Anda di halaman 1dari 2

Nama : Luh Putu Ariyani Pratiwi

NIM : 051611133153

KETIDAKPATUHAN PASIEN

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi kronis di mana


tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh darah bersih) meningkat. Kondisi ini
dikenal sebagai “pembunuh diam-diam” karena jarang memiliki gejala yang jelas.
Satu-satunya cara mengetahui apakah Anda memiliki hipertensi adalah dengan
mengukur tekanan darah. Sedangkan penyakit kolesterol tinggi atau
hiperkolesterolemia adalah kondisi dimana tingkat kolesterol dalam darah yang
melampaui kadar yang normal. Kedua penyakit ini memiliki fluktuasi yang tinggi
di kalangan masyarakat Indonesia yang berusia dewasa. Akan lebih
membahayakan lagi jika kedua penyakit ini muncul secara bersamaan dalam
tubuh seseorang. Hal inilah yang terjadi pada seorang pasien bernama Ni Ketut
Kardi Suasri . Berdasarkan hasil check up dan konsultasi dokter, pasien diberikan
2 jenis obat yaitu Amlodipine 10 mg untuk hipertensi serta Simvastatin 10 mg
untuk kolesterol. Amlodipine 10 mg dikonsumsi pagi hari setelah makan dan
Simvastatin 10 mg dikonsumsi malam sebelum tidur. Mengingat obat obatan
untuk penyakit kronis harus dikonsumsi pasien sepanjang hidupnya dikarenakan
penyakitnya masuk kategori penyakit kronis (menahun), maka hal yang seringkali
terjadi ialah rasa bosan pasien ketika harus mengkonsumsi obat.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap pasien maupun keluarga dekat


pasien. Memang benar dinyatakan oleh pasien sendiri bahwa beliau sering
mengkonsumsi kedua obat tidak teratur dan hanya minum obat disaat kondisinya
dirasa “drop” dan beliau seringkali menghentikan konsumsi obat ketika kondisi
tubuhnya sudah dirasakan “fit” kembali. Sekali lagi, ketidak patuhan pasien akan
konsumsi obat ini ialah akibat pasien merasa bosan akan adanya keharusan untuk
meminum obat setiap harinya. Pasien mengaku sering mengalami efek samping
ketika tidak mengkonsumsi obat secara teratur dan menjaga dietnya. Beliau
mengaku sering mengalami pusing, badanterasa lemas serta lidahnya terasa pahit.
Beliau tidak tahu bahwa ketidakpatuhannya akan konsumsi obat ini justru
menyebabkan efek samping yang buruk bagi tubuhnya, disamping beliau juga
terkadang melanggar diet yang dianjurkan dokter yaitu untuk tidak mengkonsumsi
kopi, makanan dengan kadar lemak tinggi. Alhasil, kondisi tekanan darah serta
kadar kolesterol beliau tidak pernah stabil ataupun membaik. Bahkan, beliau
mengaku sering lupa bila obatnya telah habis, sehingga beliau tidak
mengkonsumsi obat selama berhari hari hingga ada keluarganya yang
mengingatkan dan membelikannya obat.

Upaya guna meningkatkan kepatuhan pasien akan minum obat menjadi


tugas seorang apoteker. Maka, saran saya selaku mahasiswa Farmasi ialah
mengajak dan memberikan wewenang kepada salah satu anggota keluarga yang
paling dekat dengan beliau untuk menajadi “Pengawas Minum Obat”, dengan
begitu, akan ada yang mengingatkan pasien secara rutin mengkonsumsi obat.
PMO ini berperan dalam mengingatkan pasien untuk minum obat sesuai jadwal
dan dosisnya serta selalu mengecek kondisi dan ketersediaan obat pasien.
Keluarga dekat juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada pasien agar
tidak pernah bosan untuk mengkonsumsi obat demi melawan penyakit yang
bersarang dalam tubuhnya, walaupun sebenarnya kedua penyakit itu sulit untuk
sembuh total. Selain itu, saya juga memberikan saran kepada keluarga beliau
untuk selalu rutin melakukan medical check up serta melaporkan setiap kondisi
pasien secara rutin kepada apoteker terdekat.

Kesimpulan yang dapat diambil dari kasus ini ialah, ketidakpatuhan pasien
dapat muncul akibat berbagai alasan, yang sering terjadi ialah karena rasa jenuh
dan bosan ketika obat harus diminum setiap hari. Cara mengatasi ketidakpatuhan
ini bermacam macam bergantung pada kondisi pasien, seperti usia, ekonomi,
kemampuan, diagnosa, motivasi, kondisi keluarga serta banyak faktor lain yang
tentu ini akan menjadi pertimbangan apoteker.

Anda mungkin juga menyukai