Anda di halaman 1dari 4

Kalsium

Janin mengkonsumsi sekitar 250 sampai 300 mg kalsium setiap hari dari suplai darah ibu,
terutama selama trimester ketiga. Saat lahir, bayi menyimpan sekitar 25 g kalsium yang
dipakai untuk perkembangan tulang. Metabolisme kalsium dalam tubuh ibu mengalami
perubahan pada awal hamil. Perubahan ini membuat simpanan kalsium dalam tulang ibu
meningkat. Simpanan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalsium pada trimester
ketiga dan pada masa laktasi. Asupan kalsium yang direkomendasikan ialah 1200 mg per hari
(1600 mg pada ibu remaja). Kebutuhan dasar 1200 mg/hari ini dapat dipenuhi dengan mudah,
yakni dengan mengkonsumsi 1 quart susu setiap hari ( terkadang 300 mg kalsium dalam satu
gelas berukuran 240 cc). Jumlah susu sebanyak ini juga memnuhi kebutuhan protein dan
bebrapa nutrient penting lain. Bahkan pada wanita yang mengalami intoleransi laktosa (gula
susu) (terutama wanita Afrika-Amerika dan Hispanik) terjadi perbaikan, sehingga mereka
dapat lebih menoleransi susu selama hamil. Karena produk susu merupakan makanan yang
paling banyak mengandung kalsium, yogurt dan keju direkomendasikan bila susu tidak dapat
dipakai untuk memenuhi kebutuhan kalsium. Sayuran yang berdaun dan bewarna hijau tua,
seperti kangkung, bayan, kubis, lobak hijau dan jus jeruk yang diperkarya kalsium juga dapat
dikonsumsi. Beberapa wanita harus menghindari sebagian besar atau semua produk susu.
Bebrapa saran untuk wanita ini, suna meningkatkan asupan kalsium, tertera dalam kotak
Pendekatan pengajaran disebalah kanan. Masalah suplementasi kalsium dan efeknya pada
hipertensi akibat kehamilan (PIH) masih belum disimpulkan, meskipun penyelidikan terakhir
menunjukan bahwa kalsium dapat mencegah PIH (Knight, Keith, 1991)

Folat

Karena dapat peran sangat penting dalam sintesis DNA dan juga diperlukan untuk
meningkatkan eritropoiesis (produksi sel darah merah), maka folat sangat dibutuhkan oleh sel
yang sedang mengalami pertumbuhan cepat, seperti sel pada jaringan janin dan plasenta.
Peningkatan kadar hormon steroid selama masa hamil mengganggu pemakaian folat. Wanita
yang mempunyai riwayat penggunaan kontrasepsi oral harus membatasi status folat krena
kadar steroid dalam produk-produk ini juga mengganggu metabolisme folat. Dewasa ini,
kekurangan folat dalam makanan dihubungkan dengan faktor resiko defek tabung saraf pada
janin (neural tube defects [NTDs]). Pusat pengontrolan dan pencegahan penyakit (The
Centers for disease Control and Prevention) (1992) dan akademi Pediatrik Amerika (1993)
saat ini merekomendasikan supaya semua wanita usia subur yang mampu hamil menerima
asupan folat sebesar 0,4 mg stiap hari. Namun, asupan minimum yang diperlukan untuk
mencegah NTDs belum ditetapkan (Hebert, 1992). Sumber makanan utama yang
mengandung folat ialah syuran berdaun hijau tua, jeruk, pisang, gandum utuh, hati, dan
kentang. Suplemen dapat diperlukan beberapa individu. Kelebihan folat dapat membahyakan
sebab dapat menutupi gejala kekurangan besi dan vitamin B12.

Seng

Seng adalah unsur berbagai enzim yang berperan dalam berbagai alur metabolisme utama.
Kadar seng ibu yang rendah dikaitkan dengan banyak komplikasi pada masa prenatal dan
periode intrapartum. Konsumsi alkohol diketahui mengganggu transfer seng melalui plasenta
dan dapat menjadi penyebab bebrapa kelainan pada keturunan yang pernah menderita
sindrom alkohol janin. Jumlah seng yang dapat direkomendasikan RDA selama masa hamil
ialah 15 mg sehari. Jumlah ini dengan mudah dapat diperoleh dari daging, kerang roti
gandum, atau sereal. Waspadai kelebiham suplemen seng, sebab dapat mengganggu
metabolisme tembaga dari besi. Kadar seng ibu yang tinggi pada pertengahan kehamilan juga
dikaitkan dengan penurunan pertumbuhan janin dan dapat dikaikan dengan transfer seng
yang tidak adekuat ke fetus.

Natrium

Metabolisme natrium berubah karena banyak interaksi hormonal yang terjadi selama masa
hamil. Seiring dengan peningkatan volume cairan tubuh ibu, kecepatan filtrasi glomerulus
ginjal meningkat untuk mengatasi volume cairan yang lebih besar. Sebagian besar
peningkatan berat badan selama masa hamil disebabkan oleh peningkatan volume tubuh,
khusunya cairan ekstraseluler (extracellular fluid [ECF]). Natrium adalah unsur utama ECF.
Oleh karena itu, kebutuhan ntrium slama masa hamil meningkat. Efek estrogen, yakni
menahan air dan efek progesteron, yakni melepaskan natrium menimbulkan suatu gambaran
yang membingungkan tentang keseimbangan elektrolit dan cairan slama masa hamil. Upaya
untuk membatasi masukan natrium yang pernah dipakai untuk mengembalikan edema perifer
ringan pada kehamilan yang disebabkan oleh hormon-hormon ini. Edema ringan merupakan
fenomena normal pada kehamilan dan tidak perlu diobati dengan diuretik atau membatasi
asupan natrium. Pembatasan natrium dapat menekan kemampuan tubuh untuk menahan
natrium, sehingga kadar natrium ibu menurun. Hiponatremia neonatal (kadar natrium darah
rendah) terbukti terjadi pada janin yang lahir dari wanita yang dengan ketat membatasi
asupan natrium mereka sebelum melahirkan (Worthington-Roberts, Williams, 1993).
Tidak ada perkiraan kebutuhan natrium selama masa hamil yang direkomendasikan RDA,
tetapi pedoman yang dapat diterima ialah 2 sampai 3 gr perhari, kecuali jika kondisi medis
wanita tidak memungkinkan untuk menerima jumlah tersebut. Makanan tinggi natrium dan
rendah nutrien tidak direkomendasikan. Tindakan ini dapat menyebabkan retensi cairan yang
berlebihan, menimbulkan lebih banyak edema di seluruh tubuh dan menjadi presdiposisi
timbulnya PIH pada wanita.

Fluor

Peranan fluor dalam perkembangan gigi pada masa prenatal belum dipahami dengan baik.
Penelitian prospektif jangka panjang saat ini sedang dilakukan di Eastman Dental Center di
Roachester, dimana para peneliti mengevaluasi keefektifan pemberian suplemen fluor pada
masa prenatal untuk mencegah kerusakan gigi pada anak berusia lima tahun (Williams,
1993). Keputusan terakhir tenntang efek pemberian suplemen fluor pada masa prenatal untuk
mencegah karies gigi pada bayi masih belum ditetapkan.

Suplemen Nutrien

Indikasi untuk meresepkan suplemen vitamin dan mineral untuk wanita hamil tertera pada
Tabel 8-3. Konsensus hasil komite Institute of Medicine tahun 1990 adalah bahwa makanan
dapat dan harus menjadi sarana normal untuk memenuhi kebutuhan tambahan selama masa
hamil, kecuali untuk besi. Ingat kembali, bahwa wanita direkomendasikan untuk
mengkonsumsi dosis besi tambahan sebesar 30 mg perhari. Wanita yang memerlukan sosis
besi terapeutik (60 mg sehari atau lebih) karena menderita anemia direkomendaskan untuk
mengonsumsi tambahan seng dan tembaga. Kompetisi untuk memperebutkan tempat ikatan
untuk mengabsrobsi nutrien-nutrien ini dapat mengakibatkan kekurangan nutrien yang
terakhir bila suplemen tidak diberikan. Namun, bebrapa wanita secara kronis terbiasa
mengkonsumsi diet yang kandungan nutrien utamanya sedikit dan apapun alasannya, tidak
mampu mengubah makanannya. Para wanita ini harus dipertimbangkan untuk diberi
suplemen. Penting untuk dipahami oleh para wanita hamil bahwa pemakaian suplemen
vitamin/mineral tidak mengurangi pentingnya mengonsumsi diet yang seimbang dan bergizi.
Suplementasi kalsium dapat direkomendasikan, jika masukan harian kurang dari 600 mg.
Suplemen ini harus dikonsumsi pada saat makan untuk meningkatkan absropsi (Institute of
Medicine, 1990).
PENDEKATAN PENGAJARAN
Suplementasi Besi
 Mencegah anemia dan mencukupi
kebutuhan besi selama masa hamil sulit
dipenuhi hanya dengan bergantung
kepada diet rutin.
 Vitamin C (dalam buah jeruk, tomat,
melon, dan strawberi) dan besi hem
(dalam daging) meningkatkan absropsi
besi tambahan. Konsumsi makanan
tersebut dengan sering.
 Kulit padi, teh, kopi, susu, oksalat (dalam
bayam dan lobak Swiss) dan kuning telur
menurunkan absropsi besi. Jangan
mengonsumsi makanan ini bersama
suplemen besi.
 Besi paling baik diabsopsi saat lambung
kosong yakni antar waktu makan.
 Simpan tambahan besi dirumah dalam
wadah yang tidak dapat dibuka oleh
anak-anak dan jauh dari jangkauan.

Anda mungkin juga menyukai