Anda di halaman 1dari 4

Pencegahan Osteoporosis

1. Latihan fisik yang teratur


2. Makanan yang baik
3. Kebiasaan dan gaya hidup baik; kurangi merokok, kafein dan alkohol
4. Hindari obat-obat yang menginduksi osteoporosis
5. Hindari trauma pada tulang (jatuh), bila ada kerapuhan tulang
6. Mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium (sayuran hijau, jeruk, citrum,
shelfish)
7. Latihan fisik (pembebanan : jogging, aerobik) latihan yang berlebihan tidak dianjurkan
karena dapat mengganggu menstruasi
8. Hindari faktor yang dapat menghambat penyerapan kalsium (merokok, alkohol, obat-
obatan penyebab osteoporosis)
Kalau yang diatas berdasarkan slide, nah berikut ini bagaimana sih mencegah
erjadinya osteoporosis yang dianjurkan oleh DINAS KESEHATAN RI
Untuk mencegah terjadinya osteoporosis ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu
cukupi asupan kalsium, cukup asupan vitamin D melalui pajanan sinar matahari pagi atau
sore sinar matahari akan mengubah pro vitamin D yang ada di bawah kulit menjadi vitamin
D, hid up aktif dengan cara malakukan aktifitas fisik dengan prinsip pembebanan terhadap
tulang, dalam bentuk perbanyak jalan. Sela in itu, hindari merokok, minum alkohol, waspada
jika dalam garis keturunan ada yang menderita osteoporosis, dan lakukan pemeriksaan tes
dini osteoporosis pada dokter saat menopause. Untuk mencegah osteoporosis harus dimulai
sedini mungkin untuk mencapai massa tulang semaksimal mungkin, serta penurunan
seminimal mungkin. Bahkan pencegahan osteoporosis harus dimulai sejak bayi dalam
kandungan, masa kanak-kanak, remaja, sampai dewasa baik pada wanita maupun pria,
melalui metode menabung kalsium dalam tulang untuk cegah Osteoporosis. Agar diperoleh
tulang yang sehat, peranan seluruh masyarakat sangat diharapkan dan dalam lingkup yang
kecil yaitu keluarga, peranan orang tua dalam menentukan gaya hidup anak-anaknya
disamping dirinya sendiri juga sangat menentukan.
Obat-obat yang dapat mencegah terjadinya osteoporosis adalah
1. Calcitonin
Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel parafolikular dari kelenjar tiroid.
Kalsitonin dapat mengurangi kadar kalsium dalam aliran darah dengan menghambat aksi
perombakan sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang menghancurkan matrix ekstraseluler.
Sekresi hormone kalsitonin mengontrol umpan balik negative.
Ketika kalsium dalam darah tinggi, kalsitonin menurunkan kalsium dan fosfat dalam
darah dengan menghambat resorbsi tulang (pemecahan/penghancuran matrix extraseluler
tulang) oleh osteoklas dan meningkatkan uptake kalsium dan fosfat ke dalam matrix
ekstraseluler tulang. Miacalcin, sebuah ekstak kalsitonin dari ikan salmon sepuluh kali
lebih manjur daripada kalsitonin hasil sekresi dari tubuh manusia, ini dapat menjadi resep
untuk mencegah osteoporosis.
2. Biophosfonates
Bisfosfonat merupakan obat yang dapat digunakan untuk pengobatan osteoporosis,
baik sebagai pengobatan alternatif setelah terapi pengganti hormonal pada osteoporosis
pada wanita, maupun untuk pengobatan osteoporosis pada laki-laki dan osteoporosis
akibat steroid.
Bisfosfonat dapat mengurangi resorpsi tulang oleh osteoklas dengan cara berikatan
pada permukaan tulang dan menghambat kerja osteoklas dengan cara mengurangi
produksi proton dan enzim lisosomal dibawah osteoklas. Selain itu, beberapa bisfosfonat
juga dapat mempengaruhi aktifasi prekursor osteoklas, diferensiasi prekursor osteoklas
menjadi osteoklas yang matang, kemotaksis, perlekatan osteoklas pada permukaan tulang
dan apoptosis osteoklas.
Bisfosfonat juga memiliki efek tak langsung terhadap osteoklas dengan cara
merangsang osteoblas menghasilkan substansi yang dapat menghambat osteoklas dan
menurunkan kadar stimulator osteoklas. Beberapa penelitian juga mendapatkan bahwa
bisfosfonat dapat meningkatkan jumlah dan diferensiasi osteoblas. Dengan mengurangi
aktifitas osteoklas, maka pemberian bisfosfonat akan memberikan keseimbangan yang
positif pada unit remodeling tulang.
3. Garam-garam florida
4. Hormon Replacement Therapy
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada
wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita.
Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia di antara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai
muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama
untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih
mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

Osteoporosis senilis terjadi karena kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia
dan ketidakseimbangan di antara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang
yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini
biasanya terjadi pada usia di atas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita.
Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.

Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang


disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa
disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid
dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan
hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa
memperburuk keadaan ini.

Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak


diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan
fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab
yang jelas dari rapuhnya tulang.
5. Anabolik steroid
6. Kalsium
Kalsium adalah mineral tulang yang sehat. Sekitar 99 persen dari kalsium dalam
tubuh disimpan dalam tulang dan gigi. Ini adalah mineral yang membuat mereka keras
dan kuat. Sisa 1 persen yang diperlukan untuk banyak kegiatan yang membantu menjaga
fungsi tubuh normal. Kalsium membantu pembuluh darah kontrak (sempit) dan
memperluas, membuat kontrak otot, membantu mengirim pesan melalui sistem saraf dan
membantu kelenjar mensekresi hormon.
Tulang yang terus-menerus direnovasi setiap hari, dan kalsium bergerak masuk dan
keluar dari mereka. Pada anak-anak dan remaja, tubuh membangun tulang baru lebih
cepat dari itu tulang tua rusak sehingga total massa tulang meningkat. Ini terus berlanjut
sampai sekitar usia 30 tahun, ketika pembentukan tulang baru dan kerusakan tulang tua
mulai terjadi pada tingkat yang sama. Pada orang dewasa yang lebih tua, terutama pada
wanita pasca-menopause, tulang rusak di tingkat yang lebih cepat daripada dibangun. Jika
asupan kalsium terlalu rendah, ini dapat berkontribusi untuk osteoporosis.
7. Kalcitriol
Singkatnya kalcitriol dapat meregulasi homeostasis mineral pada ginjal, intestine, dan
tulang.
8. Vitamin D dan derivatnya
Difisiensi vitamin D berhubungan dengan rendahnya bone mineral density, yang
merupakan kunci dari faktor risiko kejadian osteoporosis. Penelitian membuktikan
hubungan yang positif antara serum 25hydroxyvitamin D ( 40-90 nmol/L ) dan
meningkatnya kepadatan tulang.
Pada wanita > 65 tahun, asupan vitamin D3 17.5 atau 20 μg ( 700 atau 800 IU )
menyebabkan perubahan yang kecil namun signifikan terhadap bone mineral density pada
tulang lumbar spine dan femoral neck daripada placebo. Hal yang sama diungkapkan
Women’s Health Initiative bahwa 2431 wanita yang mengasup vitamin D dan kaslium
suplemen dapat meningkatkan kepadatan tulang panggul 1.06%.
Suatu penelitian membuktikan bahwa serum vitamin D yang rendah pada anak-anak
dan remaja setelah diberikan suplementasi vitamin D akan meningkatkan kepadatan
tulang khusunya pada tulang tulang belakang dan total body bone mineral content tetapi
tidak dengan serum vitamin D yang normal.
Penelitian menunjukkan suplementasi kalsium dan vitamin D menurunkan bone loss
pada lansia, dan menurunkan risiko terjadinya patah tulang, termasuk patah tulang di
daerah pinggul, sebesar 20-30%. Cukup asupan vitamin D dan kalsium adalah cara yang
aman, efektif, dan murah untuk mengurangi risiko terjadinya patah tulang.

Vitamin D:
Meningkatkan absorbsi kalsium di lumen intestinal. Dosis 400-1000 IU/day.
Kalsium: 1000-1500 mg/day
Calcitonin: inhibition asteoclastic bone resorption, stimulation osteoblast.
Bisposphonate: afinitas kuat terhadap apatit tulang, mengurangi aktifitas osteoclast.
Etidronat, alendronate, risedronat
Hormone: estrogen replacement.

Anda mungkin juga menyukai