Anda di halaman 1dari 3

INTROSPEKSI

Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah mempertemukan kita pada hari ini dalam
suasana yang penuh rahmat hidayah dan inayah-Nya

Shalawat dan salam selalu tercurahkan pada Nabi Muhammad SAW,semoga di Yauma laa
yanfa'u maalun walaa banuun Ilaa man atallaha biqalbin saliimin yaitu di hari dimana harta
dan anak-anak laki-laki tidak berguna untuk dapat memberikan kesenangan kecuali orang-
orang yang menghadap Allah, dengan hati yang bersih,kita semua mendapat syafaat-Nya.

Pada kesempatan yang mulia ini,saya akan menyampaikan sebuah uraian yang
berjudul,Introspeksi.

Hadirin sekalian yang berbahagia


Mengadakan introspeksi diri atau muhasabah memang merupakan tuntunan Islam. Dan inilah
salah satu cara yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita di
tahun ini yaitu Muhasabah. Hal itu diungkapkan oleh Allah SWT dalam firman-Nya:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
(QS. Al-Hasyr : 18)
Ayat tersebut mengingatkan kepada kita, bahwa kita semua semakin tua semakin
dekat dengan akhir kehidupan kita masing-masing. Dan kita semua akan mati, akan kembali
kepada Allah. Maka sebaiknya kita mantapkan iman dan taqwa kita kepada Allah, kita
perbanyak amal kebaikan dan pengabdian kita. Demikianlah pentingnya muhasabah di dalam
diri setiap individu. Tanpa muhasabah yang ikhlas maka seseorang itu akan sentiasa berasa
diri tidak pernah melakukan kesalahan. Bermuhasabahlah diri dengan hati yang terbuka agar
kita boleh memperbaiki kebatilan dan kelamahan diri sebelum diri kita menemui ajal.
Hadirin yang berbahagia
Dalam muhasabah pun dikemukakan didalam hadits Rasulallah SAW. Yang
diriwayatkan oleh Imam Turmudhi dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa
beliau bersabda:.
“Orang-orang yang cerdas adalah orang yang mengevaluasi dirinya dan berbuat untuk
kehidupan setelah kematian. Orang yang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya
dan berangan-angan kepada Allah dengan panjang angan-angan kepada Allah”.
Hadits di atas menggambarkan pentingnya muhasabah dalam menjalani kehidupan di
dunia ini. Muhasabah atau intropeksi diri inilah yang digambarkan oleh Rasulullah SAW
sebagai kunci pertama dari kesuksesan. Selain itu, Rasulullah SAW juga menjelaskan kunci
kesuksesan yang kedua, yaitu harus ada aksi perbaikan. Dan hal ini diisyaratkan oleh
Rasulullah saw. dengan sabdanya dalam hadits di atas dengan ’dan beramal untuk kehidupan
sesudah kematian.’ Potongan hadits yang terakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung
setelah penjelasan tentang muhasabah. Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa
tanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan. Adapun hal menarik yang tersirat dari hadits di
atas, khususnya dalam penjelasan Rasulullah saw. mengenai kesuksesan. Orang yang pandai
senantiasa melakukan evaluasi terhadap amalnya, serta beramal untuk kehidupan jangka
panjangnya yaitu kehidupan akhirat. Dan evaluasi tersebut dilakukan untuk kepentingan
dirinya, dalam rangka peningkatan kepribadiannya sendiri.
Hadirin,,, Sementara kebalikannya, yaitu kegagalan. Disebut oleh Rasulullah saw, dengan
‘orang yang lemah’, memiliki dua ciri mendasar yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya,
membiarkan hidupnya tidak memiliki tujuan. Sedangkan yang kedua adalah memiliki banyak
angan-angan dan khayalan.
Hadirin yang berbahagia
Merasa diawasi oleh Allah Swt. Merupakan diantara pilar ketakwaan yang harus
dimiliki setiap kali kita mengawali awal tahun dan menutup tahun yang lalu. Perasaan selalu
merasa diawasi oleh Allah dalam bahasa hadisnya adalah Ihsan.
Artinya : “Ihsan adalah engkau senantiasa beribadah kepada Allah seolah-olah engkau
melihat-Nya, kalau pun engkau belum bisa melihat-Nya, ketahuilah sesungguhnya Allah
melihat kepadamu”.
Dulu dimasa sahabat, sikap seperti ini tertanam dengan baik dihati setiap kaum
muslimin. Kita bisa ambil sebuah contoh kisah. Singkat cerita,seorang anak gembala
mengatakan Jika demikian, dimanakah Allah itu? Umar demi mendengar jawaban si anak
gembala ia pun menangis dan kemudian memerdekakannya.
Lihatlah, seorang anak gembala yang tidak berpendidikan dan hidup didalam kelas
sosial yang rendah tetapi memiliki sifat yang sangat mulia yaitu sifat merasa selalu diawasi
oleh Allah dalam segala hal. Berbeda dengan sekarang,pejabat negara yang sudah jelas
melakukan korupsi masih juga senyum.Ada lagi yang melakukan maksiat secara terang
terangan masih juga tertawa.Sebenarnya,apa yang terjadi?Dimana moral mereka?Bukankah
sebagian dari mereka muslim?Bukankah seorang muslim harus Rahmatan Lil ‘Alamin?
Hadirin sekalian yang semoga dirahmati Allah
Tidak terasa umur kita bertambah satu tahun lagi. Itu berarti jatah hidup kita
berkurang dan semakin mendekatkan kita kepada rumah masa depan,yaitu kuburan. Pelajaran
yang terbaik dari perjalanan waktu ini adalah menyadari sekaligus mengintrospeksi sepak
terjang kita selama ini. Kita punya lima hari yang harus kita isi dengan amal baik. Hari
pertama, yaitu masa lalu yang telah kita lewati apakah sudah kita isi dengan hal-hal yang
dapat memperoleh ridho Allah? Hari kedua, yaitu hari yang sedang kita alami sekarang ini,
harus kita gunakan untuk yang bermanfaat baik dunia maupun akhirat. Hari ketiga, hari yang
akan datang, kita tidak tahu apakah itu milik kita atau bukan. Hari keempat, yaitu hari kita
ditarik oleh malaikat pencabut nyawa menyudahi kehidupan yang fana ini, apakah kita sudah
siap dengan amal kita? Hari kelima, yaitu hari perhitungan yang tiada arti lagi nilai kerja atau
amal, apakah kita mendapatkan rapor yang baik, dimana tempatnya adalah surga, atau
mendapat rapor dengan tangan kiri kita, yang menunjukan nilai buruk tempatnya di neraka.
Pada saat itu tidak ada lagi arti penyesalan. Dan Khalifah Umar bin Khatab berkata yang
artinya
"Hisablah dirimu sebelum kamu dihisab. Berhiaslah untuk persaksian akbar karena
sesungguhnya hisab pada hari kiamat menjadi ringan bagi orang yang menghisab dirinya
sendiri".
Pentingnya setiap individu menghisab dirinya sendiri untuk selalu mengintrospeksi
tingkat nilai kemanfaatan dia sebagai seorang hamba Allah Swt. yang segala sesuatunya akan
dimintai pertanggungjawabannya diakherat kelak. Dan sebaik-baik manusia adalah yang
dapat mengambil hikmah dari apa yang telah ia lakukan, lalu menatap hari esok yang lebih
baik. Sebagaimana Dalam sebuah ungkapan yang sangat terkenal Rasulullah Saw bersabda,
yang artinya : “Barang siapa yang hari ini, tahun ini lebih baik dari hari dan tahun yang lalu,
dialah orang yang sukses, tapi siapa yang hari dan tahun ini sama hari dan tahun kemarin
maka dia orang yang tertipu, dan siapa yang hari dan tahun ini lebih buruk dairpada hari dan
tahun kemarin maka dialah orang yang terlaknat”.
Hanya ini yang bisa saya sampaikan pada kesempatan ini mohon maaf atas segala
kekurangan dan pada Allah saya mohon ampun. Karna saya hanyalah orang yang fakir, fakir
ilmu, fakir harta, satu pesan untuk kita semua “Sebelum Anda menasehati orang lain maka
nasehatilah diri anda terlebih dahulu, karna sebaikbaiknya manusia adalah yang
mempunyai ahlak yang mulia”

Wabillahi taufik wal hidayah,Wassalammualaikum warahmatulllahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai