dipanaskan sampai suhu kerja. Adapun cara pemakaian alat uji gas buang NEOMOTECH CG
1. Hubungkan unit gas analyzer ke sumber listrik PLN dan hidupkan, tunggu beberapa saat (
6. Untuk menghentikan proses pengukuran cabut exhaust probe dan tekan tombol ESC.
7. ZERO untuk membuang gas bekas yang sudah masuk kedalam unit mesin, sehabis
O2 : Sisa udara yang tidak terbakar, dan keluar bersama gas buang.
AFR : Air Fuel Ratio adalah perbandingan campuran udara dan bahan bakar, normalnya 14,7.
Kurang dari itu campuran gemuk ( kebanyakan bensin ) dan kalau lebih dari itu campuran kurus
( kebanyakan udara ).
LAMBDA : adalah perbandingan campuran bensin udara yang terjadi, dengan perbandingan
Perawatan :
#. Bersihkan selang seminggu sekali dengan cara disemprot dengan angin dari selang yang
#. Bersihkan /ganti bilamana perlu filter-filter, terutama filter yang ada di gagang probe.
1/4
Written by Purwaka
Thursday, 01 January 2009 07:00 - Last Updated Thursday, 01 January 2009 11:57
Tujuan pengetesan emisi : memperoleh gambaran secara cepat, tentang efisiensi pembakaran
di dalam mesin.
Setiap proses pembakaran di mobil bensin, akan menghasilkan beberapa parameter gas buang
yaitu CO ( carbonmonoxida ),
HC ( hydrocarbon ), CO2 ( carbondioxida ), O2 ( oksigen ), Lambda dan AFR ( air fuel ratio ).
CO ( carbonmonoxida ),
Adalah sisa bensin yang tidak terbakar dan ikut terbuang keluar lewat knalpot. Kondisi ini
disebabkan oleh percampuran udara dan bahan bakar ( bensin ) didalam mesin yang tidak
seimbang, dimana jumlah bagian bensinnya lebih banyak daripada jumlah bagian udaranya,
g. Terjadi kesalahan sensor ( MAP, Air Flow, IAT, ECT dan O2sensor ). Masing-masing
sensor tersebut memberikan signal tegangan yang besar ke ECU, sehingga ECU meningkatkan
debit bensin.
Nilai CO yang diperbolehkan maximal 3% untuk mobil karburator dan 2% untuk mobil injeksi.
Semakin kecil nilai CO semakin efisien proses pembakaran yang terjadi di mesin.
HC ( Hidrocarbon ),
Adalah sisa bensin yang tidak terbakar dan ikut terbuang keluar lewat knalpot. Kondisi ini
disebabkan penyebaran panas di ruang bakar yang tidak sempurna. Adapun berbagai macam
a. Tekanan kompresi lemah ( piston, ring piston aus, stelan/celah klep tidak tepat ( terlalu
rapat ).
Nilai HC yang diperbolehkan maximal 450 ppm, untuk mobil karburator dan 250 ppm untuk
mobil injeksi. Semakin kecil nilai HC berarti semakin efisien proses pembakaran yang terjadi di
mesin.
Lambda
Merupakan kesimpulan proses pembakaran yang terjadi di mesin, jika Lambdanya 1 ( satu ),
2/4
Written by Purwaka
Thursday, 01 January 2009 07:00 - Last Updated Thursday, 01 January 2009 11:57
berarti pembakaran bahan bakar dimesin sangat efisien/ideal, dalam artian komposisi
percampuran udara dan bahan bakar benar-benar homogen. Namun biasanya kita sangat sulit
untuk men-tune up kendaraan untuk memperoleh nilai lambda dengan angka 1 ( satu ). Oleh
karenanya nilai lambda ini mempunyai posisi range nilai 0,95 s/d 1,05. Jika nilai Lambda
kurang dari angka itu berarti terjadi percampuran gemuk ( kebanyakan bensin), sedangkan jika
nilai Lambda melebihi dari angka itu menandakan campuran kurus (kebanyakan udara ).
Note: saat kita memperhatikan nilai lambda, kita harus mengamati pergerakan nilai O2, jika nilai
O2nya tinggi ( diatas 3% atau lebih ) ada kemungkinan terjadi kebocoran knalpot, dan jika
knalpot bocor, maka nilai lambda tidak bisa dipakai sebagai patokan kesempurnaan
pembakaran.
Menunjukkan jumlah bagian udara yang terjadi di ruang pembakaran mesin. Idiealnya mesin
yang efisien mempunyai nilai AFR 14,7. Namun dalam kenyataannya kita tidak bisa/sulit
mengkondisikan mesin/men-tune up mesin untuk mendapatkan nilai AFR sebesar 14,7. Oleh
karenanya nilai AFR ini berkisar antara 14,5 s/d 15,5. Apabila nilai AFR kurang dari angka
itu/lebih rendah, maka terjadi percampuran gemuk(kebanyakan bensin), sebaliknya jika nilai
AFR melebihi dari angka itu berarti terjadi percampuran kurus ( kebanyakan udara ).
Note: saat kita memperhatikan nilai AFR, kita harus mengamati pergerakan nilai O2, jika nilai
O2nya tinggi ( diatas 3% atau lebih ) ada kemungkinan terjadi kebocoran knalpot, dan jika
knalpot bocor, maka nilai AFR tidak bisa dipakai sebagai patokan kesempurnaan pembakaran.
Carbondioxida ( CO2 )
Homogenitas percampuran udara dan bahan bakar serta efisiensi pembakaran sebuah mesin
bensin bisa dilihat dari besarnya nilai CO2. Untuk proses pembakaran yang paling sempurna
nilai CO2 sebesar 16%, namun kita susah mengkondisikan hal tersebut. Olehkarenanya nilai
Note: saat kita memperhatikan nilai CO2, kita harus mengamati pergerakan nilai O2, jika nilai
O2nya tinggi ( diatas 3% atau lebih ) ada kemungkinan terjadi kebocoran knalpot, dan jika
knalpot bocor, maka nilai CO2 tidak bisa dipakai sebagai patokan kesempurnaan pembakaran.
Oksigen ( O2 )
Setiap terjadi proses pembakaran bensin, selalu memerlukan udara untuk membentuk
homogenitas campuran udara dan bahan bakar sehingga mudah dibakar dengan api busi.
Besarnya nilai O2 yang diijinkan adalah maximal 2%, semakin kecil semakin bagus, yang
berarti udara yang masuk ke mesin dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk pembakaran.
Namun ada kalanya nilai O2 sangat extreme tinggi ( lebih besar dari 2 % ), hal ini biasanya
pertanda knalpot bocor. Oleh karenanya jika terjadi kebocoran di knalpot maka, nilai-nilai O2,
Lambda, AFR dan CO2, tidak bisa sebagai patokan kesempurnaan pembakaran.
CATATAN :
Dalam setiap design mesin sudah diperhitungkan secara matang, untuk mendapatkan efisiensi
pembakaran, dengan jalan mengontrol aliran udara dan bahan bakar sebagus mungkin,
sehingga setelah kedua zat tersebut bertemu diruang bakar, campuran yang terjadi adalah
3/4
Written by Purwaka
Thursday, 01 January 2009 07:00 - Last Updated Thursday, 01 January 2009 11:57
Tetapi dalam kenyataannya, sering terjadi campuran kaya ( banyak bensin ) dan campuran
kurus ( banyak udara ). Dalam hal ini terjadinya campuran kurus bukan berarti lubang udaranya
menjadi besar volumenya, tetapi justru debit bensin yang dikucurkan ke mesin, berkurang.
Problem yang sering terjadi karena lemahnya pompa bahan bakar, injector mampet/buntu, filter