Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik
dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
‘‘HUKUM PIDANA KHUSUS’’
Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan ,pencarian bahan, dan penulisan
saya mendapat saran,petunjuk,dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu saya mengucapkan terimakasih kepada bapak Effendi, SH, MH
selaku dosen mata kuliah Hukum Pidana Khusus Kelas H yang berpartisipasi dalam pembuatan
makalah ini.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
masih sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan ini.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan kepada pihak yang membacanya.
Saya sadar sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Apabila terdapat
kesalahan yang kecil ataupun yang fatal saya mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada
pihak yang membaca makalah ini. Dan saya juga menerima kritik dan saran terhadap makalah
yang saya buat ini, mudah-mudahan dengan adanya kritik dan saran saya dapat membuat
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
Latar Belakang.................................................................................................................. 3
Rumusan Masalah............................................................................................................ 5
Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 5
Manfaat Penulisan............................................................................................................ 5
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
3
1998 telah menghabiskan kurang lebih 10 juta hektar hutan. Belum lagi soal kasus
kehutanan (illegal logging), penambangan emas tanpa izin, pencemaran industri
oleh perusahaan, perusakan hutan bakau,pencemaran limbah rumah tangga,
pertambangan liar dan masih banyak lagi yang mengakibatkan kerusakan
lingkungan.
Pendirian suatu pabrik atau perusahaan dalam suatu ekosistem tertentu akan
mempunyai korban pada lingkungan hidup sekitar. Pada awal pembuatan
bangunan paling tidak akan membawa pengaruh pada perubahan lahan yang
mengakibatkan perataan pohon-pohon dan terganggunya stuktur tanah sekeliling.
Dampak positif dari adanya pabrik atau perusahaan misalnya menambah mata
pencaharian sebagai tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan perkapita
penduduk. Efek negatif dari kegiatan tersebut hendaknya ditekan seminimal
mungkin agar industri atau perusahaan tersebut memperhatikan lingkungan.
Kasus pencemaran dan perusakan lingkungan ini adalah sangat berbahaya
bagi kesejahteraan umat manusia. Apalagi pencemaran dan perusakan lingkungan
di lakukan oleh perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang
kegiatan, baik itu pertambangan, kehutanan dan lain-lain. Kalau ini terjadi yang
rugi bukan satu dua orang saja melainkan seluruh umat manusia dibumi ini. Oleh
karena itu aspek penegakan hukum memerlukan perhatian dan aksi
pemberdayaan secara maksimal terutama pada perusahaan yang melakukan
perusakan dan pencemaran lingkungan.
4
Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
Manfaat Penulisan
Walaupun tulisan ini sangat sederhana dan masih sangat jauh dari apa yang
diharapkan oleh pembaca pada umumnya karena katerbatasan ilmu dan wawasan
penulis, mudah-mudahan sedikit dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan sebuah referensi, bahan bacaan untuk memperkaya khasanah
kepustakaan yang telah dimiliki serta dapat memacu penulis untuk lebih banyak
menggali wawasan dengan membaca literature dan buku – buku yang berkaitan
dengan hukum Pidana Khusus, khususnya, agar dalam membuat tulisan dapat
lebih berkualitas yang dapat dijadikan rujukan oleh pembaca
5
BAB II
2. Tindak Pidana
1
dengan strafbaarfeit tersebut.
bersifat umum dari strafbaar feit sebagai “suatu perilaku manusia yang
pada suatu saat tertentu telah ditolak di dalam suatu pergaulan hidup
tertentu dan dianggap sebagai perilaku yang harus ditiadakan oleh hukum
2
terdapat di dalamnya”.
6
1
P.A.F Lamintang, 2014, Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia, jakarta, cetakan 1,
PT Sinar Grafika, Hal 179
2
Ibid, hal 180
7
Pompe pun berpendapat bahwa sangatlah berbahaya untuk mencari
strafbaar feit, oleh karena secara teoritis setiap pelanggaran norma atau
yang telah dengan sengaja ataupun telah tidak disengaja dilakukan oleh
yang bersifat bertentangan dengan hukum atau in strijd met het recht atau
bersifat wederrechtelijk.
norma seperti yang telah dirumuskan di dalam Pasal 338 KUHP yang
berbunyi :
8
Dikatakannya bahwa tidak setiap pembunuhan itu bersifat
Pasal 48 KUHP.
suatu strafbaar feit itu sebenarnya adalah tidak lain daripada suatu
sebenarnya hanyalah bersifat semu, oleh karena itu yang terpenting bagi
teori itu adalah, bahwa tidak seorang pun dapat dihukum kecuali apabila
maupun tidak sengaja, sedangkan hukum positif kita pun tidak mengnal
menurut hukum positif disatukan dalam sebuah teori geen straf zonder
9
3
Ibid, hal 181
10
2. Unsur-Unsur Tindak Pidana
dapat merupakan een doen atau een neit doen atau dapat merupakan “hal
terakhir ini di dalam doktrin juga sering disebut sebagai een nelaten yang
Undang)”.
Strafbaar feit itu oleh Hoge Raad juga pernah diartikan bukan
suatu keadaan, yaitu seperti yang dapat kita baca dari arrest-nya tanggal
4
19 November 1928, N.J. 1928 halaman 1671, W. 11915 , dimana Hoge
atau tanpa adanya orang lain yang telah melakukan suatu kealpaan,
pada dasarnya dapat kita bagi menjadi dua macam unsur, yakni unsur-
11
4
Ibid, hal 191-192
12
Pengertian dari unsur subjektif itu adalah unsur yang melekat pada
diri si pelaku atau yang berhubungan dengan diri si pelaku, dan termasuk
hatinya. Unsur objektif itu adalah unsur yang ada hubungannya dengan
keadaan, yaitu di dalam keadaan mana tindakan dari si pelaku itu harus
5
dilakukan. Unsur subjektif dari sesuatu tindak pidana itu adalah :
KUHP;
6
Unsur objektif dari suatu tindak pidana itu adalah :
13
5
Ibid, hal 192
6
Ibid, hal 192-193
14
Kausalitas, yakni hubungan antara suatu tindakan sebagai
15
7
RM Gatot Soemartono, Mengenal Hukum Lingkungan Indonesia, 1991, Sinar Grafika,
Jakarta, Hal 14 Dalam Syahrul Machmud, 2012, Penegakan Hukum Lingkungan
Indonesia Penegakan Hukum Administrasi, Hukum Perdata, Hukum Pidana Menurut
Undang-Undang No. 32 Tahun 2009, Yogyakarta, Cetakan 1, Graha Ilmu, Hal 78
16
Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan hidup adalah semua
benda dan daya serta kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah
jasad hidup lainnya. Dengan demikian tercakup segi lingkungan fisik dan
8
segi lingkungan budaya.
Ketentuan Pokok Lingkungan (LN 1982 No.12, TLN No. 3215), yang
No. 12, TLN No. 3125) yang disingkat UUPLH yang sekarang diganti
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LNRI Tahun 2009 Nomor 140 TLN
9
nomor 5059) yang disingkat dengan UUPPLH.
8
ST Munadjat Danusaputro, Hukum Lingkungan, Buku I : Umum, 1980, Bina Cipta,
Bandung, Dalam Syahrul Machmud, 2012, Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia
Penegakan Hukum Administrasi, Hukum Perdata, Hukum Pidana Menurut Undang-
Undang No. 32 Tahun 2009, Yogyakarta, Cetakan 1, Graha Ilmu, Hal 78
9
Hadin Muhjad, 2015, Hukum Lingkungan, Yogyakarta, cetakan 1, GENTA Publishing,
Hal 5
17
kemerosotan mutu lingkungan. Munadjat Danusaputro berpendapat
yang didasarkan pada tata kelola pemerintahan yang baik karena dalam
11
UUPPLH disebut sebagai “umbrella act” atau “umbrella provision”.
18
10
Syahrul Machmud, 2012, Op., cit hal 78
11
Hadin Muhjad, 2015, Op., cit, Hal 4-5
19
memberikan arah serta ciri-cirinya terhadap semua jenis tata pengaturan
20
12
Ibid
21
Pasal
ayat (1)
ayat (2)
ayat (3)
ayat (1)
ayat (2)
22
remedium yang mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai
tidak berhasil. Penerapan asas ultimum remedium ini hanya berlaku bagi
Tabel.1
23
1. Delik Materil Tindak Pidana
Lingkungan Hidup
Sanksi mengakibatkan tahun.
Perbuata jara Min 3 orang luka Dan
n tahun, Maks 10 berat atau Denda
gaja melakukan perbuatan tahun, dan mati. n3
yang mengakibatkan Denda Min 3 Milyar,
dilampauinya : baku mutu Milyar, Maks abat pengawas Maks 9
tidak Milyar.
udara ambien, baku mutu 10 Milyar.
melakukan jara
air, baku mutu air laut,
pengawasan Maks 1
atau kriteria baku jara Min 4 tahun,
terhadap tahun.
kerusakan lingkungan ks 12 tahun, dan
ketaatan Dan
hidup. Denda Min 4
penanggung Denda
buatan sebagaimana Milyar, Maks 12 Maks
dimaksud pada ayat jawab usaha
Milyar. 500 Juta
(1) mengakibatkan dan/kegiatan
jara Min 5
orang luka dan/atau terhadap
tahun, Maks 15
peraturan
bahaya kesehatan tahun, dan
perundang-
manusia. Denda Min 5
undangan
buatan sebagaimana Milyar, Maks dan
dimaksud pada ayat 15 Milyar. izin
(1) mengakibatkan jara Min 1 lingk
orang luka berat atau tahun, Maks 3 unga
mati. tahun. Dan n
Denda Min 1 yang
ena kelalaiannya Milyar, Maks meng
mengakibatkan 3 Milyar. akiba
dilampauinya : baku mutu tkan
udara, baku mutu air, jara Min 2 terjad
baku mutu air laut, atau tahun, Maks 6 inya :
kriteria baku kerusakan tahun. Dan cemaran
lingkungan hidup. Denda Min 2 dan/atau
buatan sebagaimana Milyar, Maks kerusakan
dimaksud pada ayat 6 Milyar. lingkungan
(1) mengakibatkan jara Min 3 tahun, yang
orang luka dan/atau Maks 9 mengakibatkan
bahaya kesehatan hilangnya
manusia. nyawa manusia
ayat (3) buatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)
24
bahan la
ke
2. Delik Formil Tindak Pidana media ya
Lingkungan Hidup lingkun h
gan N jara
hidup
lakukan perbuatan yang tanpa eg Maksi
melanggar baku mutu izin ar mal 3
air limbah, baku mutu a tahun.
emisi, atau lakukan
perbuata K Dan
u mutu gangguan. n es Dend
Berdasarkan Pasal 100 ayat ayat Memasu at a
(1) (2) tindak pidana ini baru kkan ua Maks
dapat dikenakan limbah n 3
apabila sanksi ke R Milya
administratif yang 105 da ep r.
telah dijatuhkan la ub
tidak dipatuhi atau m li
pelanggaran wi k
dilakukan lebih dari la In
satu kali. ya do
lakukan perbuatan h ne
Ne si jara
melepas dan/atau
ga a Mi
mengedarkan
ra n 1
produk rekayasa
Ke tah
genetik ke
media lingkungan hidup sat un,
yang bertentangan ua Ma
101
dengan pertauran n ks 3
perundang-undangan Re tah
atau izin lingkungan pu un.
sebagaimana dimaksud bli Da
dalam pasal 69 ayat (1) k n
huruf g. In De
do nda
lakukan perbuatan
pengelolaan limbah B3 ne Mi
tanpa sia
n 1
102
izin lakukan Mil
perbuata yar,
lakukan perbuatan Menghasilkan n Ma
limbah B3 dan Memasu ks 3
103
tidak melakukan kkan
Mil
pengelolaan limbah
B3 ke yar.
lakukan perbuatan
106 da
Dumping limbah dan/atau
104 la
m
wi
25
jara Min 1 tahun, Maks 3 tahun. l
Dan Denda Min 1 Milyar, Maks a
3 Milyar k
lakukan u
jara Min 1 tahun, Maks 3 tahun.
perbuata k
Dan Denda Min1 Milyar, Maks n a
3 Milyar Memasu n
jara Maks 3 tahun. Dan Denda Maks kkan B3
3 Milyar yang p
jara Min 4 tahun, Maks 12 dilaran e
g r
tahun.
menuru b
nda Min 4 Milyar. Maks 12 t u
Milyar peratur a
jara Min 5 tahun, Maks 15 tahun. an t
Dan Denda Min 5 Milyar, Maks perunda a
ng-
15 Milyar. 107 n
unda
ngan M
ke e
dala n
m y
wilay u
ah s
Nega u
ra n
Kesat
uan A
Repu m
blik
d
Indo
a
nesia
l
t
108 lakukan a
perbuatan n
Pembakaran p
hutan a
m
lakukan e
perbuata m
n il
Melakuk ik
an usaha i
dan/atau s
109
kegiata er
n tanpa
memili ti
ki izin fi
lingkun k
gan
at
26
kompetensi peny
penyusun Amdal idik jara
pega
abat pemberi izin Maks 1
wai jara Min 5
lingkungan yang menerbitkan ayat nege tahun.
(1) izin lingkungan tanpa tahun, Maks Dan
ri
dilengkapi dengan amdal sipil 15 tahun. Dan Denda
atau UKL-UPL Denda Min 5 Maks 1
abat pemberi izin usaha Milyar, Maks Milyar
dan/atau kegiatan yang ayat (2) 15 Milyar.
menerbitkan izin usaha dan/atau
kegiatan tanpa jara Min 3
dilengkapi dengan izin tahun, Maks
lingkungan 10 tahun. Dan
lakukan perbuatan Denda Min 3
berupa Milyar. Maks
memberikan 10 Milyar jara
informasi palsu, jara Min 1 Maks 1
memberikan tahun, Maks tahun
informasi 3 tahun. Dan dan
menyesatkan, Denda Min 1 Denda
menghilangkan Milyar. Maks Maks 1
informasi, merusak 3 Milyar Milyar
informasi, atau jara Maks 3 tahun. jara
memberikan Dan Denda Maks Maks 1
113 keterangan yang tidak 3 Milyar tahun.
benar Dan
ng diperlukan dalam jara Maks 3 tahun. Denda
kaitannya dengan Dan Denda Maks Maks
pengawasan dan 3 Milyar. 500 Juta.
penegakan hukum yang
berkaitan dengan jara Maks 3 tahun.
perlindungan dan Dan Denda Maks
pengelolaan lingkungan 3 Milyar
hidup
anggung jawab usaha
dan/atau kegiatan yang
114
tidak melaksanakan
paksaan pemerintah
lakukan perbuatan
mencegah, menghalang-
halangi, atau
menggagalkan
Pelaksanaan tugas
115
pejabat pengawas
lingkungan hidup
dan/atau pejabat
27
28
Di dalam UUPPLH tahun 2009 mengatur perumusan delik, yakni delik materiil
dan delik formil.
Perbedaan delik materiil dan delik formil adalah :
Delik materiil terdapat pada Pasal 98, Pasal 99 dan Pasal 112, sedangkan
delik formil terdapat pada Pasal 100 s/d Pasal 111 dan Pasal 113 s/d Pasal 115
Lingkungan Hidup.
Tabel 2
29
5
N
UP
U
1P P
N
P o P
P. A
2
P 3
2
T
a
3 h
u
n
2
0
K
0
4
9
P
a
s
a
l
y
a
i
t
u
P
a
s
a
l
9
8
s
/
d
1
1
30
perseroan, perserikatan, tuntutan pidana dan sanksi
yayasan, atau organisasi pidana dijatuhkan kepada :
lain, ancaman pidana a. Badan usaha; dan /
denda diperberat atau
dengan sepertiga. b. Orang yang memberi
perintah untuk
melakukan tindak
pidana tersebut atau
orang yang bertindak
sebagai pemimpin
kegiatan dalam tindak
pidana tersebut.
al 117 : jika tuntutan pidana
diajukan kepada pemberi
perintah atau pemimpin
tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam pasal 116
ayat (1) huruf b, ancaman
pidana yang dijatuhkan
berupa pidana penjara dan
denda diperberat dengan
sepertiga
dang-Undang ini tidak dang-Undang ini
mengatur secara jelas
mengatur secara eksplisit
5 ana Tambahan pidana tambahan di dalamnya namun hanya pidana tambahan yang di
menyebutkan tindakan cantumkan dalam Pasal
tata tertib yaitu dalam
119
Pasal 47
31