ( 80,88%), breeding place type of brand which
are positive larvae of Aedes aegypti counted 51 ( 26,56%), solid garbage which is
posistif larvae of Aedes aegypti counted 2 ( 3,17%). Bivariate test with Fisher’s Exact
show there are corelation between execution of AVC DHF ( p = 0,039) with existence
larvae of Aedes aegypti, there is no corelation breeding place type of brand ( p = 1)
with existence larvae of Aedes aegypti and there is so no corelation between solid
garbage with existence larvae of Aedes aegypti ( p = 0,216) in RW IV Desa Ketitang
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali. The research is better conducted at the
rainy seasons and with amount of larger regions.
Keyword: Existance, larvae of Aedes aegypti, AVC DHF.
iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Telah kami setujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program
Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Pembimbing I Pembimbing II
iv
PERNYATAAN PENGESAHAN
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta
v
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang selalu memberikan segala kemudahan dan kepandaian sehingga
Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, pengorbanan dan
Teman-teman Program Studi Kesmas angkatan 2005 yang selalu aku sayangi dan
akan aku rindukan serta yang telah membantu dalam proses penelitian ini (Mas Agus,
Adik-adikku di IMM FIK dan BEM FIK yang sangat aku banggakan.
Kawan-kawan jajaran kabinet bumiputera BEM UMS yang telah banyak memberikan
Buat diriku semoga ini menjadi tonggak awal dalam proses perjuangan hidup ini.
vi
MOTTO
Niatkanlah semua karena Allah SWT, karena sesungguhnya pahala yang kita peroleh
sesuai dengan apa yang kita niatkan. Jika kita niat beribadah karena untuk
mendapatkan pujian, maka kita hanya akan mendapatkan pujian. Jika kita beribadah
hanya untuk mendapatkan wanita yang kita cintai maka kita hanya mendapatkan
wanita tersebut. Marilah kita beribadah niat karena Allah, maka kita akan
(Penulis)
vii
RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan kemudahan dan petunjuk dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN
JENTIK Aedes aegypti di RW IV DESA KETITANG KECAMATAN
NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana di Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Penulis menyadari tanpa bantuan dari berbagai pihak tidak banyak yang
bisa penulis lakukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis
menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang telah diberikan selama
pelaksanaan dan penyusunan skripsi ini kepada :
1. Bpk. Arif Widodo, A.Kep, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Ibu Yuli Kusumawati SKM, M.Kes(Epid) selaku Ketua Program Studi
Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Surakarta dan selaku
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Dwi Astuti, S.Pd, M.Kes selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, masukan, saran, dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
4. Bapak dan ibu yang telah memberikan do’a tanpa kenal waktu, semangat,
nasihat, dukungan, dan kasih sayang serta pengorbanan yang tak terhitung
banyaknya.
5. Buat adikku Ferary Sahita dan suaminya Asmani Lukito yang telah
memberikan doa serta bantuannya.
6. Adik-adikku di IMM dan BEM FIK yang selalu memberikan semangat
kepadaku.
ix
7. Semua jajaran Kabinet Bumiputera BEM UMS yang telah banyak
memberikan ilmu dan pengalaman yang tidak ternilai harganya khususnya
wakil menteri dan staffku (Azie dan Wisnu).
8. Teman-teman Program Studi Kesmas angkatan 2005 yang sangat aku sayangi
dan tentunya akan aku rindukan.
9. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah
memberikan dukungan dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
Kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT, dan segala kepunyaan di langit
dan di bumi hanya milik ALLAH SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
lepas dari banyak kekurangan. Semoga skripsi ini barmanfaat bagi semua pihak.
Penulis
x
DAFTARI ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN ................................................................ iv
PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi
RIWAYAT HIDUP......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4
E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................ 5
xi
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum ......................................................................... 28
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 29
C. Hasil Analisis Bivariat ................................................................. 32
BAB V PEMBAHASAN
A. Hubungan antara PSN DBD dengan Keberadaan Jentik Aedes
aegypti ............................................................................................ 36
B. Hubungan antara Tempat Perindukan Buatan dengan
Keberadaan Jentik Aedes aegypti .................................................. 38
C. Hubungan antara Sampah Padat dengan Keberadaan Jentik
Aedes aegypti……………………………………………………… 39
D. Keterbatasan Penelitian…………………………………………… 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tingkat Keeratan Hubungan Variabel X dan Variabel Y .......................... 25
2. Karakteristik Responden ............................................................................ 29
3. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan PSN DBD .............................................. 30
4. Distribusi Frekuensi Jenis Tempat Perindukan Aedes aegypti ................... 31
5. Distribusi Keberadaan Jentik Aedes aegypti pada Jenis Tempat
Perindukan .................................................................................................. 32
6. Hasil Analisis Statistik melalui Uji Fisher’s Exact .................................... 33
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xiv
DAFTAR SINGKATAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
@ 2009
Hak Cipta Pada Penulis
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1968 dan pada tahun 1962 ditemukan 53 kasus dirawat dengan 24 kematian (CFR =
46%) (Dinkes Provinsi Jateng, 1985). Dalam waktu relatif singkat DBD telah
dilaporkan di berbagai daerah di Indonesia, dan sampai tahun 1981 hanya Provinsi
jumlah kasus, DBD juga berjangkit di daerah pedesaan. Berdasarkan data dari
Depkes RI, 1981 (dalam Soedarmo, 1988) menunjukkan angka kematian penderita
DBD secara nasional menurun dari 4,0% pada tahun 1968 menjadi 4,1% pada tahun
1977, dan menjadi 4,0% pada tahun 1980. Sedangkan pada tahun 2007 CFR DBD di
Indonesia sebesar 1% dengan IR 71,78/100.000 penduduk dan pada tahun 2008 CFR
kategori endemis untuk penyakit DBD. Pada tahun 2006 IR DBD di Jawa Tengah
mencapai 3,39/10.000 penduduk dengan CFR sebesar 2,01% dan pada tahun 2007 IR
Provinsi Jateng, 2007). Kabupaten Boyolali merupakan salah satu kabupaten endemis
DBD yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Jumlah daerah endemis DBD di
Kabupaten Boyolali semakin meningkat tiap tahunnya, pada tahun 2006 jumlah
daerah endemis sebanyak 16 daerah, tahun 2007 sebanyak 19 daerah, dan tahun 2008
sebanyak 27 daerah (DKS Boyolali, 2009). Sedangkan IR DBD pada tahun 2008
berada di Kabupaten Boyolali. Pada tahun 2008 jumlah kasus DBD di Kecamatan
merupakan salah satu desa endemis DBD di Kecamatan Nogosari, di Desa Ketitang
DBD tiap tahunnya mengalami peningkatan jumlah kasus, pada tahun 2006 sebanyak
1 kasus, tahun 2007 sebanyak 6 kasus dan 2008 sebanyak 4 kasus (Puskesmas
paling tinggi yaitu RW IV dengan jumlah kasus sebesar 3 penderita dan pada tahun
2007 terdapat 1 kasus meninggal. Pada survei pendahuluan yang telah dilakukan
Angka Bebas Jentik Rukun Warga (ABJ RW) paling rendah yaitu sebesar 78%.
merupakan persentase rumah atau tempat-tempat umum yang tidak ditemukan jentik
(Depkes RI, 1992a). Masih rendahnya ABJ di Desa Ketitang sebesar 78% dari
indikator nasional yaitu sebesar 95% merupakan hal yang sangat perlu diwaspadai,
hal ini dikarenakan rendahnya ABJ memungkinkan banyak peluang untuk proses
ABJ yang rendah dipengaruhi oleh beberapa faktor. Perilaku penduduk dalam
hal menampung air untuk keperluan sehari-hari tidak hanya pada satu tempat dan
memiliki peluang lebih banyak untuk bertelur (Sitorus dan Ambarita, 2004). Menurut
2
menurut Hasyimi dan Soekino (2004) TPA rumah tangga yang paling banyak
ditemukan jentik atau pupa Aedes aegypti adalah TPA rumah tangga yang berasal
dari bahan dasar logam. Jenis TPA rumah tangga yang paling banyak ditemukan
jentik atau pupa Aedes aegypti adalah TPA jenis tempayan. Jenis TPA yang
ditemukan positif jentik Aedes aegypti yang berada di dalam atau di luar rumah ada 3
yaitu drum, bak mandi, dan ember plastik (Sitorus dan Ambarita, 2004).
B. Perumusan Masalah
1. Masalah Umum
buatan dan sampah padat dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di RW IV Desa
2. Masalah Khusus
Kabupaten Boyolali ?
3
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Boyolali.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
yang berhubungan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti dan rendahnya ABJ di
2. Bagi masyarakat
4
3. Bagi Pemerintah Desa
desa mengenai sanksi terhadap rumah atau penduduk yang di rumahnya masih
kesehatan yang terjadi di masyarakat sehingga kasus DBD tidak terjadi lagi.
perindukan buatan dan sampah padat yang berhubungan dengan keberadaan jentik
Boyolali.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti, yang ditandai dengan
demam mendadak 2-7 hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah,
nyeri ulu hati, disertai tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan,
kesadaran menurun atau renjatan (Depkes RI, 1992c). Menurut Soedarto (1995)
DBD menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak
memerlukan masa inkubasi selama 3-14 hari, pada umumnya 4-7 hari (Firdaus,
2005). Darah penderita sudah mengandung virus, yaitu sekitar 1-2 hari sebelum
terserang demam. Virus berada dalam darah selama 5-8 hari. Jika daya tahan
tubuh tidak cukup kuat melawan virus, maka orang tersebut mengalami
6
a. Hari pertama sakit: panas mendadak terus-menerus, badan lemah atau lesu.
b. Hari kedua atau ketiga: timbul bintik-bintik perdarahan, lebam, atau ruam
pada kulit di muka, dada, lengan atau kaki dan nyeri ulu hati. Kadang-
kadang mimisan, berak darah atau muntah darah. Bintik perdarahan mirip
2) Keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung tangan dan kaki
renjatan (lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tak teraba). Kadang-
a. Derajat I: ringan, bila demam mendadak 2-7 hari disertai gejala klinik lain
dan manifestasi perdarahan paling ringan yaitu tes turniquet yang positif.
b. Derajat II: sedang, dengan gejala lebih berat daripada derajat I, disertai
melena. Terdapat gangguan sirkulasi darah perifer yang ringan berupa kulit
atas.
7
d. Derajat IV: berat sekali, penderita syok berat, tensi tidak terukur, dan nadi
hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian badan dan kaki (Depkes RI
Tenggara adalah pada ketinggian 1000 sampai dengan 1500 meter di atas
telur, jentik, dan kepompong hidup di dalam air. Pada umumnya telur akan
menetas menjadi jentik dalam waktu ±2 hari setelah telur terendam air.
1) Telur
atas batas air. Kebanyakan Aedes aegypti betina dalam satu siklus
8
lembab. Setelah perkembangan embrio sempurna, telur dapat bertahan
pada keadaan kering dalam waktu yang lama (lebih dari satu tahun).
Telur menetas bila wadah tergenang air, namun tidak semua telur
2) Jentik
adalah tujuh hari, termasuk dua hari dalam masa pupa. Sedangkan pada
suhu rendah, dibutuhkan waktu beberapa minggu (Depkes RI, 2003). Ada
3) Pupa (kepompong)
lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain (Depkes
9
RI, 2005). Menurut Sugito (1989), pupa Aedes aegypti tidak memerlukan
udara dan makan, belum bisa dibedakan antara jantan dan betina, menetas
dalam waktu 1-2 hari, dan menjadi nyamuk dewasa, pada umunya
4) Nyamuk Dewasa
nyamuk betina yang telah dibuahi akan mencari makan dalam waktu 24-
barang bekas, seperti ban, botol, kaleng, plastik, pecahan kaca, dan
a. Tempat Perkembangbiakan
vas bunga, perangkap semut dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol,
10
3) Tempat penampungan air alamiah seperti: lobang pohon, lobang batu,
b. Kebiasaan menggigit
akan menghisap darah hewan berdarah panas lain yang ada. Sebagai spesies
yang aktif siang hari nyamuk betina mempunyai dua waktu aktifitas
menggigit, yaitu beberapa jam di pagi hari dan beberapa jam sebelum gelap.
aegypti dapat menghisap lebih dari satu orang. Perilaku ini sangat
c. Kebiasaan beristirahat
kamar mandi dan dapur (Depkes RI, 2003). Setelah menghisap darah,
tempat yang aga gelap dan lembab. Di tempat ini nyamuk menunggu proses
d. Jangkauan terbang
makanan, namun kelihatannya terbatas pada wilayah 100 meter dari tempat
11
pupa menetas menjadi nyamuk dewasa. Walupun demikian, penelitian
dewasa menyebar lebih dari 400 meter untuk mencari tempat bertelur.
Penyebaran pasif nyamuk Aedes aegypti dewasa dapat terjadi melalui telur
B. Keberadaan Jentik
1. Survey Jentik
b. Untuk memeriksa TPA yang berukuran besar, seperti: bak mandi, tempayan,
drum, dan bak penampungan air lainnya. Jika pada pandangan (penglihatan)
bunga atau pot tanaman air atau botol yang airnya keruh, seringkali airnya
d. Untuk memeriksa jentik di tempat yang agak gelap, atau airnya keruh,
Metode survey jentik dapat dilakukan dengan cara (Depkes RI, 2005):
12
a. Single larva: Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap
tempat genangan air yang ditemukan jentik untuk diidentifikasi lebih lanjut.
b. Visual: Cara ini cukup dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya jentik di
2007. Pada penelitian tersebut nilai proporsi ABJ sebesar 0,93. Menurut
(Depkes RI, 2005), Pemberantasan terhadap jentik nyamuk Aedes aegypti yang
a. Fisik: cara ini dikenal dengan kegiatan 3-M yaitu menguras (dan menyikat)
bak mandi, bak wc, dan lain-lain. Menutup tempat penampungan air rumah
insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilah
13
Dosis yang digunakan 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter
c. Biologi: cara ini dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah,
ikan gupi, ikan cupang dan lain-lain). Dapat juga dengan menggunakan
Fisik
Jentik Kimiawi
Biologi
untuk keperluan rumah tangga, termasuk wadah dari keramik, tanah liat dan
bak semen yang berkapasitas 200 liter, tong besi yang berkapasitas 210 liter (50
galon), dan wadah yang lebih kecil sebagai tempat penampungan air bersih
atau hujan. Wadah penampungan air harus ditutup dengan penutup yang rapat
atau kasa. Setelah air digunakan harus dijaga agar wadah tetap tertutup. Cara
ini cukup efektif seperti telah dilakukan di Thailand (Depkes RI, 2003).
Menurut Sutaryo (2005) macam TPA yang berada di rumah meliputi tandon
air, tower, bak mandi, bak WC, padasan, cadangan air ditaman, air jebakan
14
semut yang memiliki peluang untuk nyamuk Aedes aegypti bertelur. Macam
bak mandi atau WC, dan ember. Menurut Hasyimi dan Soekino (2004) TPA
rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik atau pupa Aedes aegypti
adalah TPA rumah tangga yang berasal dari bahan dasar logam. Jenis TPA
rumah tangga yang paling banyak ditemukan jentik atau pupa Aedes aegypti
3. Sampah Padat
Sampah padat, kering seperti kaleng, botol ember atau sejenisnya yang
tersebar di sekitar rumah harus dipindahkan dan dikubur di dalam tanah. Sisa
hujan. Sampah tanaman (tempurung kelapa, kulit ari coklat harus dimusnahkan
dan wadah kecil lainnya harus dikubur di dalam tanah atau dihancurkan dan
15
D. Kerangka Teori
DBD
Sumber Kebiasaan
Penular Menggigit
Virus
Dengue
Kebiasaan
Istirahat
Bionomik
Aedes aegypti
Vektor
Jangkauan
Terbang
Jentik Tempat
Aedes Perkembangbiakan
aegypti
Keterangan:
= Diteliti
= Tidak diteliti
16
E. Kerangka Konsep
Variabel Bebas
PSN
DBD
Variabel Terikat
Tempat Keberadaan
Perindukan Jentik Aedes
Buatan aegypti
Sampah
Padat
F. Hipotesis
2. Ada hubungan antara jenis tempat perindukan buatan dengan keberadaan jentik
17
3. Ada hubungan antara sampah padat dengan keberadaan jentik Aedes aegypti di
18
BAB III
METODE PENELITIAN
termasuk faktor risiko dan variabel-variabel yang termasuk efek diobservasi sekaligus
B. Subjek Penelitian
Subjek atau populasi penelitian ini adalah rumah tangga yang berada di RW
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum dari subjek penelitian yang layak
b. Kepala keluarga atau ibu rumah tangga atau anggota keluarga yang dapat ditemui
2. Kriteria Eksklusi
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria eksklusi
19
a. Rumah tangga yang tidak termasuk dalam wilayah RW IV Desa Ketitang
1. Populasi
Desa Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali tahun 2009 sejumlah 210
rumah tangga.
2. Jumlah Sampel
Sampel pada penelitian ini sejumlah 68 rumah tangga. Besar sampel dapat
n = 68 responden
Keterangan:
n : Besar sampel
(0,93)
20
q :1-p
Simple Random Sampling (SRS) yaitu metode mencuplik sampel secara acak
dimana masing-masing subjek atau unit dari populasi memiliki peluang yang sama
dan independen (tidak tergantung) untuk terpilih ke dalam sampel (Murti, 2006).
E. Variabel Penelitian
a. Definisi: kegiatan yang dilakukan oleh responden untuk PSN DBD (Aedes
c. Skala: nominal.
21
2. Tempat Perindukan Buatan
tempayan, bak mandi, drum, ember, tempat penampungan air kulkas, tempat
penampungan air dispenser, vas bunga, tempat minum burung, dan bejana di
c. Skala: nominal
3. Sampah Padat
a. Definisi: keberadaan sampah padat, kering yang terdiri dari ban bekas, kaleng
bekas, botol bekas, pecahan kaca, ember bekas, drum bekas, mangkok bekas
c. Skala: nominal
4. Keberadaan Jentik
a. Definisi: ada atau tidak adanya jentik Aedes aegypti pada berbagai tempat
perindukan buatan, dan sampah padat di sekitar rumah responden yang dilihat
c. Skala: nominal
22
G. Pengumpulan Data
1. Jenis Data
2. Sumber Data
a. Data primer
check list.
b. Data sekunder
berupa data kesakitan dan ABJ, instansi pemerintahan desa berupa jumlah
rumah tangga.
a. Wawancara
b. Observasi
yang diteliti yaitu: jenis tempat perindukan buatan, jenis tempat perindukan
4. Instrumen Penelitian
23
a. Check list untuk pemeriksaan jenis tempat perindukan buatan, sampah padat dan
keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti. Check list berupa daftar variabel yang
maka akan diberi tanda centang (√) dan apabila tidak ada jentik maka akan
keberadaan jentik.
tidak = 0.
Secara sederhana yang dimaksud dengan valid ialah sahih. Alat ukur
dikatakan sahih atau valid bila benar-benar mengukur apa yang hendak
dan check list menggunakan uji korelasi product moment person. Uji
Keterangan:
∑X : skor ganjil
24
∑Y : skor genap
N : banyaknya subjek
No Besar Keterangan
Keterangan:
: reliabilitas instrumen
: varians total
H. Jalanya Penelitian
25
1. Melakukan survey pendahuluan
I. Pengolahan Data
1. Editing adalah pengecekan atau pengoreksian data yang telah dikumpulkan karena
kemungkinan data yang masuk (raw data) atau data yang terkumpul tidak logis dan
meragukan.
2. Coding adalah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap data yang termasuk
4. Tabulating adalah mengelompokkan data sesuai variabel yang akan diteliti guna
J. Analisis Data
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
variabel bebas dan variabel terikat, dengan uji Fisher’s Exact dengan tingkat
26
kemaknaan 95% dengan program komputer SPSS. Dasar pengambilan keputusan
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum
penduduk pada tahun 2008 sebanyak 6.591 jiwa dengan perincian jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 3.414 jiwa, jumlah penduduk wanita sebanyak 3.177 jiwa dan
jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 1.637. Desa Ketitang dibagi atas empat
kadus dengan 11 RW dan 39 RT. Adapun batas wilayah Desa Ketitang adalah
2. Karakteristik Responden
(44,12%). Jenis kelamin responden ada dua kategori yaitu laki-laki dan
28
perempuan. Responden lebih banyak berkelamin perempuan sebanyak 38
Keterangan Jumlah
f %
1. Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah 12 17,66
SD 25 36,78
SMP 18 26,48
SMA 11 16,18
Perguruan tinggi 2 2,9
Total 68 100
2. Umur
≤ 40 38 55,88
> 40 30 44,12
Total 68 100
3. Jenis Kelamin
Laki-laki 30 44,11
Perempuan 38 55,89
Total 68 100
B. Hasil Penelitian
kuesioner, dengan kriteria melaksanakan PSN DBD baik dan melaksanakan PSN
DBD buruk. Berdasarkan data hasil pengisian kuesioner tersebut setelah dilakukan
buruk lebih banyak daripada responden yang melaksanakan PSN DBD yang baik.
29
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pelaksanaan PSN DBD
Jenis tempat perindukan buatan responden yang paling banyak adalah bak
(2,08%) dan penampungan air kulkas sebanyak 1 (0,52%). Lebih jelasnya dapat
b. Sampah Padat
Sampah padat responden yang paling banyak adalah botol bekas sejumlah
(15,87%), pecahan kaca sejumlah 6 (9,53%), ban bekas sejumlah 4 (6,35%), drum
bekas sejumlah 3 (4,76%) dan mangkok bekas sejumlah 3 (4,76%). Lebih jelasnya
30
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Tempat Perindukan
Aedes aegypti
1. Buatan
Tempayan 53 27,60
Bak mandi 54 28,12
Drum 18 9,37
Ember 42 21,87
Penampungan kulkas 1 0,52
Dispenser 6 3,12
Vas bunga 10 5,24
Tempat minum burung 4 2,08
Bejana 4 2,08
Total 192 100
2. Sampah Padat
Ban bekas 4 6,35
Kaleng bekas 17 26,98
Botol bekas 20 31,75
Pecahan kaca 6 9,53
Ember bekas 10 15,87
Drum bekas 3 4,76
Mangkok bekas 3 4,76
Total 63 100
(45,10%), pada drum sebanyak 3 (5,88%), pada tempat minum burung sebanyak
1 (1,96%), tidak ditemukan jentik Aedes aegypti pada jenis tempat perindukan
b. Sampah Padat
Pada sampah padat hanya ditemukan jentik Aedes aegypti pada jenis kaleng
bekas yaitu sebanyak 2 (100%). Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5.
31
Tabel 5. Distribusi Keberadaan Jentik Aedes aegypti Pada
Jenis Tempat Perindukan
1. Buatan
Tempayan 23 45,10
Bak mandi 24 47,06
Drum 3 5,88
Ember 0 0
Penampungan kulkas 0 0
Dispenser 0 0
Vas bunga 0 0
Tempat minum burung 1 1,96
Bejana 0 0
Total 51 100
2. Sampah Padat
Ban bekas 0 0
Kaleng bekas 2 100
Botol bekas 0 0
Pecahan kaca 0 0
Ember bekas 0 0
Drum bekas 0 0
Mangkok bekas 0 0
Total 2 100
DBD dengan keberadaan jentik Aedes aegypti dengan p = 0,056, tidak terdapat
hubungan antara tempat perindukan buatan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti
dengan nilai p = 1 dan tidak terdapat hubungan antara sampah padat dengan
keberadaan jentik Aedes aegypti dengan nilai p = 0,504. Berikut disajikan Tabel 8
32
Tabel 6. Hasil Analisis Statistik melalui Fisher’s Exact
33
BAB V
PEMBAHASAN
Secara umum selama lima bulan berturut-turut mulai dari bulan Maret sampai
dengan bulan Juli tahun 2009 ABJ di RW IV Desa Ketitang Kecamatan Nogosari
Kabupaten Boyolali selalu di bawah 95%. Rendahnya ABJ ini memungkinkan banyak
peluang untuk proses transmisi virus (Hasyimi et.al, 2005). Kondisi perumahan Desa
Ketitang yang padat dan penduduknya banyak yang menggunakan lebih dari satu TPA,
secara teoritis kondisi yang seperti sangat potensial untuk tempat perindukan nyamuk
Aedes aegypti.
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata umur responden
proses penerimaan informasi kesehatan sehingga hal ini akan mempengaruhi perilaku
responden dalam melaksanakan PSN DBD. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
DBD secara buruk, hanya 13 responden yang melakukan PSN DBD secara baik.
Pelaksanan PSN DBD yang buruk ini diketahui dari perilaku responden yang tidak
menutup tempat-tempat penampungan air seperti tempayan, drum dan jarang menguras
PSN DBD yang buruk ini akan memberikan peluang bagi nyamuk Aedes aegypti untuk
bertelur dan berkembangbiak. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
34
Yudhastuti dan Vidiyani (2005) bahwa perilaku masyarakat yaitu pengetahuan dan
tindakan dalam mengurangi atau menekan kepadatan jentik nyamuk Aedes aegypti
responden kebanyakan adalah pedagang dan buruh diluar tempat tinggal. Hal ini juga
berisiko dalam penularan penyakit DBD. Umur responden yang paling muda adalah 17
tahun dan yang paling tua adalah 65 tahun. Banyaknya responden yang berusia dibawah
40 tahun lebih banyak, seharusnya hal ini mendukung pelaksanaan PSN DBD. Namun
pada penelitian ini pelaksanaan PSN DBD sebagian besar responden buruk. Hal ini lebih
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali kebanyakan adalah berupa bak mandi dan
tempayan. Keberadaan jenis tempat penampungan air baik yang berada di dalam maupun
di luar rumah responden mempunyai resiko yang tinggi sebagai tempat perindukan
nyamuk Aedes aegypti. Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Fathi
et.al (2005) dimana faktor lingkungan berupa keberadaan kontainer air baik yang berada
di dalam maupun di luar rumah merupakan faktor yang sangat berperan terhadap
Sampah padat banyak ditemukan di sekitar rumah responden, sampah padat ini
dilihat dari jumlahnya kebanyakan adalah berupa botol bekas dan kaleng bekas.
Sedangkan dari penelitian yang telah dilakukan ditemukan keberadaan jentik Aedes
Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali mempunyai resiko yang cukup tinggi sebagai
35
A. Hubungan antara PSN DBD dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti.
didapatkan bahwa nilai p = 0,056 dan disimpulkan ada hubungan antara PSN DBD
dari buruknya PSN DBD yang dilakukan oleh responden. Buruknya PSN DBD
responden dapat diketahui dari hasil wawancara dan observasi terhadap rumah
responden. Responden banyak yang belum melakukan 3-M secara baik. Hal ini dapat
melaksanakan PSN DBD secara buruk dan terdapat jentik sebanyak 38 responden
(55,88%), responden yang melaksanakan PSN DBD secara buruk dan tidak terdapat
secara baik dan terdapat jentik sebanyak 5 responden (7,36%) dan responden yang
melaksanakan PSN DBD secara baik dan tidak terdapat jentik sebanyak 8 responden
minggu, hal ini dikarenakan bak mandi responden yang berukuran besar sehingga
responden akan menguras bak mandi ketika sudah terlihat keruh dan kotor.
penampungan air. Sehingga perilaku ini sangat berisiko bagi nyamuk Aedes aegypti
Perilaku ini juga memberikan peluang bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur.
36
Keadaan rumah responden yang lembab dan kurang pencahayaan juga merupakan
tempat yang potensial bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembangbiak, karena
nyamuk Aedes aegypti suka beristirahat dan berkembangbiak pada tempat yang
gelap dan lembab. Perilaku responden yang suka menggantung pakaian di dinding
juga menjadi tempat yang disukai nyamuk Aedes aegypti untuk istirahat setelah
PSN DBD secara kimia dan biologi. Cara ini memang belum banyak dapat dilakukan
oleh responden. Secara kimia PSN DBD biasanya dilakukan dengan menaburkan
bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air, akan tetapi bubuk abate belum
bisa didapatkan secara mudah sehingga responden belum dapat melakukan PSN
DBD secara kimia. Hal ini tentunya juga dapat menambah resiko bagi jentik nyamuk
air. PSN DBD secara biologi yang dilakukan dengan cara memelihara ikan pada
ini adalah cara alamiah dan cara yang cukup efektif untuk membasmi jentik Aedes
aegypti, akan tetapi responden enggan melaksanakannya karena ikan yang dipelihara
antara PSN 3-M Plus di bak mandi, ember dan gentong plastik dengan jumlah jentik
di tempat penampungan air tersebut. Menurut (Depkes RI, 2005) cara yang dianggap
paling tepat untuk memberantas vektor (nyamuk Aedes aegypti) adalah dengan PSN
DBD. Apabila kegiatan PSN DBD dilakukan oleh seluruh masyarakat secara terus-
37
menerus dan berkesinambungan maka keberadaan jentik Aedes aegypti dapat
dibasmi, sehingga resiko penularan DBD dapat dikurangi. Untuk itu maka perlu
gerakan 3-M, pemeriksaan jentik berkala dan penyuluhan kepada keluarga atau
Aedes aegypti.
disimpulkan tidak ada hubungan antara jenis tempat perindukan buatan dengan
Ketitang Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali Tahun 2009 tidak tergantung dari
tempat perindukan buatan. Hal ini karena ditemukan tempat perindukan buatan pada
hubungan antara tempat perindukan buatan dengan keberadaan jentik Aedes aegypti.
nyamuk Aedes aegypti, karena semakin banyak tempat perindukan buatan maka akan
responden terdapat jentik Aedes aegypti dan 25 (37%) responden tidak terdapat
jentik Aedes aegypti. Banyak dan beragam jenisnya tempat penampungan air
responden sangat berpotensi bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur dan
38
berkembangbiak. Hal ini menjadi lebih buruk lagi dengan perilaku responden yang
penelitian yang dilakukan oleh Sitorus dan Ambarita (2004) yang menunjukkan
bahwa perilaku penduduk dalam hal menampung air untuk keperluan sehari-hari
tidak hanya pada satu tempat dan jarang membersihkan bak penampungan air
bertelur. Jenis tempat penampungan air yang banyak ditemukan di rumah responden
adalah jenis bak mandi dan tempayan. Sedangkan keberadaan jentik Aedes aegypti
banyak ditemukan pada kedua jenis tempat perindukan ini. Keadaan ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hasyimi dan Soekino (2004) yang
menyatakan bahwa jenis tempat penampungan air rumah tangga yang paling banyak
ditemukan jentik atau pupa Aedes aegypti adalah jenis tempayan. Menurut (Depkes
RI, 2005) jenis tempat perindukan buatan nyamuk Aedes aegypti meliputi drum,
tangki reservoir, tempayan, bak mandi, ember, tempat minum burung dan vas bunga.
didapatkan bahwa nilai p = 0,504 dan disimpulkan tidak ada hubungan antara
perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa terdapat sampah padat pada 39 (57%) responden dan
39
ditemukan keberadaan jentik Aedes aegypti pada dua kaleng bekas responden dan 29
(43%) responden tidak ditemukan sampah padat sehingga keberadaan jentik Aedes
aegypti juga tidak ditemukan. Akan tetapi dari hasil analisis statistik menunjukkan
bahwa jumlah keberadaan jentik Aedes aegypti pada sampah padat belum
Keadaan ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyasa et.al
(2008) yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keberadaan tempat
sampah di sekitar rumah responden dengan keberadaan vektor DBD. Hal ini
dikarenakan tempat sampah telah mempunyai tutup dan tidak ditemukannya buangan
sampah dari rumah tangga. Sedangkan tidak adanya hubungan antara keberadaan
musim kemarau (kering) sehingga tidak terdapat tampungan air hujan pada sampah
padat yang memungkinkan bagi nyamuk Aedes aegypti untuk bertelur dan
sangat berisiko sebagai tempat bertelur dan perkembangbiakan bagi nyamuk Aedes
aegypti. Hal ini dapat diketahui dari hasil penelitian yang menunjukkan banyaknya
jenis sampah padat yang berupa kaleng bekas, botol bekas dan ember bekas. Jenis-
jenis sampah padat tersebut banyak tersebar disekitar rumah responden dan berada
dalam posisi yang dapat terisi air ketika musim penghujan. Sehingga dapat
resiko yang cukup besar sebagai tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti.
40
Menurut WHO (1999) upaya pengendalian vektor harus mendorong
Sampah padat, kering seperti kaleng, botol, ember atau sejenisnya yang tersebar di
sekitar rumah harus dipindahkan dan dikubur di dalam tanah. Perlengkapan rumah
dan alat perkebunan (ember, mangkok dan alat penyiram) harus disimpan terbalik
untuk mencegah tertampungnya air hujan (Depkes, RI 2003). Ban mobil bekas
terdapatnya ban bekas di sekitar rumah responden juga akan menjadi masalah
kesehatan.
Keterbatasan Penelitian:
1. Penelitian ini hanya meneliti tempat perindukan buatan nyamuk Aedes aegypti. Untuk
tempat perindukan alami nyamuk Aedes aegypti tidak diteliti karena penelitian
berlangsung pada musim kemarau (kering) sehingga tidak terdapat tampungan air
hujan pada tempat perindukan alami nyamuk Aedes aegypti yang memungkinkan
2. Pada penelitian ini jumlah jentik yang sedikit pada sampah padat juga sebagai akibat
pengaruh dari musim kemarau (kering), sehingga dalam penelitian ini menunjukkan
tidak terdapat hubungan antara sampah padat dengan keberadaan jentik Aedes aegypti.
3. Pada penelitian ini letak tempat perindukan buatan tidak dibedakan antara tempat
41
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Ada hubungan antara pelaksanaan PSN DBD dengan keberadaan jentik Aedes
Tahum 2009.
2. Tidak ada hubungan antara tempat perindukan buatan dengan keberadaan jentik
Tahun 2009.
3. Tidak ada hubungan antara sampah padat dengan Keberadaan jentik Aedes
2009.
B. Saran
Meneliti faktor – faktor lain yang belum diteliti yang berhubungan dengan
42
2. Bagi Masyarakat
dan teratur agar dapat mengurangi keberadaan jentik Aedes aegypti dan penularan
dibutuhkan.
43
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Propinsi Jawa Tengah. 1985. Demam Berdarah Dengue Dan Usaha
Pemberantasannya.Semarang.Dinkes Propinsi Jawa Tengah.
DKS Boyolali. 2009. Menuju Desa Bebas DBD, Materi Disampaikan Dalam
Pertemuan Kader Pemeriksa Jentik, Pokja Dan Pokjanal DBD Tahun 2009.
Boyolali. DKS Boyolali.
Identitas responden :
Nama responden : ___________________________________
RT/RW : ___________________________________
Tanggal wawancara : ___________________________________
Umur responden : ___________________________________
Jenis kelamin : ___________________________________
Pendidikan : ___________________________________
A. PSN DBD
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah Saudara melakukan 3-M?
2. Apakah Saudara menguras Tempat
Penampungan Air (TPA) lebih dari 2 minggu?
3. Apakah Saudara menutup tempat-tempat
penampungan air?
Tempat penampungan air apa saja yang saudara
tutup? ( )
4. Apakah Saudara meletakkan tempat-tempat
penampungan air di luar rumah?
Tempat penampungan air apa saja yang berada
di luar rumah? ( )
5. Apakah Saudara mengubur atau membakar
barang-barang bekas lebih dari 2 minggu?
6. Apakah Saudara membuang barang-barang
bekas di sekitar rumah?
Barang bekas apa saja yang saudara buang di
sekitar rumah? ( )
7. Apakah Saudara menaburkan bubuk abate di
tempat-tempat penampungan air?
Darimana Saudara mendapatkan bubuk abate?
( )
Lampiran 1 lanjutan
C. Sampah padat
3
Lampiran 2. Hasil Analisis Bivariat
Cases
Count
Jentik
PSN Buruk 17 38 55
Baik 8 5 13
Total 25 43 68
Chi-Square Tests
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.78.
Jentik Total
Ada Tidak
Buatan Ada 43 25 68
Tidak 0 0 0
43 25 68
= 1
Lampiran 2. Lanjutan Hasil Analisis Bivariat
Cases
Count
Jentik
Sampah Tidak 29 0 29
Ada 37 2 39
Total 66 2 68
Chi-Square Tests
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .85.
Correlations
satu dua tiga empat lima enam tujuh delapan sembilan sepuluh total
*
satu Pearson Correlation 1 .302 -.061 .137 -.036 -.213 -.082 .145 .239 .284 .365
Sig. (2-tailed) .078 .729 .433 .839 .219 .642 .406 .166 .098 .031
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** * *
dua Pearson Correlation .302 1 .050 -.214 .471 -.118 -.147 -.053 -.023 .354 .423
Sig. (2-tailed) .078 .774 .218 .004 .500 .398 .761 .894 .037 .011
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
tiga Pearson Correlation -.061 .050 1 -.145 .213 .036 .178 -.137 .239 -.213 .214
Sig. (2-tailed) .729 .774 .406 .219 .839 .307 .433 .166 .219 .217
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
empat Pearson Correlation .137 -.214 -.145 1 -.283 .151 -.264 -.103 -.082 .151 .089
Sig. (2-tailed) .433 .218 .406 .099 .387 .126 .558 .639 .387 .609
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
** *
lima Pearson Correlation -.036 .471 .213 -.283 1 -.183 -.017 .019 .198 .050 .400
Sig. (2-tailed) .839 .004 .219 .099 .292 .921 .914 .254 .775 .017
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
enam Pearson Correlation -.213 -.118 .036 .151 -.183 1 -.104 .113 .149 .067 .309
Sig. (2-tailed) .219 .500 .839 .387 .292 .551 .517 .394 .704 .071
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
tujuh Pearson Correlation -.082 -.147 .178 -.264 -.017 -.104 1 .126 .021 .017 .186
Sig. (2-tailed) .642 .398 .307 .126 .921 .551 .471 .906 .921 .285
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* **
delapan Pearson Correlation .145 -.053 -.137 -.103 .019 .113 .126 1 .213 .377 .473
Sig. (2-tailed) .406 .761 .433 .558 .914 .517 .471 .219 .025 .004
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
**
sembilan Pearson Correlation .239 -.023 .239 -.082 .198 .149 .021 .213 1 .149 .578
Sig. (2-tailed) .166 .894 .166 .639 .254 .394 .906 .219 .394 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Lampiran 6. Lanjutan Hasil Validitas dan Reliabilitas
* * **
sepuluh Pearson Correlation .284 .354 -.213 .151 .050 .067 .017 .377 .149 1 .628
Sig. (2-tailed) .098 .037 .219 .387 .775 .704 .921 .025 .394 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
* * * ** ** **
total Pearson Correlation .365 .423 .214 .089 .400 .309 .186 .473 .578 .628 1
Sig. (2-tailed) .031 .011 .217 .609 .017 .071 .285 .004 .000 .000
N 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
Correlations
N 26 26
*
item genap Pearson Correlation .462 1
N 26 26
Hasil Rekapitulasi Keberadaan Jentik Aedes aegypti Pada Berbagai Jenis Tempat Perindukan Buatan
Tempayan Bak mandi Drum Ember Penampungan kulkas Dispenser Vas bunga Tempat minum burung Bejana
1 1 1 - - - - 1 -
1 1 1 - - - - 1 -
1 1 1 - - - - - -
1 1 3 - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
23 1 - - - - - - -
- 24 - - - - - - -
Lampiran 7. Lanjutan Hasil Rekapitulasi Data
Ban bekas Kaleng bekas Botol bekas Pecahan Ember bekas Drum bekas Mangkok bekas
kaca
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 3 3
4 1 1 1 1 - -
- 1 1 1 1 - -
- 1 1 6 1 - -
- 1 1 - 1 - -
- 1 1 - 1 - -
- 1 1 - 1 - -
- 1 1 - 10 - -
- 1 1 - - - -
- 1 1 - - - -
- 1 1 - - - -
- 1 1 - - - -
- 1 1 - - - -
- 1 1 - - - -
- 17 1 - - - -
- - 1 - - - -
- - 1 - - - -
- - 20 - - - -
Lampiran 7. Lanjutan Hasil Rekapitulasi Data
Kelamin Sekolah
Laki Wanita TS SD SMP SMA S1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 2
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 11 -
1 1 12 1 1 - -
1 1 - 1 1 - -
1 1 - 1 1 - -
1 1 - 1 1 - -
1 1 - 1 1 - -
1 1 - 1 1 - -
1 1 - 1 18 - -
1 1 - 1 - - -
1 1 - 1 - - -
1 1 - 1 - - -
1 1 - 1 - - -
1 1 - 1 - - -
1 1 - 1 - - -
1 1 - 25 - - -
1 1 - - - - -
1 1 - - - - -
1 1 - - - - -
1 1 - - - - -
30 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 1 - - - - -
- 38 - - - - -
Lampiran 7. Lanjutan Hasil Rekapitulasi Data
Tempayan Bak mandi Drum Ember Penampungan Dispenser Vas bunga Tempat Bejana
kulkas minum burung
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 - 1 1 1 1
1 1 1 1 - 1 1 1 1
1 1 1 1 - 1 1 4 4
1 1 1 1 - 1 1 - -
1 1 1 1 - 6 1 - -
1 1 1 1 - - 1 - -
1 1 1 1 - - 1 - -
1 1 1 1 - - 1 - -
1 1 1 1 - - 10 - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 1 1 - - - - -
1 1 18 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
- - - - - -
1 1 - 1 - - - - -
1 1 - 42 - - - - -
Tempayan Bak Mandi Drum Ember Penampungan Dispenser Vas Bunga Tempat Bejana
kulkas Minum
Burung
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
1 1 - - - - - - -
53 1 - - - - - - -
54 - - - - - - -
Lampiran 7. Lanjutan Hasil Rekapitulasi Data
≤ 40 > 40
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1
1 30
1 -
1 -
1 -
1 -
1 -
1
38 -