Anda di halaman 1dari 4

Pelayanan administrasi BPJS

a. Idealnya
b. Realnya
c. Testimoni

Administrasi merupakan suatu tahap awal untuk melakukan proses


pelayanan selanjutnya. Pelayanan akan baik jika administrasi berlangsung secara
cepat. Namun kenyataannya, pelayanan administrasi BPJS Kesehatan yang
biasanya dilakukan di Rumah Sakit terkadang tidak sesuai dengan apa yang
dijanjikan. Banyak faktor yang menimbulkan hal tersebut. Padahal, menurut
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menegaskan bahwa
setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atau sumber
daya di bidang kesehatan. Termasuk mengenai pelayanan administrasi yang cepat,
tepat, dan memudahkan bagi seluruh masyarakat.

BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014 lalu. Itu
artinya, pelayanan ini sudah berjalan kurang lebih selama tiga tahun dalam
menjalankan tugasnya. Idealnya, tugas dari Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan (BPJS) ialah sebagai berikut (Putri, 2014):

1. melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;

2. memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;

3. menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

4. mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;

5. mengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;

6. membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan


ketentuan program jaminan sosial

7. memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial


kepada peserta dan masyarakat.
BPJS juga bertugas mengelola dana publik, yaitu dana jaminan sosial untuk
kepentingan peserta (UU No. 24 Tahun 2011 Pasal 10 huruf d). Seiring dengan
tugas dari BPJS, terdapat pula hak-hak peserta yang harus dipenuhi. Hak Peserta
BPJS kesehatan (UU No.24 tahun 2011 dalam Putri, 2014):

1. Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh


pelayanan kesehatan.
2. Memperoleh manfaat dan informasi tentang hak dan kewajiban serta
prosedur pelayanan kesehatan
3. Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.
4. Menyampaikan keluhan/pengaduhan, kritik dan saran secara lisan atau
tertulis ke kantor BPJS Kesehatan.

Testimoni

Banyak sekali testimoni yang ada di web BPJS, dapat diakses oleh semua
masyarakat melalui laman: http://www.bpjs-kis.info/search/label/Testimoni
Testimoni yang di posting disana lebih cenderung ke testimoni yang bersifat positif.
Namun tidak sedikit pula testimoni pasien BPJS lain yang menyatakan bahwa
pelayanan administrasi BPJS cenderung lebih lama dibanding dengan pasien biasa.
Sehingga banyak dari mereka yang merasa di-nomor dua kan oleh pihak Rumah
Sakit. Sehingga terkadang masyarakat merasa enggan untuk memakai BPJS dan
beralih menjadi pasien biasa agar pelayanannya menjadi lebih cepat. Salah satu
testimoni ialah sebagai berikut:

Jakarta: Semakin hari semakin banyak masyarakat yang menyadari pentingnya


terdaftar dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola BPJS
Kesehatan. Ribut Anshori, warga asal Kabupaten Semarang, adalah salah satu
dari sekian orang yang merasakan manfaat menjadi peserta BPJS Kesehatan.

“Awalnya, ibu mertua saya didiagnosa dokter ada masalah dengan sarafnya,
semacam kejepit. Atas saran keluarga jauh, akhir Januari lalu saya mendaftarkan
beliau menjadi peserta BPJS Kesehatan kelas I secara online, karena katanya
biaya pengobatannya bisa ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ceritanya.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, dokter memvonis ibu mertua Ribut


mengidap kanker paru-paru stadium IV. Dokter pun menyarankan agar ibu mertua
Ribut menjalani opname dan fisioterapi. Biaya yang dibutuhkan untuk sekali terapi
adalah sekitar Rp 300.000,- dan terapi tersebut harus dilakukan dua kali seminggu.

“Ibu mertua saya hampir 2 bulan menjalani terapi, sebelum akhirnya berpulang.
Kalau dihitung habisnya sekitar Rp 4.800.000,-. Itu pun belum termasuk biaya lain-
lain seperti administrasi, obat, opname, dan sebagainya. Di rumah sakit saya cuma
dimintai Kartu BPJS Kesehatan dan KTP saja tanpa membayar biaya lagi,” kata
Ribut.

Dari pengalaman tersebut, ia pun berinisiatif mendaftarkan anggota keluarga


lainnya menjadi peserta BPJS Kesehatan sebelum sakit. Menurutnya, masyarakat
harus tahu bahwa kartu BPJS Kesehatan itu banyak kegunaannya, terlebih jika
membutuhkan pengobatan dalam kondisi mendesak.

“Selain itu, kita juga bisa sedekah kepada orang yang membutuhkan lewat iuran
bulanan. Iuran itu bisa digunakan untuk biaya berobat masyarakat yang kurang
mampu. Kita sehat, kita bantu yang lagi sakit, gantian seperti itu,” jelasnya.

Ke depannya ia berharap agar masyarakat semakin mudah memperoleh Surat


Eligibilitas Peserta (SEP) di rumah sakit di daerahnya, sehingga masyarakat tidak
perlu berlama-lama antri lagi di loket BPJS Kesehatan untuk memperoleh
pelayanan kesehatan.

***

Sumber: BPJS Kesehatan


Referensi:

Putri, A. E. (2014). Paham BPJS: Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Seri Buku
Saku – 2. Diakses dari: http://library.fes.de/pdf-files/bueros/indonesien/11024.pdf

Undang-Undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


Nasional

Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan

Anda mungkin juga menyukai