Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SITI SALIMAH HANIFAH NOVIZAR

NIM : 04011281621086
KELAS : BETA 2016

LEARNING ISSUE

1. HIPOGLIKEMIA

DEFINISI

Konsentrasi glukosa darah yang berkurang secara abnormal (sewaktu: 75-115


gr/dl). Hipoglikemia secara harfiah berarti kadar glukosa darah di bawah batas
normal. Hipoglikemia dianggap telah terjadi bila kadar glukosa darah < 50 mg/ dL

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi yang dapat terjadi pada diabetes
melitus, terutama karena terapi insulin. Harus ditekankan bahwa serangan
hipoglikemia adalah berbahaya, bila sering terjadi atau terjadi dalam waktu yang
lama, dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen atau bahkan kematian.

Komplikasi

a) Pingsan : Hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang mengalir


ke otak, sel-sel otak tidak menerima cukup oksigen dan nutrisi-
nutrisi. Sehingga mengakibatkan pusing bahkan pingsan.
b) Stroke : Hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak.
Sehingga menimbulkan kematian pada jaringan otak karena arteri otak
tersumbat (infak serebral) atau arteri pecah (perdarahan).
c) Anemia : Hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel
darah
merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah sehingga
mengakibatkan anemia.
d) Serangan jantung : Hipotensi yang mengakibatkan kurangnya
tekanan darah yang tidak cukup untuk menyerahkan darah ke arteri-
arteri koroner (Arteri yang menyuplai darah ke otot jantung) sehingga
menyebabkan nyeri dada yang akan mengakibatkan serangan jantung.
e) Gangguan ginjal : Ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal-
ginjal, ginjal-ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan-
pembuangan dari tubuh yaitu urea, dan kreatin, dan peningkatan pada
tingkat-tingkat hasil eliminasi di darah terjadi(Contohnya : Kenaikan dari
blood urea nitrogen atau BUN, dan serum keratin).
f) Syok : Tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa
darah lebih banyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa,
dimana tekanan darah yang kuat menyebabkan organ-organ seperti ginjal,
hati, jantung, dan otak untuk gagal secara cepat .

PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Hasil Normal Interpretasi

Kesadaran Koma Compos mentis suatu keadaan tidak sadarkan diri


yang dalam hingga penderita
tidak dapat dibangunkan bahkan
dengan rangsangan yang kuat

Tekanan Darah 180/90 120/80 mmHg Hipertensi sistolik terisolasi


mmHg
Frekuensi nadi 112/menit 60-100 x/menit Takikardi

Suhu 36,20C 36,5-37,50C Hipotermia ringan (kedinginan)

Frekunsi nafas 24x/menit 14-20x/menit Cepat

1. Koma
Terjadi karena kondisi hipoglikemi yang terjadi. Hipoglikemi dapat timbul
akibat peningkatan kadar insulin yang kurang tepat, baik sesudah penyuntikkan
insulin subkutan atau karena obat yang meningkatkan sekresi insulin seperti
sulfonylurea dan metformin atau glibenclamid. Glukosa merupakan bahan
bakar metabolisme yang utama untuk otak. Oleh karena itu otak hanya
menyimpan glukosa dalam jumlah yang sangat sedikit, fungsi otak yang normal
sangat tergantung asupan glukosa dari sirkulasi. Gangguan pasokan glukosa
yang berlangsung lebih dari beberapa menit dapat menimbulkan disfungsi
sistem saraf pusat, gangguan kognisi dan koma.

2. Tekanan Darah
Jenis hipertensi ini disebabkan oleh umur, mengkonsumsi
tembakau,diabetes, dan diet yang salah. Pada hipertensi ini, arteri menjadi kaku
sehingga menyebabkan sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi)sangat
tinggi sedangkan diastolik (tekanan darah saat jantung istirahat) normal.
Peningkatan tekanan darah sistolik disebabkan terutama oleh kekakuan arteri
atau berkurangnya elastisitas aorta. Penebalan dinding aorta dan pembuluh
darah besar meningkat salah satunya disebabkan penumpukan lemak dalam
pembuluh darah yang biasa terjadi pada orang obesitas. Perubahan ini
menyebabkan penurunan compliance aorta dan pembuluh darah besar
dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah sistolik. Kekakuan arteri juga
bisa disebabkan karena stres, yang mana stres dapat mempengaruhi syaraf
simpatis sehingga otot-otot pembuluh darah menjadi lebih tegang.

3. Frekuensi Nadi

Denyut nadi yang meningkat merupakan merupakan efek fisiologis sebagai


kompensasi penurunan TD dengan tujuan meningkatkan TD. Selain itu
denyut nadi ini meningkat akibat adanya rangsangan saraf simpatis yang
kemudian merangsang pengeluaran epineprin. Epineprin bekerja pada
reseptornya di jantung dan menyebabkan peningkatan denyut nadi (IPD,
2010) (Sherwood, 2001).
ANALISIS MASALAH

1. Apa hubungan jenis kelamin dan usia dengan keluhan?

Usia
Umumnya manusia mengalami perubahan fisiologis yang secara drastis
menurun dengan cepat setelah usia 40 tahun. Diabetes sering muncul setelah
seseorang memasuki usia rawan tersebut, terutama setelah usia 45 tahun pada
mereka yang berat badannya berlebih, sehingga tubuhnya tidak peka lagi
terhadap insulin.
Jenis kelamin
Resiko perempuan dan laki-laki terhadap DM sama besar tetapi dipengaruhi
oleh genetik. Diabetes dapat menurun menurut silsilah keluarga yang
mengidap diabetes mellitus, karena kelainan gen yang mengakibatkan
tubuhnya tak dapat menghasilkan insulin dengan baik.
2. Apa komplikasi DM tipe 2?
a. Komplikasi Akut
 Hipoglikemi
Hipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah mencapai 60
mg/dL. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik berdebar, banyak
keringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuroglikopenik (pusing, gelisah,
kesadaran menurun sampai koma)
 Diabetic Ketoacidosis (DKA), dan Hiperglikemia, Hiperosmolaritas, Koma
non-ketotik (HHNK)

b. Komplikasi Kronis (Menahun)


 Makroangiopati (Pembuluh darah jantung, Pembuluh darah tepi, Pembuluh
darah otak )
 Mikroangiopati (Pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati diabetik),
Pembuluh darah kapiler ginjal (nefropati diabetik))
 Neuropati.
c. Komplikasi dengan mekanisme gabungan:
 Rentan infeksi, contohnya tuberkolusis paru, infeksi saluran kemih,infeksi
kulit dan infeksi kaki.
 Disfungsi ereksi.

3. Apa golongan obat glimepirid dan metformin?

Penyandang yang biasanya menunjukkan respon yang baik dengan obat


golongan sulfoniurea adalah usia saat diketahui menyandang diabetes melitus
lebih dari 30 tahun, menyandang diabetes diabetes melitus lebih dari 5 tahun,
berat badan normal atau gemuk, gagal dengan pengobatan melalui pengaturan
gaya hidup, perubahan pengobatan dengan insulin dengan dosis yang relatif kecil.
Sampai saat ini sudah ada 3 generasi sulfonilrea yang beredar.
Generasi I : Acetohexamid, Chlorpropamid, Tolbutamid dan Talazamid
Generasi II : Gliclazid, Glipizid, gliburid dan Glibenklamid.
Generasi III : Glimepirid.

Waktu pemberian OAD yang baik tergantung pada golongan OAD yang tersedia
berdasarkan prinsip kerja OAD tersebut, OAD dibedakan menjadi 5 golongan,
yaitu:
1. Sulfonilurea  dimakan 15-30 menit sebelum makan
contohnya glibenklamid dengan dosis 2,5-15 mg
2. Biguanide  dimakan bersamaan saat makan atau sesudah makan
contohnya metformin dengan dosis 0,5-3 mg
Daftar Pustaka
Girard J. 1995. NIDDM and glucose transport in cells. In (Assan, R, ed) NIDDM
and glucose transport in cells. Molecular Endocrinology and Development
CNRS Meudon, France: 6 – 16

Price, Sylvia Anderson. 2006. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.


Jakarta: EGC
Cryer, Philip E., 1997. Hypoglycemia: Pathophysiology, Diagnosis, and Treatment.
USA: Oxford University Press.
Aru W.Sudoyo, et all. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Interna Publishing

Dorland. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC

Greenspan, Francis S. 2000. Endokrinologi: Dasar dan Klinik. Jakarta: Penerbit


Buku Kedokteran EGC.

Guyton and Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. 2008. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai