Anda di halaman 1dari 37

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA

NOMOR 2 TAHUN 2001 SERI D NOMOR 2


PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR: 2 TAHUN 2001
TENTANG
PEMERINTAH LEMBANG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANA TORAJA

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Undang-Undang


Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
khususnya yang mengatur tentang Desa, maka diperlukan
ketentuan lebih lanjut sebagai acuan dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintahan Lembang secara berdaya
guna dan berhasil guna.
b. bahwa istilah Desa yang digunakan selama ini yang
didasarkan pada Undang-Undang No. 5 Tahun 1979
tentang pemerintahan Desa, sudah tidak sesuai lagi
dengan karakteristik dan kondisi Sosial Budaya
masyarakat tana Toraja , oleh karena itu dianggap perlu
dirubah dan disesuaikan dengan menggunakan nama
Lembang.
c. bahwa perubahan nama Desa menjadi nama Lembang
sebgaimana dimaksud huruf b adalah sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam pasal 95 ayat (1)
Undang-undang nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah;
d. bahwa untuk maksud tersebut huruf a, b dan c dipandang
perlu menetapkan Peraturan daerah tentang
Pemerintahan Lembang.

Mengingat : 1. Undang-undang nomor 29 Tahun 1959 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah tingkat II Di Sulawesi
(Lembaran Negara tahun 1959 Nomor 74, tambahan
Lembaran Negara Nomor 1822);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 No.
60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3848);
4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang bersih dan Bebas dari KKN
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
sebagai Daerah Otonom ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3952);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentang
Pedoman Organisasi Perangkat daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 165).

Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA.

MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA TENTANG
PEMERINTAHAN LEMBANG.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan:
a. Daerah adalah daerah Kabupaten Tana Toraja;
b. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta Perangkat Daerah Otonom
yang lain sebagai badan Eksekutif Daerah;
c. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, selanjutnya disebut DPRD, adalah Badan
Legeslatif Daerah;
d. Kepala Daerah adalah Bupati Tana Toraja;
e. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Kabupaten Tana Toraja
f. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah
Kabupaten;
g. Lembang adalah nama lain dari Desa sebagai mana dimaksud dalam pasal
(1) ayat 10 Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 yaitu kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat yang diakui dlam sistim Pemerintahan
nasional dan berada di daerah Kabupaten.
h. Pemerintahan Lembang adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Lembang dan Badan Perwakilan Lembang
i. Pemerintah Lembang adalah Kepala Lembang dan Perangkat Lembang
j. Badan Perwakilan Lembang selanjutnya disebut BPL adalah Badan Perwakilan
yang terdiri dari pemuka-pemuka masyarakat yang ada di Lembang yang
berfungsi mengayomi adat istiadat membuat peraturan Lembang
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta melaksanakan
pengawasan terhadap pengelenggaraan Pemerintahan Lembang
k. Kampung adalah bahagian wilayah didalam Lembang dan berada didalam
Lembang;
l. Kepala Kampong adalah Kepala kampung yang ada dalam wilayah lembang
kabupaten Tana Toraja langsung di bawah Kepala Lembang
m. Adat Istiadat adalah seperangkat nilai-nilai/kaidah-kaidah dan kepercayaan
sosial, yang timbul sejak semula, bersama dengn pertumbuhan masyarakat
lembang yang bersangkutan, dilaksanakan ssecara berulang-ulang dan terus
menerus sepanjang masa;
n. Lembaga adat adalah wadah untuk menghimpun, mengembangkan,
memberdayakan dan melestarikan segala potensi adat yang masih hidup
dalam masyarakat..

BAB II
PERUBAHAN NAMA DESA MENJADI LEMBANG
Pasal 2
(1) Istilah Desa yang digunakan selam ini yang didasarkan pada Undang-
Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa diganti dan
dirubah menjadi Lembang, dan istilah Dusun diganti menjadi Kampong.
(2) Kampong sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah bagian wilayah Lembang
dan merupakan lingkungan kerja pemerintah Lembang dan pejabatnya
disebut Kepala kampong

BAB III
PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN LEMBANG
Bagian Pertama
Pembentukan
Pasal 3
Tujuan Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Lembang adalah untuk
peningkatan penyelenggaraan pemerintahan secara perdaya guna dan berhasil
guna terhadap pelayanan masyarakat sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kemajuan pembangunan.

Pasal 4
(1) pembentukan Lembang dilakukan atas prakarsa masyarakat setempat
dengan memperhatikan asal usul Lembang dan persyaratan yang
ditentukan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat
dengan persetujuan badan Perwakilan Lembang(BPL);
(2) Atas dasar prakarsa masyarakat sebagaimana dimaksud ayat (1) Kepala
Lembang menyampaikan usul pembentukan Lembang kepada Bupati
melalui Camat;
(3) Pembentukan Lembang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Pasal 5
Syarat-syarat pembentukan suatu Lembang sebagaimana dimaksud pasal 4
ayat 1 yaitu:
a. Jumlah penduduk minimal 2.500 jiwa atau 500 kepala keluarga;
b. Memiliki kemampuan membiayai rumah tangganya sendiri;
c. Memiliki sarana dan prasarana pemerintahan;
d. Faktor wilayah yaitu luas wilayah yang terjangkau secara berdaya guna
dalam rangka pemberian pelayanan, pembinaan dan penghidupan
masyarakat;
e. Faktor sosial budaya yang dapat memberikan kemungkinan adanya
kerukunan hidup beragama dan kerukunan hidup bermasyarakat dalam
hubungannya dengan adat istiadat;
f. Dalam pembentukan Lembang berdasarkan faktor-faktor tersebut pada huruf
a sampai huruf e perlu mempedomani tata ruang fisik Lembang guna
mempertahankan keseimbangan lingkungan.

Pasal 6
Pembentukan Lembang sebagaimana tersebut dalam pasal 4 harus
menyebutkan nama, luas wilayah, jumlah penduduk, batas Lembang dan
jumlah kampung yang termasuk didalamnya.

Bagian Kedua
Penghapusan dan Penggabungan Lembang
Pasal 7
(1) Lembang yang oleh karena perkembangan keadaan dan pertimbangan-
pertimbangan teknis pemrintahan dan pelayanan terhadap masyarkat
dapat dihapus dan digabungkan;
(2) Penghapusan atau penggabungan Lembang sebagaimana dimaksud
ayat(1) pasal ini harus dimusyawarahkan/dimufakatkan terlebih dahulu
dengan memperhatikan syarat-syarat terbentuknya suatu Lembang sesuai
pasal 5 Peraturan Daerah ini dan hasilnya dituangkan dalam Peraturan
Daerah;
(3) Syarat-syarat penghapusan Lembang adalah:
a. Tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pasal 5 ;
b. Diusulkan oleh Badan Perwakilan Lembang;
c. Disutujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah penduduk;
d. Ada jaminan bagi penyelamatan aset/ kekayaan Lembang
(4) Syarat-syarat bergabungnya Lembang adalah:
a. Dua atau lebih Lembang yang bertetangga langsung;
b. Lembang sebagaimana dimakasud huruf a diatas memiliki karakteristik yang
sama;
c. Penggabungan Lembang tidak merusak tatanan kehidupan masyarakat dari
Lembang yang bergabung;
d. Diusulkan oleh Badan Perwakilan Lembang masing-masing yang akan
bergabung bersama-sama;
e. Disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah penduduk.

Pasal 8
(1) Penghapusan atau penggabungan Lembang sebagaimana dimaksud pasal 7
ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan pelaksanaannya
diatur dengan Keputusan Bupati;
(2) Keputusan Bupati dimaksud dalam ayat (1) tembusannya disampaikan
kepada Menteri Dalam Negeri

Bagian Ketiga
Pasal 9
(1) Lembang yang dibentuk sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 mempunyai
wewenang sebagai berikut:
a. Kewenangan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul Lembang;
b. Kewenangan yang oleh Peraturan perundang-undangan yang berlaku belum
dilaksanakan oleh pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten
c. Tugas Pembantuan dari Pemerintah, Propinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten
(2) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Lembang terdiri dari;
a. Kepala Lembang
b. Sekretaris Lembang
c. Kepala Urusan
d. Kepala kampung
3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Pemerintah Lembang akan diatur lebih lanjut
dengan Keputusan Bupati

Pasal 10
Tugas Pembantuan dari pemerintah, Pemerintah Propinsi dan/atau Pemerintah
Kabupaten kepada Lembang disertai dengan pembiayaan, sarana dan
prasarana serta sumber daya manusia.
BAB IV
LEMBAGA ADAT
Bagian Pertama
Mekanisme Pemberdayaan, Pelestarian dan Pengembangan Adat
Istiadat dan Lembaga Adat
Pasal 11
(1) Mekanisme pemberdayaan, pelestarian dan pengembangan adat istiadat
tumbuh dan berkembang berdasarkan adat istiadat masyarakat setempat
dan senantiasa bersifat dinamis seirama dengan tingkat kemajuan
pembangunan;
(2) Adat istiadat yang tumbuh dan berkembang sebagaimana dimaksud ayat (1)
tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Bagian Kedua
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Lembaga Adat
Pasal 12
(1) Kedudukan Lembaga Adat adalah merupakan wadah untuk menghimpun
segala potensi adat Istiadat yang hidup dan tumbuh dalam masyarakat
untuk digali dan dikembangkan;
(2) Tugas Lembaga Adat adalah;
a. Membantu Pemerintah Lembang untuk menyelesaikan perselisihan yang
timbul dari masyarakat;
b. Memberikan rekomendasi terhadap upacara adat yang akan
diselenggarakan.
(3) untuk melaksanakan tugas dimaksud ayat (2) Lembaga Adat mempunyai
wewenang memberdayakan, melestarikan dan mengembangkan adat
istiadat.

Bagian Ketiga
Hak, Wewenang dan kewajiban Lembaga Adat
Pasal 13
(1) Hak Lembaga Adat adlah mempertahankan dan melindungi Adat istiadat
yang ada dan memberikan sanksi adat bagi anggota masyarakat yang
melanggar norma dat yang berlaku;
(2) Wewenang Lembaga Adat;
a. Mengangkat dan menetapkan pemangku adat atau sebutan nama lainnya
sesuai dengan kondisi sosial Lembang yang bersangkutan;
b. Membuat dan menetapkan ketentuan tentang pelaksanaan upacara adat
budaya pada Lembang yang bersangkutan;
c. Membantu Kepala Lembang menyelesaikan perselisihan antar warga
masyarakat.

Pasal 14
Lembaga adat berkewajiban untuk:
a. Mempertahankan Pancasila , UUD 1945 serta Peraturan perundang-
undangan lainnya termasuk Peraturan Lembang.
b. Ikut serta dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional khususnya dibidang
pengembangan sosial budaya dan adat istiadat.
c. Membantu Pemerintahan Lembang memecahkan masalah-masalah sosial
yang timbul, yang ada hungungannya dengan adat budaya.

Bagian Keempat
Susunan Organisasi
Pasal 15
Keanggotaan Lembaga Adat terdiri dari Pemuka-pemuka masyarakat yang ada
hubungannya dengan adat istiadat dalam wilayah Lembang

Bagian Kelima
Hubungan Lembaga Adat dengan Pemerintah Lembang dan
Pemerintah Kabupaten
Pasal 16
(1) Pemerintah Kabupaten maupun Pemerintahan Lembang berkewajiban
memfasilitasi dan embina serta mengembangkan adat istiadat yang hidup
dan tumbuh dlam wilayah Lembang;
(2) Tujuan pembinaan dimaksud ayat (1) adalah agar adat istiadat mampu
mendorong dan menunjang kelangsungan pembangunan dan ketahanan
Nasional dlam wawasan Nusantara.

BAB V
PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN LEMBANG
Bagian Pertama
Pembentukan
Pasal 17
(1) Di setiap Lembang dibentuk badan Perwakilan Lembang, sebagi wahana
untuk melaksanakan demokrasi berdasarkan Pancasila;
(2) Badan Perwakilan Lembang berkedudukan sejajar dan menjadi mitra dari
Pemerintah Lembang;
Pasal 18
(1) Pemilihan Anggota Badan Perwakilan Lembang dilaksanakan oleh Panitia
Pemilihan Badan Perwakilan Lembang;
(2) Pada awal berlakunya peraturan Daerah ini, Pembentukan Panitia Pemilihan
Badan Perwakilan Lembang difasilitsi oleh Pemerintah Kabupaten dengan
melibatkan:
a. Kalangan adat dari setiap kampung didalam Lembang itu;
b. Kalangan agama;
c. Organisasi Sosial Politik yang sah
d. Golongan Profesi
e. Unsur Organisasi Wanita yang ada;
f. Unsur Pemuda;
g. Unsur Pemuka Masyarakat lainnya.
(3) Panitia Pemilihan Badan Perwakilan Lembang sebagaimana dimaksud ayat
(2) disampaikan oleh Kepala Lembang kepada Bupati melalui Camat untuk
mendapatkan pengesahannya;
(4) Pengaturan tentang cara pemilihan ditetapkan oleh Panitia Pemilihan Badan
Perwakilan Lembang dan diumumkan kepada masyarakat setempat.

Pasal 19
Pembentukan Badan Perwakilan Lembang dan keanggotaannya
dimusyawarahkan/dimufakatkan oleh Kepala Lembang bersama kalangan adat,
agama, organisasi sosial polotik, golongan profesi dan tokoh pemuda dan
pemuka masyarakat lainnya yang berada di Lembang yang bersangkutan.

Pasal 20
(1) Hasil pemilihan dimaksud pada pasal 19 disampaikan oleh Kepala Lembang
kepada Bupati melalui Camat untuk mendapatkan pengesahan secara
administratif.
(2) Bentuk pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) pada pasal ini
ditetapkan dengan keputusan Bupati.
Bagian Kedua
Keanggotaan dan Masa Pengurusan
Pasal 21
Jumlah anggota Badan Perwakilan Lembang ditentukan berdasarkan jumlah
penduduk Lembang yang bersangkutan dengan ketentuan;
a. Jumlah penduduk sampai dengan 2500 jiwa, 5 orang anggota;
b. 2501 sampai dengan 3000 jiwa, 7 orang anggota;
c. 3001 sampai dengan 3500 jiwa, 9 orang anggota;
d. 3501 sampai 4000 jiwa, 11 orang anggota;
e. lebih dari 4000 jiwa, 13 orang anggota.
Pasal 22
Yang dapat dipilih menjadi anggota Badan Perwakilan Lembang adalah
penduduk Lembang Warga Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
pada pasal 21 dengan syarat-syarat sebagai berikut;
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. Setia dan taqwa kepda Pancasila dan UUD 1945;
c. Tidak pernah terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam kegiatan
yang menghianati Pancasila dan UUD 1945, G.30 S/PKI dan atau kegiatan
yang sederajat;
d. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Pertama (SLTP) dan
atau berpengetahuan yang sederajat;
e. Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun;
f. Sehat jasmani dan rohani, yang dinyatakan dengan keterangan dokter;
g. Nyata-nyata tidak terganggu jiwa dan ingatannya;
h. Berkelakuan baik, jujur dan adil;
i. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana;
j. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatn hukum yang tetap;
k. Mengenal dan dikenal masyarakat di Lembang setempat
l. Bersedia dicalonkan menjadi anggota;
m. Tidak pernah memdapatkan hukuman secara adat karena melanggar
adat istiadat yang ada.
Pasal 23
(1) Pimpinan Badan Perwakilan Lembang bersifat kolektif terdiri dari Ketua dan
Wakil Ketua;
(2) Wakil Ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sebanyak-banyaknya
dua (2) orang sesuai dengan jumlah anggota Badan Perwalikan Lembang;
(3) Pimpinan badan Perwakilan Lembang sebagaimana dimaksud ayat (1) dipilih
dari dan oleh anggota secara langsung dalam rapat yang diadakan secara
khusus;
(4) Rapat pemilihan Pimpinan badan Perwakilan Lembang untuk pertama kalinya
dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu oleh anggota yang termuda.

Pasal 24
(1) Dalam melaksanakan tugasnya Pimpinan Badan perwakilan Lembang
dibantu oleh Sekretariat Badan Perwakilan Lembang;
(2) Sekretariat Badan Perwakilan Lembang sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dipimpin seorang Sekretaris dan dibantu oleh staf yang diangkat oleh
Pemerintah Lembang atas persetujuan pimpinan Badan Perwakilan Lembang
dan bukan dari perangkat Lembang.
Pasal 25
(1) masa keanggotaan badan Perwakilan Lembang selama 5 tahun dan berakhir
bersama-sama pada saat anggota Badan Perwakilan Lembang yang baru
dilantik;
(2) Anggota Badan perwakilan Lembang dapat dipilih kembali sepanjang masih
memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam pasal 22;
(3) Anggota badan perwakilan lembang berhenti antar waktu sebagai anggota
karena;
a. Meninggal dunia ;
b. Permintaan sendiri secara tertulis kepada Pimpinan;
c. Bertempt tinggal diluar Lembang yang bersangkutan;
d. Tidak lagi memenuhi syarat-syarat sebagaimana dimaksud pada pasal 22;
e. Dinyatakan melanggar sumpah/janji sebagai anggota badan perwakilan
Lembang;
f. Dipilih dan telah mengucapkan sumpah /janji sebagai kepala lembang
g. Dipilih dan telah mengucapkan sumpah/janji sebagai anggota badan
Perwakilan lembang di lembang yang lain;
h. Diangkat sebagai perangkat lembang.
4.) Anggota Badan Perwakilan Lembang yang kehenti antar waktu sebagaimana
dimaksud ayat (3) digantikan oleh calon tetap yang terdaftar sebagai calon
pada saat pemilihan anggota Badan Perwakilan Lembang sesuai urutan
perolehan suara, dan bilamana calon pengganti memperoleh suara yang sama,
calon pengganti diambil berdasarkan urutan daftar calon tetap;
5) Anggota pengganti antar waktu menyelesaikan masa kerja anggota yang
digantinya;
6) Bila anggota yang diganti adalah pimpinan Badan Perwakilan Lembang
maka, diadakan pemilihan ulang pimpinan Badan perwakilan Lembang
sebagaimana ditetapkan dalam pasal 23 ayat (3);
7) Pemberhentian dan penggantian antar waktu anggota Badan Perwakilan
Lembang disampaikan kepada Bupati untuk disahkan secara administratif;

Bagian Ketiga
Kedudukan, Tugas dan Fungsi
Pasal 26
Badan Perwakilan lembang mempunyai tugas untuk mengayomi adat istiadat
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat di lembang dengan
memusyawarahkan setiap rencana yang diajukan oleh Kepala Lembang
sebelum ditetapkan menjadi keputusan Lembang.

Pasal 27
Untuk menjalankan tugas dimaksud pada pasal 26 Badan Perwakilan Lembang
mempunyai fungsi:
a. Mengayomi yaitu menjaga, melestarikan dan memberdayakan adat istiadat
yang hidup dan berkembang di Lembang yang bersangkutan sepanjang
menunjang tatanan kehidupan yang harmonis, dinamis dan menumbuhkan
partipasi aktif masyarakat;
b. Legislasi yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Lembang bersama-
sama pemerintah Lembang;
c. Pengawasan yang meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan
lembang, Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang serta keputusan
Lembang;
d. Menampung dan menangani aspirasi masyarakat serta menyalurkan aspirasi
yang diterima dari masyarakat kepada pejabat yang berwenang

Bagian Keempat
Hak, Wewenang dan Kewajiban
Pasal 28
(1) badan Perwakilan Lembang melaksanakan fungsinya sebagaimana diatur
dalam pasal 27 berhak untuk:
a. memberikan teguran tertulis atau peringatan kepada Pemerintah Lembang
apabila dipandang tidak sungguh-sungguh melaksanakan Peraturan Lembang,
melanggar adat istiadat atau peraturan perundang-undangan lainnya;
b. apabila pemerintah Lembang tidak mengindahkan peringatan atau teguran
tertulis Badan Perwakilan Lembang dapat memanggil Kepala Lembang untuk
mempertanggung jawabkan hal tersebut;
c. bila ternyata Kepala Lembang tidak dapat memprtanggungjawabkan hal
tersebut, Badan Perwakilan Lembang dapat menolak pertanggungjawaban
Kepala Lembang.
(2) Jika Kepala Lembang menderita sakit yang cukup lama yaitu lebih dari 6
bulan, maka Badan Perwakilan Lembang menunjuk seorang pelaksana tugas
sambil mempersiapkan pemilihan Kepala Lembang yang baru;
(3) Anggota Badan Perwakilan Lembang berhak menerima uang sidang sesuai
kemampuan keuangan Lembang;
(4) Uang sidang anggota BPL sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan setiap
tahun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang;
(5) Anggota Badan Perwakilan Lembang berkewajiban menjaga nama baik
lembaga dan tidak melakukan perbuatan tercela yang bertentangan dengan
adat setempat;
(6) Setiap anggota Badan Perwakilan Lembang dilarang mempelopori judi
sabung ayam dan segala jenis judi lainnya.

Pasal 29
(1) Untuk keperluan kegiatan Badan Perwakilan Lembang disediakan biaya
sesuai dengan kemampuan keuangan Lembang yang dikelola oleh
Sekretariat Badan Perwakilan Lembang;
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam
Anggaran Penerimaan Belanja Lembang;

Bagian kelima
Mekanisme Pengambilan Keputusan
Pasal 30
(1) Pengambilan Keputusan Badan Perwakilan Lembang harus dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota;
(2) Pengambilan keputusan sedapat mungkin dilakukan dengan cara
musyawarah/mufakat;
(3) Jika pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan melalui musyawarah
/mufakat, maka dapat ditempuh melalui suara terbanyak dengan cara
pemungutan suara (voting).

BAB VI
TATA CARA PENCALONAN KEPALA LEMBANG
Bagian Pertama
Pasal 31
Sebelum diadakan pemilihan Kepala Lembang, Badan Perwakilan Lembang
mengadakan rapat dengan mengikutsertakan unsur-unsur sebagaimana
dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf g, yang
dipimpin oleh Ketua Badan Perwakilan Lembang untuk ;
a. membentuk panitia pemilihan Kepala Lembang;
b. membahas rencana biaya dan waktu pelaksanaan pemilihan;
c. tata cara pendaftara dan persyaratan pemilihan;
d. mekanisme penetapan calon yang berhak untuk dipilih;
e. panitia pemilihan ditetapkan dengan Keputusan badan Perwakilan Lembang
f. ketua panitia Pemilihan adalah Ketua Badan Perwakilan Lembang;
g. susunan Panitia Pemilihan sebagai berikut;
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Anggota yang terdiri dari;
a. Anggota Badan Perwakilan Lembang;
b. kalangan adat;
c. pemuka agama;
d. kalangan Organisasi masyarakat;
e. golongan profesi
f. unsur pemuda
g. tokoh masyarakat
h. organisasi wanita;
i. perangkat lembang;
Pasal 32
1). Hasil rapat badan Perwakilan Lembang dimaksud dalam pasal 30 ayat (1)
ditetapkan dengan keputusan badan Perwakilan Lembang dan disampaikan
kepada Bupati melalui Camat untuk pengesahannya;
Bagian kedua
Panitia pemilihan
Pasal 33
Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 31 huruf G, menjadi
penanggungjawab penyelenggaraan pemilihan, Kepala Lembang.
Pasal 34
Panitia Pemilihan mempunyai tugas sebagai berikut:
a. mengumumkan kepada masyarakat Lembang tentang akan diadakannya
pemilihan Kepala Lembang
b. menerima dan meneliti persyaratan administrasi bakal calon Kepala
Lembang;
c. mengumumkan di papan pengumuman ataupun media lainnya nama-nama
calon dan daftar pemilih yang sudah disahkan oleh Panitia Pemilihan;
d. mengadakan pendaftaran pemilih;
e. mengadakan persiapan agar pelaksanaan pemilihan berjalan dengan tertib,
lancar, man, teratur, luber dan jurdil;
f. meneliti dan mengajukan daftar pemilih kepada badan Perwakilan Lembang
g. mengajukan rencana biaya pemilihan kepada Badan Perwakilan Lembang
h. menyiapkan kartu suara atau yang sejenis sesuai daftar jumlah pemilih yang
telah disahkan
i. mengajukan rencana tempat, waktu pelaksanaan pemungutan suara kepada
Badan Perwakilan Lembang;
j. melaksanakan pemungutan suara pada waktu dan tempat yang telah
ditetapkan ;
k. membuat berita acara jalannya pemilihan dan berita acara perhitungan suara
dan dilaporkan kepada badan Perwakilan Lembang;
l. berdasarkan huruf k, Badan Perwakilan Lembang membuat keputusan
mengenai calon yang terpilih dan selanjutnya disampaikan kepada Bupati
melalui camat untuk pengesahannya.
Bagian Ketiga
Hak Memilih dan Dipilih
Pasal 35
Yang dapat memilih Kepala Lembang adalah penduduk Lembang atau warga
Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;
a. terdaftar sebagai penduduk lembang yang bersangkutan secara sah
sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak terputus-putus;
b. sudah mencapai usia 17 (tujuh belas) tahun dan atau telah pernah kawin;
c. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang pasti;
d. tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam suatu kegiatan
yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, seperti G 30 S/PKI dan atau organisasi terlarang
lainnya kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 36
(1) Yang dapat dipilih menjadi Kepala Lembang adalah penduduk Lembang dan
atau warga negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia dan taat kepada Pancasila dan UUD 1945;
c. tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan
yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 seperti G 30 S/PKI dan atau kegiatan organisasi
terlarang lainnya;
d. sekurang-kurangnya berijazah Sekolah lanjutan Pertama (SLTP) atau
berpengetahuan /berpengalaman yang sederajat dengan itu;
e. sekurang-kurangnya telah berumur 25 tahun setinggi -tingginya 60 tahun;
f. sehat jasmani dan rohani yang dinyatakan dengan keterangan dokter;
g. terdaftar sebagai penduduk dan bertempat tinggal yang tetap di Lembang
yang bersangkutan sekurang-kurangnya 2(dua) tahun terakhir yang tidak
terputus-putus kecuali putra Lembang yang bersangkutan;
h. berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas, berwibawa dan mampu melaksanakan
tugasnya sebagai kepala lembang;
i. tidak sedang menjalankan pidana penjara atau kurungan berdasarkan
keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti
karena tindak pidana yang dikenkan ancaman pidana sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun;
j. tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang pasti;
k. mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakatnya;
l. bersedia dicalonkan menjadi kepala Lembang;
m. Tidak pernah mendapatkan hukuman secara adat karena melanggar
adat-istiadat yang ada;
(2) pegawai negeri Sipil anggota TNI dan POLRI yang masih aktif tidak dapat
dicalonkan sebagai kepala Lembang.

Pasal 37
Dalam pemilihan Kepala Lembang setiap Warga Negara Republik Indonesia
dan /atau penduduk lembang yang bersangkutan dan telah memenuhi
persyaratan tersebut pada pasal 36 diwajibkan hadir dan tidak dapat
mewakilkan suaranya kepada siapapun dan dengan alasan apapun.

Bagian Keempat
Pencalonan Kepala Lembang
Pasal 38
(1) Panitia Pemilihan melaksanakan penjaringan dan penyaringan calon kepala
Lembang
(2) Permohonan pencalonan diajukan secara tertulis kepada badan Perwakilan
Lembang melalui panitia pemilihan dengan dilengkapi persyaratan
-persyaratan yang diperlukan sebagaimana dimaksud pad pasal 36 ayat (1)
dan (2)

Pasal 39
(1) calon-calon yang memenuhi persyaratan sebgaimana dimaksud pasal 36
ditetapkan dengan Keputusan Badan Perwakilan Lembang;
(2) Calon Kepala Lembang yang akan dipilih minimal 2(dua) orang calon

Bagian Kelima
Pelaksanaan Pemilihan Kepala Lembang
Pasal 40
Sekurang-kurangnya 30( tiga puluh) hari sebelum pemilihan dilaksanakan
memilih dan mengadakan pengumuman ditempat-tempat terbuk tentang akan
diadakannya pemilihan Kepala Lembang.
Pasal 41
(1) pemilihan harus bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil;
(2) setiap wajib pilih hanya mempunyai satu suara dn tidak diwakilkan ;
(3) pemilihan dilaksanakan pada hari, tanggal dan tempat yang telah ditentukan
oleh panitia pemilihan;
(4) pemilihan dilaksanakan dalam wilayah Lembang yang bersangkutan;

Pasal 42
(1) pada saat pemungutan suara dilaksanakan, para calon yang akan dipilih
harus berada ditempat yang telah ditentukan untuk mengikuti pelaksanaan
pemungutan suara;
(2) panitia pemilihan menjaga agar setiap orang yang berhak memilih, hanya
memberikan satu suara dan menolak suara yang diwakilkan dengan alasan
apapun;
a. menjamin agar pemilihan berjalan dengan lancara, tertib, aman, teratur, jujur
dan adil;
b. menjamin pelaksanaan pemungutan suara secara bertanggungjawab.

Pasal 43
(1) Pemilihan dinyatakan sah apabila jumlah pemilih yang hadir untuk
menggunakan hak pilihnya sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah seluruh
pemilih yang telah disahkan;
(2) Dalam hal jumlah pemilih yang hadir yang menggunakan hak pilihnya
kurang dari yang ditentukan dalam ayat (1) maka pemilihan diundurkan
selama 3 (tiga) jam dan jika belum tercapai kuorum 2/3 maka pada jam ke 4
(empat) berikutnya pelaksanaan pemilihan dapat dilakukan dengan kuorum
1/2 pemilih dengan ketentuan pengunduran waktu tersebut disepakati oleh
para calon dan dituangkan dalam berita acara penundaan pemilihan

Pasal 44
(1) Calon kepala Lembang yang dinyatakan terpilih ialah yang mendapat jumlah
dukungan suara terbanyak;
(2) Dalam hal calon yang hadir hanya terdapat satu orang, maka calon tersebut
baru dinyatakan terpilih jika mendapat dukungan sekurang-kurangnya 1/2
(setengah) ditambah 1 (satu) dari jumlah pemilih yang menggunakan hak
pilihnya.

Pasal 45
(1) Dalam hal tidak seorang calonpun yang mendapat dukungan suara
terbanyak dimaksud dalam pasal 44 ayat (2) , panitia mengadakan
pemilihan ulang saat itu juga;
(2) Dalam hal pemilihan ulang dimaksud dalam ayat 1 hasilnya tetap sama
maka penunjukan calon terpilih dapat dilakukan oleh Badan Perwakilan
Lembang;

Pasal 46
(1) Dalam hal terdapat lebih dari 1 (satu) orang yang mendapat jumlah
dukungan suara terbanyak dimaksud pasal 44 ayat (1) dengan jumlah yang
sama maka pemilihan ulang diadakan hanya untuk calon yang mendapat
jumlah dukungan suara terbanyak yang sama;
(2) Dalam hal pemilihan ulang dimaksud dalam ayat 1 (satu) hasilnya tetap
sama pula, maka untuk menentukan calon yang bersangkutan menjawab
daftar pertanyaan yang telah disediakan oleh panitia dalam sampul yang
disegel;
(3) Pengisian daftar pertanyaan dimaksud dalam ayat 2 (dua)dilaksanakan pada
hari dan tanggal pelaksanaan pemungutan suara setelah selesainya
perhitungan suara
(4) Nilai terbaik dari jawaban terhadap daftar pertanyaan dimaksud dalam ayat
(3) menentukan calon sebagai pemenang.

Pasal 47
Dalam hal pemilihan ulang dimaksud pada pasal 46 ayat (2) tidak berhasil maka
penunjukan calon terpilih dapat dilakukan oleh Badan Perwakilan Lembang.

Pasal 48
Setelah pemungutan suara selesai maka ketua panitia pemilihan pada hari dan
tanggal itu juga segera;
a. menandatangani berita acara jalannya pemungutan suara yang menyatakan
bahwa pemungutan suara telah berjalan dengan lancar, tertib dan teratur;
b. membuka kotak suara dan menghitung jumlah suara yang masuk setelah
diteliti dan disaksikan oleh para calon yang dipilih;
c. melaksanakan perhitungan suara dan disaksikan oleh pemilih;

Pasal 49
(1) Setelah pelaksanaan pemilihan selesai, maka panitia pemilihan dalam
waktu 1(satu) hari terhitung dari tanggal pelaksanaan, segera mengajukan
berita Acara Pemilihan dan laporan pelaksanaan pemilihan kepada Badan
Perwakilan Lembang.
(2) Keputusan Badan Perwakilan Lembang berdasarkan laporan sebagaimana
dimaksud ayat (1) dalam waktu 14 (empat belas) hari sudah harus
disampaikan kepada Bupati melalui Camat untuk pengesahannya.

Bagian keenam
Pengesahan dan Pengangkatan Kepala Lembang
Pasal 50
(1) Hasil pemilihan kepala Lembang dishkan oleh Bupati dengan menerbitkan
keputusan pengangkatan sebagai Kepala Lembang selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari setelah menerima Berita Acara Pemilihan dan laporan
pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada pasal 49 ayat (2);
(2) Kepada calon terpilih yang diangkat sebagai kepala Lembang diberikan
petikan dari keputusan Bupati dimaksud ayat (1).

Pasal 51
(1) selambat -lambatnya 30 (tigapuluh) hari setelah diterbitkannya keputusan
Bupati, maka kepala Lembang yang besangkutan sudah dilantik oleh Bupati
atau pejabat yang ditunjuk olehnya atas nama Bupati;
(2) pada saat pelantikan dimaksud ayat (1) Kepala Lembang yang bersangkutan
bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh-sungguh
dihadapan Bupati atau pejabat yng ditunjuk, yang dihadiri anggota badan
Perwakilan Lembang dan pemuka masyrakat lainnya dalam wilayah
Lembang yang bersangkutan.
Pasal 52
(1) masa jabatan Kepala Lembang adalah 5( lima) tahun terhitung sejak tanggal
pelantikan dan dapat diangkat kembali setelah melalui pemilihan untuk satu
(1) kali masa jabatan berikutnya atau paling lam 10 (sepuluh) tahun dan
tidak dapat dicalonkan kembali untuk masa jabatan berikutnya;
(2) Paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan Kepala
Lembang, badan Perwakilan Lembang menyampaikan hal tersebut kepada
kepala Lembang dan ditembuskan kepada Bupati melalui Camat.

Bagian Ketujuh
Pengangkatan Pelaksana Tugas
Pasal 53
(1) kepala Lembang yang telah habis masa jabatannya namun belum diadakan
pemilihan untuk penggantiannya, Badan Perwakilan Lembang dapat
menunjuk seorang pelaksana tugas dan disampaikan kepada Bupati melalui
Camat untuk pengesahannya;
(2) Pelaksana tugas dimaksud ayat (1) dipilih dari perangkat Lembang yang
bersangkutan.
Bagian Kedelapan
Biaya pemilihan Kepala Lembang
Pasal 54
(1) Rencana biaya pemilihan Kepala Lembang diajukan oleh Panitia pemilihan
setelah dimusyawarakan dengan Badan Perwakilan Lembang;
(2) Kepala lembang menetapkan besarnya biaya pemilihan;
(3) Biaya pemilihan dimaksud dalam ayat (1) ditanggung bersama oleh
pemerintah Lembang dan masyarakat;
(4) Biaya pemilihan digunakan untuk:
a. Administrasi (pengumuman, undangan, pembuatan kotak suara, surat suara,
tanda gambar calon dan sebagainya yang sejenis);
b. Pendaftaran pemilih;
c. Pembuatan bilik/kamar tempat pemilihan;
d. Penelitian syarat-syarat calon;
e. honorarium panitia, konsumsi dan biaya rapat;

Pasal 55
Panitia Pemilihan memberikan laporan pertanggungjawaban biaya pemilihan
kepada badan Perwakilan Lembang dan laporan pelaksanaan pemilihan.
Bagian kesembilan
Pemberhentian Sementara dan Pemberhentian kepala Lembang

Pasal 56
(1) Kepala Lembang yang dituduh atau tersangka dalam suatu tindak pidana
atas usul badan Perwakilan lembang kepada Bupati melalui Camat dapat
diberhentikan sementara;
(2) Pemberhentian sementara dilakukan dengan keputusan Bupati;
(3) Selama dikenakan pemberhentian sementara, pekerjaan sehari-hari
dilakukan oleh seorang pejabat yang diangkat oleh Badan Perwakilan
Lembang dan disampaikan kepada Bupati melalui camat, untuk penertiban
Surat Keputusan;
(4) Atas usul dan saran dari Badan Perwakilan Lembang berdasarkan keputusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti, maka Bupati
mencabut keputusan pemberhentian sementara dari yang bersangkutan
untuk dikukuhkan kembali dalam hal yang bersangkutan untuk dikukuhkan
kembali dalam hal yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah.
Pasal 57
(1) Kepala Lembang diberhentikan oleh Bupati karena:
a. meninggal dunia;
b. atas permintaan sendiri;
c. berakhir masa jabatannya dan telah dilantik Kepala Lembang yang baru;
d. tidak memenuhi lagi sesuatu syarat yang ditentukan dalam pasal 36 ayat (1)
e. tindakan-tindakannya yang menghilangkan kepercayaan penduduk lembang
terhadap kepemimpinannya;
f. sebab-sebab lain oleh karena perbuatannya.
(2) Kepala Lembang dimaksud dalam ayat (1) diberhentikan oleh Bupati atas
usul badan Perwakilan Lembang.
(3) Kepala Lembang dapat juga diberhentikan oleh Bupati tanpa usul dari Badan
Perwakilan Lembang, karena tertangkap tangan melakukan sesuatu
perbuatan yang bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku.

Bagian Kesepuluh
Lowongnya Jabatan Kepala Lembang
Pasal 58
(1) Jabatan Kepala Lembang, dikatakan lowong karena berhenti atau
diberhentikan oleh pejabat yang berwenang mengangkat/mengesahkan;
(2) Selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) bulan terhitung mulai saat
lowongnya jabatn tersebut, sudah harus dimulai persiapan pelaksanaan
pemilihan Kepala lembang yang baru;
(3) Pelaksanaan pemilihan Kepala Lembang dimaksud ayat (2) diselenggarakan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 bulan sejak dinyatakan lowong ;
(4) Apabila dalam waktu 2 (dua) bulan tidak dapat dilaksanakan pemilihan,
maka Badan Perwakilan Lembang dapat melakukan perpanjangan waktu
pemilihan paling lama 1 (satu) bulan berikutnya

Bagian Kesebelas
Tindakan dan Sanksi Administratif
Pasal 59
Anggota panitia pemilihan dimaksud dalam pasal 19 dan pasal 31 huruf g, atau
siapapun yang terbukti melakukan pelanggaran terhdap ketentuan yang
berlaku bagi pemilihan badan Perwakilan Lembang dan pemilihan Kepala
Lembang untuk kepentingan pribadi atau golongan, dikenakan tindakan dan
sanksi administrasi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.

BAB VII
PERANGKAT LEMBANG,
Bagian Pertama
Pengangkatan Perangkat Lembang
Pasal 60
(1) Perangkat Lembang khusus Kepala Kampung, dapat dipilih melalui pemilihan
jika masyarakat setempat menghendaki diadakan pemilihan;
(2) Pemilihan dimaksud ayat (1) diadakan dengan mengikuti tata cara
berdemokrasi sesuai ketentuan yang berlaku;
(3) Tata cara pencalonan dan pemilihan kepala kampung diatur oleh kepala
Lembang bersama badan Perwakilan Lembang.

Pasal 61
Perangkat Lembang khusus kepala-kepala urusan diangkat dan ditetapkan oleh
Kepala Lembang setelah mendapat persetujuan Badan Perwakilan Lembang.

Pasal 62
Perangkat Lembang yang ditetapkan denagn Keputusan Kepala Lembang
tembusannya disampaikan kepada bupati melalui Camat.

Bagian Kedua
Persyaratan, Sikap dan Larangan bagi Perangkat Lembang
Pasal 63
(1) Yang dapat diangkat menjadi perangkat Lembang adalah penduduk
Lembang penduduk Warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi
syarat -syarat sebagaai berikut:
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha esa;
b. Setia dan taat kepada pancasila dan UUD 1945;
c. Tidak pernah terlibat langsung atau tidak langsung dalam suatu kegiatan
yang menghianati Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945 seperti G.30 S/PKI dan atau kegiatan organisasi
terlarang lainnya;
d. Sekurang-kurangnya berijazah Sekolah lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau
berpengetahuan /berpengalaman yang sederajat dengan itu;
e. Sekurang-kurangnya telah berumur 25 (dua puluh lima ) tahun dan setinggi-
tingginya 60 (enam puluh )tahun;
f. Sehat jasmani dan rohani yang dinyatkan dengan keterangan dokter;
g. Terdaftar sebagai penduduk yang bertempat tinggal yang tetap di Lembaga
yang bersangkutan sekurang-kurangnya selama 2 (dua) tahun terakhir
dengan tidak terputus-putus kecuali putra Lembang yang berada di luar
Lembang yang bersangkutan;
h. Berkelakuan baik, jujur, adil, cerdas berwibawa dan mampu melaksanakan
tugasnya sebagai Perangkat Lembang;
i. Tidak sedang menjalankan pidana pendara atau kurungan berdasarkan
Keputusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti
karena tindak pidana yang dikenakan ancaman pidana sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun;
j. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang pasti;
k. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakatnya;
l. Bersedia dicalonkan menjadi perangkat lembang
m. tidak pernah mendapatkan hukuman secara adil karena melanggar adat
istiadat yang ada.
(2) Perangkat Lembang dalam melaksanakan tugas harus bersikap netral
kepada masyarakat tanpa membedakan kelompok atau golongan dan partai
politik;
(3) Perangkat lembang dilarang mempelopori judi sabung ayam dan segala
jenis judi lainnya.

Bagian Ketiga
Masa jabatan dan Pemberhentian Perangkat Lembang
Pasal 64
(1) Masa jabatan perangkat lembang terhitung sejak tanggal diangkat:
(2) Perangkat Lembang dapat diberhentikan karena:
a. atas permintaan sendiri.
b. Meninggal dunia
c. Tidak lagi memenuhi syarat yang ditentukan dalam pasal 63.
d. Tindkan-tindakannya bertentangan dengan adat istiadat setempat serta
melanggar Peraturan Perundang - undangan yang berlaku.
(3) perberhentian perangkat lembang sebagai dimaksud ayat (2) diatas
dilaksanakan oleh kepala Lembang atas persetujuan Badan Perwakilan
Lembang dan tembusannya disampaikan kepada Bupati melalui Camat

Pasal 65
(1) perangkat Lembang yang sudah ada pada saat diundangkannya peraturan
daerah ini tetap melaksanakan tugasnya sampai ditetapkan perangkat dan
atau pemilihan perangkat yang baru;
(2) Perangkat Lembang yang sudah ada dapat diangkat atau dipilih kembali
sepanjang memenuhi syarat-syarat sebagaimana diatur dalam pasal 65
Peraturan Daerah ini.

BAB VIII
KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA LEMBANG DAN PERANGKATNYA
Pasal 66
Kepala Lembang dan perangkatnya diberikan penghasilan tetap setiap bulannya
dan penghasilan lainnya yang sah sesuai kemampuan Lembang yang
dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang.

Pasal 67
Penghasilan tetap setiap bulannya sebagaimana dimaksud pada pasal 54
Peraturan daerah ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Lembang, sebagai berikut:
a. Kepala Lembang Minimal Rp. 500,000/bulan
b. Sekretaris Rp. 300,000/bulan
c. Kepala Urusan minimal Rp. 100.000/bulan
d. Kepala Kampung minimal Rp. 100.000/bulan

Pasal 68
Kenaikan penghasilan tetap kepala, Sekretaris, kepala urusan dan Kepala
Kampung sebagaimana dimaksud pada pasal 67 dilakukan dengan ketetapan
badan Perwakilan Lembang dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
Lembang.
Pasal 69
Biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan kesehatan bagi Kepala
Lembang Sekretaris Lembang, Kepala Urusan, Kepala Kampung dan
keluarganya dapat diberikan berdasarkan kemampuan Anggaran dan Belanja
Lembang

Pasal 70
(1) apabila Kepala Lembang, Sekretaris Lembang, Kepala urusan dan kepala
Kampung mengalami kecelakaan di dalam dan atau sewaktu menjalankan
tugas dan kewajibabnya, maka kepadanya diberikan tunjangna kecelakaan
sekaligus sebesar 2 (dua) kali penghasilan tetap sebulannya;
(2) Apabila kepala Lembang, Sekretaris Lembang, kepala Urusan dan Kepala
Kampung meninggal dunia didalam dan atau sewaktu menjalankan tugas
sebagai perangkat lembang maka kepadanya diberikan tunjangan kematian
sekaligus sebesar 3 (tiga) kali penghasilan tetap sebulannya dan diserahkan
kepada ahli warisnya yang berhak.
Pasal 71
Biaya pengeluaran sebagaimana dimaksud pasal 66, pasal 67, pasal 68, pasal
69 dan pasal 70 peraturan daerah ini dibebankan kepada anggaran Pendapatan
dan belanja Lembang
BAB IX
SUMBER PENDAPATAN LEMBANG
Bagian Pertama
Pasal 72
(1) Jenis-jenis pendapatan Lembang terdiri dari:
a. Pendapatan asli Lembang meliputi:
1. Hasil usaha Lembang
2. Hasil kekayaan Lembang
3. Hasil Swadaya dan partisipasi masyarakat
4. Hasil gotong royong
5. Lain-lain pendapatan yang sah
b. bantuan dari Pemerintah kabupaten yang meliputi:
1. bagian dari perolehan pajak dan retribusi daerah.
2. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterimaoleh pemerintah kabupaten.
3. Bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah propinsi
4. Sumbangan dari pihak ketiga
5. Pinjaman Lembang
(2) Sumber pendaptan Lembang yang telah memiliki dan dikelola oleh lembang
tidak dibenarkan diambil alih pemerintah atau pemerintah kabupaten.

Pasal 73
Jenis -jenis pendapatan Lembang sebagaimana dimaksud pada pasal 72 ayat
(1) huruf a nomor 2 terdiri dari:
a. tanah kas Lembang
b. pasar Lembang;
c. bangunan Lembang ;
d. objek rekreasi yang diurus oleh lembang
e. permandian umum yang diurus oleh lembang
f. hutan lembang
g. jalan lembang
h. lain-lain kekayaan milik lembang
Bagian Kedua
Pengurusan dan Pengelolaan Sumber Pendapatan Lembang
Pasal 74
(1) sumber-sumber pendapatan asli Lembang sebagaimana dimaksud pada
pasal 72 pengusahaan dan pengelolaannya dpat dilakukan oleh;
a. koperasi yang ada di Lembang;
b. masyarakat setempat;
c. pemerintah lembang Badan Usaha Lembang;
(2) Pengurusan dan pengelolaan sumber-sumber pendapatan asli Lembaga
diatur dan ditetapkan dengan Keputusan Lembang dengan persetujuan
Badan Perwakilan Lembang;
(3) Seluruh pendapatan dari hasil pengelolaan kekayaan Lembang dicantumkan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang.

Bagian Ketiga
Pengawasan
Pasal 75
Pengawasan terhadap pengelolaan dan pengembangan sumber-sumber
pendapatan Lembang dilakukan oleh Badan Perwakilan Lembang.
BAB X
KERJASAMA ANTAR LEMBANG
Bagian Pertama
Kerjasama
Pasal 76
Kerjasama antar lembang terdiri atas;
a. kerjasama antar Lembang dalam satu Kecamatan,
b. Kerjasama antar Lembang diluar Kecamatan dalam satu Kabupaten
c. Kerjasama antar Lembang diluar kecamatan,
d. Kerjasama antar Lembang diluar Propinsi

Bagian Kedua
Objek Kerjasama
Pasal 77
Jenis-jenis objek kerja sama antar Lembang yang dapat dilaksankan terdiri dari;
a. kerjasama dalam bidang pemerintahan;
b. kerjasama dalam bidang pembangunan;
c. kerjasama dalam bidang perekonomian;
d. kerjasama dalam bidang pembinaan masyarakat meliputi sosial budaya dan
agama;
e. kerjasama dalam bidang keamanan dan ketertiban;

Pasal 78
kerjasama antar Lembang sebagaimana dimaksud pada pasal 76 dan pasal 77
harus mendapat persetujuan Badan Perwakilan Lembang.

Pasal 79
Untuk melaksanakan kerjasama sebagaimana dimaksud pada pasal 76 dapat
dibentuk Badan Kerjasama.
Pasal 80
(1) kerjasama antar lembang dalam satu kecamatan diatur dengan keputusan
kerjasama dan diberitahukan kepada camat ;
(2) kerjasama antar lembang diluar kecamatan dalam satu kabupaten diatur
dengan keputusan kerjasama disaksikan oleh camat bersangkutan;
(3) Kerjasama antar lembang diluar kabupaten diatur dengan keputusan
kerjasama diketahui oleh masing-masing camat dengan persetujuan Bupati
kedua kabupaten:
(4) Kerjasama antar Lembang diluar propinsi diketahui oleh masing-masing
camat dengan persetujuan bupati dan Gubernur;

Bagian Ketiga
Biaya dan Materi Kerjasama
Pasal 81
(1) dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama antar Lembang segala biaya yang
timbul ditanggung secara bersama-sama yang diatur dalam keputusan
kerjasama;
(2) Materi keputusan perjanjian kerjasama harus saling menguntungkan, isi dan
syarat-syarat perjanjian diatur dalam keputusan kerjasama.

Bagian Keempat
Penyelesaian Perselisihan
Pasal 82
Perselisihan yang terjadi akibat pelaksanaan kerjasama antar Lembang
diselesaikan dengan musyawarah /mufakat.
Pasal 83
Perselisihan yang terjadi sebagaimana dimaksud pada pasal 82 diselesaikan
dengan urutan sebagai berikut:
1. Camat, pada kerjasama sebagaimana diatur pasal 80 ayat (1)
2. Bupati, pada kerjasama sebagaimana diatur pasal 80 ayat (2)
3. Gubernur, pada kerjasama sebagaimana diatur pasal 80 ayat (3)
4. Mendagri/Otoda, pada kerjasama sebagaimana diatur pasal 80 ayat (4)

BAB XI
PERATURAN LEMBANG
Bagian Pertama
Bentuk dan Muatan Peraturan Lembang
Pasal 84
(1) Bentuk Peraturan Lembang disesuaikan dengan bentuk peraturan
Perundang-undangan lainnya, dan sebagai pedoman, Bupati menetapkan
contoh tentang bentuk perturan lembang.
(2) Materi Muatan Peraturan lembang meliputi seluruh kebijakan yang akan
ditetapkan oleh Pemerintah Lembang berdasarkan hak dan wewenang yang
ada pada Pemerintahan Lembang.

Bagian Kedua
Tata Cara Penetapan Peraturan Lembang
Pasal 85
(1) rancangan peraturan Lembang disusun oleh Kepala Lembang atau Badan
Perwakilan ;
(2) Dalam menyusun peraturan Lembang kepala Lembang dibantu oleh
perangkat Lembang;
(3) Dalam menyusun rancangan peraturan Lembang yang menyangkut bidang
pembangunan Lembang selain dibantu perangkat Lembang Kepala
Lembang dapat dibantu oleh Lembaga Ketahanan Masyarakat
lembang(LKML).

Pasal 86
(1) Peraturan Lembang ditetapkan oleh Kepala lembang setelah mendapat
persetujuan dari Badan Perwakilan Lembang;
(2) Persetujuan Badan Perwakilan Lembang ditetapkan dalam rapat yang
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota / Badan
Perwakilan Lembang ;
Pasal 87
(1) Peraturan Lembang ditandatangani oleh Kepala Lembang ;
(2) Peraturan Lembang tidak memerlukan pengesahan Bupati;
(3) Peraturan Lembang mulai berlaku dan dilaksanakan setelah ditandatangani
oleh kepala Lembang dan mendapat persetujuan dari badan Perwakilan
Lembang;
(4) Pelaksanaan Peraturan Lembang diatur dalam Keputusan Kepala Lembang;
(5) Peraturan Lembang disampaikan kepada Bupati melalui Camat.

Bagian Ketiga
Kedudukan Peraturan Lembang terhadap Peraturan Perundang-
Undangan lainnnya.
Pasal 88
Peraturan Lembang tidak boleh bertentangan dengan kepentingan umum dan
Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
BAB XII
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA LEMBANG
Bagian Pertama
Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang.
Pasal 89
Setiap menjelang awal tahun anggaran baru, bupati memberikan pedoman
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja lembang kepada pemerintah
Lembang dan Badan Perwakilan Lembang.
Pasal 90
(1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang ditetapkan setiap tahun
anggaran setelah penetapan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah
Kebupaten;
(2) Anggaran pendapatan dan Belanja Lembang baik APB Lembang Induk,
perubahan dan perhitungan ditetapkan dengan Peraturan Lembang

Pasal 91
Anggaran pendapatan dan Belanja Lembang menetapkan pendapatan, belanja
rutin dan belanja pembangunan untuk tahun anggaran bersangkutan.

Bagian Kedua
Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang
Pasal 92
(1) Kepala Lembang bersama badan Perwakilan Lembang menetapkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang paling lambat 3 bulan setelah
APBD kabupaten ditetapkan;
(2) Kepala lembang bersama badan perwakilan Lembang menetapkan
perubahan APB Lembang paling lambat 2 bulan setelah tahun anggaran
berakhir;
(3) Kepala Lembang bersama badan Perwakilan Lembang menetapkan sisa
perhitungan APB Lembang paling lambat 2 bulan setelah tahun anggaran
berakhir;
(4) Anggaran induk, perubahan dan sisa perhitungan disampaikan kepada
Bupati melalui camat paling lambat 1 bulan setelah ditetapkan.

Pasal 93
Tata cara penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Lembang baik induk
perubahan maupun sisa perhitungan dilaksanakan sebagai pedoman yang
ditetapkan Bupati.
Pasal 94
(1) sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu sebagaimana dimaksud dalam
pasal 92 ayat (3) Peraturan Daerah ini adalah sisa perhitungan anggaran
tahun lalu yang merupakan penerimaan tahun anggaran berikutnya.
(2) Sumbangan dan bantuan dari pemerintah Kabupaten, Pemerintah propinsi
dan /atau Pusat meliputi sumbangan berupa dana perimbangan, dana
pembantuan dan /atau dana khusus;
(3) Sumbangan dan bantuan dari pemerintah propinsi sebagaimana dimaksud
dalam pasal 72 ayat (1) huruf b sub 3 terdiri dari:
a. dana perimbangan pemerintah Propinsi kepada Lembang;
b. sumbangan sebagian pajak dan retribusi Daerah propinsi;
c. sumbangan penerimaan pajak bumi dan bangunan dari propinsi;
d. sumbangan dan bantuan lainnya.
(4) Sumbangan dan bantuan pemerintah kabupaten sebagaimana dimaksud
dalam pasal 72 ayat (1) huruf b sub 1,2 terdiri dari:
a. bagian dari perolehan pajak dan retribusi daerah kabupaten;
b. bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima
oleh pemerintah kabupaten;
c. Sumbangan penerimaan pajak bumi dan bangunan dari kabupaten;
d. Sumbangan dan bantuan lainnya
(5) lain-lain pendapatan yang sah sebagaimana dimaksud dalam pasal 72 ayat
(1) huruf a sub 5 antara lain adalah pendapatan yang berasal dari
sumbangan pihak ketiga yang tidak mengikat pinjaman lembang sesuai
dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 95
(1) Bagian pengeluaran rutin sebagaimana dimaksud dalam pasal 91 Peraturan
daerah ini terdiri atas 8 (delapan) pos dengan kode anggaran sebagai
berikut:
2R.1. Belanja pegawai;
2R.2. Belanja barang;
2R.3. Belanja Pemeliharaan;
2R.4. Belanja Biaya Perjalanan Dinas;
2R.5. Belanja Lain-lain';
2R.6. Pengeluaran tidak terduga;
2R.7. Pos Badan Perwakilan Lembang;
2R.8. Sekretaris Badan Perwakilan Lembang
Belanja Pembangunan sebagaimana dimaksud dalam pasal 91 Peraturan
Daerah ini terdiri atas 6 (enam) pos dengan kode anggaran sebagai berikut:
2.P.1. Pembangunan sarana dan prasarana pemerintahan;
2.P.2. Pembangunan sarana dan prasarana produksi;
2.P.3. Pembangunan sarana dan prasarana pemasaran;
2.P.4. Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan
2.P.5. Pembangunan sarana sosial;
2.P.6. Pembangunan lain-lain;
(2) Pos-pos bagian pengeluaran rutin dan Belanja Pembangunan terdiri atas
pasal-pasal.
Pasal 96
Sumber Pendapatan asli Lembang sebagaimana dimaksud pada pasal 73 terdiri
dari :
a. Tanah kas lembang;
b. Pasar Lembang
c. Bangunan Lembang;
d. Objek Rekreasi;
e. Permainan Umum yang diurus oleh Lembang ;
f. Tempat-tempat pemancingan di sungai;
g. Hutan Lembang;
h. Jalan Lembang;
i. Badan usaha milik Lembang;
j. Kekayaan Lembang;
k. Hasil swadaya dan partisipasi masyarakat;
l. Hasil gotong royong;
m. Lain-lain hasil usaha Lembang yang sah;

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Administrasi Keuangan Lembang
Pasal 97
(1) pada sekretariat Lembang setiap tahun anggaran digunakan buku
administrasi keuangan Lembang yang dikerjakan menurut pedoman yang
ditetapkan oleh pemerintah atau pemerintah kabupaten;
(2) Salah seorang Kepala Urusan dan Sekretariat Lembang dapat diangkat
sebagai Bendahara Lembang oleh Kepala Lembang;
(3) Setiap pendapatan dan Belanja Lembang harus dicatat dalam buku
administrasi keuangan Lembang dan setiap Belanja Lembang, harus
mendapat persetujuan dari Kepala Lembang sesuai dengan bukti
pengeluaran yang dapat dipertanggungjawabkan.

Bagian Keempat
Pertanggungjawaban dan Pengawasan
Pasal 98
(1) Pelaksanaan pengeluaran keuangan Lembang dipertanggungjawabkan oleh
Kepala Lembang kepada Badan Perwakilan Lembang setiap akhir tahun
anggaran yang bersangkutan;
(2) Pengawasan atas ketertiban kelancaran atas pelaksanaan anggaran
Lembang dilakukan oleh Badan Perwakilan Lembang

BAB XIII
LEMBAGA KEMASYARAKATAN LEMBANG
Bagian Pertama
Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Lembang
Pasal 99
(1) dalam Upaya pemberdayaan masyrkat di Lembang dapat dibentuk
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang keanggotaannya adalah dari warga
masyarakat setempat;
(2) Lembaga kemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
lembaga adat dan lembaga kemasyarakatan lainnya sesuai kebutuhan
Lembang;
(3) Lembaga kemasyarakatan yang dibentuk sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) ditetapkan dengan Peraturan Lembang atas prakarsa masyarakat
Lembang yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Kedudukan dan Tugas
Pasal 100
(1) Kedudukan lembaga kemasyarakatan yang dibentuk di Lembang
menrupakan mitra pemerintah Lembang dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat;
(2) Lembaga kemasyarakatan Lembang sebagaimana dimaksud pada pasal 99
ayat (1) bertugas secara bersama-sama dengan pemerintah Lembang
dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian
pembangunan Lembang.

Bagian Ketiga
Kewenangan, hak dan kewajiban
Pasal 101
(1) Lembaga kemasyarakatan yang ada di Lembang berwenang untuk :
a. memberikan saran-saran kepada Pemerintah Lembang;
b. melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya.
(2) Lembaga Kemasyarakatan Lembang sebagaimana dimaksud pada pasal 99
ayat (1) berhak untuk:
a. mendapatkan pembinaan dari pemerintah, pemerintah kabupaten ,dan
pemerintah Lembang;
b. mendaptkan bantuan dana dalam pelaksanaan kegiatannta;
c. memberikan penilaian dan saran dalm pelaksanaan pembangunan Lembang;
(3) Lembaga kemasyarakatan Lembang sebagaimana dimaksud pada pasal 99
ayat (1) berkewajibab untuk:
a.. patuh dan taat pda Pencasila dan UUD 1945 serta peraturan perundang-
undangan lainnya yang masih berlaku;
b.patuh dan taat pada Keputusan Badan Perwakilan Lembang;
c. Ikut serta secaraaktif positif dalam kegiatan-kegiatan pembangunan Lembang
termasuk kegiatan gotong-royong;
d. Ikut melestarikan dan mengembangkan adat istiadat yang ada dalam
lembang yang bersangkutan.

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 102
(1) Keluarahan dan Desa yang ada saat mulai berlakunya Peraturan daerah ini
tetap sebagai kelurahan dan desa langsung menjadi Lembang;
(2) Kepala Desa yang telah berakhir masa jabatannya berdasarkan Undang-
undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa tetp menjalankan
tugasnya sebagai Kepala Lembang sampai dengan dilantiknya kepala
Lembang yang baru berdasarkan peraturan daerah ini;
(3) Badan Perwakilan Lembang setelah berlakunya peraturan Daerah ini segera
membentuk panitia Pemilihan Kepala Lembang bagi Kepala Desa yang
berakhir masa jabatannya berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 1979
sesuai dengan maksud Bab VI Peraturan Daerah ini;
(4) Pada saat berlakunya Peraturan daerah ini maka Lembaga Musyawarah Desa
(LMD) dinyatakan tidak berlaku lagi;

BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 103
Pelaksanaan peraturan daerah ini mulai berlaku efektif selambat-lambatnya
dalam waktu 1 tahun sejak tanggal disahkannya Peraturan daerah ini.
Pasal 104
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai
pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bupati setelah
dikoordinasikan dengan DPRD.

Pasal 105
Ketentuan Peraturan Daerah yang pernah ada bertentngan dan /atau tidak
sesuai lagi dengan Peraturan Daerah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 106
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Tana Toraja.
Agar setiap orang dpat mengetahuinya memerintahkan pengundngn peraturan
daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah kabupaten Tana
Toraja.

Disahkan di : Makale
Pada tanggal : 11 April 2001
BUPATI TANA TORAJA
Cap/ttd
J.A.SITURU, SH

Anda mungkin juga menyukai