Anda di halaman 1dari 7

Menurunya Nilai-Nilai Identitas Nasional Dalam Kehidupan Bermasyarakat dan

Bernegara

Identitas nasional merupakan faktor yang sangat menentukan jati diri sebuah bangsa ataupun
negara yang pada prinsipnya identitas itulah yang menandakan eksistensi bangsa di lingkungan
internasional. Bertolak dari konsep diatas, adalah sangat penting bagi setiap bangsa untuk
mampu mempertahankan identitas nasionalnya demi eksistensi bangsa tersebut dan harga diri,
jati diri, dan kehormatan bangsa tersebut.

Saat ini kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan jarak bukan lagi
menjadi pembatas. Globalisasi dapat berpengaruh terhadap perubahan nilai-nilai budaya suatu
bangsa. Yang mau tidak mau, suka tidak suka telah datang dan menggeser nilai-nilai yang telah
ada. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini
merupakan ancaman, tantangan, dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini untuk berkreasi
dan berinovasi di segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi muda Indonesia.

Di era globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak ada
artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang. Di dalam pergaulan antarbangsa yang
semakin kental itu, akan terjadi proses akulturasi, saling meniru, dan saling mempengaruhi di
antara budaya masing-masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut
adalah proses lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri, sebagai contoh yaitu : munculnya
sikap individualistis, konsumerisme, semakin menonjolnya sikap materialistis, dan lunturnya
budaya leluhur dari semulanya. Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses
masyarakat terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera
dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat tidak bangga lagi pada
bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan masalah yang serius karena mereka
adalah tunas penerus bangsa, yang jika tidak dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri
luhur bangsa

Identitas Nasional

Identitas secara terminologi adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain . Berdasarkan pengertian tersebut,
identitas nasional dapat berarti setiap bangsa memiliki ciri khas, keunikan dan sifat-sifat yang
berbeda dengan bangsa lain. Dengan demikian, identitas nasional merupakan jati diri bangsa atau
kepribadian suatu bangsa. Pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu
identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis
yang mendasaari tingkah laku individu. Tingkahlaku tersebut terdiri atas kebiasaan, sikap, sifat-
sifat serta karakter yang beda dengan orang lain. Oleh karena itu, kepribadian tercermin pada
keseluruhan tingkahlaku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain (Ismaun, 1981:6)

Identitas nasional merupakan kepribadian bangsa. Ketika dapat memahami kepribadian, yang
menjadi pertanyaan apakah pengertian bangsa . Pada hakikatnya bangsa adalah sekelompok
besar manusia yang mempunyai persamaan nasib dalam proses sejarahnya, sehingga mempunyai
persamaan watak atau karakter yang kuat untuk bersatu dan hidup bersama serta mendiami suatu
wilayah sebagai suatu kesatuan nasional.

Dari pengertian kepribadian dan bangsa, maka identitas nasional itu benar-benar melekat pada
setiap individu yang mendiami suatu bangsa.

Efek Globalisasi bagi Identitas Nasional

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan negara
lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian, kecenderungan munculnya kejahatan yang
bersifat transnasional semakin sering terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait
dengan masalah narkotika, money laundering, keimigrasian, human trafficking, penebangan
hutan secara ilegal, pencurian laut, pengakuan hak cipta, dan terorisme. Masalah-masalah
tersebut berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung tinggi.

Efek lainnya adalah globalisasi dapat memberikan efek negatif bagi budaya-budaya leluhur di
Indonesia. Dengan adanya globalisasi waktu, jarak, wilayah bukan lagi menjadi halangan,
khususnya pada dunia hiburan. Pada dunia hiburan, efek globalisasi sangat jelas dapat dirasakan,
sebagai contoh: lunturnya musik-musik tradisional, lunturnya budaya Indonesia dalam film-film
lokal, minimnya pentas seni lokal jika dibandingkan dengan pentas seni kontemporer moderen.
Hal tersebut mencerminkan bahwa, globalisasi dapat dengan mudah mengubah nilai-nilai budaya
yang sudah ada sebelumnya.

Pada masyarakat, hal ini tentu sangat membahayakan. Hal tersebut didasarkan pada mulai
mutimbulnya sifat individualistis di masyarakat, minimnya tenggang rasa dan semangat gotong
royong. Yang sudah jelas banyak negara lain mengenal budaya masyarakat Indonesia sangat
ramah tamah sebelumnya. Belum lagi aksi teror, yang baru-baru ini marak terjadi. Ada sebagian
kelompok masyarakat bangsa ini yang menganut pandangan ekstim dan radikal, yang menolak
landasan bangsa ini yaitu Pancasila sebagai pedoman hidupnya, yang tentu sangat berbahaya
bagi integritas bangsa ini kedepan. Hal-hal ini tentunya dapat mengubah identitas bangsa ini,
yang sebelumnya populer dengan bangsa yang menjunjung tinggi nilai multikultur yang Bhenika
Tunggal Ika yang memiliki kesatuan sangat erat serta masyarakatnya yang sangat berjiwa
ketimuran.

Strategi Mempertahankan Identitas Nasional

Dalam arus globalisasi ada begitu banyak tantangan yang di hadapi oleh berbagai negara, maka
ada begitu banyak pula tuntutan untuk menyesuaikan diri terhadap kondisi tersebut. Termasuk
juga tantangan dalam mempertahankan jati diri bangsa. Untuk menghadapi hal ini perlu adanya
strategi untuk mempertahankan identitas nasional yang merupakan jati diri bangsa, diantaranya
dengan mengembangkan nasionalisme, pendidikan, budaya dan Bela Negara.
a. Mengembangkan Nasionalisme

Nasionalisme telah menjadi pemicu kebangkitan kembali dari budaya yang telah memberi
identitas sebagai anggota dari suatu masyarakat bangsa-bangsa . Secara umum, nasionalisme
dipahami sebagai kecintaan terhadap tanah air, termasuk segala aspek yang terdapat didalamnya.
Dari pengertian tersebut ada beberapa sikap yang bisa mencerminkan sikap nasionalisme, yaitu :

1. Menggunakan barang-barang hasil bangsa sendiri, karena bisa menambah rasa cinta dan
bangga akan hal yang di buat oleh tangan-tangan kreatif penduduknya.

2. Menghargai perjuangan para pahlawan dalam mempertahankan bangsa ini, bisa dilakukan
dengan beberapa perbuatan misalkan membaca, menonton, mengunjungi hal-hal yang berkaitan
tentang sejarah bangsa ini lahir. Hal ini bertujuan untuk membangkitkan jiwa nasionalisme yang
sudah ada dari masing-masing individu.

3. Berprestasi dalam semua bidang misalkan dari bidang olah raga, akademik, teknologi dan lain-
lain. Hal ini bertujuan untuk menambahkan rasa bangga dan sikap rela berkorban demi bangsa.

Dengan demikian, mengembangkan sikap nasionalisme (cinta tanah air), akan dengan sendirinya
telah mempertahankan dan melestarikan keaslian dari bangsanya, termasuk budaya atau
kebiasaan, karakter, sifat-sifat, produk dalam negeri dan adat istiadat masing-masing suku.
Dengan demikian, hal ini merupakan sikap yang menjadi salah satu faktor penentu dalam
mempertahankan identitas nasional.

b. Pendidikan

Pembinaan jati diri bangsa indonesia dapat dilaksanakan melalui jalur formal maupun informal .
Melalui jalur formal jati diri bangsa Indonesia dapat dikembangkan melalui pendidikan.
Pendidikan nasional mempunyai peran yang sangat besar didalam pembentukan jati diri bangsa
Indonesia. Salah satu kenyataan bangsa Indonesia ialah memiliki kekayaan budaya yang
beraneka ragam dengan jumlah suku bangsa yang ratusan dengan budayanya masing-masing
merupakan kekayaan yang sangat berharga didalam pembentukan bangsa Indonesia yang
multikultural. Didalam upaya pembentukan dan mempertahankan jati diri bangsa, peran
pendidikan sangat efektif untuk menimbulkan rasa memiliki dan keinginan untuk
mengembangkan kekayaan nasional dari masing-masing budaya lokal ..

Dari uraian di atas nampak adanya keterkaitan antara pendidikan dengan kemajuan suatu bangsa.
Warna pendidikan adalah warna suatu bangsa. Identitas nasional yang dikembangkan melalui
pendidikan diharapkan akan memberi harapan positif bagi kemajuan bangsa ini untuk
mempertahankan karakteristiknya sebagai sebuah bangsa yang beradab, bangsa yang santun,
bangsa yang toleran, bangsa yang menghargai perbedaan dan bangsa yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan.
Pemantapan identitas nasional melalui dunia pendidikan hendaknya tidak dilakukan setengah
hati dan parsial. Transformasi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang memacu tumbuhnya
identitas dan jatiri bangsa perlu sinergi dari pihak-pihak yang berkompeten di dunia pendidikan
terutama guru yang bersentuhan langsung dengan siswa, dan yang perlu diperhatikan adalah
bahwa tugas ini tidak hanya menjadi tugas guru mata pelajaran tertentu saja misalnya Pendidikan
Kewarganegaraan, tetapi juga semua guru mata pelajaran dengan pendekatan sesuai karakteristik
mata pelajaran yang diampuh. Melalui dunia pendidikan dapat ditanamkan identitas nasional
kepada generasi muda yang merupakan miniatur masyarakat masa depan

c. Pelestarian Budaya

Seseorang yang di sebut berbudaya adalah seorang yang menguasai dan berperilaku sesuai
dengan nilai-nilai budaya, khususnya nilai-nilai etis dan moral yang hidup di dalam kebudayaan
tersebut . Budaya merupakan salah faktor penentu jati diri bangsa. Pada pengertiannya, budaya
adalah hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebagai bagian dari tata
kehidupan sehari-hari . Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan dalam kehidupan dalam waktu
yang lama, akan mempengaruhi pembentukan pola kehidupan masyarakat, seperti kebiasaan
rajin bekerja. Kebiasaan ini berpengaruh secara jangka panjang, sehingga sudah melekat dan
terpatri dalam diri masyarakat. Namun pada kenyataannya budaya indonesia sekarang ini mulai
menghilang karena pengaruh budaya asing yang masuk ke indonesia, untuk itulah perlu adanya
pembangunan kembali jati diri dan budaya bangsa dan Negara

d. Bela Negara

Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 berbunyi : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Dari bunyi pasal tersebut menunjukkan bahwa bela negara merupakan
hak dan sekaligus kewajiban bagi setiap warga negara, ini membuktikan bahwa bela negara juga
menjadi suatu aturan agar setiap warga negara harus melakukan tindakan bela negara demi
ketahanan dan eksistensi sebuah negara. Pada zaman penjajahan bela negara diartikan dengan
cara mengikuti wajib milter agar dapat membertahankan negara indonesia. Namun, seiring
berjalannya waktu ketika bangsa indonesia berhasil mengalahkan para penjajah dan merdeka,
konsep bela negara berbuah dalam arti tidak tertapaku lagi harus mengikuti wajib iliter. Zaman
sekarang ini, setiap orang dapat melakukan bela negara dengan caranya masing-masing, menurut
profesinya atau pekerjaannya. Dalam konsep bela negara diinterpretasikan secara labih luas lagi
sehingga meliputi segala bidang dalam kehidupan bernegara. Dalam upaya pembelaan negara
ini, dilakukan secara terpadu dan disadasarkan atas kecintaan terhadap tanah air dan bangsa. Dari
berbagai sikap yang dilakukan oleh warga negara sebagai rasa cinta terhadap negara dan
pembelaan negara ini dapat mengharumkan nama bangsa indonesia. Dengan sendirinya juga
setiap warga negara sudah memberikan sumbangsi terhadap ketahanan nasional dan eksistensi
dari pada identitas nasional.
Pentingnya Mempertahankan Identitas Nasional

Identitas Nasional Indonesia meliputi apa yang dimiliki bangsa Indonesia yang membedakannya
dengan bangsa lain seperti kondisi geografis, sumber kekayaan alam Indonesia, kependudukan
Indonesia, ideologi, agama, politik negara, ekonomi, dan pertahanan keamanan. Menghadapi
identitas nasional, bangsa Indonesia sendiri masih kesulitan dalam menghadapi masalah
bagaimana untuk menyatukan negara yang mempunyai banyak sekali kelompok etnis, yang
memiliki pengalaman yang berbeda dari satu wilayah ke wilayah lainnya. Namun saat ini
masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya. Karena kebiasaan atau pun
budaya masyarakat kita telah bercampur dengan kebiasaan dan kebudayaan negara-negara lain.
Indikator identitas nasional itu antara lain pola perilaku yang nampak dalam kegiatan masyarakat
seperti adat-istiadat, tata kelakuan, kebiasaan. Lambang-lambang yang menjadi ciri bangsa dan
negara seperti bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan. .

Arus globalisasi yang demikian pesatnya, ternyata telah mampu mempengaruhi identitas
nasional dan berpotensi merosotnya nilai-nilai budaya bangsa. Masyarakat budaya tidak lagi
memperhatikan budayanya sendiri apalagi punya keinginan dan dorongan untuk melestarikan.
Mereka cenderung mengadopsi dan menerapkan budaya asing dan mengabaikan budaya sendiri.
Budaya yang asli dianggap kuno dibandingkan dengan budaya asing yang dianggap lebih
modern.

Pemikiran dan pemahaman seperti inilah yang membuat menurunnya nilai-nilai kebudayaan asli
bangsa dan berpotensi hilangnya identitas bangsa yang sebenarnya. Menyikapi hal ini maka
dianggap penting untuk mempertahankan identitas nasional demi eksistensi bangsa. Salah satu
alasan pentingnya mepertahankan nilai-nilai budaya sendiri adalah karena nilai-nilai budaya
suatu negara adalah identitas negara tersebut didepan dunia internasional . Jika kita sebagai
masyarakat Indonesia tidak mengahargai dan mempertahankan budaya kita sendiri, siapa yang
akan mempertahankannya? Jika kita tidak mempertahankan budaya kita sendiri sama saja
dengan kita membuang identitas negeri kita didepan dunia internasional yang akan membuat
negara kita tidak terpandang didepan negara-negara lain. Dengan kita lebih menghargai dan
mempertahankan budaya kita, akan lebih banyak lagi negara-negara yang akan tahu tentang
bangsa kita dan dapat mendatangkan berbagai keuntungan dalam hal moneter ataupun hal non-
moneter seperti nama Indonesia yang terpandang sebagai negara dengan berbagai keunikan dan
keindahan alam.

Dampak dari menurunya nilai-nilai ideologi nasional diantaranya

1) Terjadi proses alkulturasi, saling meniru dan saling mempengaruhi antara budaya masing-
masing. Akulturasi dapat melunturkan tata nilai yang merupakan jati diri bangsa Indonesia
Lunturnya tata nilai tersebut biasanya ditandai oleh dua faktor, yaitu :
* Semakin menonjolnya sikap individualistis yaitu mengutamakan kepentingan pribadi diatas
kepentingan umum, hal ini bertentangan dengan asas gotong-royong.

* Semakin menonjolnya sikap materialistis yang berarti harkat dan martabat kemanusiaan hanya
diukur dari hasil atau keberhasilan seseorang dalam memperoleh kekayaan. Hal ini bisa
berakibat bagaimana cara memperolehnya menjadi tidak dipersoalkan lagi. Bila hal ini terjadi
berarti etika dan moral telah dikesampingkan.

2) Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat terhadap nilai-nilai asing
yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak segera dibendung akan berakibat lebih
serius dimana pada puncaknya mereka tidak bangga kepada bangsa dan negaranya.

3) Intensitas hubungan masyarakat antara satu negara dengan negara yang lain menjadi semakin
tinggi. Dengan demikian kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional
menjadi semakin sering terjadi, antara lain terkait dengan masalah narkotika, pencucian uang
(money laundering), peredaran dokumen keimigrasian palsu , penjualan manusia dan terorisme.

4) Melemahkan dan menurunkan sensifitas.Penurunan sensitifitas yang dimaksud disini adalah


menurunnya tingkat simpati dan empati seseorang terhadap dunia nyata. Dengan jejaring sosial,
seseorang cenderung melupakan dunia nyata dan mengabaikan sesuatu yang terjadi disekitarnya
dan lebih memilih untuk memperhatikan sesuatu yang terjadi didunia maya.

5) Nilai barat yang tidak sesuai dengan budaya timur di adopsi mentah-mentah oleh para
pemuda. Ini karena hak akses dalam jejaring sosial cenderung bebas.

6) Menyebabkan problem cultural yang kian parah.Masalah cultural sebenarnya bisa mencakup
banyak hal, seperti cara berpikir, bertutur, bersikap, berperilaku, gaya hidup (lifestyle) dan
sebagainya. Contoh kasus : narkoba, putus sekolah dan mutu pendidikan rendah, pengangguran
muda, free sex, tawuran dan kriminalitas remaja, gaya berpakaian, gaya bahasa, dan lain-lain.

7) Godaan gaya hidup yang notabennya buah dari globalisasi (dampak proses alkulturasi).

Jika dampak tersebut tidak dapat dibendung maka akan mengganggu terhadap ketahanan
nasional di segala aspek kehidupan bahkan akan menyebabkan lunturnya nilai-nilai identitas
nasional. Dan jika sampai Identitas Nasional Bangsa Indonesia luntur, maka bisa dipastikan
beberapa dampak negatif dibawah ini akan terjadi, perlahan namun pasti :

*Pecahnya Kesatuan dan Persatuan bangsa Indonesia.

*Diremehkan dan ditindas Bangsa Lain.

*Budaya Nasional maupun daerah dengan mudahnya diklaim bangsa lain.

*Menurunnya moral bangsa.


*Lunturnya norma, etika dan ideologi dalam kehidupan berbangsa bernegara.

*Negara sendiri dikuasai bangsa lain, karena lemahnya mental bangsa.

*Dan masih banyak kemungkinan lain.

Sehingga, Identitas Nasional sangat perlu dijaga dan sangat penting untuk dipertahankan, bila
perlu dikembangkan lagi beberapa bentuk identitas nasional yang baru dan bisa diterima oleh
segenap warga bangsa guna memperkuat kesatuan bangsa dan tidak mudah digoyahkan dengan
kultur budaya bangsa lain yang menyebabkan lunturnya jati diri bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai