Anda di halaman 1dari 4

Logam alkali (Golongan IA)

A. Kelimpahan unsur golongan alkali di alam


Unsur Persen di kerak bumi Keberadaan di alam
Litium 0,0007% di bebatuan beku Dalam spodune LiAl(SiO3)2.
Natrium 2,8% Dalam garam batu NaCl, senyawa
Chili NaNO3, Karnalit
KMgCl3.6H2O, trona
Na5(CO3)2.(HCO3).2H20, dan air
laut
Kalium 2,6% Dalam silvit (KCl), garam petre
KNO3, dan karnalit
KCl.MgCl2.6H2O
Rubidium 0,0078% Dalam lepidolit
Sesium 0,0003% Dalam polusit (Cs4Al4Si9O26)
Fransium Sangat sedikit Berasal dari peluruhan aktinium
(Ac). Bersifat radioaktif dengan
waktu paro 21.8 menit

B. Sifat – sifat logam alkali


Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat. Kecuali Cs (cesium) yang berbentuk
cair jika suhu lingkungan pada saat pengukuran melebihi 28°C. Meskipun mereka adalah logam paling
kuat, tetapi secara fisik mereka lunak bahkan bisa diiris menggunakan pisau. Hal ini berkaitan dengan
kekuatan ikatan logam yang dimiliki oleh unsur-unsur golongan alkali. Logam alkali berwarna
keperakan, merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Litium, natrium dan kalium kurang rapat
dibandingkan dengan air, sedangkan ribidiun dan cesium lebih rapat dibandingkan dengan air. Seiring
dengan bertambahnya nomor atom tingkat kelunakan logam alkali semakin bertambah.
Sifat-sifat yang lain yaitu :
o Memiliki 1 elektron valensi
o Sangat reaktif
o Tidak didapatkan dalam keadaan bebas di alam
o Merupakan reduktor kuat
o Kecenderungan sifat unsur logam dari atas ke bawah :
1. Jari-jari semakin besar
2. Energi ionisasi semakin kecil
3. Semakin mudah melepaskan elektron
4. Sifat reduktor makin kuat
5. Titik leleh makin kecil
6. Reaksi dengan air semakin cepat menghasilkan gas hydrogen
7. Sifat basa semakin kuat
o Unsur Fr bersifat radioaktif

C. Sifat Kimia dan Reaksi Kimia Unsur Alkali


Beberapa sifat kimia unsur alkali diuraikan sebagai berikut:
a. Kereaktifan
Unsur-unsur golongan alkali merupakan logam yang sangat reaktif. Kereaktifan unsur alkali
disebabkan kemudahan melepaskan elektron valensi pada kulit ns1 membentuk senyawa dengan
bilangan oksidasi +1. Oleh sebab itu, unsur-unsur logam alkali tidak ditemukan sebagai logam bebas di
alam, melainkan berada dalam bentuk senyawa. Kereaktifan unsur-unsur golongan alkali dalam satu
golongan semakin bertambah dari atas ke bawah. Hal ini berkaitan dengan semakin bertambah
besarnya jari-jari atom unsur-unsur alkali.

b. Reaksi-Reaksi Logam Alkali


Unsur-unsur golongan alkali dapat bereaksi dengan udara, air, asam encer, dan unsur-unsur
nonlogam.

 Reaksi dengan oksigen


Reaksi antara logam-logam alkali dan oksigen menghasilkan oksida (M2O), peroksida (M2O2),
dan superoksida (MO2).
4 M(s) + O2(g) 2 M2O(s), (M = Li, Na, K, Rb, Cs)

2 M(s) + O2 (g) M2O2(s), (M=Na)

M(s) + O2(g) MO2(s), (M = K, Rb, Cs)

Senyawa oksida terbentuk apabila jumlah oksigen yang digunakan terbatas, sedangkan senyawa
peroksida dan superoksida terbentuk apabila oksigen yang digunakan berlebih.

 Reaksi dengan air


Semua logam alkali dapat bereaksi dengan air. Reaksinya melibatkan pergantian hidrogen dari
air oleh logam membentuk suatu basa kuat disertai pelepasan gas hidrogen.
2 M(s) + 2 H2O(l) 2 MOH(aq) + H2(g)

Unsur litium bereaksi lambat dengan air, sedangkan natrium meleleh dan logam lain menyala.

 Reaksi dengan asam encer

2 M(s) + 2 H+(aq) 2 M+(aq) + H2(g)

 Reaksi dengan unsur halogen


Reaksi antara logam alkali dengan halogen berlangsung sangat cepat, membentuk halida logam.
Reaksi: 2 M(s) + X2 2 MX(s)
dengan: X = halogen (F, Cl, Br, I)
 Reaksi logam alkali (M) dengan unsur-unsur N, S, dan H2.
6 M(s) + N2(g) 2 M3N(s)

2 M(s) + S(g) M2S(s)

2 M(s) + H2(g) 2 MH(s)

Tidak semua logam alkali bereaksi dengan nitrogen, hanya litium yang membentuk litium nitrit
(Li3N).

c. Sifat Logam dan Sifat Basa Alkali


Logam alkali atau oksida alkali dapat bereaksi dengan air membentuk senyawa basa kuat LOH.
Semakin ke bawah, sifat logam alkali semakin kuat. oleh karena itu, sifat basa golongan alkali semakin
ke bawah juga semakin kuat.

d. Warna Nyala
Salah satu ciri khas dari logam alkali adalah warna nyala yang dimilikinya. Unsur-unsur
golongan alkali memiliki warna nyala yang berbeda antara satu unsur dengan unsur lainnya. Menurut
teori atom Niels Bohr, bahwa energi yang dibebaskan dari atom yang tereksitasi, faktanya berupa
spektrum garis dari setiap unsur. Beberapa spektrum terletak pada panjang gelombang sinar tampak
sehingga kita dapat mengamatinya. Pengamatan dapat dilakukan dengan membakar senyawa yang
mengandung unsur tersebut,kemudian diamati warna nyala api yang terjadi. Tabel berikut
menunujukkan warna nyala logam alkali.

D. PROSES PEMBUATAN UNSUR GOLONGAN ALKALI


Unsur-unsur golongan alkali dapat diperoleh dari senyawanya. Unsur-unsur golongan alkali
juga dapat dibuat menjadi senyawa lain. Di bawah ini dibahas pembuatan beberapa unsur-unsur
golongan alkali. Pembuatan unsur-unsur golongan alkali dapat dibuat dengan dua metode, yaitu
metode elektrolisis dan metode reduksi.
1. Metode Elektrolisis
Logam Li dan Na adalah reduktor kuat sehingga tidak mungkin diperoleh dengan mereduksi
oksidanya. Oleh karena itu logam-logam ini diperoleh dengan cara elektrolisis.
a. Elektrolisis Li
Sumber logam Li adalah spodumene [LiAl(SO)3]. Spodumene dipanaskan pada suhu
100oC, lalu dicampur dengan H2SO4 panas, dan dilarutkan ke air untuk memperoleh larutan
Li2SO4. kemudian, Li2SO4 direksikan dengan Na2CO3 membentuk Li2CO3 yang sukar
larut. Setelah itu, Li2CO3 direaksikan dengan HCl untuk membentuk LiCl. Li dapat diperoleh
dari elektrolisis lelehan LiCl.
Karena titik leleh LiCl tinggi (>600oC), biaya elektrolisis menjadi mahal. Namun,
biaya dapat ditekan dengan cara menambahkan KCl (55% LiCl dan 45% KCl) yang dapat
menurunkan titik leleh menjadi 430oC.
b. Elektrolisis Natrium
Natrium dapat diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl yang dicairkan dengan
katode besi dan anode karbon. Sel yang digunakan adalah sel Downs. Natrium cair terbentuk
pada katode, selanjutnya dialirkan dan ditampung dalam wadah berisi minyak tanah. Dalam
proses ini bejana elektrolisis dipanaskan dari luar dan dijaga agar natrium yang terbentuk tidak
bersinggungan dengan udara, karena akan terbakar. Hasil samping elektrolisis ini adalah klorin.

2. Metode reduksi
Pembuatan logam kalium, rubidium, dan cesium dilakukan dengan metode reduksi karena
apabila logam-logam ini dibuat dengan dengan metode elektrolisis logam ini cenderung larut
dalam larutan garamnya.
a. Reduksi Kalium
Sumber utama logam kalium adalah silvit (KCl). Logam kalium didapatkan dengan cara
mereduksi lelehan KCl menggunakan logam natrium. Reaksi ini berada dalam kesetimbangan
karena kalium mudah menguap maka kalium dapat dikeluarkan dari sistem. Dan
kesetimbangan akan bergeser ke kanan untuk memproduksi kalium.
b. Reduksi Rubidium
Sumber utama logam rubidium adalah RbCl. Logam rubidium didapatkan dengan cara
mereduksi lelehan RbCl menggunakan logam natrium. Reaksi ini berada dalam kesetimbangan
karena rubidium mudah menguap maka proses pembuatan rubidium sama dengan proses
pembuatan kalium.
c. Reduksi Cesium
Sumber utama logam cesium adalah CsCl. Logam cesium didapatkan dengan cara
mereduksi lelehan CsCl menggunakan logam natrium. Reaksi ini berada dalam kesetimbangan
karena cesium mudah menguap maka proses pembuatan cesium sama dengan proses
pembuatan kalium.

E. Kegunaan Logam Alkali


o Li (Litium) digunakan dalam paduan logam Mg dan Al. Paduan ini bersifat sangat ringan tetapi
kuat sehingga dimanfaatkan untuk komponen pesawat terbang.
o NaOH digunakan untuk membuat produk sepertin sabun.
o Senyawa KNO3 dan KCl digunakan sebagai bahan peledak dan kembang api atau petasan
o Na cair : pendingin reaktor nuklir
o NaHCO3 : soda kue

Anda mungkin juga menyukai