Anda di halaman 1dari 5

SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.

2 /February 2014

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN


PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI
PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

Bayu Pradana Putra Purba, Eddy Warman


Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara (USU)
Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA
e-mail : bayu_purba@yahoo.co.id

Abstrak
Dalam pendistribusian energi listrik dari pembangkit hingga ke konsumen terjadi hilangnya energi atau
susut energi (losses). Susut energi pada suatu sistem kelistrikan pasti selalu ada. Hal ini disebabkan
adanya kandungan tahanan pada penghantar yang bersifat permanen dan sifat alamiah jaringan itu sendiri.
Berdasarkan standar nasional , losses pada saluran transmisi dan distribusi idealnya adalah sekitar 8% -
10%. Jurnal ini akan memperlihatkan pengaruh dari pertambahan beban daya listrik terhadap susut teknis
pada jaringan. Semakin besar beban yang dilayani, maka akan menghasilkan susut teknis yang semakin
membesar pula. Pada bulan Juni tahun 2013 total susut teknis pada Gardu Induk Glugur TD II mencapai
350690.76 kWH yang terdiri dari susut pada penyulang JTM sebesar 64194.97 kWH dan susut pada
transformator distribusi sebesar 286495.79 kWH.

Kata Kunci : Susut Teknis, Sistem Distribusi.

1. Pendahuluan Indonesia pada umumnya memiliki tegangan 150


PT PLN (Persero) adalah penyedia listrik kV dan 500 kV.
Negara yang ada di Indonesia. Dalam penyaluran Energi listrik yang disalurkan melalui saluran
daya listrik, tidak seluruhnya dapat disalurkan transmisi akan sampai ke Gardu Induk (GI), dan
kepada konsumen, karena akan hilang dalam tegangannya akan diturunkan oleh transformator
bentuk susut energi. Susut pada sistem distribusi penurun tegangan (step down transformers).
tenaga listrik yang biasanya diukur pada kurun Disini tegangannya akan berubah menjadi
waktu tertentu, merupakan salah satu ukuran tegangan menengah. Jaringan yang keluar dari
efisien atau tidaknya suatu pengoperasian sistem Gardu Induk inilah yang disebut dengan Jaringan
tenaga listrik. Tegangan Menengah (JTM) atau saluran distribusi
Munculnya susut diakibatkan oleh sebab- primer. Jika transmisi tenaga listrik pada
sebab yang sifatnya teknis dan yang bersifat non umumnya dilakukan dengan mempergunakan
teknis. Penyebab susut yang bersifat teknis pada saluran-saluran udara pada menara-menara
jaringan distribusi adalah semata-mata akibat transmisi, maka sistem distribusi primer di kota
adanya kandungan tahanan dalam penghantar biasanya terdiri atas 2 jenis, yaitu saluran udara
yang sifatnya permanen. Selain itu kemungkinan (overhead lines) dan kabel-kabel tanah yang
penyebab besarnya susut jaringan distribusi antara tertanam di jalan sehingga tidak terlihat
lain keadaan alamiah jaringan itu sendiri, seperti (underground cable). Tegangan distribusi primer
panjang jaringan yang cenderung terus bertambah. yang umum digunakan di Indonesia adalah
Beban yang melebihi standar diduga lebih sebesar 20 kV[1].
memperburuk lagi kinerja penyulang itu dilihat Kemudian energi listrik akan sampai pada
dari aspek susut teknis jaringan. Gardu Distribusi, dimana tegangannya akan
diturunkan lagi oleh transformator distribusi
2. Jaringan Distribusi menjadi 380/220 Volt. Jaringan yang keluar dari
Energi listrik disalurkan dari pembangkit Gardu Distribusi inilah yang disebut Jaringan
listrik melalui suatu saluran transmisi dimana Tegangan Rendah (JTR) atau saluran distribusi
tegangan penyalurannya dinaikkan dahulu oleh sekunder. Selanjutnya energi listrik akan
transformator penaik tegangan (step up disalurkan menuju ke rumah-rumah pelanggan
transformator). Tegangan transmisi dinaikkan melalui Sambungan Rumah (SR)[2].
untuk mengurangi besarnya rugi-rugi daya saat
penyalurannya. Saluran transmisi yang ada di
copyright DTE FT USU 60
2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February 2014

kumparan primer. Hal inilah yang disebut sebagai


induksi bersama (mutual induction) yang
menyebabkan timbulnya fluks magnet di
kumparan sekunder. Jika rangkaian sekunder di
bebani, maka akan mengalir arus sekunder[1].

Gambar 2 Prinsip kerja transformator[2]

Tegangan pada transformator berbanding lurus


dengan jumlah belitan pada transformator
tersebut.[3].

= = (1)

Saluran Distribusi merupakan bagian dari


sistem tenaga listrik. Saluran distribusi ini berguna
untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber
Gardu Induk sampai ke konsumen. Dalam
penyalurannya energi yang sampai ke konsumen
Gambar 1 Gambaran umum distribusi tenaga tidak akan sama dengan energi yang dikirimkan.
listrik[2] Hal ini dikarenakan timbulnya susut energi di
sepanjang saluran distribusi. Susut energi
Transformator adalah suatu alat listrik yang merupakan kerugian energi akibat beberapa
dapat memindahkan dan mengubah energi listrik masalah. Pada umumnya disebabkan oleh kualitas
dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian daya hantar listrik, semakin bagus kualitas daya
listrik yang lain, melalui suatu gandengan magnet hantar listrik semakin rendah susut yang terjadi.
dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Selain itu ada juga yang diakibatkan oleh
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan rusaknya instalasi di jaringan maupun dalam
Hukum Ampere dan Hukum Faraday, yaitu Arus rumah yang tidak standar (akibat pencurian)
listrik dapat menimbulkan medan magnet dan maupun menggunakan peralatan yang tidak
sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan sesuai[4].
arus listrik. Seiring pesatnya pertumbuhan beban, susut
Transformator terdiri atas dua buah yang disebabkan oleh adanya resistansi pada
kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan penghantar akan semakin meningkat karena
sekunder yang bersifat induktif. Kedua kumparan dengan besarnya beban akan menyebabkan
ini terpisah secara elektris namun berhubungan kenaikan susut daya yang signifikan. Hal ini
secara magnetis melalui jalur yang memiliki dikarenakan susut berbanding lurus dengan
reluktansi (reluctance) rendah. Apabila kumparan resistansi penghantar dan kuadrat arus beban[5].
primer dihubungkan dengan sumber tegangan Susut teknis merupakan susut yang
bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul disebabkan oleh sifat daya hantaran material atau
di dalam inti yang dilaminasi. Karena kumparan peralatan listrik itu sendiri yang sangat tergantung
tersebut membentuk jaringan tertutup maka dari kualitas bahan dari material atau peralatan
mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di listrik tersebut serta jaringan, maka besarnya akan
kumparan primer maka di kumparan primer terjadi sangat tergantung dari konfigurasi jaringannya[4].
induksi (self induction) dan terjadi pula induksi di Susut daya dipengaruhi oleh dua hal penting
kumparan sekunder karena pengaruh induksi dari yaitu arus beban dan tahanan penghantar. Arus
copyright DTE FT USU 61
2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February 2014

beban sangat dipengaruhi oleh pola konsumsi hasilnya, maka daya input akan dikurangkan
energi listrik pelanggan. Faktor lain yang dengan susut teknis JTM. Hasil pengurangan ini
mempengaruhi susut pada jaringan adalah panjang yang akan digunakan untuk menghitung besar
jaringan dan luas penampang konduktornya, susut teknis pada Trafo Distribusi. Setelah
dimana semakin panjang jaringan dengan diperoleh, maka penjumlahan dilakukan untuk
penampang konduktor yang lebih kecil, maka mengetahui jumlah susut teknis total pada JTM
susut pada jaringan akan semakin besar. dan Trafo Distribusi.
Masalah susut adalah masalah efisiensi
pendistribusian tenaga listrik yang berkaitan 4. Hasil dan Analisis
langsung dengan manajemen pembebanan sistem Pada daerah pelayanan PT PLN (PERSERO)
tenaga listrik. Oleh karena itu harus dilakukan Gardu Induk Glugur TD II, terdiri dari 8 buah
evaluasi dan pengendalian sampai pada batas yang penyulang 20 KV. Penyulang - penyulang
wajar secara terus-menerus dan tersebut adalah Penyulang Gagak, Penyulang
berkesinambungan[4]. Garuda, Penyulang Elang, Penyulang Rajawali,
Penyulang Angsa, Penyulang Kaswari, Penyulang
3. Metodologi Penelitian Merak, dan Penyulang Merpati. Gambar 4
Pengambilan data dilakukan pada PT PLN menunjukkan kurva beban pada Gardu Induk
(Persero) Rayon Medan Kota. Data yang Glugur TD II dari bulan Juli 2012 – Juni 2013.
dikumpulkan adalah data pada Gardu Induk
Glugur TD II. Tahapan penelitian ditunjukkan
oleh Gambar 3.

Pengumpulan Data

Mencari Daya Input ke Penyulang JTM

Gambar 4 Kurva Beban GI Glugur TD II


Menghitung Susut Teknik JTM
Dalam pengumpulan data yang dilakukan
pada PT PLN (PERSERO) Rayon Medan, daerah
Mencari Daya Input ke Trafo Distribusi pelayanan Gardu Induk Glugur TD II, diperoleh
beberapa parameter yang akan digunakan untuk
melakukan perhitungan, baik pada perhitungan
Menghitung Susut Teknik Trafo susut teknis di Jaringan Tegangan Menengah
(JTM) maupun perhitungan susut teknis pada
Distribusi
Transformator Distribusi. Parameter-parameter
tersebut ditunjukkan Tabel 1dan Tabel 2.
Menghitung Susut Total Tabel 1 Parameter-parameter perhitungan susut
teknis pada JTM
Gambar 3. Langkah Kerja Penelitian Parameter Nilai
Jumlah Penyulang 8
Pada dasarnya, untuk menghitung susut teknis Faktor Beban JTM (LFJTM) 0.63
dilakukan sesuai dengan prinsip rugi-rugi 3 fasa Faktor Beban JTM (FKJTM) 0.85
pada jaringan, yaitu :
Faktor Koreksi 1.00
=3 (2) Jumlah Transformator 187
Panjang JTM (km) 115.48
Daya input yang diperoleh dari pengumpulan Tahanan penghantar (Ω /km) 0.098
data digunakan untuk menghitung susut teknis
pada JTM. Perhitungan dilakukan menggunakan
Microsoft Excel secara manual. Setelah diperoleh
copyright DTE FT USU 62
2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February 2014

Tabel 2 Parameter-parameter perhitungan susut Dengan menggunakan perhitungan yang


teknis pada Transformator Distribusi dilakukan menghitung susut teknis pada
Parameter Nilai Transformator Distribusi, maka dapat susut teknis
Rugi Besi (Pbesi) 0.4 yang terjadi pada Transformator Distribusi
Rugi Tembaga (Pcu) 2.1 diperlihatkan pada Tabel 4.
Faktor Beban Trafo (LFTrafo) 0.4 Tabel 4 Susut Teknis pada Transformator
Faktor Kerja Trafo (FKTrafo) 0.8 Distribusi
Faktor Koreksi 1.00 Susut Trafo
Bulan kWHIn (kWH)
Jumlah Transformator 187 (kWH)
Jumlah Kapasitas Terpasang (kVA) 23995 Jul 12 17352921.82 162431.35
Agu 12 17080417.05 157759.21
Berdasarkan kurva beban pada Gambar 4 dan Sep 12 16951329.78 155571.80
parameter-parameter pada Tabel 1 dan Tabel 2 Okt 12 17302724.88 161565.16
maka dapat dihitung susut teknis yang terjadi pada Nov 12 16650110.98 150532.12
saluran Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan Des 12 17309895.91 161688.75
Transformator Distribusi. Jan 13 18091465.84 175465.63
Dengan menggunakan perhitungan yang Feb 13 16399079.12 146401.15
dilakukan menghitung susut teknis pada JTM, Mar 13 21524377.31 243182.11
maka dapat susut teknis yang terjadi pada Apr 13 23587095.70 289515.05
penyulang JTM diperlihatkan pada Tabel 3. Mei 13 25119163.93 326670.78
Jun 13 23458205.03 286495.79
Tabel 3 Susut Teknis pada Jaringan Tegangan
Menengah Dari Tabel 4 dapat dibuat sebuah grafik
Susut yang memperlihatkan besarnya losses pada
Bulan kWHIn (kWH)
(kWH) transformator distribusi.
Jul 12 17388000 35078.18
Agu 12 17114400 33982.95
Sep 12 16984800 33470.22
Okt 12 17337600 34875.12
Nov 12 16682400 32289.02
Des 12 17344800 34904.09
Jan 13 18129600 38134.16
Feb 13 16430400 31320.88
Mar 13 21578400 54022.69
Apr 13 23652000 64904.30
Mei 13 25192800 73636.07
Jun 13 23522400 64194.97 Gambar 6 Grafik susut teknis pada Transformator
Distribusi
Dari Tabel 3 dapat dibuat sebuah grafik yang
memperlihatkan besarnya losses pada saluran Dengan menjumlahkan susut teknis yang
Jaringan Tegangan Menengah (JTM). terjadi pada saluran JTM dengan susut teknis yag
terjadi pada Transformator distribusi maka akan
diperoleh susut total yang terjadi pada jaringan
tersebut. Susut total dapat dihitung dalam bentuk
persen (%).

(%) = 100% (3)

Dari hasil perhitungan komposisi susut, maka


diperoleh Tabel 5.
Gambar 5 Grafik susut teknis pada JTM

copyright DTE FT USU 63


2014
SINGUDA ENSIKOM VOL. 6 NO.2 /February 2014

Tabel 5 Komposisi Susut Teknis 2. Susut teknis pada penyulang (JTM) lebih
kWH
Total Susut Susut Total kecil daripada susut teknis pada transformator
Input
Bulan
JTM
Susut JTM Trafo Susut distribusi 20kV/380V.
(kWH) (%) (%) (%)
(kWH) 3. Penggunaan daya listrik pelanggan yang
Jul 12 17388000 197509.53 0.20% 0.93% 1.13% meningkat bervariasi dari waktu ke waktu.
Agu 12 17114400 191742.16 0.20% 0.92% 1.12%
Sep 12 16984800 189042.02 0.20% 0.92% 1.12%
Okt 12 17337600 196440.28 0.20% 0.93% 1.13% Referensi
Nov 12 16682400 182821.14 0.19% 0.90% 1.09% [1] Short, T. A. 2004. Electric Power
Des 12 17344800 196592.84 0.20% 0.93% 1.13% Distribution Handbook. CRC Press LLC
Jan 13 18129600 213599.79 0.21% 0.97% 1.18%
Feb 13 16430400 177722.03 0.19% 0.89% 1.08% [2] Zuhal. 1988. Dasar Teknik Tenaga Listrik
Mar 13 21578400 297204.8 0.25% 1.13% 1.38% dan Elektronika Daya. Jakarta : Gramedia
Apr 13 23652000 354419.35 0.27% 1.22% 1.49% [3] Gonen, Turan. Electric Power Distribution
Mei 13 25192800 400306.85 0.29% 1.30% 1.59%
Jun 13 23522400 350690.76 0.27% 1.22% 1.49%
System Engineering. Singapura: McGraw-
Hill Book Co-Singapore.
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan [4] Arifin, Zainal. 2007. Panduan Pengendalian
pertambahan beban (kWH input) maka susut total Susut. Bandung : PT PLN (Persero)
juga akan semakin bertambah. Pada bulan Juli [5] Kersting, William H. 2002. Distribution
tahun 2012 kWH input adalah sebesar 17388000 System Modeling and Analysis.. CRC Press
kWH dan menyebabkan susut teknis sebesar LLC
197509.53 kWH. Sedangkan pada bulan Juni
Tahun 2013 kWH input adalah sebesar 23522400
kWh dan menyebabkan susut teknis sebesar
350690.76 kWH.
Berdasarkan tabel komposisi di atas dapat di
buat grafik yang menunjukkan perbandingan besar
susut antara saluran JTM dan Transformator
Distribusi.

Gambar 7 Grafik komposisi susut teknis

Dari Gambar 7 dilihat bahwa susut teknis


pada saluran JMT lebih kecil daripada susut
teknis pada Transformator Distribusi. Susut teknis
pada saluran JTM hanya berkisar pada angka
0.2 % saja, sedangkan pada transformator
distribusi susut teknisnya berada di kisaran 1 %.

5. Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat
disimpulkan :
1. Semakin besar beban yang di pikul jaringan,
maka susut teknis juga akan semakin besar

copyright DTE FT USU 64


2014

Anda mungkin juga menyukai