Anda di halaman 1dari 2

DIAGNOSIS

Pemeriksaan Laboratorium
Pasien dengan kista hepar tidak banyak memerlukan pemeriksaan laboratorium. Hasil
pemeriksaan faal hati seperti transaminase atau alkali fosfatase mungkin sedikit abnormal,
namun kadar bilirubin, prothrombin time (PT) dan activated prothrombin times (APTT)
biasanya berada dalam batas normal.(4,10)
Pada Polycystic Liver Disease (PCLD), dapat dijumpai abnormalitas yang lebih
banyak pada pemeriksaan fungsi faal hati, namun gagal fungsi hati jarang dijumpai. Tes
fungsi ginjal termasuk kadar urea dan kreatinin darah biasanya abnormal. Pada tumor kistik
hepar, tes fungsi hati juga dapat normal seperti pada simple cyst namun bisa terdapat
abnormalitas pada sebagian pasien.(4)
Terdapat peningkatan kadar Carbohydrate antigen (CA) 19-9 pada sebagian pasien.
Cairan kista dapat diambil untuk pemeriksaan CA 19-9 pada saat pembedahan sebagai
pemeriksaan marker untuk kistadenoma dan kistadenokarsinoma. Pasien dengan abses hepar
dapat dikenal pasti dari gejala klinis. Pada pemeriksaan darah sering ditemukan
leukositosis.(4)
Jika terdapat kista hidatid, dijumpai eosinophilia pada sekitar 40% pasien, dan titer
antibody echinococcal positif pada hampir 80% dari pasien. Pemeriksaan immunoassay
enzim (enzyme immunoassay, EIA) dapat digunakan untuk mendeteksi antibodi spesifik
untuk E. histolytica.(4)
Pemeriksaan histologik dari kista dilakukan dengan tujuan untuk menyingkirkan
kemungkinan suatu keganasan, seperti kistadenokarsinoma. Secara histopatologik kista hepar
yang benigna mengandung cairan yang bersifat serosa dan dindingnya terdiri dari selapis sel
epitel kuboidal dan stroma fibrosa yang tipis.(4)

Pemeriksaan Radiologik
Sebelum tersedia modalitas pencitraan abdominal secara luas termasuk ultrasonografi
(USG) dan CT scan, kista hepar didiagnosa hanya apabila ia sudah sangat membesar dan bisa
dilihat sebagai massa di abdomen atau sebagai penemuan tidak sengaja saat melakukan
laparotomy. Saat ini, pemeriksaan radiologik sering menemukan lesi yang asimptomatik
secara tidak sengaja. Terdapat beberapa pilihan pemeriksaan radiologik pada pasien dengan
kista hepar, seperti USG yang bersifat non-invasif namun cukup sensitif untuk mendeteksi
kista hepar. CT scan juga sensitif dalam mendeteksi kista hepar, dan hasilnya lebih mudah
untuk diinterpretasikan dibanding USG. MRI, nuclear medicine. scanning dan angiografi
hepatik mempunyai penggunaan yang terbatas dalam mengevaluasi kista hepar.(4,10)
Secara umum simple cysts mempunyai gambaran radiologik yang tipikal yaitu
mempunyai dinding yang tipis dengan cairan yang berdensitas rendah dan homogenous.
PCLD harus dikonfirmasi dengan USG atau CT scan dengan menemukan kista-kista multiple
pada saat evaluasi.(4,10)
Kista hidatid bisa diidentifikasi dengan ditemukannya daughter cyst yang terkandung
dalam rongga utama yang berdinding tebal. Kistadenoma dan kistadenokarsinoma umumnya
terlihat multilokuler dan mempunyai septa internal, densitas yang heterogeneus dan dinding
kista yang irregular. Tidak seperti tumor lain pada umumnya, jarang dijumpai kalsifikasi pada
kistadenoma dan kistadenokarsinoma.(4,10)
Satu masalah yang sering ditemui dalam mengevaluasi pasien dengan lesi kistik pada
hepar adalah untuk membedakan kista neoplasma dan simple cyst. Namun secara umum,
neoplasma kistik mempunyai dinding yang tebal, irregular dan hipervaskular, sedangkan
dinding kista pada simple cyst tipis dan uniform. Simple cyst memiliki tendensi memiliki
bagian interior yang homogenous dan berdensitas rendah, sedangkan neoplasma kistik
biasanya mempunyai bagian interior yang heterogenous dengan septasi-septasi.(4)

Anda mungkin juga menyukai