Anda di halaman 1dari 12

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN

BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN

PASAR KLIWON KOTA SURAKATA

ARTIKEL PUBLIKASI

Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Geografi

AGUS PITONO

A 610 100 099

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Tahun 2014
ABSTRAK

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN


BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN
PASAR KLIWON KOTA SURAKATA

Agus Pitono, A610100099, Program Studi pendidikan Geografi,


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Tahun 2014.

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kauman kecamatan Pasar Kliwon Kota


Surakarta dengan judul Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Ancaman
Bencana Kebakaran Di Kelurahan Kauman Kecamatan Pasar Kliwon Kota
Surakata. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) Mengetahui tingkat kesiapsiagaan
masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana kebakaran di Kelurahan
Kauman, 2) Mengetahui besarnya tingkat ancaman bahaya kebakaran bangunan di
Kelurahan Kauman. Sampel yang diambil adalah sebanyak 89 responden dari
jumlah populasi sebanyak 743 dengan menggunakan teknik random sampling.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh
langsung dari lapangan dengan menggunakan media angket dan data sekunder
yang diperoleh dari lembaga atau institusi terkait. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah diskripsi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1)
Tingkat kesiapsiagaan masyarakat di Kelurahan Kauman dalam menghadapi
ancaman bencana kebakaran dikategorikan hampir siap dengan nilai indeks
kesiapsiagaan sebesar 60,73, 2) Besarnya tingkat ancaman bahaya kebakaran
bangunan di Kelurahan Kauman dikategorikan pada tingkat sedang dengan nilai
indeks ancaman sebesar 65.

Kata kunci: Kebakaran, Kesiapsiagaan, Ancaman


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

A. PENDAHULUAN
Kebakaran yang terjadi di tahun 2010, 37 kejadian pada tahun
permukiman merupakan salah satu 2011, dan 46 kejadian sampai bulan
contoh bencana yang sering kita agustus tahun 2012 (Sigap, 2013).
jumpai di Indonesia khususnya di Berdasarkan wawancara terhadap
kota-kota besar di Jawa seperti kepala unit pemadam kebakaran Kota
Jakarta, surabaya, Surakarta, dan Surakarta Hery Mulyadi, disela-sela
Semarang. Mengingat saat ini jumlah upacara memperingati HUT (Hari
penduduk Indonesia berdasarkan Ulang Tahun) Pemadam Kebakaran
survei penduduk pada tahun 2010 ke-94 di halaman Balaikota
mencapai lebih dari 210 juta jiwa, Surakarta. Beliau mengungkapkan
sehingga kebutuhan akan tempat “Sekitar 85% kebakaran di kota
tinggal juga semakin tinggi terutama Surakarta diakibatkan oleh hubungan
di kota-kota besar sebagai pusat arus pendek listrik, selebihnya oleh
perekonomian suatu daerah. Akan kegiatan sehari-hari warga” (Bisnis-
tetapi pertambahan jumlah Jateng, 2013).
permukiman yang begitu besar tidak Kelurahan Kauman adalah salah
diiringi dengan sarana dan prasarana satu daerah yang berada disebelah
yang menunjang keselamatn bersama selatan kantor Balaikota Surakarta
pada setiap bangunan. Sehingga yang terletak di 110o-111o BT dan
ancaman terjadinya suatu bencana 7.6o-8o LS dengan luas wilayah
kebakaran bangunan juga semakin sebesar 20,10 hektar. Menurut data
besar. yang diperoleh dari Kelurahan
Di Kota Surakarta berdasarkan Kauman pada tahun 2012 terdapat
Indeks rawan Bencana Indonesia 743 kepala keluarga dengan total
(BNPB, 2011) menempatkan Kota jumlah warga mencapai 2.690 jiwa
Surakarta pada rangking 26 nasional, yang tersebar di 481 rumah, hingga
hal ini turut dibuktikan dengan menyebabkan pemukiman di
meningkatnya kasus kebakaran yang kelurahan Kauman menjadi sangat
terjadi dalam kurun waktu 3 tahun padat. Menurut Eko Budi, salah
belakangan, yaitu 28 kejadian pada seorang Linmas di Kelurahan

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 1


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

Kauman memaparkan bahwa selama dalam teknologi penanggulangan


kurun waktu 5 tahun terakhir kebakaran.
Kelurahan Kauman sudah 4 kali Berdasarkan latar belakang di
mengalami kebakaran, yakni di atas maka peneliti ingin melakukan
pemukiman warga, tempat pedagang penelitian yang berjudul
kaki lima utara pasar klewer, dan 2 “Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
kali di toko daerah Jl. Yos Sudarso. Menghadapi Ancaman Bencana
Hal ini yang kemudian menempatkan Kebakaran Di Kelurahan Kauman
kelurahan Kauman menjadi salah satu Kecamatan Pasar Kliwon Kota
dari enam kelurahan yang rawan dan Surakarta”
berpotensi terjadi kebakaran di kota Tujuan yang ingin dicapai
Surakarta. dalam penelitian ini adalah:
Masyarakat sebagai elemen 1. Mengetahui tingkat
utama yang merasakan suatu bencana kesiapsiagaan masyarakat
harus mempunyai kesiapsiagaan dan dalam menghadapi ancaman
mitigasi dalam menghadapi bencana, bencana kebakaran di
sebab kerugian yang ditimbulkan oleh Kelurahan Kauman.
suatu bencana alam ataupun non alam 2. Mengetahui besarnya tingkat
sangat ditentukan oleh kesiapan, tingkat ancaman bahaya
pengetahuan dan keterampilan yang kebakaran bangunan di
dilakukan oleh masyarakat. Di lihat Kelurahan Kauman.
dari segi rehabilitasi fasilitas maka
kecelakaan akibat kebakaran B. LANDASAN TEORI
memerlukan waktu yang relatif lama Definisi bencana menurut
belum lagi kerugian yang mustahil Robert J Kodoatie dan Roestam
direcoveri seperti arsip, barang antic, Sjarief (2006) adalah suatu kejadian
sertifikat dan lain sebagainya. Oleh alam atau buatan manusia, tiba-tiba
karena itu kesiapsiagaan dalam atau progresiv yang menimbulkan
menghadapi ancaman bencana dampak yang dahsyat (hebat)
kebakaran merupakan pilihan utama sehingga komunitas (masyarakat)
yang terkena atau terpengaruh harus

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 2


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

merespon dengan tindakan-tindakan harus dilakukan segera setelah terjadi


luar biasa dalam pengelolaan bencana bencana.
terpadu suatu masyarakat, sehingga Kebakaran bangunan
tidak menyebabkan kerugian yang merupakan salah satu jenis kebakaran
meluas dalam kehidupan manusia dari yang sering terjadi, faktor utama
segi materi, ekonomi atau lingkungan penyebabnya adalah kondisi
yang melampaui kemampuan bangunan itu sendiri yang tidak
masyarakat tersebut untuk mengatasi memenuhi persyaratan umum
dengan sumberdaya mereka sendiri. keamanan, sehingga bangunan/hunian
menurut LIPI UNESCO/ISDR perlu dianalisis tingkat
(2006) kesiapsiagaan merupakan kerawanannya. Maka dari itu perlu
salah satu bagian dari proses dilakukan survei lapangan sedapat
manajemen bencana dan di dalam mungkin secara sensus, artinya semua
konsep pengelolaan bencana yang bangunan yang ada diperiksa. Namun
berkembang saat ini, peningkatan apabila langkah ini tidak
kesiapsiagaan merupakan elemen memungkinkan, dengan
penting dari kegiatan pengurangan pertimbangan biaya dan waktu, maka
resiko bencana yang bersifat pro- dapat dilakukan survei dengan
aktif, sebelum terjadinya suatu mengambil sampel-sampel bangunan
bencana. Konsep kesiapsiagaan yang yang dianggap mewakili (Departemen
digunakan pada kajian penilaian Permukiman dan Prasarana Wilayah,
kesiapsiagaan masyarakat lebih 2003).
ditekankan pada menyiapkan
kemampuan untuk dapat C. METODE PENELITIAN
melaksanakan kegiatan tanggap Penelitian ini dilakukan di
darurat secara tepat dan tepat. Kelurahan Kauman, Kecamatan Pasar
Kegiatan tanggap darurat meliputi Kliwon, Kota Surakarta dengan
langkah-langkah tindakan saat warga masyarakat sebagai objek
sebelum bencana, seperti: peringatan utama dalam penelitian. Kelurahan
dini, tindakan saat kejadian bencana, Kauman dipilih sebagai tempat
tindakan evakuasi, dan tindakan yang penelitian karena dianggap sebagai

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 3


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

daerah rawan kebakaran, serta adanya system peringatan bencana, dan


nilai historis sebagai aset kebudayaan mobilisasi sumber daya. Sedangkan
Kota Surakarta yang patut untuk 11 variabel lainya terdapat pada aspek
dijaga dan dilestarikan, salah satunya ancaman kebakaran bangunan yakni;
adalah sebagai sentral industri batik. elemen tidur, evakuasi, tertahan,
Populasi dalam penelitian ini ketidakmampuan fisik, control
adalah seluruh penduduk yang penghuni, beban api, waktu tanggap,
bertempat tinggal di Kelurahan terbakar penuh, pengendalian
Kauman menurut Kepala Keluarga kebakaran, penyulutan disengaja, dan
(KK) sebanyak 740 KK. Dari penyulutan aksidental.
keseluruhan populasi tersebut Penelitian ini menggunakan dua
kemudian diambil beberapa sampel teknik pengumpulan data, yaitu
untuk dijadikan responden dalam dengan menggunakan kuesioner,
penelitian. wawancara, observasi dan
Penentuan jumlah sampel dokumentasi. Sebelum kuesioner
dalam penelitian ini menggunakan digunakan untuk mengumpulkan data
metode slovin dengan taraf peneliti terlebih dahulu melakukan uji
signifikansi α = 0,10, dengan jumlah persyarat analisis untuk mengetahui
sampel yang didapat sebanyak 89 sejauh mana kuesioner yang akan
sampel dari 740 populasi. Sedangkan digunakan valid dan reliabel.
teknik sampling untuk pengambilan Teknik analisa data dalam
sampel dalam penelitian penelitian ini menggunakan diskriptif
menggunakan teknik sampling secara kuantitatif yang bertujuan untuk
acak sederhana dengan menggunakan menguji hipotesa yang kemudian
media komputer. ditarik kesimpulan dari permasalahan
Variabel yang digunakan dalam yang timbul dalam penelitian.
penelitian ini seluruhnya ada 15 Adapun teknik analisa data dalam
variabel, dimana 4 variabel pada penelitian ini yaitu:
aspek kesiapsiagaan masyarakat 1. Analisa tingkat kesiapsiagaan
yakni; sikap dan pengetahuan, masyarakat terhadap bencana
rencana untuk keadaan darurat, kebakaran dengan

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 4


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

menggunakan kajian yang masyarakat secara keseluruhan.


diterapkan oleh LIPI Berikut adalah pembahasan hasil
UNESCO/ISDR, rumus: analisis data yang telah peneliti
2. Analisia tingkat ancaman identifikasi.
bahaya kebakaran bangunan a. Pengetahuan dan Sikap
dengan kajian yang Berdasarkan hasil analisis data
dikemukakan oleh ASTME E yang dilakukan, dari 89 responden
931-94 (Standard Practice for yang mewakili seluruh populasi,
Classification of Occupanices tingkat pengetahuan dan sikap
for Their Fire Hazard). masyarakat di Kelurahan Kauman
terhadap ancaman bahaya kebakaran
D. PEMBAHASAN bisa dikatakan siap. Hal ini
Berdasarkan analisis data yang dibuktikan dengan nilai indeks
telah dilakukan mengenai bencana sebesar 79,78 yang didapat dari
kebakaran yang terjadi di Kelurahan perhitungan berikut:
Kauman, akhirnya peneliti mendapat
temuan yang dapat diidentifikasi Total skor riil parameter
Indeks=skor x100%
maksimum parameter
sebagai berikut: 355
Indeks = x100%
1. Tingkat Kesiapsiagaan 445

Masyarakat Dalam Indeks = 79,78

Menghadapi Ancaman
Bencana Kebakaran di b. Rencana Untuk Keadaan Darurat

Kelurahan Kauman Berdasarkan hasil analisis data

Pembahasan hasil analisis yang telah dilakukan, dari 89

tentang kesiapsiagaan masyarakat responden yang mewakili seluruh

dalam menghadapi bencana populasi, tingkat rencana untuk

kebakaran di Kelurahan Kauman keadaan darurat masyarakat di

dijelaskan secara detail per parameter Kelurahan Kauman terhadap ancaman

kesiapsiagaan sesuai analisis data, bahaya kebakaran bisa dikatakan siap.

baru setelah itu dapat disimpulkan Hal ini dibuktikan dengan nilai indeks

hasil dari tingkat kesiapsiagaan

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 5


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

yang didapat sebesar 78,65 yang dibuktikan dengan nilai indeks yang
diperoleh dari perhitungan berikut: didapat sebesar 43,82 yang diperoleh
dari perhitungan berikut:
Total skor riil parameter Total skor riil parameter
Indeks=skor x100% Indeks=skor x100%
maksimum parameter maksimum parameter
350 195
Indeks = x100% Indeks = x100%
445 445

Indeks = 78,65 Indeks = 43,82

c. Sistem Peringatan Bencana e. Analisis Indeks Kesiapsiagaan


Berdasarkan hasil analisis data Masyarakat Dalam Menghadapi
yang telah dilakukan, tingkat system Ancaman Bencana Kebakaran
peringatan bencana masyarakat di Pembahasan terhadap
Kelurahan Kauman terhadap ancaman permasalahan penelitian maupun
bahaya kebakaran bisa dikatakan hipotesis akhirnya mampu
kurang siap. Hal ini dibuktikan disimpulkan, bahwa kesiapsiagaan
dengan nilai indeks yang didapat masyarakat di Kelurahan Kauman
sebesar 40,67 yang diperoleh dari Kecamatan Pasar kliwon secara
perhitungan berikut: keseluruhan dapat dikatakan hampir
Total skor riil parameter siap. Hasil tersebut diperoleh
Indeks=skor x100%
maksimum parameter
181
berdasarkan perhitungan indeks
Indeks = 445 x100%
kesiapsiagaan yang diterapkan oleh
Indeks = 40,67 LIPI UNESCO/ISDR (2006), dengan
nilai indeks kesiapsiagaan masyarakat
d. Analisis Indeks Mobilisasi secara keseluruhan yaitu sebesar
Sumber Daya 60,73. Berikut adalah perhitungan
Berdasarkan hasil analisis data dalam analisis:
yang telah dilakukan, dapat diketahui Total skor riil parameter
Indeks = skor maksimum parameter
tingkat mobilisasi sumber daya
x100%
masyarakat di Kelurahan Kauman
1081
terhadap ancaman bahaya kebakaran Indeks = 1780 x100%

bisa dikatakan kurang siap. Hal ini Indeks = 60,73

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 6


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

2. Ancaman Bahaya Kebakaran E. SIMPULAN


Bangunan Di Kelurahan Berdasarkan hasil analisis data
Kauman Kecamatan Pasar dan pembahasan yang telah diuraikan
Kliwon. maka kajian dalam penelitian ini
Berdasarkan hasil analisis data dapat ditarik kesimpulan sebagai
yang telah dilakukan, dapat diketahui berikut:
besarnya ancaman bahaya kebakaran 1. Tingkat Kesiapsiagaan
bangunan di Kelurahan Kauman Masyarakat Dalam
Kecamatan Pasar Kliwon termasuk Menghadapi Ancaman
dalam kategori sedang dengan nilai Bencana Kebakaran Di
indeks sebesar 65. Kelurahan Kauman
Hasil wawancara dan observasi Hasil penelitian menunjukan
yang telah dilakukan menunjukan bahwa tingkat kesiapsiagaan
bahwa semua bangunan di Kelurahan masyarakat di Kelurahan Kauman
Kauman digunakan sebagai secara keseluruhan dikategorikan
perumahan atau pemukiman, hampir siap dengan nilai indeks
sehingga peringkat bahaya yang kesiapsiagaan sebesar 60,73.
diberikan sangat besar yaitu 4, Parameter dengan indeks
kemudian untuk masalah ketrampilan kesiapsiagaan tertinggi terdapat pada
dalam pelatihan menghadapi bencana aspek pengetahuan dan sikap dengan
kebakaran masih sama seperti yang indeks kesiapsiagaan sebesar 79,78,
telah dijelaskan sebelumnya yaitu dimana pada parameter ini
sangat kurang, sehingga peringkat masyarakat paham betul sebab akibat
bahaya yang diberikan pun juga dari bancana kebakaran.
cukup besar. Sedangkan parameter dengan
Faktor lain yang mempengaruhi indeks kesiapsiagaan terendah berada
besarnya suatu ancaman bahaya pada aspek sistem peringatan bencana
kebakaran bangunan juga dipengaruhi dengan indeks sebesar 40,67, dimana
oleh faktor deteksi dan faktor pada parameter ini masyarakat kurang
mendapat informasi mengenai
bencana kebakaran serta jarangnya

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 7


Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapai Ancaman Bencana Kebakaran

rumah warga yang dipasangi faktor springkler, dimana kedua


kentongan dan alat pemadam api faktor tersebut tidak dimiliki oleh
ringan. bangunan-bangunan yang berada di
2. Tingkat Ancaman Bahaya Kelurahan Kauman.
Kebakaran Bangunan Di Faktor lain yang menjadi sebab
Kelurahan Kauman adalah jenis penggunaan bangunan
Berdasarkan hasil wawancara yang berada di Kelurahan Kauman
dan observasi yang telah peneliti yang rata-rata digunakan sebagai
analisis dapat disimpulkan bahwa tempat tinggal atau pemukiman
besarnya tingkat ancaman bahaya dengan tingkat kerapatan bangunan
kebakaran bangunan di Kelurahan cukup tinggi serta akses jalan yang
Kauman dikategorikan pada tingkat sangat sempit.
sedang dengan nilai indeks sebesar
65. Dalam kajian ini faktor yang
sangat berpengaruh dalam
menentukan peringkat bahaya
kebakaran adalah faktor deteksi dan

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 8


DAFTAR PUSTAKA

Kodoatie Robert J, dan Rostam Sjarief. 2006. Pengelolaan bencana Terpadu.


Jakarta: Yasrif Watampone.
Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2000. Tentang Ketentuan
Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung
dan Lingkungan. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor:
10/KPTS/2000. Jakarta.
Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia. 2000. Tentang Ketentuan
Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan. Keputusan
Menteri Negara Pekerjaan Umum Nomor: 11/KPTS/2000. Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Nomor 02 Tahun
2012. Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana. BNPB.
Pribadi, S. Krisna. 2008. Buku Pegangan guru Pendidikan siaga bencana.
Bandung: Pusat Mitigasi Bencana-Institu Teknologi Bandung.
Ramli, Soehatman. 2010. Petunjuk Praktis Manajemen Kebakaran. Jakarta: Dian
Rakyat.
Sopaheluwakan, Jan. 2006. Kajian Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam
Mengantisipasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami. Jakarta: LIPI.

Agus Pitono, Pendidikan Geografi, FKIP-UMS 2010 9

Anda mungkin juga menyukai