Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hampir di setiap wilayah Indonesia terdapat banyak sungai besar maupun


kecil yang menguasai hampir 80% hajat hidup masyarat Indonesia, terutama
petani sebagai basis dasar negara Agraris. Kebutuhan akan ketersediaan air
pada suatu daerah sangatlah perlu diperhatikan dikarenakan air merupakan
salah satu kebutuhan pokok manusia yang tidak bisa dipisahkan dari
kehidupannya. Indonesia merupakan daerah yang memiliki dua musim yakni
musim kemarau dan penghujan. Sehingga perlu dikembangkan potensi-potensi
sungai tersebut guna meningkatkan hasil produksi pertanian, salah satunya
dengan membangun bendung.

Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan


tinggi muka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan
irigasi. Bendung merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat
menyebabkan genangan luas di daerah-daerah hulu bendung tersebut.

Bendung pengembangan ini berupa pembaharuan kontruksi bendung


mulai dari bangunan utama, bangunan pelengkap, untuk mengembalikan
fungsi bendung untuk mengairi lahan irigasi sehingga masyarakat dapat segera
menikmati hasilnya. Untuk merealisasikan pembangunan tersebut diperlukan
perencanaan yang matang supaya bila terjadi banjir tidak akan meusak
konstruksi sehingga tidak akan mengganggu fungsi daripada bendung
tersebut. Dalam penulisan laporan ini akan dijelaskan tentang perencanaan
suatu bendung dan perhitungannya.

1.2 Rumusan masalah

Adapun yang menjadi ruusan masalah dalam penulisan laporan ini adalah

1. Ada saja data yang dibutuhkan dalam perencanaan suatu bendung ?

2. Bagaimana cara merencanakan suatu bendung ?

1
1.3 Tujuan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penlisan laporan ini adalah :

1. Untuk mengetahui data yang dibutuhkan dalam merencanakan


bendung.

2. Untuk mengetahui cara merencanakan bendung.

1.4 Manfaat

Manfaat dari penulisan laporan ini adalah bisa sebagai dasar untuk
perencanaan bendung.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Bendung

Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang memberikan


tinggi muka air minimum kepada bangunan pengambilan untuk keperluan
irigasi. Bendung merupakan penghalang selama terjadi banjir dan dapat
menyebabkan genangan luas di daerah-daerah hulu bendung tersebut.

Bendung pengembangan ini berupa pembaharuan kontruksi bendung


mulai dari bangunan utama, bangunan pelengkap, untuk mengembalikan
fungsi bendung untuk mengairi lahan irigasi sehingga masyarakat dapat segera
menikmati hasilnya.

Untuk merealisasikan pembangunan tersebut diperlukan perencanaan yang


matang supaya bila terjadi banjir tidak akan meusak konstruksi sehingga tidak
akan mengganggu fungsi daripada bendung tersebut.

Untuk mengairi suatu daerah irigasi haruslah ditinjau adanya sumber daya
air, dalam hal ini ialah sungai yang cukup debitnya dan cukup pula tingginya
untuk disadap dan disalurkan ke saluran induk.

Dalam suatu pedoman pengaturan sungai, terdapat suatu periode dimana


debit sungai sangat besar sehingga dapat menyebabkan banjir. Disamping itu
akan kita dapatkan juga suatu periode debit yang cukup besar tetapi
ketinggiannya tidak mencukup, sehingga sulit mencapai jaringan irigasi maka
untuk mengatasinya dapat kita buat bendung.

Bendung sendiri merupakan bangunan utama dalam suatu jaringan irigasi


yang berfungsi untuk menyadap/membelokkan air ke dalam jaringan aliran
irigasi agar dapat digunakan untuk keperluan pemberian air irigasi di sawah

3
yang menggunakan sungai sebagai sumber airnya. Bendung terletak melintang
memotong suatu aliran air dari sungai.

2.2 Bagian-bagian bendung


- Tubuh (main dam)
- Kolam Olak
- Pintu Pembilas (flushing gate)
- Lantai muka (creepline)
- Pengambilan (intake)
- Dinding penahan (retaming-wall)

2.3 Fungsi dari suatu bendung antara lain


1. Menaikkan elevasi air sehingga daerah yang bisa diairi menjadi
lebih luas.
2. Mengalirkan air dari sungai ke saluran melalui intake.
3. Mengontrol sedimen yang masuk ke saluran
4. Mengurangi fluktuasi sungai
5. Menyimpan air dalam waktu singkat.

2.4 Bangunan-bangunan yang terdapat pada bendung

2.4.1 Bangunan Pengelak

Bangunan pengelak adalah bagian dari bangunan utama


yang dibangun didalam air, yang berfungsi untuk membelokkan air
sungai menuju jaringan irigasi dengan jalan menaikkan muka air
disungai atau dengan memperlebar pengambilan di dasar sungai.

Beberapa tipe bangunan pengelak antara lain :

- Bendung pelimpah

- Bendung gerak

- Bendung saringan bawah

4
Bendung pelimpah merupakan tipe bangunan pelimpah
yang paling sering digunakan di Indonesia karena pada bangunan
ini untuk keperluan pemberian air irigasi tidak selalu meninggikan
muka air sungai. Jika muka air sungai cukup tinggi dapat dilakukan
pembuaan pengambilan bebas, tapi bila muka air cukup rendah
dapat digunakan pompa untuk menaikkan air sampai elevasi
tertentu. penggunaan pompa sebaiknya dihindari karena biaya
pengelolaannya tinggi maka harga air irigasi menjadi mahal.

2.4.2 Bangunan Pengambilan (intake)

Bangunan pengambilan adalah berupa pintu air,


pertimbangan dalam perencanaan bangunan ini adalah debit
rencana dan kandungan bahan sedimen. Bangunan pengambilan
berfungsi untuk mengelakkan air dari sungai dalam jumlah yang
diinginkan dan bangunan pembilas berfungsi untuk mengurangi
sebanyak mungkin benda-benda terapung dan fraksi-fraksi sedimen
kasar yang masuk ke jaringan irigasi.

Pengambilan sebaiknya dibuat sedekat mungkin dengan


pembilas dan as bendung atau bendung gerak. Lebih disukai kalau
pengambilan ditempatkan di ujung tikungan luar sungai atau pada
ruas luar guna memperkecil masuknya sedimen.

Bila dengan bendung pelimpah air harus diambil untuk


irigasi kedua sisi sungai, maka pengambilan untuk satu sisi (kalau
tidak terlalu besar) bisa dibuat pada pilar pembilas, dan artinya
dapat dialirkan mellui siphon dalam tubuh bendung ke sisi lainnya.
Dalam kasus lain, bendung dapat dibuat dengan pengambilan dan
pembilas di kedua sisi.

Kadang-kadang tata letak akan dipengaruhi oleh kebutuhan


akan jembatan. Dalam hal ini mungkin kita terpaksa menyimpang
dari kriteria yang telah ditetapkan.

5
Adalah penting untuk merencanakan dinding sayap dan
dinding pengarah, sedemikian rupa sehingga turbulensi dapat
sebanyak mungkin dihindari dan aliran menjadi mulus. Pada
umumnya ini berarti bahwa lengkung-lengkung dapat diterapkan
dengan jari-jari minimum ½ kali kedalam air.

2.4.3 Bangunan Pembilas

Pada tubuh bedung tepat dihilir pengambilan dibuat


bangunan pembilas yang berfungsi untuk mencegah masuknya
bahan sedimen kasar ke dalam jaringan saluran irigasi.

Beberapa macam tipe bangunan pembilas yaitu :

- Pembilas pada tubuh bendung

- Pembilas bawah (undersluice)

- Shunt undersluice

- Pembilas bawah tipe boks

2.4.4 Kantong Lumpur

Kantong lumpur mengendapkan fraksi-fraksi sedimen yang


lebih besar dari fraksi halus (0,06 – 0,07 mm dan biasanya
ditempatkan persis disebelah hilir pengambilan. Bahan-bahan yang
lebih halus tidak dapat ditangkap dalam kantong. Lumpur biasa dan
harus diangku melalui jaringan saluran ke sawah-sawah. Bahan
yang telah mengendap di dalam kantong kemudian dibersihkan
secara berkala. Pembersihan ini biasanya dilakukan dengan
menggunakan aliran air yang deras untuk menghanyutkan bahan
endapan tersebut kembali ke sungai. Dalam hal-hal tertentu,
pembersihan ini perlu dilakukan dengan cara lain, yaitu dengan
jalan mengeruknya atau dilakukan dengan tangan.

6
2.4.5 Bangunan Ukur

Yang dimaksud dengan bangunan ukur adalah suatu alat


untuk menafsir banyaknya air yang diberikan melalui saluran, baik
itu saluran sekunder maupun tersier. Banyaknya air yang diukur
tergantung daripada kebutuhan air di sawah. Untuk luas petak yang
satu dengan yang lain tidak sama dan demikian pula banyaknya air
yang harus diberikan pada petak tersebut.

Untuk mengatur banyaknya air, maka jumlahna perlu


diukur dengan alat ukur. Alat ukur yang digunakan untuk jaringan
irigasi adalah suatu pelimpah sempurna, bak ambang lebar maupun
ambang tajam. Tanpa bangunan pengukur tersebut bacaa debit yang
diharapkan betul tidak akan tepat, oleh karena itu kriteria
utama/ukuran pokok yang diperlukan perlu diprhatikan agar alat
ukur dapat bekerja dengan sempurna.

7
BAB III
PERENCANAAN BENDUNG

3.1 Bagian-bagian bendung


- Tubuh (main dam)
- Kolam Olak
- Pintu Pembilas (flushing gate)
- Lantai muka (creepline)
- Pengambilan (intake)
- Dinding penahan (retaming-wall)

3.2 Data
- Topografi : kontur dan situasi
- Hidrologi : hujan debit
- Mektan : jenis tanah pembentuk dasar sungai
- Sedimen : material (bahan) bendung

3.3 Pengumpulan Data


1. Data topografi
- Peta Topografi → skala 1:250
- Bentuk dasar sungai → Penampang sungai tak beraturan
- Elevasi dasar sungai (m) → 725 m
- Elevasi sawah tertinggi yang diairi → +725,15 m
- Kemiringan dasar sungai → (S) 1,55 % → 0,0155
- Kemiringan tebing → 0,4
- Jarak STA 1 & 2 dari AS (m) → 20 m
2. Data hidrologi
- Debit banjir rancangan kala ulang 50 tahun → 43 m3/dt
3. Data geologi dan mekanika tanah
- Material pembentuk sungai → lempung

8
4. Data angkutan sedimen sungai
- Bahan sedimen -> Sedimen rendah, mercu bulat/ Ogee Tipe 1
5. Data pendukung untuk perencanaan
- Bahan konstruksi bendung -> pasangan batu kali
- Pilar :
 Jumlah : 1 pilar pintu pembilas tanpa pilar jembatab
 Bentuk ujung pilar : segi empat/bulat/runcing
 Bentuk pangkal tembok : segi empat/bulat
6. Saluran pengambilan direncanakan B = H = 1,75 m (tidak
termasuk pintu)

7. Koefisien kekerasan manning 0,024

3.4 Perhitungan Hidrolik

1. Perencanaan AS Bendung
Buat cross-section sungai :
- Pada as bendung (sta 1)
20
- Pada 20 m di hulu as 1 ×100(sta II )
250
- Pada 20 m di hulu as II (sta III)
- Jarak patok 10 m

2. Menghitung lebar dasar sungai


STA 1 : 8,4 cm
AS : 10,4 cm
STA 2 : 12,8 cm
Lebar dasar sungai (cm) = 10,53 cm.
Lebar dasar sungai (m) = 26,33. Didapat dari hasil perhitungan berikut :
STA 1+ AS+ STA 2
b=
3
8,4 +10,4+12,8
b=
3

9
31,6
b=
3
b=10,53 cm
b=10,53 x 2,5
= 26,33 m
Dari gambar potongan memanjang sungai didapat lebar dasar sungai (b) =
26,33 m

3. Menghitung muka air banjir rencana di hilir bendung

Perhitungan ini sangat penting dilakukan, oleh karena MAB hilir


ini merupakan patokan untuk merencanakan kolam olak (peredam energi).
Perhitungan tinggi air banjir rencana di hilir bendung dapat dihitung
persamaan kecepatan aliran manning sebagai berikut :

A=(b+m.h)h

P=b+ 2. h . √ m2 +1

A
R=
P

V = 1/n . R2/3. i ½

Q =VxA

Dimana :

A = luas penampang basah (m2)

b = lebar dasar saluran rata-rata (m)

m = kemiringan tebing (sungai)

P = keliling basah saluran (m)

V = kecepatan aliran (m/det)

n = angka kekerasan dari manning

10
i = kemiringan rata-rata saluran

Q = besarmya debit banjir rencana (m3/det)

Contoh perhitungan :

A=(b+m.h)h

= (26.33 + 0.4 x 0.54 ) 0.54

=14.34 m2

P=b+ 2. h . √ m2 +1

¿ 26, 33 + 2 x 0,54 √ 0,42 +1


= 27,50 m

A
R=
P

= 14,34 / 27,50

= 0,52 m

V = 1/n . R2/3. i ½

= 1/ 0,024 x 0,522/3x0,0161/2

=3,35 m/dt

Q =VxA

= 3,35 x 14,34

= 48,07 m3/dt

11
Dari hasil perhitungan bisa dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1 Tinggi Muka Air Banjir Rencana Di Hilir Bendung

Q
A P R V
Lebar sungai (m) h (m) S n M (m3/
(m2) (m) (m) (m/dt)
dt)
0.01 0.02 14.3 27.5 0.5 48.0
26.33 0.54 0.4 3.35
6 4 4 0 2 7
0.01 0.02 14.7 27.5 0.5 50.6
26.33 0.56 0.4 3.42
6 4 9 3 4 0
0.01 0.02 15.2 27.5 0.5 53.1
26.33 0.57 0.4 3.49
6 4 5 7 5 8
0.01 0.02 15.7 27.6 0.5 55.8
26.33 0.59 0.4 3.55
6 4 0 1 7 2
Tinggi muka air banjir rencana hilir 0.59
Elevasi dasar sungai 725
725.
Elevasi muka air banjir di hilir bendung 6

4. Menghitung lebar efektif bendung (Be)


 Menghitung Persamaan lebar efektif bendung
 Be = Bnet + 2 (n.Kp+Ka)H1 => Be
Be = Lebar efektif bendung (m)
Bnet = Lebar bendung sebenarnya (m) lebar bersih
n = Jumlah pilar(buah)
Kp = Koefisien kontraksi pilar tabel
Ka = Koefisien konstraksi pangkal bendung tabel
H1 = Tinggi energi (m)

 Perencanaan
Bnet = b – (n . Kp) + Ka
= 26,33 – (1 . 0 ) = 26,13

Be = Bnet – 2(n.Kp+Ka).H1
= 26,13 – 2(1 . 0,00 +0,20)H1
= 26,13 – 0,4 H1

12
Hasil perhitungan lihat pada tabel berikut :

Tabel 2 Lebar Efektif Bendung

26.13
Bnet
1
n
0
Kp
0.20
Ka
Be 26,13 - 0,4 H1

5. Menghitung elevasi puncak mercu bendung


Data yang diperlukan
 Elevasi sawah tertinggi : 725,15
 Elevasi dasar sungai : 725
 Beda tinggi (∆H )
= elevasi sawah tertinggi – elevasi dasar sungai
= 725,15 – 725
= 0,15 m

 Faktor kehilangan

Ketinggia
No Faktor Kehilangan
n (m)
1 Tinggi air di sawah 0.1
2 Kehilangan Tekanan
dari sal tersier ke
0.1
sawah
dari sal sekunder ke
0.1
tersier
dari sal induk ke
0.1
tersier
akibat kemiringan
0.15
saluran
akibat bangunan
0.4
ukur
dari intake ke sal induk 0.2

13
bangunan lain 0.25
3 Eksploitasi 0.3
Total 1.7

 Elevasi mercu bendung (P)

= ∆H + kehilangan tinggi tekan

= 0,15 + 1,5

= 1,65

Hasil perhitungan elevasi mercu bendung :

Tabel 3 Elevasi puncak mercu bendung

Elv sawah tertinggi 725.15


Elv dasar sungai 725
Beda tinggi 0.15
Elv mercu bendung (P) 1.65

6. Merencanakan mercu ( muka air banjir di atas mercu)


Tipe mercu : bulat (Ogee)
Cd Q
Q (m3/dt) =1.3*0. g Be H1 (m3/d
67 t)
26,13H1^1,5 -
43 0.871 2.56 0.91 22.26
0,54H1^2,5
26,13H1^1,5 -
43 0.871 2.56 0.92 22.62
0,54H1^2,5
26,13H1^1,5 -
43 0.871 2.56 0.93 22.98
0,54H1^2,5
26,13H1^1,5 -
43 0.871 2.56 0.94 23.35
0,54H1^2,5

Tinggi energi (H1) = 0,94


Lebar efektif (Be) = Bnet- 2(n.Kp+Ka).H1
= 26,13 – 2(1 . 0,00 +0,20)0.94
= 25.76

14
Debit banjir lebar (q)
Q50 tahun = 43 m3/dt
Be = 25.76 m
q (m3/dt/m) = Q50 / Be
= 1.67
Kecepatan di hulu bending (v)
q (m/dt/m) = 1.67
Elv mercu bending (P) = 1.65
Tinggi Energi (H1) = 0.94
v (m/dt) = q / P +H1
= 1.67 / 1.65 + 0.94
=0.64
Tinggi persamaan energy (Ha)
v (m/dt) = 0.64 m/dt
gravitasi = 9.8
Hc (m) = (q2 / g )2/6
= (1,672 / 9.8 )0.33
= 0.66 m
Tinggi muka air banjir di hulu (Hd)
Tinggi energy (H1) = 0.94
Tinggi persamaan energi (Ha) = 0.02
Hd = H1 –Ha
= 0.94 – 0.02
= 0.92 m
7. Merencanakan dimensi mercu / profil puncak pelimpah
Type mercu : bulat (ogee)

Kemiringan
K n
Upstream
2.00 1.85
vertikal
0 0
1.93 1.83
3:1
6 6

15
1.93 1.81
3:2
9 0
1.87 1.77
1:1
3 6

Nilai Koordinat
0 0
0.65 1.108
0.75 1.198
0.85 1.281
0.95 1.361
1.05 1.436
Y X
1.15 1.509
1.25 1.578
1.35 1.645
1.45 1.710
1.55 1.773
1.65 1.834
1.75 1.893

Tinggi energy (H1) = 0.94


Ha = 0.02 m
Hc = 0.66 m
Hd = 0.92 m
K = 2.0
n = 1.85
P=Y = 1.65
X = 1.893
Lebar tubuh bendung = X + (0.282*Hd)
= 1.893 + (0.282*0.92 ) = 2.15
Penampang lintang bagian muka
R = ½ * Hd

16
= ½* 0.92
= 0.46 m
r = 0.2 * Hd
= 0.2 * 0.92
= 0.18
X1 = 0.175 * Hd
= 0.175 * 0.92
= 0.16 m
Y1 = 0.282 * Hd

= 0.282 * 0.92
=0.26 m
Penampang lintang bagian belakang
X = ( K * Hdn-1 / n )1-(n-1)
= (2.0 * 0.921.850-1/1.85)1-(1.850-1)
= 1.00 m

Y = Xn / K*Hdn-1
= 1.001.85 / 2.00 * 0.921.85-1
= 0.54 m

8. Merencanakan Kolam olak


Keterangan :
H1 = tinggi energi di atas mercu (m)

Hd = tinggi air di atas mercu (m)

17
V = kecepatan aliran di hulu mercu (m/dt)

V2 = kecepatan aliran di hilir mercu (m/dt)

P = tinggi mercu dari dasar hulu (m)

∆Z = perbedaan tinggi elevasi hilir dan hulu mercu (m)

Yu = tinggi air di awal loncatan air / pada akhir mercu (m)

Hu = tinggi energi total di atas mercu (ditinjau dari hilir mercu ) (m)

Vu = kecepatan aliran pada awal loncatan air (m/dt)

Y2 = tinggi air di hulu mercu

H2 = tinggi energi dihilir mercu (m)

Kolam olak untuk meredam energi

Penentuan tipe kolam olak

a. Sedimen tinggi : Fr < 1,7 => tanpa kolam

Fr >1,7 => peredam energi /bak tenggelam

b. Sedimen rendah : Fr < 1,7 => tanpa kolam

Fr >2,5 => kolam olak biasa

Data perencanaan kolam olak :


Elevasi mercu bendung (P) = 1.65
Ha = 0.02 m
Hc = 0.66
Hd = 0.92
Q50 = 43
Lebar efektif (Be) = 25.76
∆H = 0.33
Kecepatan air di hulu bendung

18
Q50 tahun = 43 m3/dt
Bnet = 26.13
A = Bnet* (P+Hd)
= 26.13 * (1.65+0.92)
= 67.13 m2
V0 = Q50 / A
= 43 / 67.13
= 0.64 m/dt
Kecepatan aliran air
E1 = E2
V0 = 0.64 m/dt
Gravitasi (g) = 9.8
E1 = ∆H + Hd + (V02/2g)
= 0.33 +0.92 + (0.642 / 29.8
= 1.27 m
q = 1.67
E2
v1
q (m3/dt) g E2 (m)
(m/dt)
1.2924
1.67 19.6 1.4
48
1.2277
1.67 19.6 1.5
48
1.1740
1.67 19.6 1.6
04
1.1294
1.67 19.6 1.7
65
1.0927
1.67 19.6 1.8
66
1.0628
1.67 19.6 1.9
3

V1 = 1.9
Tinggi loncatan air
q = 1.67 m3/dt
V1 = 1.9 m/dt

19
Y1 = q / V1
= 1.67 / 1.9
= 0.88
Fr = V1 / √ g∗y 1
=1.9 / √ 9.8∗0.88
= 0.65
Tidak perlu kolam olak
Tinggi loncatan air di hulu mercu
Y1= 0.88 m
Fr = 0.65
Y2 = Y1 / 2 * √ 8∗Fr 2
= 0.88 / 2 * √ 8∗0.652
= 0.80 m

9. Perencanaan lantai muka


Merencanakan lantai muka
- Gradien hidrolik
- Direncanakan panjang tertentu, dikontrol dengan metode lane
- Direncanakan panjang tertentu, dikontrol dengan metode bligh
- Direncanakan panjang tertentu, dikontrol dengan metode Flownet
Data perencanaan :
Metode lane
Material pembentuk sungai = lempung
Lv (lebar sungai)(m) = 26.33
Lh (panjang sta 1 s/d sta2) (m) = 1.16 * 2.5 = 40.00 m
∆H = 0.33
L (panjang min ) = ∆H * C (Lane )
Lt (panjang total = Lv + (0.333 * Lh)
= 26.33 +(0.333*40.00)
= 39.65 m
L’(panjang diambil) = 1.5

20
Nilai C (Creep Ratio)
C C
Bahan
(Lane) (Bligh)
Pasir amat halus 8.50 18.00
Pasir halus 7.00 15.00
Pasir sedang 6.00 0.00
Pasir kasar 5.00 12.00
Kerikil halus 4.00 0.00
Kerikil sedang 3.50 0.00
Kerikil campur pasir 0.00 9.00
Kerikil kasar termasuk batu kecil 3.00 0.00
Boulder, batu kecil, kerikil kasar 2.50 0.00
Boulder, batu kecil, kerikil 0.00 4 s/d 6
Lempung lunak 3.00 0.00
Lempung sedang 1.80 0.00
Lempung keras 1.80 0.00
Lempung sangat keras atau padas 1.60 0.00

10. Bangunan pengambilan (intake )


Area sawah yang diairi = 250 ha
Kebutuhan air sawah = 2.5 lt/dt/ha
Q sawah
= (0.85 *kebutuhan air sawah*area sawah yang diairi) / 1000
= (0.85 * 2.5 * 250) / 1000
= 0.531 m3/dt
Q pengairan = ½*Q sawah
= ½* 0.531
= 0.638 m3/dt
Koefisien debit = 0.8
Gravitasi = 9.8
Kehilangan tinggi energy = 0.17
Tinggi Lebar Kehilangan
Koefisi gravit
Q bukaan bukaan tinggi energi
en debit asi
(m) (m) (m)
0.730151 0.8 1 0.5 0.17 9.8

21
0.876181 0.8 1 0.6 0.17 9.8
1.022211 0.8 1 0.7 0.17 9.8
1.168241 0.8 1 0.8 0.17 9.8

Dipakai tinggi bukaan = 1 m


Dipakai lebar bukaan = 0.5 m

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Bendung adalah bangunan pelimpah melintang sungai yang


memberikan tinggi muka air minimum kepada bangunan pengambilan
untuk keperluan irigasi.

Berdasarkan perhitungan hidrolik di atas dapat diambil kesimpulan


sebagai berikut :

- Lebar dasar sungai 26.33 m

- Elevasi muka air banjir di hilir bendung 725.6

- Elevasi mercu bendung (P) 1.65

- Lebar efektif (Be) 25.76

- Tinggi energi (H1) 0.94

- Debit banjir lebar (q) 1.67

- Kecepatan di hulu bendung (v) 0.64 m/dt

- Tinggi persamaan energi (Ha) 0.02 m

- Tinggi muka air kritis (Hc) 0.66 m

- Tinggi muka air banjir di hulu (Hd) 0.92 m

- Lebar tubuh bendung 2.15

- Kecepatan air dihulu bendung V0 0.64 m/dt

- Kecepatan aliran air (E1) 1.27 m

23
- Perencanaan lantai muka dengan metode lane, L’ panjang diambil
1.50 m

4.2 Saran

Dalam mengingat sebuah bangunan bendung, harus diperhatikan


pemilihan lokasi untuk bendung tersebut agar pembangunan dapat
berjalan sebagaimana mestinya dan tercapainya tujuan dari
pembangunan bendung tersebut, yaitu untuk memenuhi kebutuhan air
bagi pertanian. Perhitungan hidrolik bendung harus dilakukan sesuai
dengan standar perencanaan irigasi.

24

Anda mungkin juga menyukai