BAB II
TINJAUAN UMUM
terletak pada daerah Barat Daya kota Palembang di Kecamatan Lawang Kidul,
15.421 Ha dan memiliki 3 lokasi penambangan yaitu : Tambang Air Laya (TAL)
dengan luas ± 7.621 Ha, Muara Tiga Besar (MTB) dengan luas ± 3.300 Ha, dan
Banko Barat dengan luas ± 4.500 Ha. Semua itu tercantum dalam wilayah Kerja
rendah dengan beberapa bukit disekitarnya, yaitu Bukit Murman, Bukit Munggu,
Bukit Tapuan, dan Bukit Asam serta dilalui oleh dua buah sungai yaitu Sungai
Enim disebelah Timur dan Sungai Lawai disebelah Barat. Daerah sepanjang
Sungai Enim merupakan dataran rendah dengan bukit tertinggi adalah Bukit Asam
Gambar 2.1
Untuk menuju ke daerah operasi Tambang Air Laya dapat ditempuh dengan
AIR LAYA
TAL
BWE SISTEM Selatan TIMBUNAN
BANKOPIT
MTBS 3
KANTOR STOCKPILE
TOWN SITE PTBA
TIMBUNAN
PTBA BANKO
PLTU
BANJARSARI
2 X 100 MW
PIT 1
Gambar 2.2. Peta Lokasi Tambang di Unit Pertambangan Batubara Tanjung Enim
6
Selatan yang merupakan salah satu cekungan penghasil bahan bakar fosil
antara Lempeng Samudera Hindia dengan Lempeng Benua Eurasia. Tumbukan ini
kepulauan ‘luar’ non gunung api, cekungan muka busur, busur gunung api
(Pegunugan Bukit Barisan) dan cekungan belakang busur yang berlangsung pada
yang berumur Tersier dan terletak di belakang busur gunung api atau sebelah
Selama zaman tersier Paparan Sunda telah mengalami dua kali gerak rotasi
yang berlawanan dengan arah jarum jam sebesar 42 derajat. Secara garis besar
akibatnya timbul gerak rotasi Right Lateral antara lempeng Samudra Hindia
mengalami peremajaan.
terbetuk pada akhir Tersier – Kuarter ketika kegiatan tektonik berlanjut dan
terlipat.
struktur Antiklin agak curam dan asimetrik disertai sesar naik yang ke bawah
disertai sesar naik yang ke bawah menjadi patahan batuan dasar. Kondisi
tanjung Enim yaitu dengan adanya struktur Antiklin. Asimetrik suatu sesar naik
8
mengakibatkan dua tempat yang relatif dekat akan terdapat perbedaan yang
2.2.1 Stratigrafi
Batuan Pra-tersier yang terdiri atas batuan metamorf dan batuan beku
merupakan dasar/alas Cekungan Tersier Sumatera Selatan. Satuan batuan ini telah
periode pengangkatan dan pengikisan terdiri atas tiga bagian/daur, yaitu urutan
Talang Akar), urutan genang laut berumur Miosen Tengah (Formasi Baturaja dan
Gumai), dan urutan susut laut berumur Miosen Akhir-Plistosen (Formasi Air
Gambar 2.4 Peta Geologi Regional Area Muaraenim dan Sekitarnya (Sunarjanto, 2008)
Tebal
Formasi Litologi
(m)
Kasai >200 Tuff, batupasir tufaan dan batulempung
Muara Enim 250 – 800 Batulempung berinterkalasi dengan
dengan proses geologi yang terjadi selama proses benturan antara Lempeng
adanya periode kegitan tektonik tersebut. Perlipatan dan sesar yang terbentuk
Pegunungan Bukit Barisan / Eastern Foot Hills (Tim Geologi PTBA, 2008).
elevasi mencapai 370 m (titik tertinggi 280 m sedangkan titik terendah -90 m).
Pada area ini terdapat batuan sedimen dari Formasi Muara Enim, intrusi andesit
dan soil cukup tebal. Terdapat 2 bukit intrusi yang terlihat sangat menonjol yaitu
Bukit Asam dan Bukit Tapuan. Perbatasan sebelah timurlaut terdapat area
penambangan Air Laya, sebelah baratdaya merupakan Bukit Munggu dan area
perumahan PTBA. Sungai terdekat adalah sungai Enim di sebelah Timur dan
sungai Lawai di sebelah barat. Sungai Enim mengalir ke arah utara sedangkan
sungai Lawai mengalir ke arah timur dan bermuara di Sungai Enim. Jenis-jenis
rerumputan.
2.3.2 Stratigrafi
menempati bagian dari Cekungan Sumatera Selatan. Cekungan ini dibagi menjadi
empat subbagian yaitu M1, M2, M3, dan M4 (Sunarjanto, dkk., 2008). Anggota
kurang dari 2 meter. Hanya ada satu lapisan batubara yang cukup tebal, yaitu
Tanah penutup terdiri dari endapan sungai tua ( pasir dan kerikil )
batulempung dan lapisan batulanau yang silicified dan juga terdapat clay iron
2. Lapisan batubara
dengan yang lainnya oleh interburden (lapisan antara). Jenis batubara Air Laya
Stratigrafi lapisan batubara yang termasuk dalam formasi Muara Enim, adalah
sebagai berikut :
lumpur serta batu pasir halus. Pada bagian ini dijumpai adanya nodul-nodul clay
ironstone yang berbentuk cakram terdapat lapisan gantung batubara dengan tebal
diatas 0,25 cm dan lapisan carbones beds antara 0,2 – 0,8 meter.
13
Lapisan ini dicirikan oleh adanya tufa yang berwarna putih dan abu-abu.
d) Lapisan batubara A2
Lapisan ini memiliki ciri khusus, yaitu adanya lapisan silikat di bagian atas
dan adanya berkas tanahliat pada bagian tengah, dimana ketebalan maksimum
terdapat pada bagian timur laut dan barat laut. Ketebalan antara 9-12,9 meter.
e) Lapisan Interburden A2 – B1
Lapisan ini terdiri dari lempung dan tanahliat, yang dikenal dengan nama
g) Lapisan Interburden B1 – B2
Terdiri dari lapisan batu pasir karbonat hitam dengan ketebalan berkisar
antara 2 – 5 meter.
i) Lapisan Interburden B2 – C
14
Ketebalan lapisan antara 25 – 40 meter, terdiri dari glauconit silt, silt dan
batu pasir.
j) Lapisan batubara C
Lapisan ini merupakan lapisan batubara tunggal dan umumnya tidak
memiliki lapisan pengotor. Ketebalan rata-rata 7-10 meter, pada bagian timur Laut
Gambar 2.5 Kolom Stratigrafi dan Lithologi Endapan Batubara Tambang Air Laya
Tanjung Enim