Anda di halaman 1dari 32

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN HALUSINASI PERSEPSI SENSORI PERABA


DI PUSKESMAS BANGLI I TANGGAL 17 S/D 19 OKTOBER 2016
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEP.
Kesiapan TUM : Setelah diberikan asuhan Bina hubungan saling percaya Hubungan saling percaya
meningkatkan Pasien dapat keperawatan selama 1x30 menit dengan mengungkapkan merupakan dasar untuk
manajemen meningkatkan dalam 1 x pertemuan prinsip komunikasi kelancaran hubungan
kesehatan diri kemampuannya diharapkan pasien menunjukkan therapeutic : interaksi selanjutnya.
dalam tanda-tanda percaya dengan 1. Sapa pasien dengan ramah
meningkatkan perawat dengan kriteria hasil : dan baik secara verbal dan
1. Ekspresi wajah gembira
derajat non verbal.
2. Menunjukan rasa senang
2. Perkenalkan diri dengan
kesehatannya 3. Ada kontak mata
4. Mau berjabat tangan, mau sopan.
3. Tanyakan nama lengkap
menyebut nama, mau
TUK 1 :
pasien dan nama panggilan
menjawab salam
Pasien dapat
5. Mau duduk berdampingan yang disukai pasien.
membina hubungan 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
dengan perawat
5. Jujur dan menepati janji.
saling percaya 6. Mau mengutarakan masalah
6. Tunjukkan sikap empati
yang dihadapi.
dan menerima pasien apa
adanya.
7. Beri perhatian pada pasien
dan perhatikan kebutuhan
dasar pasien

TUK 2 : Setelah diberikan asuhan 1. Anjurkan pasien 1. Untuk mendapatkan


Pasien dapat keperawatan selama 1x20 menit menceritakan bantuan keluarga dalam
dukungan dari dalam 1 x pertemuan halusinasinya kepada mengontrol halusinasinya
keluarga dalam diharapkan pasien mendapatkan keluarga.
2. Untuk mengetahui
2. Diskusikan halusinasinya
mengontrol dukungan keluarga dalam
pengetahuan keluarga
pada saat berkunjung
halusinasinya mengontrol halusinasinya
tentang halusinasi dan
tentang :
dengan kriteria hasil :
a. Pengertian halusinasi menambah pengetahuan
1. Keluarga dapat
b. Gejala halusinasi yang
keluarga cara merawat
menyebutkan pengertian,
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari/tgl/jam No dx Implementasi Respon pasien Paraf


Senin, 17 1 SP 1 Subjektif :
Oktober 2016 Membina hubungan saling percaya dengan Orientasi
Pukul 17.00 Pasien “Selamat sore pak”
WITA 1. Orientasi “Nama saya DA dan biasa dipanggil Tn.D”
a. Salam Terapeutik
“Perasaan saya kali ini baik-baik saja”
“Selamat sore pak , perkenalkan nama saya
“Baik, saya bersedia”
Dewa Sastra, panggil saja saya Dewa, Nama
“ Iya saya bersedia mengobrol selama 20
bapak siapa? Senang dipanggil siapa?”
b. Evaluasi menit”
“Bagaimana perasaan bapak sekarang?
“ Kita akan mengobrol di teras saja”
c. Kontrak
“Bapak, saya bertugas disini untuk
merawat bapak selama 3 hari kedepan dari Fase Kerja
hari Senin sampai Rabu, saya berharap “iya baiklah sore, umur saya sekarang 38
selama saya merawat bapak, saya dapat tahun dewa”
memberikan pelayanan yang terbaik.” “Saya tinggal disini sudah berpuluh-puluh
Topik : “ Baiklah pak, Bagaimana jika tahun, dulu saya sempat tinggal di bersama
sekarang kita mengobrol tentang saudara di Tembuku Bangli untuk membantu
keadaan bapak saat ini?.” usahanya tapi saya sekarang tinggal sendiri
Waktu : “ Bapak mau ngobrol- ngobrol disini bersama istri”
berapa lama ? bagaimana kalau “Saya bersaudara ber sebelas pak yang terdiri
20 menit dari jam 17.00 sampai dari 7 laki-laki dan 3 perempuan dan saya
17.20 wita? sendiri anak terakhir”
Tempat : “ Kita akan ngobrol dimana “Disini saya tinggal bersama istri saja dan
pak? Bagaimana kalau kita hanya terdiri dari 1 kk yaitu kk saya sendiri”
ngobrol di teras saja? “ Iya saya sudah menikah pak, saya memiliki
tidak memiliki anak,
1. Fase Kerja “Saya sangat menyayangi istri saya dan dia
“Sekarang kita ngobrol-ngobrol ya pak. Bapak
juga menyayangi saya”
tidak perlu takut dan cemas kepada saya.
“Keluarga saya merupakan orang yang paling
Ungkapkan saja apa yang bapak rasakan saat
berarti dan tempat saya meminta tolong jika
ini. Saya akan berusaha membantu mengatasi
sedang ada masalah”
masalahnya.”
“Iya pak, saya dekat dengan keluarga saya,
“Bapak, tadi sudah menyebutkan namanya, lalu
dan hubunga saya dengan masyarakat juga
berapa umurnya sekarang ?.”
“Bapak sudah berapa lama tinggal disini ?” baik tidak ada masalah apapun”
“Bapak bersaudara berapa ? berapa jumlah
“Hobi saya berternak ayam, saya suka
laki-laki dan perempuannya? Maaf sebelumnya
berternak ayam bersama-sama dengan istri
pak, apakah semua masih ada?” saya, dan berkat saya suka berternak ayam
“Siapa saja yang diajak tinggal dirumah?
saya dan istri saya dapat menjual hasil
"Apakah bapak sudah menikah? Iya kalau
telurnya,”
begitu, berapa bapak mempunyai anak?"
“Iya pak boleh, iya saya pernah di rawat di
"Diantara keluarga bapak siapa yang paling
RSJ Bangli pak selama 2 kali”
bapak sayangi dan paling sayang sama bapak?
“Saya pertama kali di bawa ke RSJ pada
"Siapa orang yang paling berarti bagi bapak dan
tahun 2006, dan saya dibawa kesana oleh
merupakan tempat minta tolong misalkan bapak
saudara saya”
membutuhkan sesuatu?"
“Pada saat saya pertama kali dibawa ke RSJ,
“Apakah bapak dekat dengan keluarga bapak?
saya mengalami kejadian, seperti seseorang
Wah, bagus pak kalau bapak dekat dengan
mencekik leher saya”
keluarga bapak. Bagaimana hubungan bapak
“Saya di RSJ biasanya melakukan kegiatan
dengan masyarakat sekitar pak? Wah bagus
seperti menyapu maupun merapikan tempat
sekali pak”
tidur”
“Boleh saya tahu apakah hobi bapak ?
“Iya tahu pak, pada saat itu saya dikatakan
bagaimana kalau sekarang bapak bercerita
mengalami halusinasi perabaan, dan pada saat
tentang hobi bapak?”
itu saya sering mengalami hal tersebut baik
“Wah.. ternyata bagus sekali hobinya. Boleh
pagi siang ataupun malam, dan biasanya
saya tahu apa pekerjaan bapak? Bisa diceritakan
muncul jika saya sedang tidur maupun
tentang pekerjaannya?” Wah pekerjaan bapak
menjelang tidur dan saat merasakan seperti
bagus sekali.
“Maaf sebelumnya pak, jika boleh saya tahu, tercekik tersebut saya segera terbangun dan
apakah bapak pernah dirawat di RSJ terjaga, dan jika terjadi halusinasi tersebut
sebelumnya? saya biasanya mengatasinya dengan
“Bapak masih ingat tidak kapan pertama kali
mengobrol-ngobrol dengan orang lain dan
dibawa ke RSJ?”
melakukan kegiatan supaya saya sedikit
“Siapa yang membawa bapak kesana ?”
“Bagaimana keadaan bapak saat pertama kali di sibuk, dan itu juga cara yang diberitahu oleh
bawa ke RSJ pak? Jadi seperti begitu ya pak” perawat saat saya dirawat di RSJ”
“Selama dirawat di RSJ apa saja yang biasa
“Saat ini saya sudah tidak pernah merasakan
bapak lakukan disana? Wah bagus sekali
perasaan tercekik tersebut”
kegiatan bapak disana”
“Pada saat di RSJ apakah bapak tahu halusinasi
Terminasi
jenis apa yang bapak alami? saat kapan muncul
“Saya merasa senang setelah mengobrol-
halusinasi tersebut? Seberapa sering halusinasi
ngobrol tadi”
itu muncul pak ? Dalam suasana bagaimana
“Iya masih, tadi kita membicarakan tentang
halusinasi bapak muncul? Bagaimana perasaan
keadaan saya saat di RSJ dan di rumah”
bapak saat bapak merasakan perasaan dipegang
“Baik pak, saya besok bisa betemu lagi
tersebut? bagaimana bapak mengatasi jika tiba-
dengan bapak, iya pak jam 14.00 sore saja dan
tiba bapak merasakan perasaan tersebut pak?”
“Wah bagus sekali pak, ternyata bapak sudah di teras ini saja mengobrol-ngobrolnya lagi
mengenal tentang halusinasi yang bapak alami Objektif :
tersebut” Pasien mau membalas salam dan berjabat
“Apakah saat ini bapak masih merasakan
tangan, pasien duduk berdampingan dengan
perasaan seperti dipegang itu? Oo bagus pak,
perawat, kontak mata bagus, pasien mau
ternyata bapak sudah tidak merasakannya lagi.
mengutarakan masalahnya, ekspresi wajah
2. Terminasi pasien senang, sesekali tersnyum kepada
a. Mengakhiri kontrak perawat dan pasien mau menjawab semua
“Sesuai janji kita tadi, kita sudah mengobrol pertanyaan perawat
20 menit, sekarang sudah pukul 17.20 wita,
untuk saat ini kita akhiri dulu ya pak. Tadi
Bapak sudah bagus sekali mau
menceritakan kondisi bapak saat ini.“
b. Evaluasi
Subyektif :
“Setelah kita mengobrol tadi, bagaimana
perasaan bapak ?”
“Apakah bapak masih ingat, kita
membicarakan apa tadi pak?” “Apakah
bapak bisa mengulangnya?”
Obyektif :
Pasien mau menjawab pertanyaan perawat,
berjabat tangan, ekpresi wajah gembira,
mau duduk berdampingan dan kontak mata
bagus
c. Rencana Tindak Lanjut
Nah bapak, sekarang sudah pukul 17.20
WITA, pembicaraan kita cukupkan saja
dulu sampai disini ya pak. Sekarang bapak
lanjutkan saja kegiatannya dulu. Kalau nanti
ada yang mau diceritakan atau ditanyakan
kepada saya, bapak bisa sampaikan besok
saat kita bertemu kembali.
d. Kontrak yang akan datang
Topik :“Bagaimana kalau besok kita
bertemu lagi membicarakan
tentang dukungan keluarga
untuk mengontrol/mengatasi
kekambuhan halusinasi ?”
Waktu : “Jam berapa kita akan
bertemu besok pak? Bagaimana
kalau jam 14.00 sore pak ?”
Tempat : “ Bapak mau ngobrol-
ngobrolnya dimana? Bagaimana
kalau di teras ini saja lagi?”

Selasa, 18 1 SP 2 Subjektif :
Oktober 2016 Pasien dapat dukungan dari keluarga dalam Orientasi
pukul 14.00 mengontrol halusinasinya “Selamat sore pak”
WITA 1. Orientasi “Perasaan saya saat ini baik”
a. Salam terapeutik
“Iya baik pak selama 20 menit dan di tempat
“Selamat sore pak D
b. Evaluasi yang kemarin saja”
“Bagaimana perasaan bapak saat ini ?”
c. Kontrak
Topik : “Kemarin pukul 17.20, kita Fase Kerja
sudah janji bahwa sekarang “iya sudah pak, suami saya sudah
pukul 14.00 , kita akan berbicara menceritakannya dahulu, halusinasinya ini
tentang peran keluarga bapak seperti dia merasakan seperti ada seseorang
dalam mengontrol halusinasi yang mencekik lehernya”
bapak “sudah pak, tetapi tidak terlalu ingat pak”
Waktu : “Mau berapa lama bercakap-
“Kurang tahu pak”
cakapnya? Bagaimana jika 20
“oo ternyata seperti begitu ya pak”
menit, dari pukul 14.00 sampai
“Pada saat dulu jika dia megalami halusinasi
14.20?”
itu, biasanya suami saya sering kaget sendiri,
Tempat : “Bapak dan keluarga mau
dan ketakutan dia mengatakan seperti ada
berbincang-bincang di mana?
seseorang yang memegang lehernya seakan-
Baiklah mari kita duduk di teras
akan ingin dibunuh”
saja ya
“Biasanya dengan mengobrol-ngobrol dengan
orang lain dan melakukan kegiatan supaya
2. Fase kerja
suami sedikit sibuk, dan jika suami saya
“Apakah ibu sudah tahu mengenai halusinasi
mengalami halusinasi di rumah saya biasanya
yang dialami suami ibu? Wah bagus sekali
mengajak dia mengobrol, dan juga
ternyata bapak sudah memnceritakan keadaan
memberikan pekerjaan kepadanya, dan tidak
bapak dengan keluarga bapak”
lupa untuk mengingatkan selalu meminum
“Baiklah ibu dan bapak, apakah sudah pernah obat yang diberikan dokter”
mendapatkan informasi tentang halusinasi
sebelumnya? Terminasi
“Oke baiklah, apakah bapak dan ibu tahu apa itu “perasaan kami senang setelah mengobrol
sebenarnya yang dinamakan halusinasi? dengan bapak tadi”
Halusinasi adalah perubahan persepsi dimana “iya masih pak, membicarakan tentang
orang-orang mempersepsikan sesuatu yang dukungan keluarga untuk mengontrol
sebenarnya tidak terjadi seperti begitu buk pak” halusinasi”
“Menurut ibu, bagaimana gejala yang dialami “Iya baik pak, 20 menit saja jam 16.00 boleh,
oleh suami ibu, pada saat dulu sering mengalami mengobrol disini saja lagi”
halusinasi perabaan?”
“Bagus sekali bu ternyata ibu sudah Objektif :
mengetahuinya, dan saya akan menjelaskan Pasien dan keluarga mau menjawab
tanda dan gejala lain yang mungkin terjadi pada pertanyaan perawat, pasien dan keluarga
pasien dengan halusinasi. Gejala lainnya itu mengetahui dan melakukan cara mengontrol
seperti, suka tertawa sendiri, melukai diri sendiri halusinasi
maupun orang lain, tidak dapat berkonsentrasi,
pembicaraannya biasanya kacau , mudah
tersinggung atau marah, ekspresi wajah tegang,
suka menyalahkan orang lain, kadang-kadang
berkeringat berlebihan dan wajah tegang dan
cemas”
“Ibu, jika suami ibu tiba-tiba mengalami
halusinasi bagaimana cara suami ibu
mengontrolnya? Dan kalau ibu sendiri cara apa
yang ibu lakukan jika suami ibu mengalami
halusinasi pendengaran? Iya buk dan pak bagus
sekali cara yang ibu dan bapak lakukan”

3. Terminasi
a. Mengakhiri kontrak
“Nah Ibu dan bapak, sudah 20 menit kita
mengobrol. Sekarang sudah pukul 14.20,
jadi kita cukupkan dulu sampai di sini.”
b. Evaluasi
( Subyektif ) :
“Bagaimana perasaan Ibu dan bapak setelah
kita mengobrol-ngobrol tadi?”
“ Apakah Ibu dan bapak masih ingat, kita
membicarakan apa tadi Ibu?”
(Obyektif)
Pasien dan keluarga mau menjawab
pertanyaan perawat, pasien dan keluarga
mengetahui dan melakukan cara mengontrol
halusinasi
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baik pak dan bu, pembicaraan kita
cukupkan saja dulu sampai disini ya.
Sekarang bapak dan ibu lanjutkan saja
kegiatannya dulu. Kalau nanti ada yang mau
diceritakan atau ditanyakan kepada saya,
bapak bisa sampaikan saat kita bertemu lagi”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : “Bagaimana kalau nanti
kita bertemu lagi untuk
membicarakan tentang obat
yang bapak konsumsi dan
cara memanfaatkan obat”
Waktu : “Bagaimana kalau kita
bertemu nanti pukul 16.00
WITA? bapak mau
mengobrol berapa lama?
Bagaimana jika 20 menit?”
Tempat : “bapak mau mengobrol di
mana? Bagaimana jika di
teras ini lagi?”
Selasa, 18 1 SP 3 Subjektif:
Oktober 2016 Pasien dapat memanfaatkan obat dengan baik Orientasi
1. Orientasi
pukul 16.00 a. Salam terapeutik “Selamat sore pak”
“Selamat sore pak”
WITA “Perasaan saya saat ini baik”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak saat ini?” “Iya baik, kita mengobrol selama 20 menit,
c. Kontrak
diteras saja”
Topik : “Tadi pukul 14.20 kita sudah
janji bahwa sekarang pukul 16.00,
Fase Kerja
kita akan membicarakan
“iya boleh pak, saya ambilkan dulu, ni
mengenai memanfaatkan obat
obatnya pak”
yang bapak konsumsi.
Waktu : “Mau berapa lama bercakap- “Iya pak saya merasa lebih tenang dan jika
cakapnya? Bagaimana jika 20 tidak meminumnya saya sering merasa
menit, dari pukul 16.00 sampai cemas”
16.20?” “Iya pak, saya akan mendengarkannya”
Tempat : “Bapak mau berbincang-
“Oo jadi seperti itu ya pak, saya sudah
bincang di mana? Bagaimana jika
mengerti sekarang, dan tidak ada yang saya
di teras saja?”
tanyakan, karena penjelasannya sudah jelas
2. Fase Kerja tadi”
“Baik bapak, apakah saya boleh melihat obat
apa saja yang bapak konsumsi?” Terminasi
“Apakah ada bedanya setelah minum obat “Saya merasa senang setelah mengobrol tadi,
secara teratur?. Apakah perasaan tersebut iya masih ingat tadi kita membicarakan
berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting tentang dosis, manfaat, efek samping obat
supaya perasaan yang bapak rasakan dan yang saya konsumsi, dan tentang 5 benar
mengganggu selama ini tidak muncul lagi. obat”
Baiklah pak, saya akan menjelaskan tentang “Iya pak, saya bersedia bertemu besok pukul
obat yang bapak konsumsi, Ini yang obat yang 14.00, iya di teras saja pak”
bernama Clozapine diminum 2 kali sehari tiap
12 jam gunanya untuk mengatasi gejala Objektif:
halusinasi yang bapak alami dan efek Pasien mau mendengar penjelasan perawat,
sampingnya seperti susah BAB, pusing, sulit pasien bisa menyebutkan 5 benar obat,
buang air kecil, buram dan mual ,mengantuk manfaat, dosis, dan efek sampingnya
dan ingin tidur. Yang satu ini obat bernama
Metformin diminum 3 kali sehari tiap 6 jam
pada pagi,siang dan malam hari gunanya untuk
mengurangi kadar gula tinggi bapak karena
bapak juga mengidap penyakit Diabetes
Mellitus efek sampingnya yaitu
pusing,mengantuk dan menurunkan nafsu
makan. Yang terakhir obat yang bernama
Frimania diminum 1 kali sehari pagi atau
malam hari sebelum tidur gunanya untuk
meminimalkan tindakan agresif atau
mencelakakakn diri sendiri yang disengaja.
Kalau perasaannya sudah hilang obatnya tidak
boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan
dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak
akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan
ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak
bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat
lagi dan juga harus tetap kontrol selama 2
minggu sekali. Bapak juga harus teliti saat
menggunakan obat-obatan ini. Benar obat,
pastikan obatnya benar, artinya bapak harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar
punya bapak jangan keliru dengan obat milik
orang lain atau yang lain. Benar dosis, baca
nama kemasannya,. Pastikan obat diminum
pada waktunya dan sesuai dengan dosis yang
dianjurkan. Benar rute, dengan cara yang
benar. Yaitu diminum secara oral atau melalui
mulut, sesudah makan dan tepat jamnya.
Apakah ada yang ingin bapak tanyakan?”

3. Terminasi
a. Mengakhiri kontrak
“Baik pak, sudah 20 menit kita mengobrol.
Sekarang sudah pukul 16.20, jadi kita
cukupkan dulu sampai di sini. Tadi bapak
bagus sekali mau mendengar penjelasan
saya.”
b. Evaluasi
( Subyektif )
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita
mengobrol-ngobrol tadi?” “Apakah bapak
masih ingat, kita membicarakan apa tadi
pak?”
(Obyektif)
Pasien mau mendengar penjelasan perawat,
pasien bisa menyebutkan 5 benar obat,
manfaat, dosis, dan efek sampingnya
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baik pak , pembicaraan kita cukupkan saja
dulu sampai disini ya. Sekarang bapak
lanjutkan saja kegiatannya dulu. Kalau nanti
ada yang mau diceritakan atau ditanyakan
kepada saya, bapak bisa sampaikan saat kita
bertemu lagi”
d. Kontrak yang akan datang
Topik : ”Bagaimana kalau pada
pertemuan berikutnya kita
membicarakan tentang cara
mencegah kekambuhan jika
sewaktu-waktu muncul?
Waktu “Bagaimana kalau kita
bertemu besok pukul 14.00?
bapak mau mengobrol berapa
lama? Bagaimana jika 20
menit?”
Tempat :”Untuk pertemuan berikutnya,
bapak mau mengobrol
dimana? Bagaimana di teras
ini saja?
Rabu, 19 1 SP 4 Subjektif :
Oktober 2016 Pasien dan keluarga mengetahui cara mencegah Orientasi
Pukul 14.00 kekambuhan pada pasien “Selamat sore pak”
1. Orientasi
WITA “Perasaan saya saat ini senang”
a. Salam Terapeutik
Selamat sore pak dan bu “iya saya bersedia mengobrol selama 30
b. Evaluasi
menit”
Bagaimana perasaan bapak dan ibu hari ini?
c. Kontrak “Iya pak di teras yang kemarin saja”
Topik : “Kemarin pukul 16.20 kita
sudah berjanji hari ini pukul 14.00 akan
Fase Kerja
memberikan informasi tentang cara
“iya pak”
mencegah kekambuhan pasien dengan
“tidak ada pak”
gangguan jiwa”
“Ooo jadi seperti begitu ya pak, tidak ada
Waktu : Mau berapa lama bercakap-
yang kami tanyakan pak”
cakapnya? Bagaimana jika 30 menit, dari
“ iya pak baiklah pak, kesehatan jiwa itu yaitu
pukul 14.00 sampai 14.30?”
Tempat : bapak mau berbincang- suatu kondisi dimana fisik dan pikiran dalam
bincang di mana? Bagaimana jika di teras keadaan baik, lalu gangguan jiwa yaitu
saja?” perubahan perilaku yang terjadi tanpa alasan
yang tidak jelas, kekambuhan yaitu
2.Fase Kerja
“Baiklah pak dan bu kali ini, saya akan munculnya kembali gejala-gejala dari
memberikan informasi mengenai cara mencegah penyakit”
kekambuhan, ini saya mempunyai brosur dan bisa “Penyebab dari kekambuhan seperti tidak
bapak baca, disana berisi tentang cara mencegah minum obat teratur, lingkungan yang
kekambuhan” “apakah ada yang ingin bapak atu membuat stres dan emosi yang tinggi, dan
ibu tanyakan sebelumnya?” kurang aktivitas, tanda-tandanya ada 6 tahap
“Baiklah pak dan bu, saya akan memulai dengan tetapi saya tidak terlalu ingat pertahapnya,
menjelaskan apa itu kesehatan jiwa, gangguan tanda-tandanya seperti halusinasi, tegang,
jiwa, dan kekambuhan. Kesehatan jiwa itu cemas, tidak mengenal keluarga,
merupakan suatu kondisi yang memungkinkan menjadiseperti robot, mengamuk dan mudah
perkembangan fisik, intelektual dan emosional bosan”
yang optimal dari seseorang dan perkembangan “Fungsi dan tugas keluarga dalam mengatasi
itu berjalan selaras dengan orang lain. kekambuhan yaitu pendewasaan keprobadian,
“ Gangguan jiwa yaitu perubahan perilaku yang pelindung, dan untuk bersosialisasi, mengenal
terjadi pada seseorang tanpa alasan yang masuk penyimpangan sejak awal, merawat keluarga,
akal, berlebihan, berlangsung lama dan menciptakan lingkungan yang nyaman”
menyebabkan berbahaya terhadap orang tersebut “upaya perawatan pasien di rumah yaitu
atau orang lain. memberikan kegiatan sehari – hari, selalu
“Kekambuhan adalah yaitu kembalinya gejala – menemani pasien,mengajak ikut aktif dalam
gejala penyakit sehingga cukup parah dan kegiatan masyarakat, berikan dukunan,
mengganggu aktivitas sehari – hari dan mengontrol minum obat, mengenali tanda –
memerlukan rawat inap ataupun rawat jalan tanda kekambuhan, segera kontrol ke
“Dari pengertian yang tadi saya jelaskan apakah dokter/RS jika muncul perilaku menyimpang
ada yang ingin bapak atau ibu tanyakan?” atau obat habis.
“Baiklah saya akan melanjutkan menjelaskan “Upaya perawatan pasien di masyarakat yaitu
tentang penyebab dan tanda-tanda kekambuhan. jangan dipasung, jangan dijauhi, sgera bwa ke
Penyebab dari kekambuhan itu sendiri berasal puskesmas jika ada masalah”
dari beberapa faktor seperti tidak teratur minum
obat, jika bapak tidak teratur minum obat itu bisa Terminasi
menyebabkan munculnya kembali tanda-tanda “Perasaaan saya senang setelah tadi menerima
dari gangguan yang baak alami bisa cemas, informasi”
mendengar suara-suara yang tidak nyata, dll. Yang “iya pak, sama-sama pak, terimakasih kembali
kedua yaitu lingkungan dengan stressor tinggi, atas 3 hari ini pak”
maksudnya ini di lingkungan bapak ini banyak
yang membuat bapak merasa tidak nyaman dan Objektif :
banyak terjadi perselisihan sehingga membuat Pasien dan keluarga mendengarkan semua
bapak merasa tidak nyaman dan strees bisa juga informasi yang diberikan, pasien dan keluarga
menyebabkan kekambuhan. Yang ketiga yaitu mampu mengingat informasi mengenai
keluarga dengan emosi yang tinggi ini maksudnya pengertian kekambuhan, penyebab dan tanda-
di keluarga bapak tersebut terdapat orang yang tanda kekambuhan, fungsi dan tugas keluarga,
kerjaannya marah dan mudah tersinggug sehingga upaya perawatan pasien gangguan jiwa di
bapak juga merasa tidak nyaman disana dan bisa rumah dan masyarakat walaupun ada
menyebabkan bapak tidak tenang. Yang terakhir beberapa yang lupa
yaitu kurangnya aktivitas dan latihan serta suplai
nutrisi, ini maksudnya bapak harus sering
melakukan kegiatan di rumah supaya
bapakmemounyai kesibukan sehingga bapak tidak
terlalu kepikiran dengan penyakit bapak dan
bapak jadinya jarang melamun dan ini juga bisa
meningkatkan sosialisasi bapak baik bersama
keluarga ataupun masyarakat.”
“kemudian ada tanda-tanda dari kekambuhan itu
sendiri, menurut sumber yang saya dapatkan
terdapat 6 tahap pak yaitu.
Tahap I : Penderita memperlihatkan ketegangan
yang berlebihan (overextension), sering mengeluh
cemas terus – menerus, tak dapat konsentrasi,
lupa kata – kata dalam pertengahan kalimat,
adanya hambatan mental dalam aktivitas dan
penampilan diri yang menurun.
Tahap II : Memperlihatkan keterbatasan tingkat
kesadaran (retriction conciusness), depresi,
mudah bosan, apatis, obsesional dan fobia,
mengeluh sakit di seluruh tubuh (somatisasi),
menarik diri dari aktivitas sehari – hari dan
membatasi stimulus eksternal.
Tahap III : Kadang – kadang menunjukan
penampilan psikotik, hipomania, gangguan
persepsi, gangguan isi pikir dan gagal memakai
mekanisme pembelaan yang matang.
Tahap IV : Memperlihatkan gejala psikotik yang
jelas, adanya halusinasi dan waham secara terus
menerus
Tahap V : Penderita tidak lagi mengenal keluarga
dan menganggap keluarga sebagai penipu. Dapat
pula penderita mengamuk.
Tahap VI : Penderita nampak seperti robot dan
bingung serta gelisah. Jika muncul tanda –tanda
seperti itu, ungkapkan saja perasaan bapak
terhadap keluarga bapak dan segera kontrol ke RS
sehingga mendapakan pertolongan. Baikah pak
itu tadi tanda dan penyebab kekambuhan, apakah
ada yang ingin bapak tanyakan?”
“Sekarang saya akan menjelaskan mengenai
fungsi dan tugas keluarga dan upaya perawatan
pasien gangguan jiwa di rumah dan di
masyarakat. Gambaran umum tentang fungsi
keluarga dalam kesehatan jiwa yaitu,
pendewasaan kepribadian dari para anggota
keluarga, pelindung dan pemberi keamanan bagi
anggota keluarga, fungsi sosialisasi, yaitu
kemampuan untuk mengadakan hubungan antar
anggota keluarga dengan keluarga lain atau
masyarakat. Kemudian tugas keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan yaitu mengenal
adanya penyimpangan awal sedini mungkin,
mengambil keputusan dalam mencari pertolongan
atau bantuan kesehatan untuk anggota keluarga,
memberi perawatan bagi anggota keluarga yang
sakit, cacat, atau memerlukan bantuan dan
menanggulangi keadaan darurat, menciptakan
lingkungan keluarga yang sehat, memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat.
“Kemudian ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan oleh keluarga dan lingkungan dalam
merawat pasien di rumah antara lain, Memberikan
kegiatan/ kesibukan dengan membuatkan jadwal
sehari – hari, selalu menemani dan tidak
membiarkan penderita sendiri dalam melakukan
suatu kegiatan, misalnya : makan bersama,
bekerja bersama, bepergian dll., meminta keluarga
atau teman untuk menyapa pasien, jika pasien
mulai menyendiri atau berbicara sendiri,
mengajak ikut aktif dan berperan serta dalam
kegiatan masyarakat, misalnya : kerja bakti,
berikan pujian, umpan balik atau dukungan untuk
ketrampilan sosial yang dapat dilakukan pasien,
mengontrol kepatuhan minum obat secara benar
sesuai dengan resep dokter, jika suami ibu malas
minum obat, anjurkan untuk minum obat secara
halus dan empati. Hindari tindakan paksa yang
menimbulkan trauma bagi pasien., Kontrol
suasana lingkungan / pembicaraan yang dapat
memancing terjadinya marah, mengenali tanda –
tanda yang muncul sebagai gejala kekambuhan,
segera kontrol ke dokter/RS jika muncul
perubahan perilaku yang menyimpang atau obat
habis. Upaya yang dapat dilakukan pada
gangguan jiwa di masyarakat yaitu pasien jangan
di pasung, karena memasung penderita sama
artinya dengan merampas hak hidupnya, jika
terlihat gangguan atau terdapat gangguan segera
bawa ke puskesmas terdekat, jangan dijauhi atau
dikucilkan, bekali dengan berbagai keterampilan
untuk meningkatkan produktifitas, membawa
penderita untuk kontrol rutin ke pelayanan
kesehatan. Baiklah pak dan bu, apa ada yang
ingin ditanyakan?”
“Baiklah pak dan bu sekarang saya ingin
mengetahui seberapa ingat bapak mengenai
informasi yang saya sampaikan tadi ya bu pak.
“Yang pertama apakah yang dimaksud dengan
kesehatan jiwa ?”
“Apakah yang dimaksud dengan gangguan
jiwa ?”
“Apakah yang dimaksud dengan kekambuhan ?”
“Apakah tanda - tanda kekambuhan pasien
gangguan jiwa ?”
“Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi
kekambuhan pasien ?”
“Apakah fungsi dan tugas keluarga dalam
kesehatan jiwa ?”
“Apakah upaya perawatan pasien dengan
gangguan jiwa di rumah ?”
“Apakah upaya perawatan pasien dengan
gangguan jiwa di RS ?”
“Apakah upaya perawatan pasien dengan
gangguan jiwa di masyarakat ?”
“Wah bagus sekali pak dan bu sudah mampu
mengingat informasi yang saya berikan tadi”

3. Terminasi
a. Mengakhiri Kontrak
Nah Ibu dan bapak, sudah 30 menit kita
mengobrol. Sekarang sudah pukul 14.40, jadi
kita cukupkan dulu sampai di sini. Tadi Ibu
dan bapak bagus sekali sudah mau
mendengarkan dan mampu mengingat
informasi tadi”
b. Evaluasi
(Subjektif)
“Bagaimana perasaan bapak dan ibu setelah
saya memberikan informasi tersebut?”
(Objektif)
Pasien dan keluarga mendengar penjelasan
yang diberikan, mampu menjelaskan
kembali tentang pengertian kekambuhan,
penyebab dan tanda-tanda kekambuhan,
fungsi dan tugas keluarga, upaya perawatan
pasien gangguan jiwa di rumah dan
masyarakat
c. Rencana tindak lanjut
“Baik pak dan bu, pembicaraan kita
cukupkan saja dulu sampai disini ya.
Sekarang bapak dan ibu lanjutkan saja
kegiatannya lagi. Baiklah pak dan bu sudah
3 hari pertemuan kita ini dalam mencegah
kekambuhan pada bapak dan juga
pentingnya dukungan keluarga dalam
mengatasi masalah bapak tersebut.
Terimakasih pak dan bu atas kerjasamanya
selama ini ya, semoga dapat bermanfaat bagi
semuanya “
EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/tanggal/jam Diagnosa TUK Evaluasi


Keperawatan
Senin, 17 Oktober Kesiapan meningkatkan TUK 1 (Membina hubungan saling S : Pasien mengatakan selamat sore
2016 Pukul 17.20 manajemen kesehatan percaya) Pasien mengatakan nama saya DA bisa dipanggil
WITA diri Tn. D
Pasien mengatakan senang setelah mengobrol
dengan perawat
O : Pasien mau membalas salam dan berjabat
tangan, pasien duduk berdampingan dengan
perawat, kontak mata bagus, pasien mau
mengutarakan masalahnya, ekspresi wajah pasien
senang, sesekali tersnyum kepada perawat dan
pasien mau menjawab semua pertanyaan perawat
A : TUK 1 (Membina hubungan saling percaya)
tercapai
P : lanjutkan TUK 2 (Pasien mendapatkan
dukungan keluarga dalam mengontrol halusnasi)
Selasa,18 Oktober Kesiapan meningkatkan TUK 2 (Pasien mendapatkan dukungan S :
2016 pukul 14.20 manajemen kesehatan keluarga dalam mengontrol halusnasi) Pasien mengatakan dia sudah pernah menceritakan
WITA diri keadannya kepada istrinya
Istri pasien mengatakan pada saat dulu jika dia
megalami halusinasi itu, biasanya suami saya
sering kaget sendiri, dan ketakutan dia
mengatakan seperti ada seseorang yang
memegang lehernya seakan-akan ingin dibunuh
pasien juga mengatakan mengatasinya dengan
cara mengobrol-ngobrol dan melakukan kegiatan,
dan rutin meminum obat”
O :Pasien dan keluarga mau menjawab pertanyaan
perawat, pasien dan keluarga mengetahui tanda
dan gejala halusinasi dan mampu melakukan cara
mengontrol halusinasi
A : TUK 2 (Pasien mendapatkan dukungan
keluarga dalam mengontrol halusnasi) tercapai
P : Lanjutkan TUK 3 (Pasien dapat memanfaatkan
obat dengan baik)
Selasa, 18 Oktober Kesiapan meningkatkan TUK 3 (Pasien dapat memanfaatkan obat S : Pasien mengatakan setelah minum obat dia
2016 pukul 16.20 manajemen kesehatan dengan baik) merasa tenang dan jika tidak meminumnya dia
WITA diri sering merasa cemas
O :Pasien mau mendengar penjelasan perawat,
pasien bisa menyebutkan 5 benar obat, manfaat,
dosis, dan efek sampingnya
A : TUK 3 (Pasien dapat memanfaatkan obat
dengan baik) tercapai
P : Lanjutkan TUK 4 (Pasien dan keluarga
mengetahui cara mencegah kekambuhan pasien)
Rabu, 19 Oktober Kesiapan meningkatkan TUK 4 (Pasien dan keluarga mengetahui S : Pasien dan keluarga mengatakan mau
2016 pukul 14.30 manajemen kesehatan cara mencegah kekambuhan pasien) mendengarkan informasi tentang mencegah
WITA diri kekambuhan pasien
O : Pasien dan keluarga mendengarkan semua
informasi yang diberikan, pasien dan keluarga
mampu mengingat informasi mengenai pengertian
kekambuhan, penyebab dan tanda-tanda
kekambuhan, fungsi dan tugas keluarga, upaya
perawatan pasien gangguan jiwa di rumah dan
masyarakat walaupun ada beberapa yang lupa
A : TUK 4 (Pasien dan keluarga mengetahui cara
mencegah kekambuhan pasien) tercapai
P : Mengingatkan pasien dan keluarga untuk rutin
kontrol ke RSJ selama 2 minggu sekali atau jika
muncul tanda tanda kekambuhan

Anda mungkin juga menyukai