Anda di halaman 1dari 6

A.

Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin maju membuat manusia
menciptakan banyak tehnik dalam meneliti reaksi dari pemeriksaan
antigen dan antibodi. Kemajuan ini diperlukan karena penyakit yang
berkembang dalam kehidupan sehari-hari semakin beraneka ragam dan
susah untuk diidentifkasi dengan pemeriksaan yang sama terus-
menerus. Semakin banyak teknologi yang diciptakan makan semakin
mudah sebuah penyakit itu untuk diidentifikasi secara seksama.
Beberapa tehnik yang menggunakan reaksi dari antigen dan antibodi
adalah imunohistokimia, imunopresipitasi, radioimmuno essay, flow
cytometry, western bloting, affinity chromatography.
Dari permasalahan diatas, maka dari itu kami menulis makalah
tentang jenis- jenis pemeriksaan imunologi terkait dalam ikatan antara
antigen dan antibodi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tentang jenis-
jenis pemeriksaan imunologi terkait ikatan antigen dan antibodi saja.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang jenis-jenis pemeriksaan imunologi terkait
ikatan antigen dan antibodi.
C. Metode
Penulisan ini disusun berdasarkan sumber pustakan search engine google,
jurnal, dan text book.
D. Pembahasan
1. Imunohistokimia

Imunohistokimia adalah suatu metode untuk mendeteksi keberadaan


antigen spesifik didalam sel suatu jaringan dengan menggunakan prinsip
pengikatan antibodi (Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan yang hidup.
Nama imunohistokimia itu sendiri diambil dari kata “immune” yang
menunjukkan bahwa prinsip dasar dalam proses ini adalah penggunaan
antibodi dan “histo” yang menunjukkan hasil yang diberikan secara
mikroskopis.

Tehnik pemeriksaan ini memiliki manfaat untk mengidentifikasi,


lokalisasi, dana karakteristik suatu antigen tertentu, serta menentukan

1
diagnosis dan prognosis suatu kanker. Tempat untuk terjadinya ikatan
antara antibodi dan protein spesifik diidentifikasi dengan adanya marker
yang di lekatkan pada antibodi tersebut.

Ada dua metode untuk melakukan pemeriksaan jaringan dengan


imunohistokimia, yaitu:

1. Metode langsung (Direct method): metode langsung ini merupan metode


dengan pengecatan satu langkah karena hanya melibatkan satu jenis
antibodi, yaitu antibodi yang terlabel.
2. Metode tidak langsung (Indirect metod): metode ini di gunakan dengan cara
adanya dua macam antibodi, yaitu antibodi primer dan antibodi sekunder.
Nanti antibodi primer akan mengenali antigen yang diidentifikasi pada
jaringan yang nantinya fungsi dari antiodi sekunder yaitu akan berikatan
dengan antibodi primer yang telah berikatan dengan antigen pada jaringan
tersebut.
2. Imunopresipitasi

Imunopresipitasi merupakan tehnik pengendapan dari larutan antigen


protein yang digunakan sebagai antibodi yang secara khusus mengikat
protein tertentu. Prosedur imunopresipitasi adalah dengan menghilangkan
peptide dan protein larut dari larutan. Sedangkan protein yang bereaksi
secara spesifik dengan antibodi dapat dianalisis.

Didapatkan dua metode dalam melakukan pemeriksaan dengan


imunopresipitasi, yaitu:

1. Metode langsung (Direct): antibodi yang spesifik untuk preotein tertentu


atau sekelompok preotein ditambahkan secara langsung ke campuran
protein.
2. Metode tidak langsung (Indirect): antibodi yang spesifik bergerak pada
substrat yang padat. Substrat dengan antibodi terikat kemudian
ditambahkan ke capuran protein dan protein yang ditargetkan oleh antibodi
ditangkap.

2
3. Radioimmunoassay (RIA)

Radioimmunoassay merupakan metode laboratorium (in vitro


method) untuk mengukur dengan relatif tepat jumlah zat yang ada pada
tubuh pasien dengan isotop radioaktif yang bercampur dengan antibodi
yang disisipkan ke dalam sampel. RIA memiliki fungsi untuk mengetahui
kandungan zat biologik tertentu dalam tubuh yang jumlahnya sangat kecil,
seperti hormo insulin, tiroksin, enzim dan lain-lain. Prinsip kerja RIA adalah
dengan kompetisi antara antigen (bahan biologi yang diperiksa) dengan
antigen radioaktif dalam memperebutkan antibodi yang jumlahnya terbatas.

Teknik RIA digunakan pada bidang medis untuk mengetahui suatu


diagnosis, terapi pengobatan atau untuk penelitian. Untuk keperluan
diagnosis, teknik RIA digunakan untuk mendeteksi kandungan obat-obatan
terlarang (narkotika) pada darah.

Dasar kerja dari RIA adalah untuk mengetahui perbandingan


konsentrasi antibodi yang terdapat paa bagian tabung dan antigen yang
terdapat dalam sampel dengan menggunakan radioaktif. Sehingga
parameter efisiensi harus diperhaikan secara detail. Efesisensi detektor
adalah suatu nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah pulsa
listrik yang dihasilkan detektor terhadap jumlahradiasi yang diterima.

4. Flow Cytometry
Flow cytometry merupakan tehnik pengukuran (metri) jumlah dan
sifa-sifat sel (cyto) yang dibungkus oleh aliran cairan (flow) melalui celah
sempit yang ditembus oleh seberkas sinar laser. Untuk identifikasi antigen,
dapat digunakan berbagai zat pewarna fluorokrom. Fluorokrom merupakan
suatu senyawa fluoresein yang dapat berpendar saat mengalami eksitasi oleh
sinar dengan panjang gelombang tertentu. Fluorokrom yang sering
digunakan dalam flow cytometry, yaitu fluorescein isothyocyanate (FITC).
Flow cytometry dengan cell sorting (fluorescence activated cell
sorter, FACS) memiliki aplikasi dalam sejumlah bidang, meliputi:

3
a. Analisis dan pemisahan subpopulasi limfosit dengan menggunakan antibodi
monoklonal terhadap antigen permukaan yang diberi label dengan zat warna
fluorokrom.

b. Pemisahan limfosit yang memproduksi berbagai kelas imunoglobulin


dengan menggunakan antibody monoklonal terhadap kelas dan subkelas Ig
spesifik dan tipe L-chain.

c. Memisahkan sel hidup dari sel mati.

d. Analisis kinetik atau siklus sel dan kandungan DNA atau RNA.

5. Western Blotting
Western Blotting dilakukan untuk mendeteksi protein yang spesifik
dalam suatu campuran yang rumit. Western Blotting menggunakan SDS-
PAGE (sodium dodecyl sulphate-polyacrylamide gel electrophoresis),
sebuah gel elektroforesis untuk memisahkan berbagai macam protein di
sebuah campuran berdasarkan bentuk dan ukurannya. Ikatan protein yang
telah dipresentasikan akan ditransfer ke membrane nitroselulosa, di mana
akan dicari pasangannya dengan antibodi yang spesifik untuk dideteksi
lebih lanjut.
Prosedur yang paling sering digunakan
pada pemeriksaan protein ini adalah enzyme-
linked antibody. Setelah terbentuk konjugat
enzim-antibodi, penambahan substrat
kromogenik yang tidak larut dalam air akan
memberikan pewarnaan yang kuat pada daerah
tersebut.
Western Blotting juga mampu digunakan
untuk mengestimasi kuantitas protein yang ada
di dalam campuran.
Selain itu, Western Blotting juga mampu
mengkonfirmasi tes HIV, di mana prosedur yang
digunakan adalah menetapkan apakah pasien mempunyai antibodi yang
bereaksi dengan satu atau lebih protein virus atau tidak. Western blotting

4
juga digunakan untuk mendemostrasikan antibodi yang spesifik dengan
serum untuk diagnosis neurocysticercosisi dan tubercular meningitis.
6. Affinty Chromatography
Affinty Chromatography adalah metode untuk
memisahkan campuran biokimia berdasarkan interaksi
yang sangat spesifik antara antigen dan antibodi, enzim
dan substrat, reseptor dan ligan, atau protein dan asam
nukleat. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memurnikan
molekul biologis dalam campuran dengan memanfaatkan
sifat molekuler.
Selektivitas yang tinggi dari Affinity
Chromatogrpahy didapatkan dengan cara
menginteraksikan molekul yang diinginkan pada fase
diam, lalu membuatnya terikat di dalam kolom agar bisa
dipisahkan dari bahan tidak diinginkan yang tidak
berinteraksi dan terelusi lebih dahulu. [1] Molekul yang
tidak lagi dibutuhkan pertama kali dicuci dengan
penyangga sementara protein yang diinginkan dilepaskan dengan adanya
pelarut elusi (dengan konsentrasi garam yang lebih tinggi). Proses ini
menciptakan interaksi yang kompetitif antara protein yang diinginkan dan
molekul stasioner yang tidak bergerak, yang akhirnya memungkinkan
protein yang telah dimurnikan segera dilepaskan.
Affinity Chromatograhy dapat digunakan untuk memurnikan dan
memusatkan zat dari campuran ke dalam larutan penyangga, mengurangi
jumlah zat yang tidak diinginkan dalam campuran, mengidentifikasi
senyawa biologis yang mengikat zat tertentu, memurnikan dan memusatkan
larutan enzim.

5
Daftar Pustaka

Urh M., Simpson D., Zhao K. (2009). Affinity Chromatography: General


Methods, Methods Enzymol, 463, 417-38
Parija, S. C. 2012. Textbook of Microbiology 2nd Edition. Haryana: Elsevier, pp 114

Bonifacino, J. S., Dell’Angelica, E. C. And Springer, T. A. 2001.


Immunoprecipitation. Current Protocol in Molecular Biology.

Masjhur, J. S. 2009. Perkembangan Aplikasi Teknologi Nuklir Dalam Bidang


Kedokteran. Bandung : Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.

Nunez, R. 2001. DNA Measurement and Cell Cycle Analysis by Flow Cytometry.
Current Issues in Molecular Biology.

Anda mungkin juga menyukai