Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

PENYAKIT KULIT AKIBAT KERJA

4.1 PENDAHULUAN

Penyakit kulit akibat kerja (PKAK) merupakan istilah umum yang digunakan untuk kelainan
pada kulit akibat paparan terhadap iritan di lingkungan kerja. Efek yang tampak biasanya brupa
kemerahan saja sampai pada gatal,kulit melepuh,terbakar dan tumor. Pada kasus yang akut dan
parah, dapat tampak luka yang berair, terbuka,bengkak, dan lain-lain. Delalapan pulh persen dari
penyakit jabatan merupakan penyakit kulit karena banyaknya kemungkinan kontak kulit atau
pajanan yang dterima kulit terhadap kimia,fisika,biologi yang didapat ilingkungan kerja.

Kulit merupakan organ tubuh terluar dan “terbesar”, luasnya pada orang dewasa sekitar
3.000 inci,kurang ebih sama dengan dua meter persegi, sedangkan tebalnya sangat bervriasi,
mulai dari 0,5 mm pada mata sampai 3-4 mm pada telapak tangan/kaki. Kulit mempunyai
banyak fungsi penting. Fungsi utamanya adalah proteksi/first line of defense terhadap iritan,
bakteri,fungi dan lain-lain. Kulit juga melakukan sekresi minyak,asam pelindung,membuat
pigmen terhadap sinar matahari. Kulit melindungi organ lain didalam tubuh maupun sebagai
lapisan penyaring terhadap bahan dari luar tubuh yang terutama yang diperankan olehlapisan
kulityang paling luar yang disebut sebagai kulit ari (stratum korneum)denan ketebalan 15 µm.
disamping itu, kulit juga berfungsi sebagai alat pembuangan kotoran tubuh (ekskresi), alat
penyesuaiaan suhu tubuh terhadap suhu lingkungan (termoregulasi) dengan melkukan pengupan
gas,uap dan ain-lain. Didalam kulit terdapat pula serabut saraf sehingga kulit berfungsi pula
sebagai sensor untuk tekstur,panas,dingin,tekanan dan bereaksi terhadap stimulasi nyeri (
sensoris).

Data tentang prevalensi penyakit akibat kerja masih sulit didpat sebabpelaporan belum
tertata dengan baik. Data biro pusat statistic tahun 2006 menyebutkan terdapat 105,8 juta
penderita. Penyakit kulit akibat kerja menduduki urutan kedua setelah penyakit musculoskeletal.
Meski penyakit akibat kerja/PKAK menyebabkan kehilangan waktu kerja dan penurunan
produktivitas kerja, tetpi pada umumnya penyakit kulit akibat kerja dapat diobati dan dicegaah.
Perkembangan kesehatan kearah perbaikan dalam segi diagnosis penyakit dan penatalaksanaan
pemberiaan harapan tentang perbaikan kualitas hidup bagi pekerja yang menglami dampak
penyakit kulit akibat kerja.

4.2 DEFINISI

Penyakit kulit akibat kerja adalah penyakit kulit yang disebakan oleh pekerjaanatau
lingkungan kerja. Penyakit kulit akibat kerja meliputi tidak saja penyakit kulit baru yang didapat
selama menjalankan pekerjaa, tetapi juga meliputi penyakit kulit yang telah dialami dalam
kambuh kembali atau menjadi tambah parah
Secara umum, sajian klinis penyakit kulit akibat kerja tidak berbeda dari penyakit
kulit sejenis yang tidak berbeda dari penyakit kulit sejenis yang tidak disebabkan pekerjaan
sehingga penatalaksanaan dapat mengacu pada penatalaksanaan umum penyakit jenis. Dalam
penetapan penyakit kulit tersebut sebagai penyakit kulit akibat kerja, perlu diketahui sebagai
langkah antara lain mencari/menetapkan hubungan penyakit dengan pekerjaan aau lingkungan
kerja dengan melaksanakan kunjungan ketempat kerja (plant visit) dengan mempelajari bahan
yang digunakan padaproses produksi (material safety data sheet/MSDS).

4.3 PENYEBAB

Berbagai factor yang terdapat ditempat kerja dan dapat menyebabkan PKAK dapat
digolongkan kedalam lima golongan besar sebagai berikut.

-faktor biologi: bakteri,virus,jamur dan parasit

-faktor kimia: bahan yang bersifat iritan dan sensitizer

-faktor fisika: radiasi,temperature panas dan dingin

-faktor mekanik: luka karena gesekan atau tusukan dan racun

Hal tersebut diatas ditunjang oleh berbagai macam factor predisposisi/penentu yang
dapat digolongkan dalam:

-lingkungan : iklim dan kelembapan

-jenis pekerjaan: berhubungan dengan air (wet work) dan

-faktor pada individu, seperti kebersihan diri,penggunaan sabun, penyakit kulit penyerta, jenis
kulit, usia, gender, warna kulit, kesehaan umum,kulinya berminyak/oily atau kering,banyak
berkeringat, serta diet

4.3.1 Golongan Zat Kimia

Zat kimia: organic dan anorganik

Zat organic biasanya merupakan sensitizer

Zat anorganik merupakan iritan primer

Sampai 20 tahun yang lalu, perkiraan terdapat ±2.000 macam zat kimia dan jumlahnya terus
bertambah dengan beberapa ratus jenis setiap tahunya.

Portal entri zat kimia dibagi menjadi dua golongan besar yakni kontak langsung dengan
kulit memasuki tubuh secara oral seperti obat ( sulfa antibiotic). Sementara itu mekanisme terjadi
efek golongan kedalam tiga kategori sebagai berikut.
-Iritasi primer

-Penyumbat pori-pori

-sentizer

4.3.1.1 Beberapa Contoh Iritasi Primer

-HNO3,H2SO4,HaOH, cepat membakar

-deterjen, sabun kuat, pelarut sedang menimbulkan iritasi ringan dan perlu paparan beberapa kali
hingga timbul iritasi yang berat.

-karet, plastic, lem dan resin (terutama epoxy-resin), serta pelumas dapat melekat pada kulit
menyebabkan iritasi primer maupun sentitasi. Bila melekat dan kemudian mengeras, lapisan
pelindung kulit akan hilang, serta akan menjadi lebih peka terhadap iritan dan infeksi/radang.

Contohzat kimia industri beserta sumbernya dapat dilihat alam tabel pada bab ini

4.3.1.2 beberapa Contoh Penyumbat Pori-pori

Minya dan malam/wax akan menyebabkan timbulnya “black heads” /ance yang tergolong dalam
dermatitis kulit. Minyak dari tempat kerja dapat terbawa dipakaiaan yang dicuci dirumah
sehingga PKAK dapat menjadi peyakit keluarga pekrtja

4.3.1.3 Contoh Beberapa sensitizer

-zat kimia penyebab alergi timul setelah paparan beberapa kali(seminggu/perbulan) dapat
menyebabkan reaksi terlambat atau delayed raction, dan paparan multivel/jamak, menyebakan
“dermatitis sensitasi” dengan demikiaan zat penyebab alergi dapat menimbulkan iritasi dan
sensitasi. Sekali tersinsitasi, paparan sedikit akan menimbulkan efek parah, kelinan keseluruh
tubuh sehingga pekerja tidak dapat bekerja ditempat yang sama.

-contoh sensitizer adalah epoxy-resin hardener,pewarna azo,deriprt aspal/coal-tar, pollen (seruk


tanaman) antibiotic dan lain-lain

-stimulasi terhadap sel kulit menyebabkan sel tuuh berlebih, terseut


epitelioman,papioloma,polipdan kanker,contoh sentitizer seperti ini ialahaspal/col-tar dan
minyak mentah(crude oil)

4.3.2 Golongan Zat Kimia

Golongan in mencakup priksi dan tekanan yang mengakibatkan kulit akan melepuh,
menyumbat, misalnya glosswool dan rockwool . agen mekanis juga dapat menyebabkan iritasi
atau alergi sehingga terjadi gejala gatal-gatal, luka dan melepuh
4.3.3 Golongan Zat Fisis

Zat fisis yang didapat diindustri adalah huhu yang ekstrim(sangat panas/saangat
dingin)danbersumber dari sinar matahari, sinar ultraviolet, invramera, sinar X dan lain-lain.
Adapun efek yang berupa iritasi/sentitasi,prubahan warna,gatal,pedih, dan luka bakar melepuh
dan kanker.

Penyebab PKAK dapat pula digolongkan kedalam kelompok atas dasar mekanisme
terjadinya dermatitis sebagai berikut.

1.deterjen dan pelarut keratin akan melarutkan minyakdan sel kulit sehingga menjadi kering dan
terkena infeksi. Contohnya adalah alkali,terpentin,alcohol dan sabun

2.desikator,zat higroskopik, andhidrida akan menyerap air dari kulit sehingga kulit menjadi
kering dan panas contohnya SO4,PO4,H2SO4, dan lain-lain

3.koangulan protein mengakiatkan koangulan protein dan kulit menjadi keras. Contohnya garam
logam berat seperti HgCl, asam tanat, asam pikrik, fenol,UV,formaldehida dan lain-lain

4.zat hidrolitik,elektrolitik bereaksi dengan air dikulit, terjadi iritasi, dan panas akan keluar
selama reaksi terjadi contohnya gas mustard,NH3NO4

5.pengoksidasi akan bereaksi dengan hydrogen membebaskan O, kemudian terjadi oksidasi


contohnya FeCL2,H2O2,As,kromat.permanganat,ozon dan ammonia

6.zat keratonik, neoplastikakan membuat sel kulit tubuh berlebih sehingga terbentuk kanker.
Contohnya adalah As,tar,naftilamin, dan lain-lain

7.produksi akan membentuk hydrogen bebas,terjadi produksi, contohnya asam salsilat,asam


oksalat, hidrokarbon alifatik, fenol,naftolhidrokaron-aromatik

4.3.4 Golongan Racun Tanaman

Racun tanaman eperti poison ivy dapat menyebabkan alergi demikian pula dengan bunga beracun
dan lain-lain. Efeknya berbentuk kulit yang memerah dan terasa gatal.

4.3.5 Golongan Zat Biologis

Yang termasuk dalam kelompok ini ialah bakteri,jamur,virus,parasit dan tungau sering didapat
pada pekerja pertanian, pembuat roti, petani sayur dan buah-buahan. Contonya
mikroa,parasit,jamur dan lain-lain. Karena akan terjadi infeksi atau alergi;protein anafilatik yang
berupa reaksi antigen antibody membentuk histamine sehingga timbul alergi. Contohnya tepung
dan serbuk sari/pollen dan lain-lain
Semua dermatitis yang terjadi diindustri menyerupai dermatitis yang dapat terjadi diindustri
menyerupai dermatitits yang bukan akibat kerja, seperti akibat kosmetik, obat, insektisitda, dan
lain-lain eduanyaperlu dibedakan

4.4 LANGKAH MENUJU DIAKNOSIS

PKAK dapat digolongkan dalam:

1.Penyakit kulit noninfeksi, misalnya akiat terkena bahan kimia(dermatitis kontak)

2.Penyakit kulit infeksi, misalnya infeksi jamur kulit (dermatofitosis)

3.Kelainan warna/pigmen kulit, misalnya karena radiasi

4.Penyakit kegasan kulit, mialnya akibat pajanan menahun dengan bahan kimia/radiasi
basalioma)dan

5.Luka bakar kimia

Seperti umumnya, dalam penegakkan diagnosis suatu penyakit diperlukan berbagai


langkah yang dimulai dengan wawancara.

4.4.1 Wawancara atau Anamnesia

Anamnesia merupakan Tanya jawab yang dilakukan penderita dengan dokternya. Yang
penting,anamenamis harus mencakup hal-hal berikut

a.identitas pasien (nama,umur,alamat,agama,status perkawinan dan pekerjaan)

b.riwayat perjalanan penyakit yang meliputi(kapan terjadi,sudah berapa lama) lokasi tubuh yang
terkena( daerah teruka/tertutup pakaian), gejala subjektif yang menyertai(gatal atau nyeri/sakit)
adaakah pengaruh cuti pada perjalala penyakit (bila cuti penyakit meredah, bila pekerja
mengalami kekambuhan),serta pengobatan yang pernah didapat dan mempengaruhi pada
penyakit(mereda atau bertamah paerah/ meluas)

c.rriwayat pekerja,rincian jenispekerjaan,sudah berapa lama pekerjaan jenis pekerjaan tersebut,,


riwayat pekerjaan sebelumnya (termasuk jenis dan lama bekerja)pemakaiaan alat pelindung diri
(secara rinci jenis pelindung, bahan keteratura pemakaiaan)apakah menyukaipekerjaan atau
tidak, apakah ada dugaan kearah penyebab, dan apakah ada pekerjaan lain yang mengalami
serupa.

d.hobi/pekerjaan sambilan umumnya pekerja tidak hanya melaksanakan pekerjaan utama,tetapi


sering kali juga mempunyai pekerjaansambilan. Haltersebut perlu pula diperhitungkan dalam
penetapan penyebab penyakit.
e.riwayat penyakit terdahulu/keluarga, apakah terdapat penyakit dalam keluarg, misalnya
penyakit atopi(eksem,ersin,bersin waktu pagi/hidung tersumbat/rhinitis, asma/bengek)hal
tersebut akan mempermudah terjadi penyakit kulit akibat kerja karena keadaan yang cenderung
kering.

f.pemakaiaan obat untuk penyait ain yangkadang dapat berpengaruh terhadap kejadiaan penyakit
kulit akibat kerja

Anda mungkin juga menyukai