Oleh:
MUHAMMAD TAHMID
(24041315316)
I. PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang memiliki sumber daya alam yang amat besar.
Kekayaan alam ini potensial untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku yang
bersumber dari alam. Saat ini masyarakat cenderung memilih untuk kembali ke
alam. Salah satu bahan baku dari alam adalah biji nangka (Artocarpus
heterophyllus L).
adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Tablet merupakan suatu sediaan padat yang dibuat dengan cara kempa atau
dengan mencetak dan mengandung zat obat dengan atau tanpa pengencer yang
cocok, zat penghancur, zat penyalut, zat pemberi warna dan pembantu lainnya (1).
1
bahan pengikat, penghancur dan pengisi di dalam formulasi tablet bertujuan agar
campuran serbuk mengalir bebas dan merata dari hopper (wadah berbentuk
seperti corong, yang menampung obat dan mengatur arusnya menuju mesin
pembuat tablet) ke dalam cetakan, mengisinya dengan tepat dan merata (2).
disimpan dalam bagian tertentu tanaman sebagai cadangan makanan. Sifat pati
bijinya, sehingga biji nangka biasanya dibuang sebagai limbah. Potensi biji
nangka yang besar belum dieksploitasi secara optimal yang memiliki nilai lebih,
padahal biji nangka mengandung karbohidrat, kalsium dan fosfor yang cukup
tinggi (8).
2
Penelitian ini diawali dengan determinasi tumbuhan nangka di
Laboratorium Teknologi Hayati ITB dan pembuatan pati dari biji nangka yang
didapat dari daerah Sambas, Kalimantan Barat. Formulasi sediaan tablet ibuprofen
Tahap selanjutnya adalah pembuatan tablet ibuprofen dengan bobot 300 mg,
dan digunakan pati biji nangka sebagai bahan eksipien. Proses pembuatan tablet
untuk mendapatkan bentuk sediaan tablet dengan mutu yang baik, evaluasi terdiri
dari evaluasi granul dengan pemeriksaan kandungan lembab, sifat alir granul,
bobot jenis, indeks kompresibilitas, dan evaluasi tablet yaitu sifat organoleptik,
3.1 Alat
Bahan yang digunakan yaitu pati biji nangka (Artocarpus heterophyllus L),
3
IV. PENELITIAN
Biji nangka dipisahkan dari daging buahnya, lalu dicuci dengan air
mengalir, kemudian dikupas kulitnya dan di cuci bersih, kemudian biji nangka
nangka dihaluskan, kemudian serbuk biji nangka direndam dengan air dengan
filtrat yang dihasilkan kemudian diendapkan selama 24 jam. Pisahkan air dengan
pati, kemudian endapan pati dikeringkan sampai kering. Setelah kering pati biji
4.4 Formulasi
4
Pembanding
Pengikat Penghancur Pengisi
Bahan Fase Luar
F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
FASE DALAM
Ibuprofen 200 200 200 200 200 200 200 200
Pati Biji Nangka Basah 45 - 45 - 45 - 45 -
Pati Biji Nangka Kering - 9 9 - 22 - - 9
Amilum Manihot Basah - 45 - 45 - 45 - 45
Amilum Manihot Kering 9 - - 9 9 9 9 -
Laktosa 22 22 22 22 - 22 22 22
FASE LUAR
Mg Stearat 3 3 3 3 3 3 3 3
Talk 6 6 6 6 6 6 6 6
Pati Biji Nangka 15 15 15 15 15 15 - -
Amilum Manihot Kering - - - - - - 15 15
Bobot Tablet 300 300 300 300 300 300 300 300
4.5 Pembuatan Tablet Ibuprofen
Tablet ibuprofen dibuat dengan metode granulasi basah, Semua bahan yang
digunakan dihaluskan dan ditimbang. Bahan yang digunakan sebagai fasa dalam
yaitu ibuprofen sebagai zat aktif, laktosa sebagai pengisi, amilum manihot sebagai
pengikat). Setelah itu dicampur hingga terbentuk massa yang dapat dikepal
Granul yang diperoleh, lalu dikeringkan dalam lemari pengering dengan suhu
40°C – 50°C sampai kadar air 2-4 %. Granul yang sudah dikeringkan diayak lagi
dengan pengayak no 16. Granul kering dievaluasi, jika memenuhi syarat dicampur
dengan fasa luar yaitu Mg stearat, talk, pati biji nangka, amilum manihot, lalu
Evaluasi granul meliputi penetapan kadar air, sifat aliran granul, kadar
5
4.5.1 Penetapan Kadar Air
sekitar 2 gram granul yang diratakan pada indikator piring logam, kemudian
dimasukkan kedalam alat Moisture Ballance. Atur panas yang digunakan pada
suhu 70°C lalu diamkan beberapa waktu sampai diperoleh angka yang ditetapkan
dalam bentuk %. Kadar air granul yang baik yaitu 2-4% (4).
gram granul kemudian granul tersebut dimasukkan kedalam corong yang ujung
tangkainya tertutup. Penutup dibuka dan granul dibiarkan mengalir keluar sampai
dari ujung tangkai dibuka sampai seluruh granul mengalir habis. Kecepatan alir
granul yang baik adalah > 4 g/detik (4). Sifat alir dihitung dengan persamaan :
Penentuan bobot jenis pada granul dilakukan dengan 2 cara yaitu penentuan
dan timbang bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini. Bobot nyata
yang baik adalah 0,2-0,6 g/mL. Hitung bobot jenis nyata dengan persamaan:
6
P = W/V
Keterangan :
W = bobot granul
ketukkan sebanyak 10, 50,100 dan 500 kali. Catat volumenya. Timbang
bobot granul yang digunakan untuk pengujian ini. Hitung bobot jenis
Pn = W/Vn
Keterangan :
W = bobot granul
gram granul dalam gelas ukur 50 ml, volume mula-mula dicatat sebagai ketukan 0
Kadar pemampatan yang baik adalah ≤ 20% (6). Hitung kadar pemampatan dengan
7
Kp = [(Vo-Vn)/Vo] x 100%
Keterangan :
Kp = kadar pemampatan
berikut (7):
Keterangan :
- 21 – 25 % = aliran cukup
- ˃ 26 % = aliran buruk
4.7.1 Organoleptik
Organoleptik tablet yang utama adalah penampilan dari tablet yang meliputi
8
4.6.2 Uji Keseragaman Ukuran Tablet
Sebanyak 20 tablet diambil secara acak, diukur tebal dan diameternya satu
diameter tebal tablet lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 ⅓ tebal tablet (3).
kemudian dihitung bobot rata-ratanya. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh
lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-
ratanya lebih besar dari 5 %, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
Digunakan 20 tablet yang diambil yang diambil secara acak, diukur dengan
bebas dari debu dan kemudian ditimbang (Wo). Tablet dimasukkan kedalam alat
friabilator, alat dihidupkan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm. Setelah itu,
tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (W1). Syarat friabilitas yang
(𝑊𝑜−𝑊1)
Friabilitas = x 100 %
𝑊𝑜
9
Keterangan :
Wo = bobot 20 tablet yang diambil secara acak dan bebas dari debu
bebas dari debu dan kemudian ditimbang (Wo). Tablet dimasukkan kedalam alat
itu, tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang (W1). Syarat friabilitas yang
(𝑊𝑜−𝑊1)
Friksibilitas = x 100 %
𝑊𝑜
Ketetangan :
Wo = bobot 20 tablet yang diambil secara acak dan bebas dari debu
Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang dan alat
dijalankan. Uji waktu hancur menggunakan air 900 ml bersuhu 37°C. Sediaan
dinyatakan hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan massa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas, kecuali bagian dari
penyalut ataupun cangkang kapsul yang tidak larut. Kecuali dinyatakan lain waktu
hancur tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut (3).
10
4.6.8 Uji Disolusi
173,5 mL NaOH 0,2 N, dan ditambahkan aquadest sampai batas tanda 1000
mL.
pH 7,2
Dibuat larutan induk ibuprofen dengan konsentrasi 1000 ppm dalam larutan
ppm, 200 ppm, 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm, dan 400 ppm. Masing-masing
d. Uji Disolusi
metode dayung, kecepatan 100 rpm. Satu tablet yang telah ditimbang
11
dimasukkan ke dalam labu disolusi yang berisi 900,0 ml dapar fosfat pH 7,2
dengan suhu 37°C ± 0,5 °C. Diambil 10,0 ml sampel dengan pipet volume
pada menit ke 5; 10; 15; 30; 45; 60. Volume sampel yang diambil diganti
dengan dapar fosfat pH 7,2 suhu 37°C ± 0,5°C dengan volume yang sama
jumlah zat terlarut pada setiap waktu pengambilan sampel dengan bantuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat tablet ibuprofen dengan
dengan menggunakan pati biji nangka sebagai bahan eksipien pembuatan tablet
sifat alir yang jelek, dan ibuprofen juga tahan terhadap pemanasan dan
kelembapan (9).
fase dalam dan fase luar. Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan distribusi
zat aktif yang merata dan homogen. Setelah semua bahan tercampur dan menjadi
massa yang dapat dikepal dan mudah diayak, sehingga menghasilkan granul basah
12
Evaluasi granul bertujuan untuk mendapatkan granul dengan mutu yang baik,
yang terdiri dari pemeriksaan kadar air, sifat alir granul, bobot jenis, kadar
Uji kadar air dilakukan agar kada air pada granul tidak lebih dan tidak
(4)
kurang dari persyaratan yaitu 2-4% . Kadar air yang tinggi akan menyebabkan
penempelan pada die, sedangkan kadar air yang rendah dapat menyebabkan
(4)
laminating atau capping . Hasil penelitian dari uji kadar air yang didapatkan
Uji sifat alir granul dilakukan untuk mengetahui apakah aliran granul sudah
bagus, karena dengan aliran granul yang bagus maka granul akan mudah mengalir
dari hopper ke dalam cetakan. Pada uji ini dapat diketahui bahwa semua formula
memiliki sifat alir yang bagus, karena semua formula memiliki sifat alir yang
memenuhi persyaratan, yaitu ≥ 4 gram/detik (4). Hasil penelitian uji sifat alir yang
didapatkan dapat dilihat dalam tabel 5.1. Dimana hasil yang didapatkan memiliki
Hasil penelitian uji bobot jenis nyata granul yang didapatkan semua formula
0,3 g/mL. Sedangkan hasil penelitian uji bobot jenis mampat granul pada P500
13
dapat dilihat pada tabel 5.2. Hasil penelitian yang didapatkan pada kedua uji bobot
jenis ini telah memenuhi persyaratan yang baik, yaitu antara 0,2-0,6 g/mL (5). Dari
kedua uji bobot jenis ini akan mempengaruhi hasil kadar pemampatan dan
persentase kompresibilitas.
uji ini dapat dilihat dari volume granul pada pengetukan terakhir (V500).
14
Pada hasil uji kompresibilitas dapat menunjukkan bagaimana sifat aliran
dari granul. Dari hasil penelitian uji kompresibilitas dapat diketahui bahwa semua
Setelah semua uji granul dilakukan, maka granul siap dicetak menjadi
tablet. Sebelum dicetak, granul ditambahkan fase luar yaitu pelicin dan pelincir,
kedua fase luar tersebut ditambahkan agar aliran tablet menjadi bagus, sehingga
diperoleh tablet dengan bentuk dan bobot yang bagus serta seragam. Kemudian
dengan mutu yang baik, evaluasi tablet yaitu sifat organoleptik, keseragaman
15
Uji sifat organoleptis bertujuan untuk melihat warna, bau dan rasa tablet.
formula memiliki hasil yang sama, baik warna, bau dan rasa yaitu bewarna putih,
yang tidak jauh berbeda, dikarenakan semua formula dicetak dengan alat yang
sama. Uji keseragaman bobot merupakan uji fisik tablet untuk melihat tablet yang
dihasilkan memiliki kesamaan bobot atau terjadi penyimpangan bobot yang tidak
sesuai standar. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet dengan berat lebih
dari 300 mg ditimbang ± 20 tablet dan tidak lebih dari dua tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata 7,5% dan tidak boleh satu tablet lebih dari 15%
yang telah ditentukan, persyaratannya adalah diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
Ketebalan (mm)
Formula Diameter (mm)
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
16
1 10,45 4,41 ± 0,01 4,40 ± 0,01 4,40 ± 0,01
2 10,45 4,40 ± 0,01 4,41 ± 0,02 4,40 ± 0,01
3 10,45 4,41 ± 0,02 4,40 ± 0,01 4,41 ± 0,02
4 10,45 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,01 4,40 ± 0,01
5 10,45 4,40 ± 0,01 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,02
6 10,45 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,01
7 10,45 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,02 4,40 ± 0,01
8 10,45 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,02 4,41 ± 0,02
Adanya variasi berat atau bobot dan ukuran tablet ditentukan oleh
banyaknya granul di dalam ruang cetak sebelum dicetak. Oleh karena itu faktor-
berat tablet.
Uji kekerasan tablet dilakukan untuk memastikan bahwa tablet yang telah
dibuat tidak rapuh dan tidak mudah patah. Semua tablet memiliki kekerasan yang
Uji friabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah tablet capping atau tidak.
gesekan yang dialami sewaktu pengemasan dan pengiriman. Dari hasil yang
17
Formula Friabilitas (%)
1 0,72 ± 0,10
2 0,89 ± 0,10
3 0,72 ± 0,10
4 0,89 ± 0,10
5 0,78 ± 0,10
6 0,89 ± 0,10
7 0,72 ± 0,10
8 0,78 ± 0,10
terhadap gesekan yang dialami sewaktu pengemasan dan pengiriman. Dari hasil
<1%(5).
Uji waktu hancur tablet bertujuan untuk mengetahui berapa lama tablet
hancur dalam saluran cerna. Dari hasil uji waktu hancur yang diperolrh, semua
formula dinyatakan memenuhi persyaratan waktu hancur, yaitu <15 menit (3).
18
6 6,11 ± 0,04 6,13 ± 0,05 6,12 ± 0,03
7 10,09 ± 0,03 10,07 ± 0,03 10,11 ± 0,03
8 8,18 ± 0,10 8,17 ± 0,09 8,19 ± 0,14
telah terpecah dari tablet oleh bahan penghancur didalam saluran cerna, partikel-
partikel tersebut akan dilarutkan oleh cairan-cairan dalam saluran cerna. Uji
disolusi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan alat
disolusi tipe 2 (tipe dayung) dengan kecepatan 100 rpm dengan menggunakan
medium larutan dapar fosfat pH 7,2 dengan volume 900 mL dan temperature
dijaga konstan pada suhu 37oC. Pengujian disolusi ini dilakukan selama 60 menit
dengan pengambilan sampel cairan pada menit ke- 5, 10, 15, 30, 45, 60. Setiap
disolusi semua formula memenuhi persyaratan, yaitu tidak kurang dari 70% zat
Pada gambar 5.11 dapat dilihat hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 1
dan formula 2 sebagai pengikat telah memenuhi persyaratan yaitu tidak kurang
dari 70% zat aktif larut dalam waktu 30 menit. Dimana hasil yang didapatkan
formula 1 zat aktif sudah terlarut 86,98%, sedangkan formula 2 zat aktif sudah
terlarut 89,42%.
105.00
90.00
%Terdisolusi
75.00
60.00
45.00
Formula 1
30.00
Formula 2
15.00
0.00
5 10 1519 30 45 60
Waktu (menit)
Gambar 5.11. Hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 1 dan formula 2
Pada gambar 5.12 dapat dilihat hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 3
dan formula 4 sebagai penghancur telah memenuhi persyaratan yaitu tidak kurang
dari 70% zat aktif larut dalam waktu 30 menit. Dimana hasil yang didapatkan
formula 3 zat aktif sudah terlarut 89,67%, sedangkan formula 4 zat aktif sudah
terlarut 91,28%.
90.00
75.00
%Terdisolusi
60.00
45.00
Formula 3
30.00
Uji Disolusi Tablet Ibuprofen sebagai Pengisi Formula 4
15.00
105.00
0.00
90.00
5 10 15 30 45 60
75.00 Waktu (menit)
%Terdisolusi
Gambar60.00
5.12. Hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 3 dan formula 4
45.00
Pada gambar 5.13 dapat dilihat hasil uji disolusi tablet ibuprofen
Formula 5
formula 5
30.00
Formula 6
dan formula 615.00
sebagai pengisis telah memenuhi persyaratan yaitu tidak kurang
terlarut 91,53%.
20
Uji Disolusi Tablet Ibuprofen sebagai Pembanding Fase
Luar
105.00
90.00
Gambar 5.13. Hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 5 dan formula 6
75.00
%Terdisolusi
Pada gambar
60.00 5.14 dapat dilihat hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 7
Gambar 5.14. Hasil uji disolusi tablet ibuprofen formula 7 dan formula 8
21
6.1 Kesimpulan
1. Dari hasil evaluasi granul dan evaluasi tablet telah memenuhi persyaratan
persyaratan, yaitu tidak kurang dari 70% zat aktif dapat larut dalam waktu
30 menit
6.2 Saran
pati biji nangka sebagai bahan eksipien dengan zat aktif yang berbeda.
22
DAFTAR PUSTAKA
5. Lachman, L., H, Lieberman and J.L Kanig., 1994., “Teori dan Praktek
Farmasi Industri”, Vol.2 edisi ketiga, Lea & Febiger, Philadelphia, hal 293-
294, 296-307, 685-696, 697-705
23
9. Sofyan, Tri Yanuarto, dan Maria Dona Octavia. 2015. Pengaruh Kombinasi
Magnesium Stearat dan Talkum sebagai Lubrikan terhadap Profil
Disolusi Tablet Ibuprofen. Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Padang
24
LAMPIRAN 1
25
LAMPIRAN 2
Nangka
Dikupas
Pisahkan Biji dari Daging buah
Biji Nangka
Dicuci
Direbus sekitar 15 menit
Tiriskan
Kupas kulit
Dipotong tipis-tipis
DiKeringkan
Dihaluskan
Filtrat
Endapan Pati
Dikeringkan
Diayak
26
LAMPIRAN 3
Formula 1 Formula 2
Massa Basah
Granul Kering
Tablet
27
LAMPIRAN 4
Formula 3 Formula 4
Massa Basah
Granul Kering
Dilakukan evaluasi granul meliputi :
Penetapan kadar air, sifat alir granul,
kadar pemampatan, bobot jenis, indeks
kompresibilitas
Ditambahkan fase luar meliputi :
magnesium stearat, talk, pati biji nangka
Dicetak dengan mesin tablet
Tablet
Dilakukan evaluasi tablet meliputi :
organoleptik, keseragaman ukuran,
keseragaman bobot, friabilitas dan
friksibilitas, kekerasan, waktu hancur,
uji disolusi
28
LAMPIRAN 5
Formula 5 Formula 6
Massa Basah
Granul Kering
Dilakukan evaluasi granul meliputi :
Penetapan kadar air, sifat alir granul,
kadar pemampatan, bobot jenis, indeks
kompresibilitas
Ditambahkan fase luar meliputi :
magnesium stearat, talk, pati biji nangka
Dicetak dengan mesin tablet
Tablet
29
LAMPIRAN 6
FASE LUAR
Formula 7 Formula 8
Massa Basah
Dikeringkan di dalam lemari
pengering dengan suhu 40-50oC
Granul Kering
Dilakukan evaluasi granul meliputi :
Penetapan kadar air, sifat alir granul,
kadar pemampatan, bobot jenis,
indeks kompresibilitas
Ditambahkan fase luar meliputi :
magnesium stearat, talk, amilum
manihot
Dicetak dengan mesin tablet
Tablet
Dilakukan evaluasi tablet meliputi :
organoleptik, keseragaman ukuran,
keseragaman bobot, friabilitas dan
friksibilitas, kekerasan, waktu hancur,
uji disolusi
luar
30
LAMPIRAN 7
31
LAMPIRAN 8
32
LAMPIRAN 9
Tabel 5.1
Kadar Air
Formulasi Mean SD KV
R1 R2 R3
1 2,45 2,46 2,46 2,46 0,006 0,235
2 2,42 2,43 2,43 2,43 0,006 0,238
3 2,46 2,46 2,47 2,46 0,006 0,234
4 2,47 2,47 2,46 2,47 0,006 0,234
5 2,42 2,43 2,42 2,42 0,006 0,238
6 2,48 2,47 2,48 2,48 0,006 0,233
7 2,47 2,48 2,48 2,48 0,006 0,233
8 2,43 2,44 2,43 2,43 0,006 0,237
Tabel 5.2
33
LAMPIRAN 9
(LANJUTAN)
Tabel 5.3
V P
Formulasi W Mean SD KV
R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 20 62 63 63 0,323 0,317 0,317 0,319 0,003 0,926
2 20 53 54 54 0,377 0,370 0,370 0,373 0,004 1,083
3 20 57 58 58 0,351 0,345 0,345 0,347 0,003 1,007
4 20 52 51 52 0,385 0,392 0,385 0,387 0,004 1,125
5 20 55 55 56 0,364 0,364 0,357 0,361 0,004 1,037
6 20 50 50 51 0,400 0,400 0,392 0,397 0,005 1,140
7 20 62 63 63 0,323 0,317 0,317 0,319 0,003 0,926
8 20 53 54 54 0,377 0,370 0,370 0,373 0,004 1,083
34
LAMPIRAN 9
(LANJUTAN)
Tabel 5.4
Vn Pn
Formulasi Ketukan W Mean SD KV
R1 R2 R3 R1 R2 R3
10 58 59 58 0,34 0,34 0,34 0,34 0,00 0,98
50 55 56 56 0,36 0,36 0,36 0,36 0,00 1,04
1 20
100 54 54 54 0,37 0,37 0,37 0,37 0,00 0,00
500 52 52 52 0,38 0,38 0,38 0,38 0,00 0,00
10 49 50 50 0,41 0,40 0,40 0,40 0,00 1,17
50 47 48 47 0,43 0,42 0,43 0,42 0,01 1,21
2 20
100 45 45 45 0,44 0,44 0,44 0,44 0,00 0,00
500 44 44 44 0,45 0,45 0,45 0,45 0,00 0,00
10 53 54 54 0,38 0,37 0,37 0,37 0,00 1,08
50 51 52 51 0,39 0,38 0,39 0,39 0,00 1,12
3 20
100 49 49 49 0,41 0,41 0,41 0,41 0,00 0,00
500 47 47 47 0,43 0,43 0,43 0,43 0,00 0,00
10 49 48 48 0,41 0,42 0,42 0,41 0,00 1,19
50 47 46 46 0,43 0,43 0,43 0,43 0,01 1,24
4 20
100 45 45 45 0,44 0,44 0,44 0,44 0,00 0,00
500 43 43 43 0,47 0,47 0,47 0,47 0,00 0,00
10 51 51 52 0,39 0,39 0,38 0,39 0,00 1,12
50 49 49 50 0,41 0,41 0,40 0,41 0,00 1,16
5 20
100 47 47 48 0,43 0,43 0,42 0,42 0,01 1,21
500 46 46 46 0,43 0,43 0,43 0,43 0,00 0,00
10 46 46 47 0,43 0,43 0,43 0,43 0,01 1,24
50 44 44 44 0,45 0,45 0,45 0,45 0,00 0,00
6 20
100 42 42 42 0,48 0,48 0,48 0,48 0,00 0,00
500 41 41 41 0,49 0,49 0,49 0,49 0,00 0,00
10 58 59 58 0,34 0,34 0,34 0,34 0,00 0,98
50 55 56 56 0,36 0,36 0,36 0,36 0,00 1,04
7 20
100 53 54 54 0,38 0,37 0,37 0,37 0,00 1,08
500 52 52 52 0,38 0,38 0,38 0,38 0,00 0,00
10 49 50 50 0,41 0,40 0,40 0,40 0,00 1,17
50 47 48 47 0,43 0,42 0,43 0,42 0,01 1,21
8 20
100 45 45 45 0,44 0,44 0,44 0,44 0,00 0,00
500 44 44 44 0,45 0,45 0,45 0,45 0,00 0,00
35
LAMPIRAN 9
(LANJUTAN)
Tabel 5.5
V0 Vn KP
Formulasi Ketukan Mean SD KV
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
10 58 59 58 6,45 6,35 7,94 6,91 0,89 12,85
50 55 56 56 11,29 11,11 11,11 11,17 0,10 0,93
1 62 63 63
100 53 54 54 14,52 14,29 14,29 14,36 0,13 0,93
500 52 52 52 16,13 17,46 17,46 17,02 0,77 4,52
10 49 50 50 7,55 7,41 7,41 7,45 0,08 1,08
50 47 48 47 11,32 11,11 12,96 11,80 1,01 8,60
2 53 54 54
100 45 45 45 15,09 16,67 16,67 16,14 0,91 5,62
500 44 44 44 16,98 18,52 18,52 18,01 0,89 4,93
10 53 54 54 7,02 6,90 6,90 6,94 0,07 1,01
50 51 52 51 10,53 10,34 12,07 10,98 0,95 8,63
3 57 58 58
100 49 49 49 14,04 15,52 15,52 15,02 0,86 5,70
500 47 47 47 17,54 18,97 18,97 18,49 0,82 4,44
10 49 48 48 5,77 5,88 7,69 6,45 1,08 16,74
50 47 46 46 9,62 9,80 11,54 10,32 1,06 10,27
4 52 51 52
100 45 45 45 13,46 11,76 13,46 12,90 0,98 7,60
500 43 43 43 17,31 15,69 17,31 16,77 0,94 5,58
10 51 51 52 7,27 7,27 7,14 7,23 0,07 1,04
50 49 49 50 10,91 10,91 10,71 10,84 0,11 1,04
5 55 55 56
100 47 47 48 14,55 14,55 14,29 14,46 0,15 1,04
500 46 46 46 16,36 16,36 17,86 16,86 0,86 5,11
10 46 46 47 8,00 8,00 7,84 7,95 0,09 1,14
50 44 44 44 12,00 12,00 13,73 12,58 1,00 7,92
6 50 50 51
100 42 42 42 16,00 16,00 17,65 16,55 0,95 5,75
500 41 41 41 18,00 18,00 19,61 18,54 0,93 5,01
10 58 59 58 6,45 6,35 7,94 6,91 0,89 12,85
50 55 56 56 11,29 11,11 11,11 11,17 0,10 0,93
7 62 63 63
100 53 54 54 14,52 14,29 14,29 14,36 0,13 0,93
500 52 52 52 16,13 17,46 17,46 17,02 0,77 4,52
10 49 50 50 7,55 7,41 7,41 7,45 0,08 1,08
50 47 48 47 11,32 11,11 12,96 11,80 1,01 8,60
8 53 54 54
100 45 45 45 15,09 16,67 16,67 16,14 0,91 5,62
500 44 44 44 16,98 18,52 18,52 18,01 0,89 4,93
36
LAMPIRAN 9
(LANJUTAN)
Tabel 5.6
P Pn %Kompresibilitas
Formulasi Ketukan Mean SD KV
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
10 0,34 0,34 0,34 6,45 6,35 7,94 6,91 0,89 12,85
50 0,36 0,36 0,36 11,29 11,11 11,11 11,17 0,10 0,93
1 0,32 0,32 0,32
100 0,37 0,37 0,37 12,90 14,29 14,29 13,82 0,80 5,77
500 0,38 0,38 0,38 16,13 17,46 17,46 17,02 0,77 4,52
10 0,41 0,40 0,40 7,55 7,41 7,41 7,45 0,08 1,08
50 0,43 0,42 0,43 11,32 11,11 12,96 11,80 1,01 8,60
2 0,38 0,37 0,37
100 0,44 0,44 0,44 15,09 16,67 16,67 16,14 0,91 5,62
500 0,45 0,45 0,45 16,98 18,52 18,52 18,01 0,89 4,93
10 0,38 0,37 0,37 7,02 6,90 6,90 6,94 0,07 1,01
50 0,39 0,38 0,39 10,53 10,34 12,07 10,98 0,95 8,63
3 0,35 0,34 0,34
100 0,41 0,41 0,41 14,04 15,52 15,52 15,02 0,86 5,70
500 0,43 0,43 0,43 17,54 18,97 18,97 18,49 0,82 4,44
10 0,41 0,42 0,42 5,77 5,88 7,69 6,45 1,08 16,74
50 0,43 0,43 0,43 9,62 9,80 11,54 10,32 1,06 10,27
4 0,38 0,39 0,38
100 0,44 0,44 0,44 13,46 11,76 13,46 12,90 0,98 7,60
500 0,47 0,47 0,47 17,31 15,69 17,31 16,77 0,94 5,58
10 0,39 0,39 0,38 7,27 7,27 7,14 7,23 0,07 1,04
50 0,41 0,41 0,40 10,91 10,91 10,71 10,84 0,11 1,04
5 0,36 0,36 0,36
100 0,43 0,43 0,42 14,55 14,55 14,29 14,46 0,15 1,04
500 0,43 0,43 0,43 16,36 16,36 17,86 16,86 0,86 5,11
10 0,43 0,43 0,43 8,00 8,00 7,84 7,95 0,09 1,14
50 0,45 0,45 0,45 12,00 12,00 13,73 12,58 1,00 7,92
6 0,40 0,40 0,39
100 0,48 0,48 0,48 16,00 16,00 17,65 16,55 0,95 5,75
500 0,49 0,49 0,49 18,00 18,00 19,61 18,54 0,93 5,01
10 0,34 0,34 0,34 6,45 6,35 7,94 6,91 0,89 12,85
50 0,36 0,36 0,36 11,29 11,11 11,11 11,17 0,10 0,93
7 0,32 0,32 0,32
100 0,38 0,37 0,37 14,52 14,29 14,29 14,36 0,13 0,93
500 0,38 0,38 0,38 16,13 17,46 17,46 17,02 0,77 4,52
10 0,41 0,40 0,40 7,55 7,41 7,41 7,45 0,08 1,08
50 0,43 0,42 0,43 11,32 11,11 12,96 11,80 1,01 8,60
8 0,38 0,37 0,37
100 0,44 0,44 0,44 15,09 16,67 16,67 16,14 0,91 5,62
500 0,45 0,45 0,45 16,98 18,52 18,52 18,01 0,89 4,93
37
LAMPIRAN 10
Tabel 5.7
Hasil Uji Keseragaman Bobot Tablet Ibuprofen
Bobot Tablet (mg)
NO Formulasi 1 Formulasi 2 Formulasi 3 Formulasi 4 Formulasi 5 Formulasi 6 Formulasi 7 Formulasi 8
R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 300 300 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 310
2 290 300 300 300 300 300 290 310 290 300 300 300 290 300 300 300 300 300 310 310 300 300 300 300
3 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 310 300 300 300 300 300 290 290 310 300 300 300 300 300
4 290 300 300 300 290 300 300 290 290 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 290 310 300 300 300
5 300 300 300 300 300 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 290 300 300 300 290
6 300 290 310 300 300 290 300 300 300 300 310 300 300 300 310 310 300 310 300 300 300 310 300 300
7 310 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 310 300 300 290 310 300 300 300 300 300 300 300
8 300 310 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 300 290 310 300 300 300 300
9 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 290 300 300 300
10 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 300 300 300 290 300 300 300
11 300 310 300 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 300
12 300 300 300 310 300 300 300 300 300 290 300 300 300 310 300 310 300 300 300 300 300 300 300 300
13 300 300 300 300 310 310 300 290 300 300 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 300 300 300
14 310 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 290 290 300 300 290 300 300 300 310 300 300 290
15 300 300 300 300 300 300 300 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 300 300 300
16 300 300 300 300 290 300 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 300 290 290 300 300 300 300 290
17 300 300 310 300 300 290 300 300 300 300 310 300 300 300 310 300 300 290 300 290 300 310 300 300
18 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 300 290 300 300 300 300 300 300 300 310 300 300 290 300
19 300 300 300 310 300 300 300 300 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300 300 310 300 300 300 300
20 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 300 290 300 300 300 300 300 300 310 300 310 300 290 300
Mean 300 301 301 301 300 299 300 300 299 300 301 300 299 301 301 301 300 300 301 301 301 301 300 299
SD 4,59 3,94 3,08 3,94 4,59 4,47 4,59 3,94 3,66 4,59 4,47 3,94 4,47 3,94 3,08 4,47 4,59 5,10 5,10 6,05 5,53 3,08 3,94 4,47
KV 1,53 1,31 1,02 1,31 1,53 1,5 1,53 1,32 1,23 1,53 1,49 1,32 1,5 1,31 1,02 1,49 1,53 1,7 1,7 2,01 1,84 1,02 1,32 1,5
Persyaratan uji keseragaman bobot tablet dengan berat 300 mg yaitu tidak lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata
7,5%, dan tidak boleh satu tablet lebih dari 15% bobot rata-rata (1)
38
LAMPIRAN 10
(LANJUTAN)
Tabel 5.8
39
LAMPIRAN 10
(LANJUTAN)
Tabel 5.9
W1 % Friabilitas
Formulasi Wo Mean SD KV
R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 6 5,96 5,96 5,95 0,67 0,67 0,83 0,72 0,10 13,32
2 6 5,95 5,94 5,95 0,83 1,00 0,83 0,89 0,10 10,83
3 6 5,96 5,96 5,95 0,67 0,67 0,83 0,72 0,10 13,32
4 6 5,95 5,95 5,94 0,83 0,83 1,00 0,89 0,10 10,83
5 6 5,96 5,95 5,95 0,67 0,83 0,83 0,78 0,10 12,37
6 6 5,94 5,95 5,95 1,00 0,83 0,83 0,89 0,10 10,83
7 6 5,96 5,96 5,95 0,67 0,67 0,83 0,72 0,10 13,32
8 6 5,96 5,95 5,95 0,67 0,83 0,83 0,78 0,10 12,37
40
LAMPIRAN 10
(LANJUTAN)
Tabel 5.10
W1 % Friksibilitas
Formulasi Wo Mean SD KV
R1 R2 R3 R1 R2 R3
1 6 5,95 5,96 5,96 0,83 0,67 0,67 0,72 0,10 13,32
2 6 5,96 5,95 5,95 0,67 0,83 0,83 0,78 0,10 12,37
3 6 5,95 5,96 5,96 0,83 0,67 0,67 0,72 0,10 13,32
4 6 5,96 5,95 5,94 0,67 0,83 1,00 0,83 0,17 20,00
5 6 5,95 5,96 5,94 0,83 0,67 1,00 0,83 0,17 20,00
6 6 5,95 5,96 5,95 0,83 0,67 0,83 0,78 0,10 12,37
7 6 5,95 5,94 5,95 0,83 1,00 0,83 0,89 0,10 10,83
8 6 5,95 5,96 5,95 0,83 0,67 0,83 0,78 0,10 12,37
41
LAMPIRAN 10
(LANJUTAN)
Tabel 5.11
Persyaratan uji disolusi tablet ibuprofen yaitu tidak kurang dari 70% zat aktif
dapat larut dalam waktu 30 menit (3)
42
LAMPIRAN 11
TABLET IBUPFOREN
43