Anda di halaman 1dari 3

Nama : Idayatul Hanifa

NIM : 16/394229/PN/14468

Prodi : Agronomi

Vestifarm, Platform untuk Investasi


Agrikultur
by Ananda Widhia Putri - January 19, 2018

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, saat ini makin


banyakstartup yang menawarkan layanan investasi secara digital.
Menariknya, tak sedikit dari mereka yang bukan hanya
berorientasi mencari keuntungan, tetapi juga punya misi
memberikan dampak sosial bagi masyarakat luas.
Salah satu contohnya Vestifarm, perusahaan rintisan yang
didirikan oleh lima anak muda: Dharma Anjarrahman, Rifki
Hidayat, Andina Avika Hasdi, Nugroho Budi Wicaksono, dan
Nanda Septiana. Vestifarm
mengambil positioning sebagaiplatform online investasi
peternakan dengan konsep patungan.
Cara kerjanya, dengan konsep patungan, uang yang terkumpul
dari beberapa investor digunakan untuk membeli sapi. Seekor
sapi, misalnya, dibagi menjadi enam slot dan diperjualbelikan
layaknya saham. “Investor bisa membeli minimal satu slot,” kata
Dharma, CEO Vestifarm.
Lelaki berusia 24 tahun ini menjelaskan, dengan sistem patungan
tersebut, dalam tempo tiga-lima bulan, seorang investor bisa
meraup imbal hasil 10-20% per slot. Menurut Dharma, platform
Vestifarm tak hanya membantu investor mendapatkan
keuntungan, tetapi juga membantu para pemilik kandang atau
peternak mendapat tambahan modal (yang sampai saat ini
merupakan kendala utama di bisnis peternakan).
Seperti diketahui, walau menjanjikan keuntungan yang besar,
peternakan masih dinilai sebagai sektor yang punya profil risiko
yang tinggi. Jika terjadi kegagalan, investasi yang telah
dibenamkan pun akan hangus. “Karena itu, kami juga
mengedukasi para investor kami, dengan cara memberikan
gambaran bahwa usaha ini juga mempunyai risiko,” ungkap
Dharma.
Didirikan pada awal 2016, saat ini sudah ada sekitar 900 investor
yang bergabung di Vestifarm. Dharma mengungkapkan, setiap
Vestifarm membuka penawaran investasi, dalam waktu beberapa
jam tawaran tersebut sudah habis terjual. “Kurang dari satu jam,
300-400 slot bisa terjual dengan harga Rp 1,5 juta-2 juta per
slot,” katanya. Kalau dihitung rata-rata, setiap kali melakukan
penawaran investasi, Vestifarm bisa mengumpulkan dana Rp 450
juta-800 juta. “Sekarang, slot yang kami tawarkan sudah dobel,
600-700 slot satu kali buka. Ini pun langsung habis,” ungkapnya.
Meskipun saat ini belum mengantongi izin dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), menurut Dharma, platform yang dikembangkan
pihaknya telah menerapkan asas transparansi agar investor
percaya pada Vestifarm. Selain memperoleh Surat Kepemilikan
Ternak, tiap pemodal juga mendapat laporan bulanan yang isinya
merangkum data perkembangan kondisi sapi yang tengah
digemukkan, termasuk foto-foto pendukung. “Saat ini Vestifarm
sedang dalam proses pendaftaran dan memperoleh perizinan dari
OJK. Semoga dalam waktu dekat Vestifarm dapar segera
mengantongi izin tersebut,” ujar jebolan dari Rumah Perubahan
yang dipimpin Rhenald Kasali ini.
Tak hanya ternak sapi, Vestifarm juga telah mengembangkan diri
dengan penawaran investasi tambak udang dan penanaman
bawang merah.
Dharma berharap Vestifarm bisa menjadi perusahaan investasi
agrikultur terbesar di Indonesia. Ia mengaku ingin Vestifarm bisa
membantu pengembangan semua komoditas unggulan di
Indonesia. “Kami akan membantu dari segi dana melalui para
investor,” katanya.
Reportase: Arie liliyah
Sumber : https://swa.co.id/youngster-inc

Diakses pada : 19 Februari 2018 puku 08:18

Komentar :

Alasan mengapa saya memilih artikel ini adalah karena ada sosok wirausahawan
muda yang menurut saya telah menginspirasi kita sebagai generasi muda. Cita- citanya untuk
menjadi seorang socio entrepreneur menjadi motivasi untuk membangun sebuah perusahaan
jasa yang dinamai “VESTIFARM”. Dharma adalah pemuda lulusan telkom university.
Berawal dari keinginan untuk mengikuti sebuah kompetisi, dharma akhirnya menemukan
sebuah masalah serius di lapangan dimana seorang peternak yang memiliki sebuah kandang
yang bisa memuat kapasitas 20 sapi namun peternak tersebut tidak memiliki seekor sapi
dikandangnya. Lalu dharma menemukan fakta dilapangan ternyata anak-anak muda
Indonesia banyak yang tidak puas dengan kondisi finansial mereka. Kemudian, mereka
mencari instrumen investasi yang menguntungkan. Dari situah Dharma terpikir untuk
menciptakan sebuah skema investasi yang dapat memberikan hasil yang cukup besar, cepat,
murah, dan menguntungkan. Tidak hanya menguntungkan para investor, tapi juga
menyejahterakan para peternak di Indonesia. Dharma dan keempat rekannya kemudian mulai
menuangkan ide tersebut dalam startup bernama Vestifarm. Tidak hanya berhasil mendulang
prestasi di beberapa kompetisi, startup ini juga menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi
para peternak di Indonesia. Vestifarm berperan sebagai platform online investasi peternakan
dengan konsep patungan. Startup ini memperoleh keuntungan dengan cara bagi hasil. Baik
investor maupun pihak Vestifarm masing-masing mendapatkan keuntungan sebesar lima
puluh persen. Selain itu, mereka juga mengenakan biaya layanan untuk setiap slot investasi
yang sudah termasuk di dalam nominal investasi yang tersedia. Vestifarm membuka periode
investasi untuk pertama kalinya pada tahun baru 2017. Hingga bulan Juni, startup ini telah
membuka empat periode investasi. Tidak hanya dari Indonesia, investor Vestifarm juga
datang dari berbagai negara lain, di antaranya adalah Jerman, Jepang, dan Malaysia. Dari
awal peluncuran hingga saat ini Vestifarm telah mengumpulkan dana sebesar 6 miliar dengan
jumlah pengguna atau investor sebesar 600 orang.

Anda mungkin juga menyukai