Anda di halaman 1dari 65

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU

SOCIAL ENTREPRENEUR POSDAYA KREATIF


DI KECAMATAN BOGOR BARAT

SUHARTINI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Karakteristik


dan Perilaku Social Entrepreneur Posdaya Kreatif di Kecamatan Bogor Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014

Suhartini
NIM H34100014
ABSTRAK
SUHARTINI. Analisis Karakteristik dan Perilaku Social Entrepreneur Posdaya
Kreatif di Kecamatan Bogor Barat. Dibimbing oleh ANDRIYONO KILAT
ADHI.

Social Entrepreneur adalah seseorang yang mampu menyelesaikan


masalah sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip Entrepreneur. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis karakteristik kader posdaya dan perilaku social
entrepreneur serta hubungan antara karakteristik kader posdaya dan perilaku
social entrepreneur posdaya kreatif di Kecamatan Bogor Barat. Alat analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif, uji Chi Square, dan uji Rank Spearman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kader posdaya yang memiliki
perilaku tertinggi adalah kader posdaya perempuan, berusia dewasa (26-45 tahun),
lulusan SMA, bekerja sebagai wirausaha, menjadi kader selama 4-6 tahun, dan
memiliki etika yang tinggi. Berdasarkan hasil dari uji Chi Square dan uji Rank
Spearman menunjukkan bahwa sebagian besar karakteristik responden tidak
memiliki hubungan yang nyata dengan unsur-unsur perilaku social entrepreneur.
hanya terdapat hubungan nyata (α = 0.05) antara jenis kelamin dengan perilaku,
visioner dengan tindakan, visioner dengan perilaku, kreatif dengan sikap, kreatif
dengan perilaku, berjiwa entrepreneur dengan sikap, berjiwa entrepreneur dengan
perilaku, beretika dengan tindakan dan beretika dengan perilaku.

Kata Kunci : karakteristik, perilaku, posdaya kreatif, social entrepreneur

ABSTRACT
SUHARTINI. Analysis of Characteristics and Social Entrepreneur Behavior
Posdaya Kreatif in West Bogor Subdistrict. Supervised by ANDRIYONO
KILAT ADHI.

Social Entrepreneur is someone who is able to resolve social problems by


using the principles of Entrepreneur. This study aimed to analyze the
characteristics of the individual and social behaviors posdaya kreatif entrepreneur
and the relationship between behavioral characteristics of individuals with social
entrepreneur creative’s posdaya in West Bogor subdistrict. The analytical tool
used are descriptive analysis, Chi Square test and Spearman Rank test. The
results showed that the behavioral characteristics of individuals who have the
highest social entrepreneur are woman, aged adults (26-45 years), high school
educated, worked as an entrepreneur, being a cadre Posdaya for 4-6 years, and
high ethical. Based on the results of the Chi Square and Spearman Rank indicates
that most of the characteristics of the respondents do not have a real relationship
with the elements of behavior Social Entrepreneur. Only there is a real
connection between the actions and visionary, creative and attitude,
entrepreneurial and attitude, and ethics in action.

Keywords: behavior, characteristics, posdaya kreatif, social entrepreneur


ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PERILAKU
SOCIAL ENTREPRENEUR POSDAYA KREATIF
DI KECAMATAN BOGOR BARAT

SUHARTINI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT atas kuasa dan kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian tugas akhir yang berjudul Analisis Karakteristik dan
Perilaku Social Entreprenenur Posdaya Kreatif di Kecamatan Bogor Barat,
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi. Penelitian
ini dilaksanakan di 6 kelurahan, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor dari bulan
Mei 2014 hingga Juni 2014.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan keluarga penulis
yang senantiasa memberikan perhatian, dorongan semangat dan kasih sayang
selama penulis belajar, Febriantina, SE. MSc. MM selaku dosen pembimbing
akademik atas bimbingan, ajaran dan didikannya selama ini, Dr.Ir. Andriyono
Kilat Adhi selaku dosen pembimbing skripsi atas perhatian, bantuan, arahan, dan
bimbingan kepada penulis dalam penulisan tugas akhir ini, dan semua pihak yang
telah memberikan semangat dan dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian tugas akhir ini dengan baik. Penulis mohon maaf bila
dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat kekurangan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2014

Suhartini
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN x
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 5
Tujuan Penelitian 6
Manfaat Penelitian 6
Ruang Lingkup Penelitian 6
TINJAUAN PUSTAKA 7
Karakteristik Kader Posdaya Kreatif 7
Karakteristik Social Entrepreneur 7
Perilaku Sociopreneur Posdaya Kreatif 8
KERANGKA PEMIKIRAN 9
Kerangka Pemikiran Teoritis 9
Kerangka Pemikiran Operasional 11
METODE PENELITIAN 13
GAMBARAN UMUM 19
HASIL DAN PEMBAHASAN 23
Karakteristik Kader Posdaya 23
Karakteristik Social Entrepreneur 26
Perilaku Social Entrepreneur 29
SIMPULAN DAN SARAN 37
Simpulan 37
Saran 37
DAFTAR PUSTAKA 38
LAMPIRAN 39
RIWAYAT HIDUP 55
DAFTAR TABEL
1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat tahun 2007 - 2012 1
2 Jumlah penduduk miskin di Kota Provinsi Jawa Barat tahun 2007-2013 2
3 Jumlah penyandang permasalahan sosial di Kecamatan Bogor Barat
tahun 2011-2012 3
4 Kriteria Penilaian Skor Kuesioner 15
5 Distribusi kader posdaya berdasarkan jenis kelamin 24
6 Distribusi kader posdaya berdasarkan usia 24
7 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat pendidikan 25
8 Distribusi kader posdaya berdasarkan status pekerjaan 25
9 Distribusi kader posdaya berdasarkan lama kepengurusan 26
10 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat visioner 26
11 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat kreatif 27
12 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat berjiwa entrepreneur 28
13 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat beretika 28
14 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat inovasi sosial 28
15 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan tingkat pengetahuan 29
16 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan tingkat sikap 30
17 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan tingkat tindakan 30
18 Sebaran kader posdaya berdasarkan perilaku social entrepreneur 31
19 Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Social Entrepreneur Posdaya
Kreatif Tahun 2014 32

DAFTAR GAMBAR
1 Kerangka Pemikiran Operasional analisis karakteristik dan perilaku
Social Entrepreneur posdaya kreatif 12

DAFTAR LAMPIRAN
1 Kuesioner penelitian 40
2 Data Karakteristik Kader Posdaya Kreatif Kecamatan Bogor Barat Mei-
Juni 2014 45
3 Skor Karakteristik Social Entrepreneur Kecamatan Bogor Barat Mei-
Juni 2014 46
4 Skor Responden terhadap perilaku Social Entrepreneur dan unsur-
unsurnya 47
5 Hasil Kriteria penilaian Skor Kuesioner Perilaku Social Entrepreneur
Kecamatan Bogor Barat Mei-Juni 2014 48
6 Uji Reliabilitas dan validitas kuesioner 49
7 Hasil Output Uji Rank Spearman 51
8 Hasil Uji Chi Square kuesioner 52
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki potensi


agribisnis yang sangat besar. Selain sumberdaya alam, sumberdaya manusia di
Indonesia jumlahnya juga sangat banyak. Akan tetapi, sumberdaya ini belum bisa
dimanfaatkan secara optimal. Jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat
tinggi yaitu 28,07 juta orang atau sekitar 11,37% dari jumlah penduduk di Indonesia
(BPS 2013). Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia masih terjadi ketidakmerataan
atau kesenjangan ekonomi.
Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai macam upaya untuk
menanggulangi masalah kemiskinan di Indonesia. Sebagian dari upaya
penanggulangan ini membawa hasil, sebagiannya tidak memberikan dampak apa-
apa. Tingginya tingkat kemiskinan ini selaras dengan tingginya tingkat
pengangguran. Jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,39 juta orang
dengan jumlah tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 6,25% (BPS 2013).
Pada era globalisasi, sumberdaya manusia Indonesia harus memiliki
minimal tiga karakteristik pokok yaitu produktif sebagai angkatan kerja,
kejernihan pikiran dan cerdas, serta kreatif. Pada kenyatannya, sumberdaya
manusia di bidang agribisnis pada saat ini memiliki karakteristik dengan etos kerja
yang rendah, starata pendidikan yang kurang menunjang, wawasan kepemimpinan
yang rendah, serta wawasan kepemimpinan yang sempit (Pambudy et al. 1999).
Pengukuran kualitas sumberdaya manusia dapat ditunjukkan dengan tingkat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Nilai IPM diperoleh dari penjumlahan 3
indikator yaitu kesehatan, pendidikan, dan daya beli masyarakat. Indikator yang
ketiga yaitu daya beli masyarakat sangat erat kaitannya dengan kemiskinan
masyarakat. Pada tahun 2012, tingkat IPM di Indonesia sebesar 73,29. Jumlah ini
meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai 72,77 (BPS 2013).
Tabel 1 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Barat tahun 2007 - 2012
No Tahun IPM
1 2007 70,71
2 2008 71,12
3 2009 71,64
4 2010 72,29
5 2011 72,73
6 2012 73,11
Sumber: BPS diolah (2013)
Peningkatan IPM di Indonesia tersebar di berbagai daerah, salah satunya di
daerah Jawa Barat. Berdasarkan informasi dari BPS, nilai IPM masyarakat di
2

provinsi Jawa Barat dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang


mengindikasikan bahwa kualitas SDM di Jawa Barat juga semakin meningkat.
Nilai IPM yang tinggi menunjukkan bahwa kemampuan daya beli
masyarakat tinggi, artinya tingkat kemiskinan rendah. Hal ini senada dengan
kenyataan di lapang. Berdasarkan informasi dari BPS, jumlah penduduk miskin di
kota Provinsi Jawa Barat hampir selalu mengalami penurunan setiap tahunnya.
Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin di kota Provinsi Jawa Barat mencapai
2.501.000 orang.
Tabel 2 Jumlah penduduk miskin di Kota Provinsi Jawa Barat tahun 2007-2013
No Tahun Jumlah (000) orang
1 2007 2 654,6
2 2008 2 617,4
3 2009 2 531,4
4 2010 2 350,50
5 2011 2 654,69
6 2012 2 576,10
7 2013 2 501
Sumber: BPS diolah (2013)

Bogor adalah satu kota besar di Indonesia. Letak kota Bogor yang berada di
dekat pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta dengan jarak sekitar 50 Km
dan berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor menjadikan Kota Bogor
mempunyai potensi yang strategis bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi
dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri, perdagangan, transportasi,
komunikasi, dan pariwisata.
Pada tahun 2012, IPM kota Bogor sudah mencapai 76,40. Nilai IPM kota
Bogor lebih tinggi dibanding nilai IPM jawa Barat yang hanya mencapai 73,11
pada tahun 2012. Berdasarkan RPJMD, IPM untuk kota Bogor pada tahun 2014
ditargetkan nilainya mencapai angka 80,73.
Salah satu dari 6 kecamatan yang ada di Kota Bogor adalah kecamatan
Bogor Barat. Kecamatan Bogor memiliki luas wilayah 3.174,00 Ha atau sekitar
0,3 % dari luas wilayah Kota Bogor secara keseluruhan. Kecamatan Bogor Barat
memiliki visi menjadi kecamatan yang aman, tertib dan nyaman menuju
masyarakat sejahtera. Kecamatan Bogor Barat juga memiliki 4 misi untuk
mewujudkan visinya. Dari keempat misi tersebut, terdapat satu misi yang
bersinergi dengan program pemerintah dalam meningkatkan sektor agribisnis di
Indonesia, yaitu mendorong dan menumbuhkembangkan ekonomi rakyat yang
berbasiskan potensi sumber daya lokal.
Bogor Barat memiliki 16 kelurahan yaitu kelurahan Menteng, Pasir Kuda,
Pasir Jaya, Pasir Mulya, Gunung Batu, Bubulak, Situ Gede, Margajaya,
Balumbang Jaya, Semplak, Cilendek Timur, Cilendek Barat, Curug, Loji, Curug
Mekar, dan Sindang Barang. Setiap kelurahan di Bogor Barat memiliki potensi
sumber daya lokal yang berbeda. Potensi lokal di setiap kelurahan inilah yang
dapat menumbuhkembangkan perekonomian di Bogor Barat. Pada Tahun 2012,
3

Kecamatan Bogor Barat memiliki 796 RT (Rukun Tetangga) dan 196 RW (Rukun
Warga). Sedangkan pada tahun 2009 jumlah RT ada 769 dan RW 191, hal ini
terjadi sebagai akibat dari adanya pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi.
Jumlah penduduk yang semakin meningkat tiap tahunnya berdampak pada adanya
jumlah tenaga kerja yang semakin meningkat juga di Kecamatan Bogor Barat 1.
Di kota Bogor sendiri, kemiskinan dianggap sebagai salah satu
permasalahan sosial. Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial yang ingin
diselesaikan oleh pemerintah kota Bogor. Berbagai program pemerintah untuk
mengatasi masalah kemiskinan telah dilakukan, salah satunya adalah program
pemberian dana hibah. Di kecamatan Bogor Barat sendiri, jumlah kemiskinan
masih tinggi. Jumlah fakir miskin pada tahun 2012 mengalami peningkatan
menjadi 9803 orang. Padahal sebelumnya pada tahun 2011 jumlahnya hanya 9508
orang.

Tabel 3 Jumlah penyandang permasalahan sosial di Kecamatan Bogor Barat


tahun 2011-2012
Permasalahan sosial 2011 2012
Anak terlantar 160 152
Balita terlantar 39 46
Lansia terlantar 96 71
Anak nakal 0 0
Korban narkoba 31 29
Eks penderita penyakit kronis 0 7
Gelandangan 6 2
Pengemis 40 33
Tuna susila 22 27
Fakir miskin 9508 9803
Sumber : Kecamatan Bogor Barat dalam angka 2012
Berdasarkan pernyataan dari PBB, suatu negara akan mampu membangun
perekonomiannya apabila memiliki wirausaha sejumlah dua persen dari total
penduduknya. Berbagai macam penelitian juga menyatakan hal yang sama.
Kewirausahaan adalah salah satu solusi untuk mengatasi masalah kemiskinan.
Kewirausahaan diartikan sebagai usaha atau kegiatan dalam rangka meningkatkan
nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitas
maupun manfaatnya (Juwaini 2011). Kewirausahaan pada zaman sekarang terbagi
menjadi beberapa kategori, salah satunya adalah kewirausahaan sosial atau social
entrepreneurship.
Salah satu solusi untuk mencegah dan mengurangi adanya permasalahan
sosial terkait kemiskinan yaitu dengan memberdayakan masyarakat melalui model

1
Profil Kota Bogor Kecamatan Bogor Barat. http://profilwilayah.kotabogor.go.id/ [Diakses
tanggal 26 Mei 2014]
4

Social Enterpreneur. Sektor agribisnis dari komoditas unggulan lokal pada setiap
kelurahan di Kecamatan Bogor Barat dapat dikembangkan oleh masyarakat
melalui pengelolaan oleh Social Enterpreneur. Pembukaan lapangan usaha
melalui jiwa wirausaha sosial atau Social Enterpreneur diharapkan mampu
mengurangi jumlah pengangguran. Seorang Social Enterpreneur menciptakan
usaha yang sesuai dengan kemampuan masyarakat. Usaha yang berbasiskan
komoditas unggulan lokal dan kearifan lokal terbukti mampu berkembang dan
mampu mengurangi angka kemiskinan.
Kewirausahaan sosial atau Social Enterpreneurship merupakan kegiatan
yang ditujukan terutama pada penciptaan nilai sosial atas dan di atas eksternalitas
positif biasa mencari keuntungan bisnis (Paredo 2008). Karakter seorang Social
Enterpreneur sangat dibutuhkan di perkotaan. Peran mereka untuk meningkatkan
perekonomian sangat besar. Para sociopreneur memiliki jiwa bisnis yang mampu
mengajak para masyarakat untuk bekerjasama dalam memanfaatkan potensi lokal
yang mereka miliki.
Social Enterpreneur memiliki peranan yang penting dalam memajukan
usaha-usaha mikro dan kecil menengah di kalangan masyarakat. Bentuk dari
Social Enterpreneur yang ada di masyarakat adalah seorang kader Posdaya.
Posdaya merupakan gagasan baru yang muncul sebagai salah satu respon terhadap
himbauan pemerintah Indonesia untuk membangun kualitas manusia. Posdaya
atau pos pemberdayaan keluarga adalah wadah silaturrahim warga yang berada di
tingkat RW. Posdaya dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Posdaya pertama kali didirikan di Desa Girimulya Kecamatan Cibungbulang
Kabupaten Bogor oleh IPB pada tahun 2007.
Berdasarkan Laporan Akhir tahun dari P2SDM LPPM IPB tahun 2013,
jumlah posdaya di Indonesia pada tahun ini mencapai hampir 30.000.
Pertumbuhan jumlah posdaya yang sangat tinggi mengindikasikan bahwa posdaya
mampu beradaptasi dan diterima oleh masyarakat Indonesia. Posdaya dibentuk
dari empat aspek pokok yaitu pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.
Keempat aspek tersebut adalah aspek yang sudah ada di masyarakat. Posdaya
hanya menjadi penghubung dan pemersatu dari keempat aspek tersebut.
Perkembangan posdaya semakin tinggi memerlukan tingkat pengukuran dan
kriteria keberhasilan posdaya. Berdasarkan tingkat kinerja posdaya, posdaya
dikategorikan dalam 5 kelompok yaitu posdaya potensial, dinamis, produktif,
kreatif, dan inovatif. Penentuan skor kinerja posdaya diukur dari aspek
kesekretariatan, kemitraan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.
Kota Bogor memiliki 68 posdaya yang tersebar di 68 kelurahan. Posdaya-
posdaya tersebut memiliki kategori yang berbeda. Tingkatan kategori tertinggi
yang dicapai kota Bogor adalah posdaya kreatif. Terdapat 15 posdaya yang berada
pada kategori posdaya kreatif di kota Bogor (Muljono et al. 2013). Dari ke lima
belas posdaya tersebut, enam posdaya di antaranya berada di kota Bogor
kecamatan Bogor Barat. Posdaya-posdaya yang masuk dalam kategori posdaya
kreatif di Kecamatan Bogor Barat adalah posdaya Kenanga, Sejahtera, Mandiri,
Puspa Lestari, Bina Sejahtera, dan Panca Galih.
Posdaya atau Pos Pemberdayaan Keluarga merupakan salah satu bentuk
organisasi masyarakat yang ada di wilayah RW. Posdaya setidaknya memiliki 7
kader. Di Kecamatan Kota Bogor Barat terdapat 6 posdaya yang tergolong
5

sebagai posdaya kreatif. Posdaya-posdaya ini mampu meningkatkan tingkat


kesejahteraan masyarakat di RW-nya. Karakteristik dan perilaku kader posdaya
kreatif di Kecamatan Bogor Barat perlu dikaji sehingga didapatkan informasi
tentang karakteristik dan perilaku Social Enterpreneur posdaya kreatif.

Perumusan Masalah

Sejak posdaya pertama kali didirikan di Indonesia pada tahun 2007,


pertumbuhan jumlahnya semakin meningkat. Pada tahun 2014 jumlah posdaya di
Indonesia hampir mencapai 30.000. Jumlah posdaya yang semakin banyak di
Indonesia membutuhkan tingkat pengukuran kualitas dari kinerja posdaya. LPPM
P2SDM IPB melakukan pengklasifikasian terhadap posdaya menjadi 5 kriteria
berdasarkan tingkat kinerjanya. Kinerja posdaya dinilai dari 6 aspek yaitu aspek
kesekretariatan, aspek kemitraan, aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek
kesehatan, dan aspek lingkungan. Keenam aspek ini memiliki total skor kinerja
terbobot berkisar antara 0 - 100.
Kategori posdaya dikelompokkan menjadi 5 bagian yaitu posdaya potensial
dengan skor 0 - ≤ 20, posdaya dinamis dengan skor 20 - ≤ 40, posdaya produktif
dengan skor 40 - ≤ 60, posdaya kreatif dengan skor 60 - ≤ 80, dan posdaya
inovatif dengan skor 80 - ≤ 100. Semakin tinggi tingkat kinerja posdaya artinya
semakin tinggi pula nilai IPM kader posdayanya (Muljono et al. 2013).
Di Kota Bogor terdapat sekitar 68 posdaya. Tingkat kinerja posdaya di kota
Bogor tidak semuanya sama. Posdaya yang berada di Kota Bogor sebagian besar
berada pada kategori posdaya produktif, yakni memiliki skor kinerja 40 - ≤ 60.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh LPPM IPB pada tahun 2013,
diperoleh hasil bahwa dari 50 posdaya di kota Bogor terdapat 15 posdaya yang
mencapai kategori posdaya kreatif. Dari kelima belas posdaya kreatif tersebut,
terdapat 6 posdaya yang berada di kecamatan kota Bogor Barat.
Posdaya kreatif adalah posdaya yang memiliki kriteria skor kinerja pada
range 61 - ≤ 80 dari total skor 100. Jumlah posdaya kreatif di Kota Bogor masih
relatif sedikit. Posdaya dapat mencapai kategori kreatif karena memiliki kualitas
sumber daya manusia yang baik. Tingkat kualitas SDM yang baik menunjukkan
bahwa IPM yang dimiliki tinggi. Sehingga kualitas SDM di Posdaya kreatif perlu
dipelajari karakteristik dan perilakunya.

Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana karakteristik kader posdaya kreatif di kecamatan Bogor Barat?
2. Bagaimana perilaku social entrepreneur posdaya kreatif di kecamatan Bogor
Barat?
3. Bagaimana hubungan antara karakteristik kader posdaya dan perilaku social
entrepreneur posdaya kreatif di kecamatan Bogor Barat?
6

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang ada, tujuan dari penelitian adalah


sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan karakteristik kader posdaya yang terdiri dari karakteristik
individu dan karakteristik social entrepreneur posdaya kreatif di kecamatan
Bogor Barat.
2. Menganalisis perilaku social entrepreneur posdaya kreatif di kecamatan Bogor
Barat.
3. Menganalisis hubungan antara karakteristik dan perilaku social entrepreneur
posdaya kreatif di kecamatan Bogor Barat.

Manfaat Penelitian

Manfaaat yang diharapkan dari penelitian ini bagi penulis adalah untuk
melatih kemampuan analisis penulis, serta pengaplikasian konsep-konsep ilmu
pengetahuan yang diterima selama kuliah dengan mengamati keadaan atau
masalah yang ada di lapangan.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi posdaya lain yang ingin
berkembang menjadi posdaya kreatif ataupun inovatif dengan mempelajari
karakteristik dan perilaku social entrepreneur posdaya kreatif di kecamatan Bogor
Barat.
Sedangkan untuk perguruan tinggi dan kalangan akademisi diharapkan
penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi akademik dan bahan kajian atau
acuan untuk penelitian selanjutnya.

Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengenai analisis karakteristik dan perilaku social


entrepreneur posdaya kreatif di kecamatan Bogor Barat. Karakteristik kader
posdaya yang diteliti terdiri dari karakteristik individu dan karakteristik social
entrepreneur. Karakteristik individu yang diteliti meliputi jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama menjadi kader posdaya, sedangkan
karakteristik social entrepreneur yang diteliti meliputi visioner, kreatif, berjiwa
entrepreneur, beretika, dan inovasi sosial. Perilaku social entrepreneur yang
dianalisis meliputi pengetahuan social entrepreneur, sikap social entrepreneur,
dan tindakan social entrepreneur.
Lokasi penelitian dilakukan di posdaya kreatif kecamatan Bogor Barat, yaitu
kelurahan Pasir Kuda, kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan Sindang Barang,
Kelurahan Loji, kelurahan Bubulak, dan kelurahan Situ Gede. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Statistik Deskriptif, Analisis
Korelasi Chi Square, dan Analisis korelasi Rank Spearman.
7

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Kader Posdaya Kreatif

Widodo (2011) melakukan penelitian tentang karakteristik dan perilaku


wirausaha pedagang martabak manis kaki lima di Kota Bogor. Karakteristik
individu yang diteliti meliputi umur, tingkat pendidikan, asal daerah dan jumlah
tanggungan keluarga. Alat analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif, uji
Rank Spearman dan uji Chi Square.
Berbeda dengan Subachtiar (2013) yang melakukan penelitian tentang
karakteristik dan perilaku wirausaha mahasiswa pengusaha di Institut Pertanian
Bogor. Karakteristik individu yang diteliti meliputi Jenis Kelamin, Asal Fakultas,
IPK, Pekerjaan Ayah, Pekerjaan Ibu, Jenis Usaha yang Digeluti, Sumber Modal
Usaha, Penghasilan Usaha per Bulan, Lama Usaha dan Keikutsertaan dalam
Komunitas Wirausaha. Alat analisis yang digunakan adalah statistika deskriptif,
uji Rank Spearman dan uji Chi Square.
Pambudy et al. (2011) juga melakukan penelitian terkait perilaku wirausaha
mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Karakteristik individu yang diteliti meliputi
Jenis Kelamin, Asal Fakultas, IPK, Uang Saku per Bualan, Pekerjaan Ayah,
Pekerjaan Ibu, Suku Daerah, Keikutsertaan dalam Pelatihan Kewirausahaan,
Pernah atau Tidak Melakukan Kegiatan Berwirausaha, dan Kegiatan Wirausaha
yang dijalani saat ini. Alat analisis yang digunakan adalah analisis statistika
deskriptif, analisis Rank Spearman, analisis Chi Square dan analisis Plotter.
Menurut Suharti (2012), terdapat beberapa faktor karakteristik internal yang
berpengaruh dalam niat kewirausahaan yaitu umur, sifat, jenis kelamin,
pengalaman kerja, dan latar belakang keluarga. Karakteristik kader posdaya terdiri
dari jenis kelamin, golongan umur, pekerjaan, dan pendidikan (Widyana 2013).
Karakteristik individu berpengaruh terhadap perilaku kewirausahaan yang
dilakukannya. Pada tahun 2012, Priyono dalam penelitiannya tentang perilaku
kewirausahaan menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku kewirausahaan yang dilakukan oleh kaum perempuan. Faktor-faktor
internal yang berpengaruh adalah karakteristik personal yang saling terkait yatu
usia, pendidikan, jenis kelamin, dan status perkawinan.
Berdasarkan peelitian terdahulu dan penyesuaian karakteristik responden
kader posdaya kreatif, maka karakteristik individu yang akan diteliti meliputi jenis
kelamin, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama menjadi kader
posdaya.

Karakteristik Social Entrepreneur

Pengertian sederhana dari social entrepreneur adalah seseorang yang


mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship
untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang
kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Santosa 2007).
8

Wiguna (2013) menyatakan bahwa Social Entrepreneur merupakan gagasan


yang muncul pertama kali dari sistem ekonomi di wilayah Eropa yang
berorientasi pada proses dan perilaku. Social Entrepreneur bertujuan untuk
meningkatkan aspek sosial serta menerapkan strategi terintegrasi antara aspek
sosial dan ekonomi sehingga performanya dapat diketahui dari kontribusi yang
diberikan dalam upaya meningkatkan aspek sosial. Social Entrepreneur
memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah berdasarkan kebutuhan atau
need-based.
Karakteristik kegiatan wirausaha sosial adalah sebagai berikut:
1. Tugas wirausaha sosial ialah mengenali adanya kemacetan atau
kemandegan dalam kehidupan masyarakat dan menyediakan jalan
keluar dari kemacetan atau kemandegan itu. Ia menemukan apa
yang tidak berfungsi, memecahkan masalah dengan mengubah
sistemnya, menyebarluaskan pemecahannya, dan meyakinkan
seluruh masyarakat untuk berani melakukan perubahan.
2. Wirausaha sosial tidak puas hanya memberi “ikan” atau
mengajarkan cara “memancing ikan”. Ia tidak akan diam hingga
“industri perikanan” pun berubah. Jika wirausahawan bisnis
mengukur kinerja dengan keuntungan dan pendapatan
(pengembalian modal), maka wirausahawan sosial diukur
keberhasilannya dari dampak aktivitasnya terhadap masyarakat.

Perilaku Social Entrepreneur Posdaya Kreatif

Perilaku wirausaha adalah segala sesuatu kegiatan ekonomi dan bisnis yang
polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu inovasi, kepemimpinan,
akumulasi modal, manajerial, dan kemampuan menanggung risiko.pendidikan,
pengalaman usaha, motivasi, dan lokasi usaha berpengaruh pada perilaku
wirausaha. Perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan
faktor lingkungan dimana individu bersosialisasi.
Perilaku wirausaha dibentuk oleh 3 unsur yaitu pengetahuan wirausaha,
sikap wirausaha, dan tindakan wirausaha (Widodo 2011, Pambudy et al. 2011,
Subachtiar 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pambudy et al.
2011, perilaku wirausaha paling tinggi dibentuk oleh unsur pengetahuan.
Pengetahuan yang tinggi dapat menciptakan seseorang menuju kesuksesan dalam
berwirausaha.
Widodo (2011) dalam penelitiannya tentang perilaku wirausaha pedagang
martabak manis memperoleh hasil bahwa perilaku wirausaha paling dominan
dibentuk oleh unsur pengetahuan dan sikap. Dimana pengetahuan berada dalam
kategori sangat tinggi dan sikap berada dalam kategori tinggi.
Subachtiar (2013) dalam penelitiannya tentang perilaku wirausaha
mahasiswa Institut Pertanian Bogor memperoleh hasil bahwa perilaku wirausaha
paling dominan dibentuk pengetahuan dan tindakan. Pengetahuan dan tindakan
mahasiswa berada dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan sikap berada dalam
kategori tinggi.
Posdaya menciptakan entrepreneur yang berjiwa inovatif dan mampu
menciptakan atau mengubah sesuatu yang tidak berharga menjadi sesuatu yang
bermanfaat. Seseorang yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat
9

dengan menerapkan prinsip-prinsip wirausaha dikenal dengan nama Social


Enterpreneur.
Social Enterpreneur merupakan salah satu alternatif pemberdayaan
masyarakat (Utomo 2012). Social Enterpreneur harus efisiensi dan menghasilkan
keuntungan yang optimal. Namun, keadilan sosial baik secara intern maupun
dengan masyarakat sekitar merupakan hal yang penting dan tidak boleh
diremehkan. Prinsip Social Enterpreneur yang digagas merupakan variabel
pendorong dalam hal menekan pengangguran dan pemecahan masalah pemerataan
pendapatan yang ada di masyarakat (Pebriani et al. 2011).
Anggota posdaya Bina Sejahtera, kecamatan Bogor Barat memperoleh
kompetensi pengembangan kewirausahaan secara dominan pada aspek
pengetahuan dan sikap (Widyana 2013). Perilaku Social Enterpreneur posdaya
dibentuk oleh adanya perubahan pengetahuan dan sikap setelah adanya
transformasi pelatihan dan pendidikan serta pendampingan oleh posdaya.
Posdaya mampu menciptakan entrepreneur yang berjiwa inovatif dan
mampu menciptakan atau mengubah sesuatu yang tidak berharga menjadi sesuatu
yang bermanfaat. Kader posdaya mencari sesuatu di daerah untuk menambah
motivasi, memperkuat jiwa yang kreatif, entrepreneur yang mampu mendampingi
anggota posdaya mencipta atau mengubah sesuatu yang tidak berharga menjadi
lebih menguntungkan dan sekaligus mengantar rakyat lebih sejahtera dan mandiri
(Suyono 2013).

KERANGKA PEMIKIRAN

Kerangka Pemikiran Teoritis

Karakteristik Kader Posdaya Kreatif

Kader Posdaya adalah seseorang yang mencari sesuatu di daerah untuk


menambah motivasi, memperkuat jiwa yang kreatif, entrepreneur yang mampu
mendampingi anggota posdaya mencipta atau mengubah sesuatu yang tidak
berharga menjadi lebih menguntungkan dan sekaligus mengantar rakyat lebih
sejahtera dan mandiri (Suyono 2013).
Kader-kader posdaya kreatif bidang ekonomi pertanian memiliki
karakteristik yang berbeda. Karakteristik tersebut disebut dengan karakteristik
individu. Pengertian karakteristik individu adalah perbedaan individu dengan
individu lainnya. Sumber daya yang terpenting dalam posdaya adalah sumber
daya manusia, orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha
mereka kepada posdaya agar suatu posdaya dapat tetap berdiri. Setiap manusia
memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.
10

Karakteristik Social Entrepreneur

Social entrepreneur adalah seorang yang berusaha dalam aktivitas


entrepreneur dengan memiliki tujuan utama untuk menyelesaikan permasalahan
sosial dan lingkungan hidup dengan memberdayakan komunitas melalui kegiatan
yang bernilai ekonomi. Social entrepreneur mampu melakukan perubahan
ekonomi pada masyarakat dengan menyerap tenaga kerja.

Karakteristik Social Entrepreneur adalah sebagai berikut :


1. mengenali masalah yang ada dalam kehidupan masyarakat
2. memecahkan masalah dg mengubah sistemnya, menyebar luaskan
pemecahannya, dan meyakinkan seluruh masyarakat
3. memberikan “umpan dan kail”, bukan memberikan ikan.
Karakteristik Social Entrepreneur :
1. Dirintis oleh sekelompok warga atau komunitas.
2. Pengambilan keputusan tidak didasari oleh kepemilikan modal.
3. Bersifat partisipatif.
4. Pembagian profit adil dan terbatas
5. Tujuan sosial untuk manfaat komunitas dinyatakan secara eksplisit
Social entrepreneur merupakan karakter yang terbentuk dari gabungan
karakter social dan entrepreneur. Karakter social dan entrepreneur sendiri
memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1. Social
a. Kesetaraan meningkat
b. Modal sosial
a). Share
b). Value
c). Trust
d). korporasi
2. Entrepreneur
a. Inovasi
b. kreasi
Peran social entrepreneur dalam peningkatan ekonomi yaitu memberikan
daya cipta dan nilai-nilai sosial maupun ekonomi. Nilai-nilai sosial maupun
ekonomi itu antara lain Kesempatan kerja, Inovasi dan kreasi, Modal social dan
Peningkatan kesetaraan. Secara lebih rinci, peranan social entrepreneur adalah
sebagai berikut :
1. meningkatkan pendapatan masyarakat
2. mengatasi kemiskinan
3. mengurangi angka pengangguran
4. memanfaatkan sumber daya ekonomi untuk mencapai produktivitas
masyarakat
5. mengusahakan pemerataan pendapatan
6. memajukan pertumbuhan ekonomi
7. masalah sosial adalah peluang bisnis
11

8. dampak dari ide untuk masyarakat

Peningkatan ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat meliputi Peningkatan


pengetahuan, Peningkatan keterampilan, dan Peningkatan motivasi.

Perilaku Social Entrepreneur Posdaya Kreatif

Perilaku merupakan pola tindakan yang ditunjukkan oleh seseorang dan


merupakan kombinasi antara pengetahuan, sikap, dan keterampilan atau
tindakannya. Perilaku dapat dibedakan dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif,
ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Komponen kognitif dalam perilaku
meliputi awarenes dan knowledge terhadap suatu objek atau fenomena.
Komponen afektif mengacu pada liking dan preference, sedangkan komponen
psikomotorik mengacu pada intention dan actual behaviour terhadap suatu objek
atau fenomena (Subachtiar 2013).
Perilaku Social Entrepreneur posdaya kreatif terdiri dari 3 unsur yaitu:
1. Pengetahuan Social Entrepreneur
2. Sikap Social Entrepreneur
3. Tindakan Social Entrepreneur

Kerangka Pemikiran Operasional

Posdaya kreatif adalah posdaya yang sudah memiliki tingkat kinerja yang
baik. Di kecamatan Bogor Barat terdapat 6 posdaya kreatif (Muljono et al. 2013).
Keenam posdaya ini seringkali menerima kunjungan dari beragam daerah di
Indonesia untuk belajar tentang posdaya. Posdaya ini diurus oleh kader-kader
posdaya yang berasal dari masyarakat setempat. Kader-kader posdaya adalah
salah satu bentuk dari social entrepreneur.
Setiap individu yang menjadi kader posdaya memiliki karakteristik yang
berbeda. Karakteristik ini terdiri dari karakteristik individu dan karakteristik
Social entrepreneur. Karakteristik individu meliputi jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama menjadi kader posdaya. Sedangkan
karakteristik social entrepreneur meliputi visioner, kreatif, berjiwa entrepreneur,
beretika, dan inovasi sosial. Setiap karakteristik dideskripsikan agar diketahui
karakteristik yang paling menonjol dalam diri Social entrepreneur.
Perilaku social entrepreneur dibentuk oleh tiga unsur yaitu pengetahuan,
sikap, dan tindakan. Pengetahuan Social entrepreneur dilihat dengan sejauh mana
para kader pernah mengikuti pelatihan tentang pemberdayaan masyarakat serta
kepekaan para kader posdaya dengan keadaan di lingkungannya.
Sikap Social entrepreneur diketahui dengan seberapa besar ketertarikan atau
motivasi kader posdaya untuk membantu menyelesaikan masalah sosial yang ada
di lingkungannya, khususnya masalah kesenjangan ekonomi. Sedangkan tindakan
Social entrepreneur dilihat pada aksi nyata yang telah dilakukan oleh para kader
posdaya dalam membantu masyarakat.
12

Selanjutnya dilihat hubungan antara karakteristik individu dan karakteristik


Social entrepreneur dengan perilaku Social entrepreneur. Apakah karakteristik
individu memiliki hubungan dengan unsur-unsur pembentuk perilaku Social
entrepreneur atau tidak. Untuk lebih jelasnya, kerangka operasional dapat dilihat
sebagai berikut:

Kader posdaya kreatif di Bogor Barat mampu


meningkatkan kesejahteraan masyarakat
melalui usaha di bidang ekonomi pertanian

Permasalahan

Bagaimana karakteristik kader posdaya, perilaku social enterpreneur posdaya, serta hubungan
antara karakteristik dan perilaku social enterpreneur posdaya kreatif di Kecamatan Bogor Barat

Karakteristik Kader Posdaya


Karakteristik Social Enterpreneur
1. Jenis Kelamin
1. Visioner
2. Usia
2. Kreatif
3. Tingkat Pendidikan
3. Berjiwa Enterpreneur
4. Jenis Pekerjaan
4. Beretika
5. Lama Menjadi Kader
5. Inovasi sosial
posdaya

Perilaku Social Enterpreneur


posdaya kreatif

1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Tindakan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional analisis karakteristik dan


perilaku Social Entrepreneur posdaya kreatif
13

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian

Penelitian didesain sebagai suatu studi kasus yang bersifat deskriptif


korelasional mengenai perilaku Social Entrepreneur Posdaya Kreatif. Variabel
independen dalam penelitian adalah Perilaku Social Entrepreneur yang dilihat
dari karakteristik kader posdaya dan karakteristik social entrepreneur.
Karakteristik kader posdaya terdiri dari : Jenis Kelamin, Usia, Tingkat Pendidikan,
Jenis Pekerjaan, dan Lama menjadi kader posdaya. Sedangkan karakteristik social
entrepreneur terdiri dari visioner, kreatif, berjiwa entrepreneur, beretika, dan
inovasi sosial. Variabel dependen penelitian adalah perilaku Social Entrepreneur
yang dibentuk dari unsur pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di posdaya Kreatif di Kota Bogor Barat yaitu posdaya


Puspa Lestari (kelurahan Pasir Kuda), posdaya Bina Sejahtera (kelurahan Pasir
Mulya), posdaya Mandiri (kelurahan Sindang Barang), posdaya Panca Galih
(kelurahan Loji), posdaya Sejahtera (kelurahan Bubulak) dan posdaya Kenanga
(kelurahan Situ Gede). Posdaya kreatif di Bogor Barat merupakan posdaya yang
paling sering dijadikan sebagai tempat studi banding oleh posdaya-posdaya di
Indonesia. Banyak sekali pejabat pemerintah Daerah yang belajar dari posdaya
kreatif ini untuk membentuk posdaya di daerahnya masing-masing. Pemilihan
lokasi dilakukan dengan cara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa
posdaya kreatif kota Bogor Barat mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi
masyarakat melalui peran Social Enterpreneur. Penelitian ini akan dilakukan
pada bulan Mei 2014-Juni 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian terdiri atas data primer dan data
sekunder, baik data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Data primer pada
penelitian ini berupa hasil yang didapatkan langsung dengan melakukan observasi
tempat penelitian, wawancara mendalam dan pembagian kuisioner. Sedangkan
data sekunder diperoleh dari kumpulan-kumpulan literatur atau referensi dan
beberapa sumber lain yang berhubungan dengan objek penelitian. Data sekunder
yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri atas : data historis masing-masing
posdaya kreatif, data yang bersumber dari Badan Pusat Statistika (BPS), data dari
pemerintahan kota Bogor, perpustakaan LSI Institut Pertanian Bogor, dan literatur
lainnya yang relevan dengan objek penelitian.
14

Populasi dan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya


akan diduga. Populasi penelitian ini adalah kader posdaya kreatif di Kota Bogor
Kecamatan Bogor Barat. Jumlah semua kader posdaya di Kecamatan Bogor Barat
172 orang. Jumlah posdaya kreatif di Kecamatan Bogor Barat ada 6 posdaya
( P2SDM IPB 2013).
Sampel adalah bagian dari objek yang mewakili populasi. Proses penarikan
sampel pada penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik random sampling.
Teknik Random sampling berarti teknik pengambilan sampel yang memberi
peluang sama kepada seluruh anggota populasi untuk dapat dipilih sebagai
anggota sampel. Sampel yang diambil dalam penelitian berjumlah 36 orang yang
mewakili dari 6 posdaya di Kecamatan Bogor Barat.

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah kuesioner. Responden


penelitian adalah para kader posdaya kreatif di kecamatan Bogor Barat. Kuesioner
untuk mengumpulkan data disusun sendiri oleh peneliti dengan berdasarkan pada
hasil kajian teori Kewirausahaan dan Social Entrepreneur serta bahan
kepustakaan yang sesuai dengan topik di atas.

Uji Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan pengujian yang menunjukkan sejauh mana instrumen


penelitian mampu mengukur apa yang ingin diukur. Sedangkan reliabilitas
meruapakan pengujian untuk menunjukkan tingkat kekonsistenan hasil
pengukuran jika pengukuran dilakukan berulang. Dalam penelitian sosial, uji
validitas dan reliabilitas sangat penting untuk dilakukan agar hasil yang diperoleh
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan software
SPSS 16.0. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,6. Hasil
dari uji reliabilitas dan validitas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,905 artinya kuesionernya reliabel dan valid. Hasil output dapat dilihat
dari output SPSS dalam lampiran 6.

Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


melakukan observasi tempat penelitian, wawancara mendalam, dan pengisian
kuisioner. Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di
tempat penelitian. Wawancara mendalam dilakukan kepada ketua posdaya kreatif
dan kuisioner dibagikan kepada para kader posdaya yang memiliki usaha di
bidang ekonomi pertanian. Proses pengumpulan data primer dilakukan untuk
15

mendapatkan informasi mengenai karakteristik dan perilaku Social Enterpreneur


posdaya kreatif ekonomi pertanian.

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua alat analisis data, yaitu Analisis deskriptif
dan Analisis data kuantitatif (analisis korelasi Chi Square dan Rank Spearman),
yang diolah menggunakan SPSS 16.0 dan Microsoft Excel.

Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif
digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan secara kualitatif
karakteristik kader posdaya ekonomi kreatif di Bogor Barat. Analisis deskriptif
juga digunakan untuk menganalisis karakteristik Social Enterpreneur. Metode
statistik deskriptif digunakan untuk mengolah data kuantitatif dan merumuskan
karakteristik Social Enterpreneur posdaya kreatif. Pengolahan data kuantitatif
menggunakan software microsoft office excel 2007.
Dalam penelitian ini, pemberian skor untuk masing-masing karakteristik
Social Enterpreneur dilakukan dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 0.
Sedangkan pemberian skor untuk unsur pengetahuan dan unsur tindakan Social
Enterpreneur dilakukan dengan nilai tertinggi 15 dan nilai terendah 0. Pada unsur
sikap, pemberian skor dilakukan dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 0.
Skor perilaku Social Enterpreneur merupakan penjumlahan dari skor unsur-unsur
(pengetahuan, sikap, dan tindakan) sehingga skor tertingginya berjumlah 105 dan
skor terendah adalah 0. Kriteria pemberian skor secara rici dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :
Tabel 4 Kriteria Penilaian Skor Kuesioner
No Range Skor Range Skor Range Range Range Kriteria
karakteristik Pengetahuan Skor Skor Skor
Social Sikap Tindakan Perilaku
Entrepreneur
1 0-20 0-3 0-15 0-3 0-21 Sangat
Rendah
2 21-40 4-6 16-30 4-6 22-42 Rendah
3 41-60 7-9 31-45 7-9 43-63 Sedang
4 61-80 8-12 46-60 8-12 64-84 Tinggi
5 81-100 13-15 61-75 13-15 85-105 Sangat
Tinggi

Analisis Korelasi Chi Square dan Rank Spearman


Nazir (2005) menyatakan bahwa uji Chi Square digunakan untuk menguji
apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Uji
tersebut berguna untuk menguji apakah dua atau lebih populasi mempunyai
distribusi yang sama. Secara umum, uji Chi Square digunakan dalam penelitian
16

untuk mencari kecocokan ataupun menguji ketidakadaan hubungan antara


beberapa populasi. Sedangkan Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari
dua variabel minimal dalam bentuk skala ordinal.
Analisis Korelasi Chi Square dan Rank Spearman digunakan untuk
mengetahui hubungan antara karakteristik kader posdaya dengan perilaku Social
Enterpreneur posdaya kreatif.

Chi-square
Pengujian digunakan dalam penelitian untuk mencari kecocokan ataupun
menguji ketidakadaan hubungan antara beberapa populasi, dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS 16.0 for windows dan Microsoft Excel.
Rumus :

Dimana :
b : banyak kategori variabel X (baris)
k : banyak kategori variabel Y (kolom)
N: ukuran sampel
n ij : banyak objek di baris ke-i (sel ke-ij) pada data sampel
n i : banyak obyek pada baris ke-i
n j : banyak obyek pada kolom ke-j

Rank- spearman
Rank Spearman digunakan jika pengamatan dari dua variabel minimal
dalam bentuk skala ordinal. Pengujian dalam penelitian ini menggunakan program
SPSS 16.0 for windows dan Microsoft Excel. Penarikan kesimpulan pada uji
korelasi Rank Spearman adalah hipotesis diterima jika nilai p-value variabel lebih
kecil dari sign correlation (α) 0,05 atau 5 persen.
Rumus :

Definisi Operasional

Berikut dijelaskan dan didefinisikan beberapa variabel atau peubah yang


digunakan dalam penelitian untuk mempermudah pemahaman dalam istilah-istilah
penelitian, yaitu:
1. Usia merupakan tingkat umur kader posdaya kreatif pada waktu penelitian
dilaksanakan, dengan arah pembulatan ke ulang tahun terdekat. Kondisi
17

yang menggambarkan berapa lama orang telah menjalani kehidupan.


Kondisi ini mulai dihitung dari tahun kelahiran. Usia diukur dengan
dengan skala ordinal. Usia dikategorikan sesuai dengan pengkategorian
oleh Depkes RI 2009. Usia dikategorikan dalam 4 kategori yaitu : Remaja
(<25 th), Dewasa (26-45 Th), Lansia atau Lanjut Usia (46-65 Th), dan
Manula atau manusia lanjut usia (>65 Th).
2. Jenis Kelamin merupakan identitas biologis kader posdaya yang terbagi
atas dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan.
1) Laki-laki : kategori 1
2) Perempuan : kategori 2
3. Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan tertinggi yang pernah
dijalani atau diikuti oleh kader posdaya secara formal (dalam tahun).
Tingkat pendidikan diukur dalam skala ordinal. Pengkategorian tingkat
pendidikan terbagi menjadi 4 kelompok, sesuai dengan sebaran responden
sampel yaitu SD, SMP, SMA, dan S1.
4. Jenis Pekerjaan adalah status pekerjaan utama responden pada waktu
penelitian. Jenis pekerjaan merupakan kegiatan rutinitas yang dilakukan
oleh kader posdaya untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Jenis pekerjaan
diukur dalam skala nominal. Berdasarkan sebaran responden sampel, jenis
pekerjaan dikategorikan dalam 5 bagian yaitu : wirausaha, guru paud,
tidak bekerja, PNS, dan pegawai swasta.
5. Lama menjadi Kader Posdaya adalah lamanya waktu yang telah
dicurahkan oleh kader posdaya sebagai pengurus posdaya yang diukur
dalam satuan tahun. Pengukuran variabel ini pada skala ordinal. Lama
menjadi kader posdaya dikategorikan dalam 3 kelas yang disesuaikan
dengan sebaran responden sampel, yaitu 1-3 th, 4-6 th, dan >6 th.
6. Visioner adalah tingkat kemampuan responden dalam menentukan tujuan
hidupnya di masa yang akan datang. Sifat visioner tercermin dalam
kemampuan kader posdaya dalam menentukan keinginan menjadi apa,
keinginan melakukan apa, dan keinginan untuk memiliki apa. Visioner
diukur dalam skala ordinal. Tingkatan visioner dibagi dalam 5 kelas
berdasarkan interval skor yaitu 0-20 (sangat rendah), 21-40 (rendah), 41-
60 (sedang), 61-80 (tinggi), dan 81-100 (sangat tinggi).
7. Kreatif adalah tingkat kemampuan kader posdaya dalam menangkap
peluang yang ada di masyarakat, khususnya peluang usaha. Kreatif adalah
suatu kemampuan untuk melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh
orang lain, menghasilkan sesuatu yang berbeda dari apa yang dihasilkan
orang lain, dan membuat sesuatu yang belum pernah dibuat oleh orang
lain. Kreatif diukur dalam skala ordinal. Tingkatan kreatif dibagi dalam 5
kelas berdasarkan interval skor yaitu 0-20 (sangat rendah), 21-40 (rendah),
41-60 (sedang), 61-80 (tinggi), dan 81-100 (sangat tinggi).
8. Berjiwa Entrepreneur adalah tingkat kemampuan kader posdaya dalam
menerapkan prinsip-prinsip entrepreneur dalam semua kegiatannya.
Berjiwa entrepreneur berarti kader posdaya mampu mengorganisasi,
mengkreasi, dan mengelola suatu entitas dalam hal ini adalah masyarakat.
Berjiwa Entrepreneur diukur dalam skala ordinal. Tingkatan berjiwa
18

entrepreneur dibagi dalam 5 kelas berdasarkan interval skor yaitu 0-20


(sangat rendah), 21-40 (rendah), 41-60 (sedang), 61-80 (tinggi), dan 81-
100 (sangat tinggi).
9. Beretika adalah tingkat kemampuan kader posdaya dalam menjalankan
norma atau aturan yang berada dalam masyarakat. Beretika berarti
seseorang mampu menghormati orang lain dan mampu berhubungan
dengan baik pada orang lain. Etika yang akan menjadikan seorang kader
posdaya dapat diterima dan dapat mempengaruhi masyarakat. Beretika
diukur dalam skala ordinal. Tingkatan beretika dibagi dalam 5 kelas
berdasarkan interval skor yaitu 0-20 (sangat rendah), 21-40 (rendah), 41-
60 (sedang), 61-80 (tinggi), dan 81-100 (sangat tinggi).
10. Inovasi Sosial adalah kemampuan kader posdaya dalam
mengimplementasikan kreativitas yang dimiliki untuk mengubah dan
memperbaiki sistem sosial yang telah ada di masyarakat. Posdaya menjadi
lebih maju dan berkembang ketika didukung oleh SDM yang memiliki
nilai-nilai inovatif tinggi. Inovasi sosial juga berarti Kemampuan kader
posdaya dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial dengan
menggunakan ide yang baru. Tingkat inovasi sosial diukur dalam skala
ordinal. Tingkatan inovasi sosial dibagi dalam 5 kelas berdasarkan interval
skor yaitu 0-20 (sangat rendah), 21-40 (rendah), 41-60 (sedang), 61-80
(tinggi), dan 81-100 (sangat tinggi).
11. Perilaku Social Entrepreneur adalah perpaduan unsur pengetahuan, sikap,
dan tindakan yang dimiliki oleh seorang kader posdaya. Kegiatan usaha
sosial yang polanya dicirikan oleh unsur-unsur kewirausahaan yaitu
pengetahuan, sikap dan keterampilan atau tindakan. Perilaku Social
Entrepreneur diukur pada skala ordinal. Dikategorikan pada interval skor
yaitu : 0-21 (sangat rendah), 22-42 (rendah), 43-63 (sedang), 64-84
(tinggi), dan 85-105 (sangat tinggi).
12. Pengetahuan Social Entrepreneur adalah variabel yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir kader posdaya. Pengetahuan Social Entrepreneur
bisa berkaitan dengan benar dan salah. Pengetahuan diukur dengan skala
ordinal. Dikategorikan dalam interval skor yaitu, 1-3 (sangat rendah), 4-6
(rendah), 7-9 (sedang), 10-12 (tinggi), dan 13-15 (sangat tinggi).
13. Sikap Social Entrepreneur adalah unsur mencirikan respon, tanggapan
atau tingkah laku seseorang ketika dihadapkan pada situasi. Sikap Social
Entrepreneur dapat berkaitan dengan sangat setuju, setuju, tidak setuju,
dan sangat tidak setuju. Sikap diukur pada skala ordinal. Sikap
dikategorikan berdasarkan interval skor, yaitu 0-15 (sangat rendah), 16-30
(rendah), 31-45 (sedang), 46-60 (tinggi) dan 61-75 (sangat tinggi).
Tindakan Social Entrepreneur suatu kemauan, kemampuan, dan kesempatan
yang ada pada diri kader posdaya untuk menggunakan organ fisiknya dalam
mensejahterakan masyarakat. Tindakan berhubungan dengan kerja fisik yang
dilakukan oleh kader posdaya seperti tangan, kaki, dan mulut untuk berusaha
bersama masyarakat. Tindakan Social Entrepreneur berkaitan dengan ya atau
tidak dalam memutuskan untuk melakukan suatu hal. Tindakan diukur pada skala
ordinal. Dikategorikan dalam interval skor yaitu, 1-3 (sangat rendah), 4-6 (rendah),
7-9 (sedang), 10-12 (tinggi), dan 13-15 (sangat tinggi).
19

GAMBARAN UMUM

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak Geografis, Topografi, dan Hidrogeologi


Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106’ 48’ BT dan 6’ 26’ LS.
Kecamatan Bogor Barat sebagai salah satu Kecamatan di wilayah Kota Bogor,
dengan luas wilayah 3.174,00 Ha. Dengan batas-batas administratif sebagai
berikut :
 Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor;
 Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Bogor Tengah dan Kecamatan
Tanah Sareal Kota Bogor;
 Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan
Ciomas Kabupaten Bogor;
 Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor.
Kondisi fisik Kecamatan Bogor Barat secara tofografi mempunyai
kemiringan / slove 0-2% dan 3-15% yang merupakan lahan yang baik untuk
mendukung kegiatan perkotaan seperti pemukiman, perkantoran,
perdagangan,industri, pariwisata, pertanian dan lain-lain.
Sedangkan secara hidrogeologinya, beberapa sungai melalui Kecamatan
Bogor Barat antara lain dilalui beberapa sungai, yaitu sungai Cidepit, Cisadane,
Cisindangbarang, Ciapus yang semuanya mempunyai alirananak sungai. Sungai
yang terdapat di daerah Kecamatan Bogor Barat sangat membantu terhadap
drainase di wilayah Kecamatan Bogor Barat.
Berdasarkan data yang diperoleh, Kecamatan Bogor Barat juga
mempunyai curah hujan yang cukup tinggi seperti daerah Bogor lainnya yaitu
antara 3.500 s/d 4.500 mm/tahun dimana Kelurahan-kelurahan yang berada di
wilayah bagian utara mempunyai spesifikasi rata-rata curah hujan antara 3.500 s/d
4.000 mm/tahun dan 4.000 s/d 4.500 mm/tahun.
Intensitas curah hujan minimum terjadi pada bulan april s/d Oktober antara
128 s/d 345 mm/tahun. Sedangkan kondisi suhu seperti halnya wilayah Bogor
lainnya yaitu berkisar antara 26 C s/d 34 C dengan kelembaban udara menjadikan
Kecamatan Bogor Barat sangat cocok untuk dijadikan kawasan pemukiman.

Kondisi Demografi dan Kondisi penduduk


Penduduk tersebar cukup merata diberbagai Kelurahan yang terdapat di
wilayah ini dengan proporsi terhadap keseluruhan penduduk Kecamatan Bogor
Barat sebesar 11,17% terdapat di Kelurahan Gunung Batu dan wilayah yang
memiliki jumlah penduduk terkecil adalah Kelurahan Pasir Mulya dengan
proporsi sebesar 2,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Bogor
Barat. Dilihat dari kepadatan penduduk, Kelurahan Curugmekar memiliki
kepadatan penduduk tertinggi, yaitu sebesar 97,52 jiwa/Ha, dan
Kelurahan Margajaya memiliki kepadatan penduduk terendah, yaitu 20,66
jiwa/Ha. Kepadatan penduduk di Kecamatan Bogor Barat dapat digolongkan
20

menjadi tiga bagian, yaitu kepadatan rendah, kepadatan sedang dan kepadatan
tinggi.
Dengan nilai dari masing-masing golongan sebagai berikut :
 Golongan Kepadatan Penduduk Rendah : 21,56 Jiwa/Ha-41,76 Jiwa/Ha
 Golongan Kepadatan Penduduk Sedang : 41,76 Jiwa/Ha-64,84 Jiwa/Ha
 Golongan Kepadatan Penduduk Tinggi : 64,84 Jiwa/Ha-190,84 Jiwa/Ha
Berdasarkan penggolongan diatas, Kelurahan-kelurahan yang termasuk dalam
golongan kepadatan penduduk rendah adalah : Kelurahan Margajaya, Kelurahan
Sindangbarang, Kelurahan Situgede.
Kelurahan yang termasuk golongan kepadatan penduduk sedang adalah :
Kelurahan Bubulak, Kelurahan Balumbangjaya, Kelurahan Loji, Kelurahan
Pasirjaya, Kelurahan Pasirkuda, Kelurahan Curug, Kelurahan Menteng.
Kelurahan dengan golongan kepadatan penduduk tinggi adalah : Kelurahan
Gunungbatu, Kelurahan Pasirmulya, Kelurahan Semplak, Kelurahan Curug
Mekar, Kelurahan Cilendek Barat, Kelurahan Cilendek Timur.
Komposisi penduduk Kecamatan Bogor Barat didominasi oleh penduduk
usia muda dengan jumlah yang signifikan pada penduduk usia produktif dengan
perbandingan jumlah penduduk usia produktif dan non produktif yang hampir
mencapai angka 2 : 1. Jumlah penduduk perempuan dan laki-laki di Kecamatan
Bogor Barat cukup berimbang dengan proporsi hampir mendekati 1:1.

LOKASI KASUS

Posdaya Kenanga Kelurahan Situ Gede


Posdaya Kenanga berdiri pada tanggal 26 April 2010. Posdaya Kenanga
berdiri karena adanya kegiatan penelitian posdaya IPB program penelitian
strategis unggulan. Posdaya Kenanga berlokasi di RT 02, RW 05, jalan Cifor
kelurahan Situ Gede. Posdaya Kenanga diketuai oleh Pak Salikan dengan
beranggotan 15 kader posdaya.
Bidang kegiatan yang berjalan diposdaya Kenanga meliputi 4 bidang yaitu
pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Bidang pendidikan kegiatannya
meliputi PAUD, TPA, pelatihan-pelatihan bagi kader seperti pembuatan kompos
cair,serta kompudaya. Bidang kesehatan kegiatannya meliputi posyandu,
posbindu, keswa, dan senam lansia. Bidang lingkungan kegiatannya meliputi
pembuatan kompos dari sampah, TOGA, kebun bergizi, dan geulis. Sedangkan
bidang ekonomi kegiatannya meliputi LKM dan usaha rumah tangga.
Kegiatan usaha rumah tangga yang ada di posdaya Kenanga antara lain
Dodol Talas cokelat, keripik talas, jamur tiram, dan kompos cair. Modal untuk
usaha ini didapat dari pinjaman LKM yang dikelola oleh posdaya. Selain itu,
posdaya Kenanga juga bekerjasama dengan Tabur Puja.
Posdaya Kenanga adalah salah satu posdaya yang masuk di 17 desa lingkar
kampus binaan IPB. Posdaya kenanga adalah salah satu posdaya yang memiliki
keunggulan dibidang wisata yaitu danau Situ Gede dan Cifor. Potensi alam yang
dikelola baik oleh para kader posdaya dapat membantu masyarakat Situ Gede
meningkatkan pendapatannya.
21

Posdaya Sejahtera Kelurahan Bubulak


Posdaya Sejahtera berdiri pada tanggal 2 Agustus 2009. Proses
pembentukannya melalui KKN tematik Posdaya oleh mahasiswa IPB. Kegiatan
pembentukan dihadiri oleh tokoh masyarakat, warga, mahasiswa IPB, dan pihak
P2SDM IPB. Posdaya Sejahtera berlokasi di RW 06 kelurahan Bubulak. Jumlah
kadernya sebanyak 30 orang.
Posdaya Sejahtera pada saat ini diketuai oleh pak madsai. Posdaya Sejahtera
juga memiliki 4 bidang kegiatan yaitu bidang pendidikan, bidang kesehatan,
bidang lingkungan, dan bidang ekonomi. Bidang pendidikan kegiatannya meliputi
PAUD pelangi, dan PIK R. Bidang kesehatan kegiatanyya meliputi posyandu dan
posbindu serta poskeswa. Bidang lingkungan kegiatannya meliputi TOGA, kebun
bergizi, dan jum’at bersih. Sedangkan bidang ekonomi kegiatannya meliputi usaha
kerajinan tas, usaha yogurt, usaha kerajinan kain perca, usaha manisan dan sirup
pala, serta UMKM lainnya. Para kader posdaya juga memfasilitasi adanya
pendanaan melalui kerjasama dengan Tabur Puja.

Posdaya Mandiri Kelurahan Sindang Barang


Posdaya Mandiri berdiri pada tanggal 20 Agustus 2009. Posdaya Mandiri
berdiri atas inisiasi dari KKN mahasiswa IPB. Posdaya Mandiri berlokasi di RW
4 kelurahan Sindang Barang. Pengesahan posdaya melalui SK kelurahan Sindang
Barang No. 460/SK. 143-seklur/2009. Jumlah kader yang aktif sebanyak 17 orang
dengan diketuai oleh pak Holidin.
Posdaya Mandiri kegiatannya mencakup 4 bidang yaitu pendidikan,
kesehatan, lingkungan dan ekonomi. Bidang pendidikan kegiatannya meliputi
PAUD tazkia dan rumah pintar. Bidang kesehatan kegiatannya meliputi posyandu
kamboja dan posbindu semboja serta poskeswa. Bidang lingkungan kegiatannya
meliputi kerja bakti membersihkan lingkungan. Sedangkan bidang ekonomi
kegiatannya meliputi usaha rumah tangga, aneka kue basah, roti unyil, pala manis,
dan aneka keripik.

Posdaya Panca Galih Kelurahan Loji


Posdaya Panca Galih berdiri pada tanggal 30 oktober 2010. Posdaya Panca
galih berada di kelurahan Loji RW 03. Posdaya Panca Galih berdiri setelah
P2SDM LPPM IPB mengadakan penyuluhan tentang posdaya di kelurahan Loji.
Pengesahan posdaya berdasarkan SK lurah Loji Nomor 147/ SK-16/XI/2011. Visi
posdaya Panca Galih adalah menuju masyarakat yang bergotong royong.
Posdaya Panca Galih diketuai oleh ibu Yani Masdjud. Jumlah semua kader
posdaya mencapai 40 orang, akan tetapi kader posdaya yang aktif hanya sekitar 20
orang. Posdaya Panca galih kegiatannya meliputi 4 bidang yaitu bidang
pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi.
Kegiatan di bidang pendidikan meliputi PAUD Mekar Galih, majelis ta’lim,
seni dan budaya, dan sekolah perempuan. Bidang kesehatan kegiatannya meliputi
posyandu mekar galih dan posbindu lansia mekar galih. Bidang lingkungan
kegiatannya meliputi toga, kebun bergizi, dan gotong royong untuk bersih-bersih
bersama. Sedangkan untuk bidang ekonomi kegiatannya meliputi UMKM keripik
22

singkong, LKM, usaha pengelolaan limbah keluarga dengan memanfaatkan


samapah anorganik menjadi kerajinan tangan. Posdaya Panca Galih juga dikenal
sebagai kampung keripik. Sebutan sebagai kampung keripik karena di posdaya
panca galih, kader-kader posdaya memiliki usaha aneka macam keripik singkong
dan ubi.

Posdaya Bina Sejahtera Kelurahan Pasirmulya


Posdaya Bina Sejahtera berdiri pada tanggal 8 Mei 2007. Posdaya Bina
Sejahtera merupakan posdaya yang pertama kali ada di Indonesia. Terbentuknya
posdaya diprakarsai oleh P2SDM LPPM IPB dan Yayasan Damandiri. Posdaya
Bina Sejahtera berada di wilayah RW 02 Kelurahan Pasirmulya. Di RW 02
terdapat 3 RT. Jumlah penduduknya mencapai 668 jiwa dengan 219 KK.
Pada tahun 2012, diadakan kegiatan lokakarya dan diperoleh hasil
pengesahan posdaya dari lurah. Pengesahan posdaya Bina Sejahtera melalui SK
Kepala Kelurahan Pasirmulya bulan Januari 2012 No. 147/09-PM tentang
pembentukan tim kerja posdaya di kelurahan Pasirmulya tahun 2012-2014.
Posdaya Bina Sejahtera diketuai oleh Pak Abdul Hamid. Jumlah kader posdaya
yang aktif sebesar 30 orang. Posdaya Bina Sejahtera kegiatannya meliputi 4
bidang yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Pada bidang
pendidikan, ada kegiatan PAUD Bina Mentari, kompudaya, dan kegiatan
kerohanian. Pada bidang kesehatan, Posdaya Bina Sejahtera memiliki kegiatan
posbindu lansia, posyandu dan senam kebugaran jasmani. Pada bidang
lingkungan, terdapat kegiatan bina lingkungan hidup. Sedangkan pada bidang
ekonomi terdapat kegiatan LKM-P, Kelompok tani Bina Mandiri, Kelompok
Wanita Tani Usaha Mandiri, dan berbagai kegiatan Home Industri seperti
kerjinan pembuatan sepatu dan sandal (P2SDM IPB 2012).
Semenjak berdirinya posdaya, masyarakat Pasirmulya, khususnya RW 02
merasakan berbagai macam manfaat. Para kader posdaya mampu menjadi
fasilitator untuk membantu mencarikan pendanaan bagi kegiatan UMKM.
Jaringan kerjasama untuk mempermudah pemasaran juga dilakukan oleh mereka.
Kegiatan ini mampu meningkatkan pendapatan warga. Contohnya kegiatan
kelompok tani bina mandiri. Kelompok tani ini memiliki kegiatan budidaya
anggrek. Pada tahun 2013, kelompok tani ini mendapatkan bantuan bibit anggrek
serta pelatihan budidaya anggrek dari pemkot Bogor.

Posdaya Puspa Lestari Kelurahan Pasir Kuda


Posdaya Puspa Lestari didirikan pada tanggal 28 Oktober 2009. Posdaya
Puspa Lestari terbentuk melalui kegiatan KKN mahasiswa IPB. Posdaya Puspa
Lestari berlokasi di RW 07 Kelurahan pasir Kuda. Pengesahan posdaya Puspa
Lestari melalui SK lurah Pasir Kuda No. 400/34.a/kep/2009.
Posdaya Puspa Lestari diketuai oleh Kartono, S.ST. Posdaya puspa Lestari
memiliki 40 kader posdaya. Kegiatan posdaya mencakup 4 bidang yaitu
pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Bidang pendidikan kegiatannya
meliputi PAUD Bina Lestari, PRSPCBM, dan kejar paket C. Bidang kesehatan
kegiatannya meliputi posyandu dan posbindu, BKB, BKR, BKL, dan Pos Usaha
Kesehatan Kerja. Bidang lingkungan kegiatannya meliputi pengolahan limbah
23

keluarga, kebun bergizi, penghijauan lingkungan, dan minggu bersih. Sedangkan


bidang ekonomi kegiatannya meliputi LKM, ISBA, serta kelompok wirausaha.
Para kader posdaya melalui LKM mampu membantu menyediakan
pendanaan bagi UMKM. Salah satu contohnya usaha kue kering. Semenjak ada
LKM, usaha kue kering mampu memproduksi lebih banyak. Selain itu, atas
bantuan dari posdaya, kegiatan pemasaran kue kering menjadi lebih baik.
Buktinya adalah adanya jumlah permintaan terhadap kue kering.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Kader Posdaya

Responden pada penelitian ini adalah para Kader Posdaya kreatif yang ada
di Kecamatan Bogor Barat. Karakteristik Kader Posdaya di dalam penelitian ini
merupakan variabel yang Independen yang meliputi karakteristik individu dan
karakteristik social entrepreneur. Karakteristik individu yang diteliti meliputi
Jenis Kelamin, Usia, tingakat Pendidikan, jenis Pekerjaan, dan Lama menjadi
kader posdaya, sedangkan karakteristik social entrepreneur yang diteliti meliputi
visioner, kreatif, berjiwa entrepreneur, beretika, dan inovasi sosial.
Responden pada penelitian ini berjumlah 36 orang. Responden berasal dari
6 posdaya kreatif di Kecamatan Bogor Barat. Responden yang diteliti adalah
kader posdaya yang aktif dalam kegiatan posdaya. Masing-masing responden
yang diteliti memiliki kinerja yang baik di posdaya. Hasil dari data karakteristik
individu dan karakteristik social entrepreneur akan dilihat hubungannya terhadap
perilaku social entrepreneur. Berikut ini akan dibahas satu persatu dari
karakteristik kader posdaya.

Karakteristik Individu

Jenis Kelamin
Responden dalam penelitian berjumlah 36 orang. Responden laki-laki
berjumlah 4 orang dengan persentase 11.11% dan responden perempuan
berjumlah 32 orang dengan persenta sebesar 88.89%. Dilihat dari aspek Jenis
Kelamin, sebagian besar kader posdaya kreatif di Kota Bogor berjenis kelamin
perempuan. Perempuan memiliki kedekatan emosional yang lebih tinggi
dibandingkan laki-laki. Para kader posdaya adalah ibu rumah tangga. Rata-rata
ibu rumah tangga tidak bekerja di luar rumah, sehingga mereka mempunyai cukup
waktu untuk berkumpul dan berdiskusi tentang berbagai macam permasalahan
sosial di lingkungannya, termasuk masalah kemiskinan. Hasil dari diskusi para ibu
rumah tangga untuk mengatasi masalah kemiskinan yaitu dengan membuat usaha
bersama. Para ibu rumah tangga ini bekerjasama dengan masyarakat di
lingkungannya untuk membuat usaha kelompok. Salah satu contohnya adalah
24

posdaya Kenanga di kelurahan Situ Gede. Para kader posdaya perempuan


membuat usaha bersama yaitu dodol talas.
Jumlah kader posdaya laki-laki sangat sedikit karena laki-laki cenderung
lebih banyak bekerja di luar rumah. Mereka tidak memiliki cukup waktu untuk
berdiskusi dan berkumpul membahas berbagai macam masalah sosial di
lingkungannya, khususnya masalah kemiskinan. Mereka cenderung fokus bekerja
untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sendiri daripada memikirkan masalah
perekonomian tetangganya. Distribusi kader posdaya berdasarkan jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Distribusi kader posdaya berdasarkan jenis kelamin


No Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)
1 laki-laki 4 11.11
2 perempuan 32 88.89
Jumlah 36 100

Usia
Usia para kader posdaya beragam mulai dari 16 tahun sampai 68 tahun
dengan rata-rata usia 40 tahun. Penelitian ini mengelompokkan usia ke dalam 4
tingkatan yaitu remaja, dewasa, lanjut usia (lansia), dan manusia lanjut usia
(manula). Berdasarkan hasil penelitian, sebaran usia paling tinggi yaitu usia
kategori dewasa, yakni sebesar 66.67% sedangkan sebaran usia paling kecil yaitu
usia manula dengan persentase 2.78%. Distribusi usia kader posdaya dapat dilihat
pada tabel 6.

Tabel 6 Distribusi kader posdaya berdasarkan usia


No Usia Frekuensi Persentase (%)
1 <25 (remaja) 4 11.11
2 26-45 (dewasa) 24 66.67
3 46-65 (lansia) 7 19.44
4 >65 (manula) 1 2.78
Jumlah 36 100

Sebagian besar kader posdaya berada dalam kategori dewasa. Usia dewasa
berkisar antara 26-45 tahun. Kader posdaya cenderung memiliki sikap yang lebih
peduli dengan sesama. Usia pada tingkatan dewasa berada dalam tahap emosi
yang stabil. Usia dewasa mampu menganalisis dan mencari solusi dari berbagai
masalah yang dihadapi. Pada tahap usia dewasa, motivasi dan semangat berusaha
sangat tinggi. Tenaga yang dimiliki berada dalam kondisi prima sehingga mereka
mampu bekerja keras untuk menjalankan usaha bersama.
Tingkat usia paling kecil presentasenya adalah usia manula (>65 tahun).
Pada usia manula, kader posdaya lebih berperan sebagai penasihat dan
penanggung jawab kegiatan posdaya.
25

Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan kader posdaya bervariasi mulai dari SD sampai S1.
Sebaran tingkat pendidikan paling tinggi para kader adalah lulusan SMA. Para
kader posdaya adalah orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi rendah
pada jaman dahulu sehingga para kader posdaya hanya mampu sekolah sampai
SMA. Presentase lulusan SMA sebesar 69.44 % dari total responden.
Tingkat pendidikan paling rendah kader posdaya adalah SD dengan
persentase yang paling rendah juga yaitu 5.56% . Tingkat persentase terendah
kedua adalah lulusan S1 yaitu sebesar 8.33%. Distribusi kader posdaya
berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat pendidikan


No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 SD 2 5.56
2 SMP 6 16.67
3 SMA 25 69.44
4 S1 3 8.33
Jumlah 36 100

Lulusan S1 sangat sedikit yang menjadi kader posdaya karena rata-rata


lulusan S1 di setiap posdaya masih sedikit. Masyarakat yang memiliki tingkat
pendidikan S1 lebih memilih bekerja di kantor dan hanya memiliki sedikit waktu
di rumah.

Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan utama para kader posdaya sangat beragam. Penelitian ini
membagi jenis pekerjaan menjadi 5 kelompok berdasarkan sebaran dari data
responden. Sebaran jenis pekerjaan paling banyak adalah wirausaha dengan
persentase sebesar 36.11 %. Persentase tertinggi kedua sebesar 30,56 % untuk
responden yang tidak bekerja. Jenis pekerjaan yang paling sedikit adalah menjadi
PNS dengan persentase 2.78%. Distribusi kader posdaya berdasarkan jenis
pekerjaan dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini :

Tabel 8 Distribusi kader posdaya berdasarkan jenis pekerjaan


No Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
1 Wirausaha 13 36.11
2 Guru Paud 9 25.00
3 Tidak Bekerja 11 30.56
4 PNS 1 2.78
5 Pegawai Swasata 2 5.56
Jumlah 36 100

Para kader posdaya sebagian besar bekerja sebagai wirausaha. Para kader
posdaya ada yang memiliki usaha individu, ada juga yang memiliki usaha
bersama di posdaya dalam KWT. Salah satu contohnya adalah usaha manisan dan
sirup pala di posdaya Sejahtera kelurahan Bubulak. Usaha manisan dan sirup pala
26

dimiliki secara individu. Usaha yang dimiliki bersama dalam KWT contohnya
usaha budidaya anggrek di posdaya Bina Sejahtera, kelurahan Pasirmulya.
Sebagian besar kader posdaya memiliki usaha dengan berbasis komoditas
unggulan lokal.
Jenis pekerjaan paling sedikit adalah PNS. Jumlah kader posdaya yang
bekerja sebagai PNS sangat sedikit karena PNS tidak bisa memiliki banyak waktu
di rumah untuk berkumpul dan berdiskusi dengan masyarakat. Para PNS memiliki
waktu kerja yang terikat oleh dinas. Kondisi seperti ini juga terjadi pada kader
posdaya yang memiliki jenis pekerjaan sebagai pegawai swasta di pabrik-pabrik
atau kantor.

Lama menjadi Kader Posdaya


Lama kepengurusan di posdaya setiap kader posdaya beragam mulai dari
1-7 tahun. Distribusi lama kepengurusan posdaya tertinggi sebesar 52.78 % untuk
periode kerja 4-6 tahun. Kader posdaya yang bekerja selama 1-3 tahun memiliki
persentase sebesar 41.67 %. Lama kepengurusan ini sesuai dengan lama posdaya
berdiri. Rata-rata para kader telah bekerja di posdaya sejak posdaya berdiri.
Sebagian besar kader posdaya setiap periode kepengurusan adalah orang yang
sama. Perubahan hanya terjadi pada perubahan struktural saja sedangkan secara
fungsional masih tetap. Distribusi lama menjadi kader posdaya dapat dilihat pada
tabel 9.

Tabel 9 Distribusi kader posdaya berdasarkan Lama menjadi kader posdaya


No Lama Menjadi Frekuensi Persentase (%)
Kader
1 1 Th- 3 Th 15 41.67
2 4 Th- 6 Th 19 52.78
3 > 6 Th 2 5.56
Jumlah 36 100

Karakteristik Social Entrepreneur


Visioner
Visioner adalah orang yang mampu menentukan tujuan di masa yang akan
datang. Penelitian ini membagi visioner dalam 5 tingkatan yaitu sangat rendah,
rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kader posdaya memiliki tingkat visioner hanya pada tingkatan sedang sampai
sangat tinggi. Distribusi visioner kader posdaya dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat Visioner


Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 0-20 0 0
rendah 21-40 0 0
sedang 41-60 2 5.56
tinggi 61-80 14 38.89
sangat tinggi 81-100 20 55.56
27

Tingkat visioner yang dimiliki oleh Social Entrepreneur, persentase skor


tertinggi sebesar 55.56 % pada kategori sangat tinggi. Para kader posdaya
memiliki sifat visioner yang sangat tinggi. Para kader posdaya memiliki tujuan
masa depan baik tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Para kader
posdaya sebagian besar memiliki beragam kegiatan untuk mencapai tujuannya di
masa yang akan datang. Kader posdaya yang memiliki sifat visioner pada kategori
tingkatan rendah jumlahnya paling sedikit dengan persentase 5.56 %. Para kader
posdaya yang sifat visionernya rendah biasanya mengikuti kegiatan dari pengurus
posdaya lainnya.

Kreatif
Kreatif adalah orang yang mampu menangkap peluang yang ada. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sifat kreatif, persentase skornya terbanyak sebesar
55.56% pada kategori sangat tinggi. Sebagian besar kader posdaya memiliki sifat
kreatif yang sangat tinggi. Sifat kreatif sangat diperlukan untuk membantu
mencari solusi dari berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Distribusi
sifat kreatif dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11 Distribusi kader posdaya berdasarkan tingkat sifat kreatif


Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 0-20 0 0
rendah 21-40 0 0
sedang 41-60 4 11.11
tinggi 61-80 12 33.33
sangat tinggi 81-100 20 55.56
Para kader posdaya memiliki kreativitas yang sangat tinggi dalam
mengelola sumberdaya yang ada di lingkungannya. Salah satu contoh adalah
posdaya Panca Galih di kelurahan loji. Para kader posdaya mampu mengolah
singkong dan ubi menjadi makanan yang memiliki nilai jual tinggi. Para kader
posdaya mengolah singkong menjadi keripik singkong karamel. Kreativitas
membuat produk keripik singkong yang berbeda rasa adalah wujud dari sifat
kreatif yang mereka miliki.

Berjiwa Entrepreneur
Berjiwa Entrepreneur atau berjiwa wirausaha adalah suatu keharusan bagi
kader posdaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase skor berjiwa
entrepreneur terbanyak sebesar 55.56%. pada tingkatan sangat tinggi. Kader
posdaya yang memiliki jiwa wirausaha rendah jumlahnya sangat sedikit dengan
persentase 2.78 %.
Para kader posdaya memiliki jiwa kewirausahaan tinggi ditunjukkan
dengan adanya usaha yang mereka jalani. Hasil ini didukung dengan jenis
pekerjaan kader posdaya yang sebagian besar adalah seorang wirausaha. Sifat
berjiwa kewirausahaan mampu menjadikan kader posdaya bisa mengatasi masalah
sosial dengan prinsip-prinsip kewirausahaan. Kader posdaya mampu menghadapi
risiko dari setiap usaha yang mereka jalani. Distribusi kriteria sifat berjiwa
entrepreneur pada kader posdaya dapat dilihat pada tabel 12.
28

Tabel 12 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan sifat berjiwa entrepreneur


Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 0-20 0 0
rendah 21-40 1 2.78
sedang 41-60 3 8.33
tinggi 61-80 12 33.33
sangat tinggi 81-100 20 55.56

Beretika
Beretika merupakan sifat menghormati aturan yang ada di masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor terbesar untuk sifat beretika dengan
persentase 63.89 % berada dalam tingkatan sangat tinggi. Para kader posdaya
tidak ada yang memiliki etika pada tingkatan sangat rendah dan rendah. Pada
tingkatan sedang pun persentasenya paling kecil yaitu 2.78%. Distribusi kader
posdaya berdasarkan sifat beretika dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan sifat beretika


Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 0-20 0 0
rendah 21-40 0 0
sedang 41-60 1 2.78
tinggi 61-80 12 33.33
sangat tinggi 81-100 23 63.89

Etika yang baik diperlukan untuk menjaga hubungan dengan pihak lain.
Para kader posdaya adalah orang yang bekerja di masyarakat dan berhubungan
dengan banyak orang sehingga harus memiliki etika yang baik. Seorang kader
posdaya yang memiliki hubungan baik dengan berbagai pihak dapat membantu
kelancaran usahanya.

Inovasi Sosial
Inovasi sosial merupakan tindak lanjut dari kreativitas. Inovasi sosial
adalah sebuah ide baru yang ditawarkan kader posdaya pada masyarakat untuk
mengubah sistem sosial yang sudah ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
skor untuk kemampuan inovasi sosial yang paling besar memiliki persentase 50%
dengan tingkatan tinggi. Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan data
penelitian dapat dilihat pada tabel 14.

Tabel 14 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan sifat inovasi sosial


Kategori Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 0-20 0 0,00
rendah 21-40 1 2,78
sedang 41-60 1 2,78
tinggi 61-80 18 50,00
sangat tinggi 81-100 16 44,44
29

Kemampuan menciptakan inovasi sosial sangat diperlukan oleh kader


posdaya. Salah satu contohnya adalah posdaya Mandiri kelurahan Sindang Barang.
Kader posdaya mampu mengubah sampah kertas menjadi bungkus kertas
gorengan. Kertas-kertas bekas yang sudah tidak terpakai dilipat menjadi bungkus
dan dijual pada pedagang gorengan. Inovasi sederhana ini ternyata mampu
menciptakan lapangan pekerjaan bagi 12 keluarga di kelurahan tersebut.
Masyarakat yang awalnya menganggur sekarang memiliki pekerjaan dan
pekerjaannya dapat dilakukan di rumahnya.

Perilaku Social Entrepreneur

Pengetahuan

Pengetahuan adalah salah satu unsur pembentuk perilaku. Unsur


pengetahuan dibagi menjadi 5 tingkatan. Berdasarkan hasil penelitian,
pengetahuan para Social Entrepreneur mencapai kategori sangat tinggi dengan
persentase sebesar 72.22 %. Tingkatan pengetahuan kader posdaya dalam kategori
sedang sangat kecil persentasenya yaitu 2.78 %. Data ini mengindikasikan
bahwasanya kader posdaya ekonomi kreatif memiliki pengetahuan yang sangat
tinggi dalam memecahkan masalah-masalah sosial yang ada dimasyarakat,
khususnya masalah kemiskinan. Distribusi Social Entrepereneur berdasarkan
pengetahuan dapat dilihat pada tabel 15.

Tabel 15 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan tingkat pengetahuan


Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 1-3 0 0
rendah 4-6 0 0
sedang 7-9 1 2.78
tinggi 10-12 9 25.00
sangat tinggi 13-15 26 72.22
jumlah 36 100
Para kader posdaya memiliki pengetahuan yang sangat tinggi dalam hal
pemberdayaan masyarakat melalui usaha ekonomi kreatif. Hal ini karena para
kader posdaya telah memiliki pengalaman yang sangat banyak. Rata-rata kader
posdaya memiliki usaha pribadi sehingga pengalaman yang dimiliki dalam
berwirausaha cukup tinggi. Para kader posdaya juga memiliki pengetahuan yang
tinggi karena mereka mendapatkan bantuan pelatihan dari dinas-dinas terkait.

Sikap

Sikap merupakan salah satu pembentuk perilaku social entrepreneur yang


ditunjukkan dengan respon responden dalam menghadapi suatu masalah sosial.
Berdasarkan data hasil penelitian, sikap yang dimiliki oleh Social Entrepreneur
30

berada dalam kategori tinggi dengan persentase sebesar 69.44 %. Para kader
posdaya siap menerima perubahan. Para kader posdaya cenderung bersikap
terbuka dalam menghadapi segala permasalahan sosial yang ada. kader posdaya
yang memiliki sikap dalam kategori sedang, kurang terbuka memiliki persentase
yang kecil yakni 2.78%. Distribusi social entrepreneur berdasarkan unsur sikap
bisa dilihat pada tabel 16 di bawah ini:

Tabel 16 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan tingkat sikap


Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 1-15 0 0
rendah 16-30 0 0
sedang 31-45 1 2.78
tinggi 46-60 25 69.44
sangat tinggi 61-75 10 27.78
jumlah 36 100
Sikap kader posdaya mencapai tingkatan kelompok tinggi karena para
kader posdaya selalu merespon positif setiap ada perubahan. Kader posdaya
memiliki motivasi untuk menerpakan prinsip-prinsip kewirausahaan dalam
menyelesaikan beragam masalah seperti prinsip keberanian menghadapi risiko,
kreatif, bekerja keras, inovatif, dan sebagainya.

Tindakan

Tindakan merupakan unsur terahir pembentuk perilaku setelah unsur


pengetahuan dan sikap. Tindakan lebih mencerminkan kegiatan nyata atau
aplikasi dari adanya proses pengetahuan dan sikap. Berdasarkan data hasil
penelitian, sikap para Social Entrepreneur berada dalam tingkatan sangat tinggi
dengan persentase 63.89 %. Tingkatan sikap paling bawah pada sebaran
responden adalah tingkatan sedang dengan persentase 5.56 %. Sisanya adalah
sikap dalam tingkatan tinggi.
Para kader posdaya cenderung bekerja keras dan mau menerima segala
tantangan demi memajukan usahanya. Para kader posdaya menggunakan segenap
kemampuannya untuk memajukan usahanya. Para kader posdaya bekerja bersama
untuk meningkatkan pendapatan. Mereka juga membangun kemitraan dengan
berbagai pihak yang memiliki tujuan sama. Distribusi Social Entrepreneur
berdasarkan tingkat tindakan dapat dilihat pada tabel 17.

Tabel 17 Distribusi Social Entrepreneur berdasarkan tingkat tindakan


Kriteria Skor Frekuensi Persentase (%)
sangat rendah 1-3 0 0
rendah 4-6 0 0
sedang 7-9 2 5.56
tinggi 10-12 11 30.56
sangat tinggi 13-15 23 63.89
jumlah 36 100
31

Perilaku Social Entrepreneur

Perilaku dibentuk dari 3 unsur yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.


Perilaku dalam penelitian ini dibagi dalam 5 tingkatan sesuai dengan tingkatan
pada unsur pengetahuan, sikap, dan tindakan. Berdasarkan sebaran dari responden,
perilaku posdaya kreatif hanya menempati dua tingkatan yaitu tinggi dan sangat
tinggi. Data menunjukkan bahwa perilaku kader posdaya mencapai tingkatan
tinggi dengan persentase perilaku Social Entrepreneur sebesar 55.56%. Para kader
posdaya juga sebagian berada dalam kategori sangat tinggi dengan persentase
sebesar 44.44%.
Hasil ini menunjukkan bahwa perilaku social entrepreneur dibentuk oleh
unsur pengetahuan, sikap, dan tindakan pada kategori tinggi dan sangat tinggi
sehingga sebaran perilakunya berada dalam kategori tinggi dan sangat tinggi.
Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa perilaku social entrepreneur
dominan dibentuk oleh sikap dan tindakan. Sikap yang dibentuk oleh kader
posdaya dalam menghadapi berbagai macam permasalahan usaha, menjadikan
mereka memiliki perilaku yang serupa.
Pengetahuan tidak terlalu berpengaruh signifikan dalam membentuk
perilaku social entrepreneur. Hal ini terbukti karena rata-rata kader posdaya
berpendidikan lulusan SMA dan jarang mengikuti pelatihan kewirausahaan.
Perilaku social entrepreneur posdaya tidak dibentuk oleh pengetahuan dari
pendidikan formal maupun informal. Perilaku justru dibentuk dari pengalaman
selama kerja di lapang.

Tabel 18 Sebaran kader posdaya berdasarkan perilaku social entrepreneur


kategori unsur-unsur perilaku social entrepreneur perilaku
social
pengetahuan (%) sikap (%) tindakan (%) entrepreneur
sangat rendah 0 0 0 0
rendah 0 0 0 0
sedang 2.78 2.78 5.55 0
tinggi 25 69.44 30.56 55.56
sangat tinggi 72.22 27.78 63.89 44.44
jumlah 100 100 100 100

Hubungan antara Karakteristik Kader Posdaya dengan


Perilaku Social Entrepreneur

Berdasarkan hasil uji korelasi Chi Square dan Rank Spearman, sebagian
besar karakteristik tidak memiliki hubungan dengan unsur-unsur pembentuk
perilaku Social Entrepreneur. Tabel 19 menunjukkan bahwa hanya terdapat
hubungan nyata (α = 0.05) antara jenis kelamin dengan perilaku, visioner dengan
tindakan, visioner dengan perilaku, kreatif dengan sikap, kreatif dengan perilaku,
berjiwa entrepreneur dengan sikap, berjiwa entrepreneur dengan dengan perilaku,
32

beretika dengan tindakan dan beretika dengan perilaku. Berikut adalah penjelasan
mengenai hubungan antara karakteistik dengan unsur-unsur pembentuk perilaku:
Hubungan antara karakteristik kader posdaya dengan perilaku Social
Entrepreneur dapat dilihat dalam tabel 19 berikut :

Tabel 19 Hubungan Karakteristik dengan Perilaku Social Entrepreneur Posdaya


Kreatif Tahun 2014
Karakteristik Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
Kader P- P- P- P-
Posdaya Koef Koef Koef Koef
Value Value Value Value
Karakteristik
Individu
Jenis Kelamin - .937 - 0.557 - 0.826 - .018*
Usia -.038 .827 .119 .489 -.087 .613 .145 .399
Tingkat
-.071 .680 -.077 .655 -.159 .356 -.142 .410
Pendidikan
Jenis
- .890 - 0.495 - 0.406 - 0.648
Pekerjaan
Lama
.261 .124 -.091 .598 .212 .216 .037 .832
Kepengurusan
Karakteristik
Social
Entrepreneur
Visioner -.206 .228 .286 .091 .339* .043 .423* .010
Kreatif -.067 .699 .378* .023 .327 .052 .484* .003
Berjiwa
-.112 .515 .476* .003 .184 .283 .581* .000
Entrepreneur
Beretika -.054 .754 .256 .132 .354* .034 .331* .049
Inovasi Sosial .105 .542 .224 .188 .327 .052 .088 .610
Sumber: kuesioner penelitian diolah (2014)
Keterangan:
p-value: nilai signifikan
*: berpengaruh nyata pada alfa 0.05

Hubungan Jenis kelamin dengan perilaku

Jenis kelamin tidak memiliki hubungan yang nyata dengan pengetahuan,


sikap, dan tindakan akan tetapi jenis kelamin dengan perilaku memiliki hubungan
yang nyata. Dilihat dari unsur pengetahuan, jenis kelamin tidak memiliki
pengaruh yang nyata dengan tingkat pengetahuan. Laki-laki dan perempuan
memiliki kesempatan untuk memiliki pengetahuan yanga sama. Laki-laki dan
perempuan sama cerdasnya. Pengetahuan bisa didapat oleh para kader dari
pelatihan-pelatihan, diskusi antar sesama kader, maupun dari pengalaman pribadi.
Dilihat dari unsur sikap, jenis kelamin tidak memiliki pengaruh terhadap
sikap social entrepreneur. Laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki sikap
yang baik dengan masyarakat dan jaringan bisnisnya. Kader posdaya semuanya
memilki kepedulian yang sama untuk memecahkan masalah sosial.
Dilihat dari unsur tindakan, laki-laki dan perempuan juga memiliki
tindakan yang sama. Laki-laki dan perempuan bekerjasama dan saling membantu
33

untuk menyelesaikan masalah sosial. Semangat untuk bekerja dan menjalankan


usaha antara laki-laki dan perempuan tidak ada bedanya.
Berdasarkan aspek perilaku, jenis kelamin dengan perilaku memiliki
hubungan yang nyata (α = 0.05) sebesar 0.018. Jenis kelamin memiliki pengaruh
terhadap perilaku social entrepreneur. Perempuan cenderung memiliki perilaku
yang lebih menonjol dibandingkan laki-laki. Kondisi seperti ini terjadi karena
empati dan kepedulian perempuan jauh lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Hubungan usia dengan perilaku

Berdasarkan hasil penelitian, usia dan pengetahuan, sikap, maupun


tindakan tidak memiliki hubungan yang nyata. Dilihat dari unsur pengetahuan,
usia tidak memiliki pengaruh terhadap tingkat pengetahuan menjadi wirausaha
sosial. Pengetahuan tentang social entrepreneur bisa diperoleh dari beragam
informasi. Media cetak maupun elektronik dapat diakses oleh siapa saja.
Pelatihan-pelatihan untuk menjadi social entrepreneur bisa diikuti oleh siapa saja.
Kondisi sekarang yang semakin maju tingkat teknologinya, menjadikan semua
orang dari berbagai usia bisa mendapatkan pengetahuan tentang social
entrepreneur dengan mudah sehingga pengetahuan social entrepreneur tidak
berhubungan dengan tingkat usia.
Dilihat dari unsur sikap, tingkat usia tidak berpengaruh signifikan terhadap
sikap social entrepreneur. Respon setiap orang untuk menjadi social entrepreneur
tidak ditentukan oleh usia. Remaja, dewasa, lansia, dan manula pun mau menjadi
social entrepreneur dalam kepengurusan di posdaya.
Dilihat dari unsur tindakan, usia tidak berpengaruh terhadap apa tindakan
yang dilakukan oleh social entrepreneur. Social entrepreneur dalam melakukan
suatu hal, dalam bekerja, berkreasi, menciptakan produk baru, tidak dibatasi oleh
usia. Semangat bekerja dan motivasi untuk berusaha dengan tujuan membantu
sesama dimiliki oleh semua usia.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, usia tidak memiliki pengaruh
yang signifikan. Kebiasan social entrepreneur yang menjadi perilaku dapat
dilakukan oleh semua kalangan usia.

Hubungan tingkat pendidikan dengan perilaku

Tingkat pendidikan dengan perilaku tidak memiliki hubungan yang nyata.


Tingkat pendidkan juga tidak mempengaruhi pengetahuan, sikap, dan tindakan
sebagai social entrepreneur. Dilihat dari unsur pengetahuan, pendidikan formal
tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap perilaku social entrepreneur.
perilaku social entrepreneur bisa dipelajari dan diterpkan oleh semua tingkat
pendidikan.
Dilihat dari unsur sikap, respon social entrepreneur tidak dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan formal. Para kader posdaya memiliki tingkat pendidikan yang
beragam akan tetapi memiliki sikap yang hampir seragam.
Dilihat dari unsur tindakan, tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja kader posdaya. Menjalankan usaha bersama dengan tujuan sosial
dilakukan oleh orang-orang dari lintas tingkat pendidikan. Semua orang memiliki
34

kinerja yang baik. Tindakan untuk menjadi social entrepreneur dapat dibentuk
dari pengalaman di lapang, bukan dari pendidikan formal.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, tingkat pendidikan tidak
memiliki pengaruh yang nyata. Social entrepreneur dapat dipelajari dari social
entrepreneur lain yang sudah berpengalaman.

Hubungan Jenis pekerjaan dengan perilaku

Jenis pekerjaan tidak berpengaruh signifikan dengan pengetahuan, sikap,


maupun tindakan. Dilihat dari unsur pengetahuan, jenis pekerjaan tidak
berpengaruh terhadap perilaku social entrepreneur. Social entrepreneur
perilakunya dapat diterpakan oleh semua orang dan tidak dibatasi oleh jenis
pekerjaan utama orang tersebut. PNS, Guru PAUD, bahkan ibu rumah tangga pun
mampu menjadi social entrepreneur seperti seorang wirausaha.
Dilihat dari unsur sikap, respon untuk menjadi social entrepreneur
dimiliki oleh semua jenis pekerjaan. Rata-rata setiap orang memiliki respon positif
untuk bisa membantu tetangganya yang kesusahan dalam hal ekonomi.
Dilihat dari aspek tindakan, kinerja social entrepreneur dapat diterpakan
oleh beragam jenis pekerjaan. Perbedaan jenis pekerjaan utama tidak memiliki
pengaruh terhadap usaha apa yang dilakukan oleh social entrepreneur.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, jenis pekerjaan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan. Perilaku social entrepreneur dapat dilakukan oleh
semua jenis pekerjaan utama orang. Perbedaan jenis pekerjaan tidak menjadi
penghalang seseorang untuk bisa menolong dan berusaha bersama dengan orang
lain.

Hubungan lama menjadi kader posdaya dengan perilaku

Lama menjadi kader posdaya tidak berpengaruh terhadap pengetahuan,


sikap, dan tindakan seorang social entrepreneur. Dilihat dari aspek pengetahuan,
lama menjadi kader posdaya tidak menjadikan seseorang menjadi lebih tahu
tentang social entrepreneur. Pengetahuan tentang Social entrepreneur bisa
dipelajari dengan cepat atau lama tergantung pada kemauan untuk belajar.
Dilihat dari unsur sikap, lama menjadi kader posdaya tidak memiliki
pengaruh terhadap sikap social entrepreneur. Respon untuk memilih melakukan
suatu usaha untuk membantu masyarakat tidak ditentukan oleh waktu
kepengurusan. Social entrepreneur adalah sebuah pilihan hidup dimana prosesnya
berlangsung secara terus menerus dan tidak dibatasi oleh waktu kepengurusan.
Dilihat dari unsur tindakan, melakukan suatu aktivitas usaha sosial tidak
dipengaruhi oleh seberapa lama orang tersebut menjadi kader posdaya. Orang
yang baru menjadi kader posdaya pun mampu melakukan usaha sosial seperti
orang yang sudah menjadi kader posdaya selama 7 tahun.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, lama menjadi kader posdaya
tidak berpengaruh nyata terhadap keseharian tindakan seseorang. Orang yang
menjadi kader posdaya dalam waktu yang lama belum tentu bisa menjadi seorang
social entrepreneur dengan prilaku yang baik.
35

Hubungan visioner dengan perilaku

Visioner merupakan salah satu karakter wirausaha. Berdasarkan hasil


pengolahan data, visioner tidak berpengaruh nyata terhadap unsur pengetahuan
dan sikap. Visioner memiliki hubungan yang nyata dengan perilaku dan tindakan.
Dilihat dari unsur pengetahuan, sifat visioner tidak memiliki hubungan yang
signifikan. Visioner adalah kemampuan untuk menentukan tujuan jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang dalam melakukan usaha sosial. Tingkat
kemampuan ini tidak dipengaruhi oleh pengetahuan responden.
Dilihat dari unsur sikap, visioner tidak berpengaruh signifikan. Sikap atau
respon social entrepreneur tidak berhubungan dengan kemampuannya dalam
menentukan tujuan di masa depan.
Dilihat dari unsur tindakan, visioner memiliki hubungan yang nyata.
Koefisien signifikannya sebesar 0.339. Terdapat hubungan antara visioner dengan
tindakan. Ketika kader posdaya memiliki visi yang kuat, maka ia akan bertindak
dan melakukan apapun untuk mencapai tujuan atau visi tersebut.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, visioner mempengaruhi perilaku
social entrepreneur. Nilai koefisien pengaruhnya sebesar 0.423. Ketika kader
posdaya memiliki visi, maka ia akan berperilaku social entrepreneur lebih baik
lagi.

Hubungan kreatif dengan perilaku

Kreatif tidak mempengaruhi pengetahuan dan tindakan social


entrepreneur. Kreatif berpengaruh terhadap sikap dan perilaku social
entrepreneur. Dilihat dari unsur pengetahuan, kreatif tidak berpengaruh karena
kreatif merupakan sifat yang dimiliki oleh semua tingkat IQ. Setiap kader posdaya
memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda dan tidak dipengaruhi oleh sifat
kreatif.
Dilihat dari unsur sikap, kreatif mempengaruhi sikap social entrepreneur.
Pengaruh kreatif terhadap sikap sebesar 0.378. Semakin kreatif seseorang maka
sikap social entrepreneur semakin meningkat.
Dilihat dari unsur tindakan, kreatif tidak berpengaruh terhadap tindakan
social entrepreneur. Kreatif dan tindakan merupakan dua hal yang berjalan
bersama tetapi tidak saling mempengaruhi. Social entrepreneur akan tetap
menjalankan usaha sosial walaupun ia tidak kreatif.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, kreatif memiliki pengaruh
terhadap perilaku sebesar 0.484. Semakinkreatif seorang kader posdaya, maka
perilaku social entrepreneur akan semakin meningkat.

Hubungan berjiwa entrepreneur dengan perilaku

Berjiwa Entrepreneur yang dimiliki oleh kader posdaya tidak


mempengaruhi pengetahuan dan tindakan social entrepreneur . berjiwa
entrepreneur mempengaruhi sikap dan perilaku social entrepreneur. Dilihat dari
unsur pengetahuan, berjiwa entrepreneur tidak berpengaruh terhadap pengetahan
social entrepreneur.
36

Dilihat dari unsur sikap, berjiwa entrepreneur mempengaruhi sikap social


entrepreneur sebesar 0.476. Semakin kader posdaya memiliki jiwa entrepreneur
yang tinggi, semakin tinggi pula sikap social entrepreneurnya.
Dilihat dari unsur tindakan, berjiwa entrepreneur tidak mempengaruhi
tindakan social entrepreneur. Social entrepreneur dalam melakukan usaha sosial
tidak dipengaruhi oleh tingkat motivasi wirausahanya.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, berjiwa entrepreneur memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap perilaku social entrepreneur sebesar 0.581.
Semakin tinggi tingkat jiwa entrepreneur, semakin tinggi pula tingkat perilaku
social entrepreneur.

Hubungan beretika dengan perilaku

Dilihat dari unsur pengetahuan dan sikap, beretika tidak memiliki


pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan dan sikap social entrepreneur .
Tingkat etika seorang kader posdaya tidak memberikan pengaruh terhadap
pengetahuan dan responnya dalam melakukan usaha sosial. Etika berkaitan
dengan aturan dan norma dalam masyarakat. Sedangkan pengetahuan dan respon
untuk melakukan usaha sosial meruapakn suatu kegiatan yang dipastikan sesuai
dengan etika.
Dilihat dari tindakan social entrepreneur, beretika berpengaruh sebesar
0.354. semakin tinggi tingkat etika seseorang maka ia akan melakukan usaha
sosial dengan lebih baik dan lebih maju lagi.
Dilihat dari perilaku social entrepreneur, etika berpengaruh sebesar 0.331.
semakin beretika seseorang maka perilaku social entrepreneur orang tersebut
akan meningkat juga.

Hubungan inovasi sosial dengan perilaku

Inovasi sosial pada kader posdaya tidak mempengaruhi perilaku social


entrepreneur. Dilihat dari unsur pengetahuan, sikap, dan tindakan, inovasi sosial
juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Kemampuan untuk menciptakan
suatu hal yang baru untuk membantu meningkatkan kesejahteraan di masyarakat
tidak berhubungan dengan perilaku kader posdaya.
Pengetahuan kader posdaya terkait usaha sosial, usaha bersama untuk
membantu masyarakat tidak dipengaruhi oleh tingkat inovasi sosial yang ia miliki.
Sikap kader posdaya dalam merespon tantangan dan masalah yang ada dalam
usaha juga tidak dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menciptakan suatu hal
yang baru. Para kader posdaya dalam melakukan usaha bersama dan berperilaku
sebagai wirausaha sosial juga tidak dipengaruhi oleh inovasi sosial yang dapat ia
cipatakan.
37

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Simpulan dari analisis karakteristik dan perilaku social entrepreneur


adalah :
1. Karakteristik para kader posdaya kreatif di Kecamatan Bogor Barat dilihat dari
karakteristik individu sebagian besar masuk dalam kategori perempuan, berusia
dewasa (26-45 tahun), berpendidikan lulusan SMA, bekerja sebagai wirausaha,
dan menjadi pengurus selama 4-6 tahun. Berdasarkan karakteristik social
entrepreneur, sifat beretika memiliki rata-rata skor sangat tinggi. Sedangkan
sifat kreatif memiliki skor paling rendah tetapi masih dalam kategori tinggi.
2. Perilaku social entrepreneur posdaya kreatif di Kecamatan Bogor barat berada
dalam kategori tinggi. Secara rinci, unsur-unsur pembentuk perilaku meliputi
pengetahuan yang berada dalam kategori sangat tinggi, sikap dalam kategori
tinggi, dan tindakan dalam kategori sangat tinggi.
3. Hasil uji Chi Square dan Rank Spearman menunjukkan bahwa sebagian besar
karakteristik responden tidak memiliki hubungan yang nyata dengan unsur-
unsur perilaku Social Entrepreneur. hanya terdapat hubungan nyata (α = 0.05)
antara jenis kelamin dengan perilaku, visioner dengan tindakan, visioner
dengan perilaku, kreatif dengan sikap, kreatif dengan perilaku, berjiwa
entrepreneur dengan sikap, berjiwa entrepreneur dengan dengan perilaku,
beretika dengan tindakan dan beretika dengan perilaku.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian perilaku Social Entrepreneur posdaya kreatif


di Kecamatan Bogor maka saran yang diberikan yaitu:
1. Para kader posdaya sebagai Social Entrepreneur hendaknya lebih
meningkatkan jiwa kewirausahaannya agar kreativitas dan inovasi sosialnya
dapat berkembang untuk membantu masyarakat.
2. Pemerintah memberikan pelatihan lagi terkait kewirausahaan agar jumlah
Social Entrepreneur yang tidak bekerja semakin berkurang.
3. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang perbandingan antara
karakteristik dan perilaku social entrepreneur posdaya kreatif dengan posdaya
non kreatif.
38

DAFTAR PUSTAKA

Azzahra R. 2009. Perilaku Wirausaha Mahasiswa IPB Peserta PKMK dan PKMM.
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin
menurut Provinsi-september 2013. [internet]. [Diunduh 2014 Juni 08].
tersedia pada : http://www.bps.go.id.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2013. Statistik Daerah Kecamatan Bogor
Barat 2013.. [internet]. [Diunduh 2014 Juni 08]. tersedia pada :
http://bogorkota.bps.go.id/publikasi/statistik-daerah-kecamatan-bogor-barat-
2013.
Fitriati R. 2012. Kewirausahaan Sosial. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.
Hanasia HM. 2013. Pembelajaran Kepemimpinan Wirausaha Agribisnis. [skripsi].
Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Juwaini A. 2011. Social Enterprise. Jakarta (ID) : mizan Media Utama.
Muljono P, Burhanuddin, Virianita R. 2013. Pemetaan Perkembangan Posdaya
untuk Meningkatkan Kualitas Program Pemberdayaan Masyarakat. Bogor
(ID): LPPM Institut Pertanian Bogor.
Nazir M. 2005. Metodologi penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.
Pambudy R, Sipayung T, Priatna WB, Burhanuddin, Kriswantriyono A, Satria A.
1999. Bisnis dan Kewirausahaan dalam Sistem Agribisnis. Bogor (ID):
Pustaka Wirausaha Muda.
Pambudy R, Burhanuddin, Priatna WB, Rosiana N. 2011. Analisis Perilaku
Wirausaha Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Prosiding Seminar Penelitian
Unggulan Departemen Agribisnis; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): IPB Press.
hlm 179-196.
Pebriani S, Maryandani A, Firantika A. 2011. Social Entrepreneurship Berbasis
Pancasila Sebagai Salah Satu Upaya Penanganan Pengangguran dan
Pemerataan Pendapatan di Indonesia. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Priyono E, Muqorobin A. 2012. Studi Literatur Terkait Perilaku Kewirausahaan.
Solo (ID) : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
[P2SDM] Pusat Pengembangan Sumberdaya Manusia. 2012. Profil Posdaya Kota
Bogor. Bogor (ID): LPPM Institut Pertanian Bogor.
Rusli Z, C Sahuri, D Mashur, dan Mayarni. 2012. Penerapan Social
Entrepreneurship dalam Memberdayakan Masyarakat Miskin Perkotaan.
Kebijakan Publik. 2012; 3(1):1-55.
Santosa SP. 2007. Peran Social Entrepreneurship Dalam Pembangunan.
Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia yang Inovatif, Inventif,
dan Kompetitif; 2007 Mei 14; Malang, Indonesia. Malang (ID): Universitas
Brawijaya.
Subachtiar FT. 2013. Karakteristik dan perilaku Wirausaha Mahasiswa Pengusaha
di Institut Pertanian Bogor. [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
39

Suharti L, Sirine H. 2012. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Niat


Kewirausahaan (Entrepreneurial Intention). Manajemen dan Kewirausahaan.
2011; 13(2):124-134
Suyono H. 2013. Posdaya dan Entrepreneur. Jakarta (ID) : Gemari.
Thobias E, Tungka AK, Rogahang JJ. 2013. Pengaruh Modal Sosial terhadap
Perilaku Kewirausahaan. Acta Diurna 2013; 13(4).
Utomo AS. 2012. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pendekatan
Sociopreneurship. Yogyakarta (ID) : Business Confrence (BC).
Widodo H. 2011. Analisis Karakteristik dan Perilaku Wirausaha Martabak Manis
di Kota Bogor. [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Widyana A. 2013. Kompetensi Pengembangan Kewirausahaan Program Posdaya
Pasir Mulya Kecamatan Bogor Barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Wiguna AB. 2013. Social Entrepreneurship dan Socio-Entrepreneurship :
Tinjauan dengan Perspektif Ekonomi dan Sosial [Skripsi]. Malang (ID):
Universitas Brawijaya.
40

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS PERILAKU SOCIAL ENTERPRENEUR POSDAYA KREATIF


BIDANG EKONOMI PERTANIAN DI KECAMATAN BOGOR BARAT

No Responden : Tanggal :

Saya Suhartini (H34100014), mahasiswa tingkat akhir pada


program Sarjana departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Saat ini saya sedang melakukan pengambilan data yang
akan digunakan dalam penyusunan skripsi.
Saya sangat berharap kesediaan Anda dalam mengisi kuesioner ini
dan saya ucapkan terima kasih atas bantuannya.

I. IDENTITAS DAN KARAKTERISTIK INDIVIDU (KADER


POSDAYA)
1. Nama Lengkap : ..................................................................................
2. Jenis Kelamin :  Laki-laki  Perempuan
3. No. HP : ..................................................................................
4. Usia : ................... tahun
5. Pendidikan : a. SD d. D3
b. SMP e. S1
c. SMA f. Lainnya, sebutkan …...
6. Alamat tempat tinggal : ..................................................................................
7. Pekerjaan : a. PNS d. Petani
b. Pegawai swasta e. Tidak bekerja
c. Wirausaha f. Lainnya, sebutkan …...
8. Lama kepengurusan
di Posdaya : ..............................tahun
9. Jabatan di Posdaya : ..................................................................................

II. KARAKTERISTIK SOCIAL ENTERPRENEUR


Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri
Anda dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai 1 = Sangat tidak sesuai
Nilai 2 = Tidak sesuai
Nilai 3 = Sedang
Nilai 4 = Sesuai
Nilai 5 = Sangat sesuai
41

No Pernyataan 1 2 3 4 5
Visioner
1. Saya mampu membayangkan apa yang akan terjadi
dengan masyarakat di masa depan.
2. Saya lebih suka memikirkan apa yang akan saya
lakukan di esok hari daripada apa yang saya lakukan
kemarin.
3. Saya memiliki pandangan masa depan dalam bekerja
dan berbagi dengan masyarakat.
4. Saya memiliki beragam cara untuk mencapai tujuan
masa depan yang telah ditetapkan dalam bekerja.
5. Saya menyusun tujuan dalam melakukan kegiatan, baik
jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka
panjang.
Kreatif
1. Saya selalu memiliki keingintahuan lebih terhadap apa
yang terjadi di masyarakat.
2. Saya mampu melakukan suatu kegiatan di masyarakat
yang berbeda dengan yang lain.
3. Saya memiliki jiwa humor yang tinggi.
4. Saya memiliki kebebasan dalam berpikir dan bertindak.
5. Saya menyukai hal-hal yang rumit dan baru.
Berjiwa Enterpreneur
1.
Saya mampu membuat barang yang tidak berharga
menjadi barang yang bisa dijual.
2. Saya menjual produk untuk mendapatkan keuntungan.
3. Saya selalu memperhitungkan risiko dari setiap
keputusan yang saya ambil.
4. Saya mempromosikan produk saya kepada orang lain.
5. Saya mampu menjaga kualitas produk saya.
Beretika
1. Saya selalu bersikap jujur dalam menawarkan produk
yang saya jual.
2. Saya selalu mematuhi peraturan yang ada di masyarakat.
42

3. Ketika ada tetangga yang kesusahan, saya selalu


berusaha untuk membantunya.
4. Bagi saya, keterbukaan dalam bekerja harus
diutamakan.
5. Saya berusaha untuk memberikan produk yang terbaik
untuk konsumen saya.
Mampu Menciptakan Inovasi Sosial
1. Saya mampu mencari solusi untuk pemecahan masalah
sosial.
2. Saya mampu menciptakan suatu gagasan atau ide baru
di masyarakat.
3. Saya memiliki motivasi yang tinggi untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
4. Saya menyukai adanya perubahan.
5. Saya mau mengambil risiko yang tinggi untuk
keberhasilan yang saya peroleh.

III. PERILAKU SOCIAL ENTERPRENEUR POSDAYA KREATIF


a. Pengetahuan Social Enterpreneur
Isilah kolom di bawah ini dengan memberikan tanda ceklist (√) pada jawaban yang
menurut Anda tepat!
No. Pernyataan Benar Salah

Seorang Social Enterpreneur adalah orang yang


mampu menciptakan inovasi untuk meningkatkan
1.
kesejahteraan masyarakat.
Kreatif merupakan salah satu karakter yang dimiliki
2. oleh seorang Social Enterpreneur.
Keuntungan tidak begitu penting dalam menjalankan
3. sebuah usaha.
Menyukai hal yang baru tidak sesuai dengan
4. kepribadian seorang Social Enterpreneur.
Social Enterpreneur adalah seseorang yang visioner.
5.
Seorang Social Enterpreneur melakukan suatu
6. kegiatan dengan cara yang sama dengan orang lain.
Seorang Social Enterpreneur tidak takut gagal dan
7. memusatkan perhatiannya pada kesuksesan di masa
depan.
Seorang Social Enterpreneur tidak membutuhkan
8. keahlian dalam berwirausaha.
43

No. Pernyataan Benar Salah

Seorang Social Enterpreneur perlu memiliki rasa


9. tanggung jawab yang tinggi.
Seorang Social Enterpreneur bertanggungjawab dalam
10. mengelola sumber daya yang ada di masyarakat.
Meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat adalah
11. tujuan seorang Social Enterpreneur.
Social Enterpreneur adalah orang yang memiliki
12. prinsip untuk selalu bekerjasama demi mencapai
kesuksesan bersama.
Seorang Social Enterpreneur dapat memperhitungkan
13. dan mengambil risiko terkait kegiatan yang dilakukan.
Social Enterpreneur memiliki jiwa kepedulian yang
14. tinggi.
Social Enterpreneur mengeksploitasi semua
15. sumberdaya yang ada di daerahnya untuk memperoleh
keuntungan.

b. Sikap Social Enterpreneur


Berilah tanda ceklist (√) pada kolom yang paling menggambarkan diri
Anda dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai 1 = Sangat tidak sesuai
Nilai 2 = Tidak sesuai
Nilai 3 = Sedang
Nilai 4 = Sesuai
Nilai 5 = Sangat sesuai

No. Pernyataan 1 2 3 4 5
Saya mudah mendapatkan ide-ide baru.
1.
Saya dapat melakukan suatu hal dengan cara
2. yang berbeda.
Saya menghadapi risiko di dalam berusaha
3. dengan penuh perhitungan.
Saya merasa perlu bekerjasama dengan orang
4. lain.
Saya selalu tersenyum kepada setiap orang.
5.
Tidak mudah bagi saya untuk mencari
6. pemecahan berbagai masalah.
Saya berhati-hati dalam memutuskan hal yang
7. mengandung risiko terkait inovasi saya.
Saya sering melupakan tujuan saya dalam
8. bekerja.
44

No. Pernyataan 1 2 3 4 5
Saya takut dalam menghadapi kegagalan.
9.
Saya dapat mempengaruhi orang lain.
10.
Saya merasa peduli dengan kehidupan orang
11. lain.
Saya menguasai tentang kegiatan yang saya
12. lakukan.
Saya membuat produk yang sama dengan yang
13. ada di pasar.
Saya mudah menyerah ketika menemukan
14. permasalahan di dalam kegiatan saya.
Saya suka bekerjasama dengan berbagai pihak
15. yang terkait dengan bidang saya.

c. Tindakan Social Enterpreneur


Isilah kolom di bawah ini dengan memberikan tanda ceklist (√) sesuai dengan
tindakan yang Anda lakukan!
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya sering menghadiri pelatihan atau seminar
pemberdayaan masyarakat.
2. Saya mencari tahu jika ada masalah yang terjadi di
masyarakat.
3. Saya menyelesaikan permasalahan yang ada dengan
menggunakan kemampuan wirausaha.
4. Saya membuat usaha bersama tetangga saya.
5. Saya membuat keputusan dengan cara musyawarah.
6. Saya tidak menggunakan prinsip kepercayaan dan gotong
royong dalam menjalankan usaha saya.
7. Saya mencari tahu tentang bagaimana cara menjalankan
usaha yang saya lakukan agar berhasil.
8. Saya mengalokasikan sebagian besar waktu saya untuk
membantu masyarakat.
9. Saya melakukan usaha bersama masyarakat dengan modal
swadaya.
10. Saya bermitra dengan berbagai pihak untuk menunjang
keberhasilan kegiatan saya.
11. Saya tidak membuat produk dengan bahan baku yang ada di
daerah saya.
12. Saya mengolah dan menyajikan produk saya dengan
menjaga kebersihannya.
13. Saya menggunakan semua keuntungan yang saya dapat
untuk keperluan pribadi.
14. Saya melakukan komunikasi dengan pihak-pihak yang
dapat membantu perkembangan usaha saya.
15. Saya menyisihkan keuntungan untuk amal secara rutin.
45

Lampiran 2. Data Karakteristik Kader Posdaya Kreatif Kecamatan Bogor Barat Mei-Juni 2014
Jenis Usia Jenis lama menjadi kader
No Nama Domisili jabatan kelamin (Th) Pendidikan Pekerjaan posdaya (Th)
1 Madsai Bubulak pimpinan L 56 SMA wirausaha 2
2 Eneng iti Bubulak pimpinan P 43 SMA Guru PAUD 5
3 choiriah Bubulak pimpinan P 45 SMA Guru PAUD 5
non
4 ratna dewi Bubulak pimpinan P 44 SMP wirausaha 1
non
5 febi maelani Bubulak pimpinan P 21 SMA Guru PAUD 1
non
6 Yeni Bubulak pimpinan P 34 SD tidak bekerja 5
non
7 sugiarni Bubulak pimpinan P 37 SD tidak bekerja 5
non
8 Siti mansiah Bubulak pimpinan P 45 SMA Guru PAUD 5
non
9 dhisa nurliana Bubulak pimpinan P 16 SMP tidak bekerja 1
non
10 masamah Bubulak pimpinan P 40 SMP wirausaha 5
non
11 sri rahayu Bubulak pimpinan P 41 SMA Guru PAUD 5
non
12 rizki amalia Bubulak pimpinan P 24 sma tidak bekerja 1
non
13 nurmala Bubulak pimpinan P 45 smp Guru PAUD 5
non
14 asnawati situ gede pimpinan P 59 smp wirausaha 4
15 Jawariah situ gede pimpinan P 40 sma wirausaha 4
pegawai
16 salikan situ gede pimpinan L 42 s1 swasta 4
Ellina
17 Sukmarlina pasir kuda pimpinan P 41 sma tidak bekerja 5
non
18 wahyuni pasir kuda pimpinan P 42 sma wirausaha 5
non
19 semi widati pasir kuda pimpinan P 30 sma Guru PAUD 5
titing non pegawai
20 anggarahayu pasir kuda pimpinan P 40 s1 swasta 5
non
21 partinah pasir kuda pimpinan P 68 SPG tidak bekerja 5
22 abdul hamid pasir mulya pimpinan L 45 sma wirausaha 7
non
23 nurfitriani pasir mulya pimpinan P 20 sma tidak bekerja 1
24 endang pasir mulya pimpinan L 47 sma pns 7
non
25 nenden juansih pasir mulya pimpinan P 40 sma tidak bekerja 6
non
26 siti fatimah pasir mulya pimpinan P 46 sma tidak bekerja 5
27 rina aisah loji pimpinan P 43 sma tidak bekerja 2
non
28 yanah maryanah loji pimpinan P 28 sma wirausaha 2
29 yani masujud loji pimpinan P 46 sma wirausaha 2
non
30 iis mestika loji pimpinan P 33 sma wirausaha 2
non
31 nenden sukarsih loji pimpinan P 52 sma tidak bekerja 2
sindang non
32 siti aminah barang pimpinan P 40 sma wirausaha 1
sindang non
33 siti hindun barang pimpinan P 50 sma Guru PAUD 4
sindang non
34 rian handayani barang pimpinan P 28 s1 Guru PAUD 3
ima nur sindang non
35 rahmawati barang pimpinan P 25 smp wirausaha 1
sindang non
36 siti yulianti barang pimpinan P 29 sma wirausaha 2
46

Lampiran 3 Skor Karakteristik Social Entrepreneur Kecamatan Bogor Barat


Mei-Juni 2014
No Visioner Kreatif Berjiwa Entrepreneur Beretika Inovasi Sosial
1 88 64 88 88 92
2 80 68 64 80 88
3 100 100 100 100 100
4 88 88 84 88 92
5 88 84 84 88 80
6 92 96 96 100 92
7 92 92 96 92 80
8 88 72 52 92 92
9 92 84 88 96 96
10 92 88 92 96 92
11 80 84 80 100 84
12 84 84 84 100 84
13 96 100 100 100 100
14 60 64 92 76 56
15 88 84 100 100 84
16 84 64 96 88 76
17 84 92 76 88 88
18 68 64 80 80 72
19 72 56 56 80 40
20 80 72 80 80 80
21 84 80 88 92 80
22 92 84 96 100 88
23 80 80 40 56 80
24 92 84 92 100 96
25 72 48 80 80 72
26 76 44 80 72 72
27 80 80 80 92 80
28 48 72 72 80 72
29 80 100 80 80 72
30 72 92 92 80 72
31 88 88 76 96 76
32 84 92 96 100 80
33 80 72 88 100 88
34 80 88 56 80 72
35 80 56 80 80 64
36 84 84 96 96 80
47

Lampiran 4. Skor Responden terhadap perilaku Social Entrepreneur dan unsur-


unsurnya
No Nama Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 Madsai 12 64 12 88
2 Eneng iti 13 53 10 76
3 choiriah 14 61 13 88
4 ratna dewi 9 50 13 72
5 febi maelani 12 62 14 88
6 Yeni 13 59 15 87
7 sugiarni 11 60 15 86
8 Siti mansiah 13 52 15 80
9 dhisa nurliana 13 54 13 80
10 masamah 13 53 11 77
11 sri rahayu 13 56 15 84
12 rizki amalia 13 62 13 88
13 nurmala 14 67 14 95
14 asnawati 13 62 13 88
15 Jawariah 12 61 14 87
16 salikan 14 57 14 85
17 Ellina Sukmarlina 13 54 13 80
18 wahyuni 14 54 9 77
19 semi widati 14 44 10 68
20 titing anggarahayu 14 54 10 78
21 partinah 10 54 12 76
22 abdul hamid 15 56 14 85
23 nurfitriani 12 54 13 79
24 ending 13 64 13 90
25 nenden juansih 14 52 13 79
26 siti fatimah 12 51 14 77
27 rina aisah 14 58 12 84
28 yanah maryanah 13 50 10 73
29 yani masujud 14 60 11 85
30 iis mestika 14 61 12 87
31 nenden sukarsih 14 63 13 90
32 siti aminah 14 50 7 71
33 siti hindun 14 54 13 81
34 rian handayani 11 52 14 77
35 ima nur rahmawati 13 58 12 83
36 siti yulianti 12 60 13 85
48

Lampiran 5. Hasil Kriteria penilaian Skor Kuesioner Perilaku Social Entrepreneur Kecamatan Bogor Barat Mei-
Juni 2014
No Nama Pengetahuan Sikap Tindakan Perilaku
1 Madsai tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi
2 Eneng iti sangat tinggi tinggi tinggi tinggi
3 choiriah sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
4 ratna dewi sedang tinggi sangat tinggi tinggi
5 febi maelani tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
6 Yeni sangat tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi
7 sugiarni tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi
8 Siti mansiah sangat tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
9 dhisa nurliana sangat tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
10 masamah sangat tinggi tinggi tinggi tinggi
11 sri rahayu sangat tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
12 rizki amalia sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
13 nurmala sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
14 asnawati sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
15 Jawariah tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
16 salikan sangat tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi
17 Ellina Sukmarlina sangat tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
18 wahyuni sangat tinggi tinggi sedang tinggi
19 semi widati sangat tinggi sedang tinggi tinggi
20 titing anggarahayu sangat tinggi tinggi tinggi tinggi
21 partinah tinggi tinggi tinggi tinggi
22 abdul hamid sangat tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi
23 nurfitriani tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
24 endang sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
25 nenden juansih sangat tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
26 siti fatimah tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
27 rina aisah sangat tinggi tinggi tinggi tinggi
28 yanah maryanah sangat tinggi tinggi tinggi tinggi
29 yani masujud sangat tinggi tinggi tinggi sangat tinggi
30 iis mestika sangat tinggi sangat tinggi tinggi sangat tinggi
31 nenden sukarsih sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi sangat tinggi
32 siti aminah sangat tinggi tinggi sedang tinggi
33 siti hindun sangat tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
34 rian handayani tinggi tinggi sangat tinggi tinggi
35 ima nur rahmawati sangat tinggi tinggi tinggi tinggi
36 siti yulianti tinggi tinggi sangat tinggi sangat tinggi
49

Lampiran 6 Uji Reliabilitas dan validitas kuesioner

A. Uji Reliabilitas dan Validitas keseluruhan karakteristik Social Entrepreneur


Case Processing Summary

N %
C Valid 100.
36
ases 0
Exclu
0 .0
deda
Total 100.
36
0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
.905 25

Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean Variance if Item Item-Total Alpha if Item
if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
x1 99.7222 128.549 .491 .902
x2 98.9722 135.113 .477 .903
x3 99.1389 131.609 .508 .902
x4 99.3889 132.644 .438 .903
x5 99.5278 132.542 .430 .903
x6 99.1667 130.657 .571 .900
x7 99.6111 129.559 .409 .904
x8 99.7778 127.492 .409 .906
x9 99.2222 132.635 .464 .902
x10 99.8333 125.171 .550 .901
x11 99.4444 128.083 .510 .902
x12 99.3056 130.561 .462 .903
x13 99.4167 131.450 .447 .903
x14 99.2222 131.721 .390 .904
x15 99.2778 127.692 .599 .899
x16 99.0833 130.193 .584 .900
x17 99.1389 130.866 .673 .899
x18 99.0278 130.885 .649 .900
x19 98.9722 129.913 .714 .899
x20 98.9444 133.197 .646 .901
x21 99.5000 131.114 .589 .900
x22 99.6667 128.971 .557 .900
x23 99.3611 129.152 .548 .901
x24 99.0556 131.311 .623 .900
x25 99.5556 130.368 .396 .905

B. Uji Reliabilitas dan Validitas Sikap Social Entrepreneur


50

Case Processing Summary

N %

Cases Valid
36 100.0

a
Excluded 0 .0

Total 36 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.488 15

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted

x1 52.6667 24.457 .121 .480

x2 52.8056 23.647 .152 .474

x3 52.5000 22.943 .270 .449

x4 51.9167 22.993 .574 .427

x5 52.0833 24.136 .305 .458

x6 54.3056 23.190 .117 .486

x7 52.4167 21.907 .326 .431

x8 53.2222 21.778 .215 .458

x9 53.7500 26.307 -.154 .564

x10 53.0556 22.968 .181 .467

x11 52.1944 22.961 .415 .434

x12 52.3611 23.780 .182 .468

x13 53.3889 26.130 -.138 .557

x14 52.8889 21.987 .196 .464

x15 52.2222 21.778 .505 .407


51

Lampiran 7. Hasil Output Uji Rank Spearman

PENGETAHUAN SIKAP TINDAKAN PERILAKU


Spearman's USIA Correlation Coefficient -.038 .119 -.087 .145
rho Sig. (2-tailed) .827 .489 .613 .399
N 36 36 36 36
TINGKAT Correlation Coefficient -.071 -.077 -.159 -.142
PENDIDIKAN Sig. (2-tailed) .680 .655 .356 .410
N 36 36 36 36
LAMA_KEPENGUR Correlation Coefficient .261 -.091 .212 .037
USAN Sig. (2-tailed) .124 .598 .216 .832
N 36 36 36 36
VISIONER Correlation Coefficient -.206 .286 .339* .423*
Sig. (2-tailed) .228 .091 .043 .010
N 36 36 36 36
KREATIF Correlation Coefficient -.067 .378* .327 .484**
Sig. (2-tailed) .699 .023 .052 .003
N 36 36 36 36
BERJIWA_ENTREPR Correlation Coefficient -.112 .476** .184 .581**
ENEUR Sig. (2-tailed) .515 .003 .283 .000
N 36 36 36 36
BERETIKA Correlation Coefficient -.054 .256 .354* .331*
Sig. (2-tailed) .754 .132 .034 .049
N 36 36 36 36
INOVASI_SOSIAL Correlation Coefficient .105 .224 .327 .088
Sig. (2-tailed) .542 .188 .052 .610
N 36 36 36 36
PENGETAHUAN Correlation Coefficient 1.000 -.045 -.225 -.052
Sig. (2-tailed) . .796 .187 .764
N 36 36 36 36
SIKAP Correlation Coefficient -.045 1.000 .258 .691**
Sig. (2-tailed) .796 . .128 .000
N 36 36 36 36
TINDAKAN Correlation Coefficient -.225 .258 1.000 .338*
Sig. (2-tailed) .187 .128 . .044
N 36 36 36 36
** *
PERILAKU Correlation Coefficient -.052 .691 .338 1.000
Sig. (2-tailed) .764 .000 .044 .
N 3
36 36 36
6

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-


tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
52

Lampiran 8. Hasil Uji Chi Square kuesioner

A. Uji antara Jenis Kelamin dan Perilaku

Chi-Square Tests
Va Asymp. Exact Exact
lue df Sig. (2-sided) Sig. (2-sided) Sig. (1-sided)
Pearson Chi- 5.6
1 .018
Square 25a
Continuity 3.3
1 .066
Correctionb 79
Likelihood Ratio 7.1
1 .008
21
Fisher's Exact
.031 .031
Test
Linear-by-Linear 5.4
1 .019
Association 69
N of Valid Casesb 36
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,78.
b. Computed only for a 2x2
table

B. Uji antara Jenis Kelamin dengan Pengetahuan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square .130 2 .937

Likelihood Ratio .240 2 .887

Linear-by-Linear Association .050 1 .822

N of Valid Cases 36

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The


minimum expected count is ,11.
53

C. Uji antara jenis kelamin dengan sikap


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 1.170 2 .557

Likelihood Ratio 1.169 2 .557

Linear-by-Linear Association 1.125 1 .289

N of Valid Cases 36

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,11.

D. Uji Jenis kelamin dengan tindakan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square .382 2 .826

Likelihood Ratio .602 2 .740

Linear-by-Linear Association .343 1 .558

N of Valid Cases 36

a. 4 cells (66,7%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,22.

E. Uji antara Jenis Pekerjaan dan Perilaku


Chi-Square Tests
Val Asymp.
ue df Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.48
4 .648
1a
Likelihood Ratio 2.86
4 .581
6
Linear-by-Linear
.039 1 .844
Association
N of Valid Cases 36
a. 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,44.
54

f. Uji jenis pekerjaan dengan pengetahuan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 3.622 8 .890

Likelihood Ratio 4.540 8 .805

Linear-by-Linear Association .648 1 .421

N of Valid Cases 36

a. 12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,03.

g. uji jenis pekerjaan dengan sikap

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 7.396 8 .495

Likelihood Ratio 7.675 8 .466

Linear-by-Linear Association .200 1 .655

N of Valid Cases 36

a. 12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,03.

h. uji jenis pekerjaan dengan tindakan

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)
a
Pearson Chi-Square 8.288 8 .406

Likelihood Ratio 9.195 8 .326

Linear-by-Linear Association 3.431 1 .064

N of Valid Cases 36

a. 12 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is ,06.
55

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 14 Januari 1992 dari


Ayah Sukardi dan Ibu Siti Khotijah. Penulis adalah putri pertama dari tiga
bersaudara. Adik pertama penulis adalah Khairul Muttaqin dan adik kedua
penulis adalah Ahmad Arif Setiawan. Penulis lulus dari MAN 1
Bojonegoro pada tahun 2010. Pada tahun yang sama, penulis lulus
seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur PMDK pada
program Mayor Agribisnis di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB. Selain itu, penulis juga melengkapi mandat dari
Departemen Agribisnis dengan mengambil program Minor Agronomi dan
Hortikultura di Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB serta
Supporting Course Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat .
Penulis juga pernah aktif sebagai staf Bina Desa BEM KM IPB pada
tahun pertama di IPB. Pada tahun kedua di IPB, penulis mendapat amanah
sebagai ketua departemen Pengembangan Usaha Desa di Bina Desa BEM
KM IPB. Pada tahun ketiga di IPB, penulis aktif sebagai staf Sharia
Economics Student Club (SES-C) FEM IPB. Sedangkan pada tahun
keempat di IPB, penulis aktif sebagai pendamping posdaya kota Bogor
Kecamatan Bogor Barat dibawah naungan P2SDM LPPM IPB sampai
sekarang.
Penulis juga aktif mengikuti lomba karya tulis ilmiah tingkat
mahasiswa dan nasional serta kompetisi lainnya. Beberapa prestasi yang
diraih oleh penulis yaitu Peserta Pendanaan Dana Hibah Dikti Program
Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian pada Masyarakat pada tahun
2013 dan 2014. Lima besar penulis essay terbaik tentang pengalaman
pengabdian di masyarakat yang diadakan oleh I-share BEM KM IPB tahun
2013. Runner Up dalam kompetisi agen kesehatan tingkat nasional yang
diadakan oleh Nutrifood pada tahun 2013. Juara 1 kompetisi businnes plan
yang diadakan pada tahun 2012 oleh HIPMA FEM IPB.

Anda mungkin juga menyukai