Anda di halaman 1dari 58

DAFTAR ISI

BAB I DATA PROYEK ...............................................................................................2

BAB II KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN ............................................................3

BAB III PEKERJAAN PERSIAPAN .............................................................................10

BAB IV PEKERJAAN AWAL ......................................................................................15

BAB V PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN ........................................................16

BAB VI PEKERJAAN PONDASI .................................................................................18

BAB VII PEKERJAAN BETON ....................................................................................20

BAB VIII PEKERJAAN LANTAI ...................................................................................29

BAB IX PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN ....................................................32

BAB X PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU ,DAN JENDELA ....................................35

BAB XI PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP ..................................................35

BAB XII PEKERJAAN PENUTUP ATAP .....................................................................36

BAB XIII PEKERJAAN LISTRIK .................................................................................37

BAB XIV PEKERJAAN SANITARY .............................................................................57

BAB XV PEKERJAAN LAIN-LAIN ..............................................................................58

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 1
BAB I
DATA PROYEK

Pasal 1 : Nama kegian dari proyek ditentukan oleh Owner seperti berikut ini :
PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA TEMPAT
PENAMPUNGAN ANAK TERLANTAR

Pasal 2 : Nama pekerjaan dari proyek ditentukan oleh Owner seperti berikut ini :
PEMBANGUNAN ASRAMA PUTRI RUMAH SINGGAH (OTSUS)

Pasal 3 : Tempat dan lokasi pekerjaan ditentukan oleh Owner seperti berikut ini :
DESA LAMJABAT, KECAMATAN MEURAXA- BANDA ACEH

Pasal 4 : Sumber Dana Proyek berasal dari :


OTSUS Tahun Anggaran 2017

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 2
BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1 : Penanggung Jawab Pelaksanaan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia


Jasa Pelaksana Konstruksi, maka Kontraktor Pelaksana untuk proyek
seperti yang disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan
seperti yang disebutkan dalam Kontrak Kerja Fisik.

2. Tugas dan kegiatan Kontraktor Pelaksana adalah seperti yang


disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana
Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002
Tentang Penyedia Jasa Pelaksana Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam
Kontrak Kerja Fisik.

3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan struktur organisasi


pelaksana lapangan proyek kepada Owner yang didalamnya
tercantum beberapa tenaga ahli Kontraktor Pelaksana dengan posisi
minimal seperti berikut :
1. Project Manager
2. Site Manager
3. Supervisor Lapangan
4. Surveyor
5. Drafman
6. Tenaga Administrasi Dan Operator Computer
7. Kepala Tukang

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur


organisasi lapangan proyek yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama jam kerja.

5. Pengantian tenaga ahli oleh Kontraktor Pelaksana selama proses


pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

6. Konsultan Supervisi berhak mengajukan kepada Owner untuk


pengantian tenaga ahli Kontraktor Pelaksana yang berada dilokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

7. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Kontraktor


Pelaksana harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis
dan administratif di lokasi pekerjaan.

Pasal 2 : Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)

1. Kontraktor harus membuat Gambar Pelaksanaan (Shop Drawing)


untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukannya.

2. Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui


oleh Konsultan Supervisi dan Perencana.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 3
3. Shop Drawing tidak boleh merubah disain, mengurangi kuantitas, dan
mengurangi kualitas pekerjaan.

Pasal 3 : Gambar Hasil Pelaksanaan ( As Built Drawing )

1. Kontraktor harus membuat Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built


Drawing) yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan sebelum
serah terima tahap pertama.

2. As Built Drawing yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Perencana.

3. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyerahkan 5 set As Built Drawing


yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi, Perencana, Owner,
dan Pemilik/Pengguna Bangunan.

4. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpan di


tempat yang baik pada bangunan oleh Owner atau pengguna
bangunan.

Pasal 4 : Buku Petunjuk Penggunaan Bangunan (Operation Hand-Book)

1. Kontraktor harus membuat Buku Petunjuk Penggunaan atau system


operasi (Operation Hand-Book) sebelum masa serah terima untuk
semua peralatan yang ada dalam bangunan seperti :
1. Instalasi Listrik
2. Instalasi Air Bersih
3. Instalasi Pemadam Kebakaran
2. Operation Hand-Book harus diserahkan kepada Owner dan
pengguna bangunan dengan memberikan penjelasan yang
diperlukan.

3. Operation Hand-Book harus disimpan dengan baik dalam bangunan


pada tempat yang ditentukan oleh Owner atau pengguna bangunan.

Pasal 5 : Kesalahan Pekerjaan Dan Pekerjaan Cacat

1. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki dengan biaya sendiri


semua kesalahan dan cacat pekerjaan.

2. Kesalahan-kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh


Kontraktor Pelaksana dikarenakan kurang memahami Gambar dan
kurangnya kontrol terhadap pekerja sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya.

3. Kesalahan dan cacat pekerjaan yang dilakukan oleh Kontraktor


Pelaksana karena lemahnya pengawasan dan kontrol oleh Konsultan
Supervisi dan bukan atas dasar perintah tertulis dari Konsultan
Supervisi tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana untuk
memperbaikinya.

4. Kerusakan dan cacat pada bangunan akibat pemakaian atau sebab-


sebab lain tanpa ada unsur-unsur kesengajaan yang dapat dibuktikan
dalam masa pemeliharaan bangunan tetap menjadi tanggung jawab

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 4
Kontraktor Pelaksana untuk memperbaikinya dengan biaya sendiri
kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja.

5. Konsultan Supervisi berhak setiap saat memerintahkan Kontraktor


Pelaksana untuk memperbaiki kesalahan pekerjaan atau pekerjaan
cacat.

6. Hasil perbaikan terhadap kesalahan pekerjaan dan pekerjaan cacat


harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 6 : Rencana Waktu Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan (time schedule) keseluruhan kepada Owner
sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyelesaiankan pekerjaan sesuai


dengan rencana waktu penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang
telah disetujui oleh Owner kecuali ditentukan lain dalam Kontrak
Kerja.

3. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan keseluruhan yang telah disetujui oleh Owner
kepada Konsultan Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan rencana waktu


penyelesaian pekerjaan mingguan pada tahap pelaksanaan
pekerjaan kepada Konsultan Supervisi.

5. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana


penyelesaian pekerjaan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

6. Keterlambatan Kontraktor Pelaksana dalam menyelesaikan


pekerjaan karena kesalahan dalam menyusun waktu pemnyelesaian
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 7 : Request Material dan Request Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan permohonan penggunaan


material bangunan (request material) sebelum material bangunan
tersebut dipakai.

2. Request Material yang diajukan Kontraktor Pelaksana harus disertai


dengan contoh material dan disetujui oleh Konsultan Supervisi,
Perencana, dan Owner.

3. Persetujuan Request Material yang diajukan oleh Kontraktor


Pelaksana dianggap sah dan diakui apabila disetujui minimal oleh
Konsultan Supervisi atau Perencana.

4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan menyerahkan satu set


contoh material yang telah disetujui kepada Konsultan Supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 5
5. Material bangunan yang tidak disetujui oleh Konsultan Supervisi,
Perencana dan Owner tidak boleh dipakai sebagai material bangunan
dan harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

6. Kontraktor Pelaksana juga harus mengajukan permohonan (request


pekerjaan) untuk pekerjaan yang akan dikerjakan.

7. Request Pekerjaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

8. Kontraktor pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika


request pekerjaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

9. Item-item pekerjaan yang memerlukan Request Pekerjaan ditentukan


oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 8 : Metode Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan Metode Pelaksanaan


terhadap pekerjaan yang akan dikerjakan.

2. Metode Pelaksanaan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

3. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan pekerjaan jika


Metode Pelaksanaan yang diajukan belum disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

4. Item-item pekerjaan yang memerlukan Metode Pelaksanaan


ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 9 : Rencana Material Dan Peralatan

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana material dan


peralatan mingguan yang akan digunakan untuk penyelesaian
pekerjaan setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua material dan peralatan sesuai dengan rencana material dan


peralatan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus
berada dilokasi pekerjaan.

3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana material


dan peralatan mingguan yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana
dengan memberikan alasan-alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara teknis.

Pasal 10 : Rencana Tenaga Kerja

1. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengunaan tenaga


kerja mingguan yang akan digunakan untuk penyelesaian pekerjaan
setiap minggu kepada Konsultan Supervisi.

2. Semua tenaga kerja sesuai dengan rencana tenaga kerja mingguan


yang diajukan oleh Kontraktor Pelaksana harus berada dilokasi
pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 6
3. Konsultan Supervisi berhak untuk tidak menyetujui rencana
penggunaan tenaga kerja mingguan yang diajukan oleh Kontraktor
Pelaksana dengan memberikan alasan-alasan yang dapat
dipertanggung jawabkan secara teknis.

Pasal 11 : Pekerjaan Diluar Jam Kerja

1. Pekerjaan-pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan oleh


Kontraktor Pelaksana dengan alasan mempercepat proses
penyelesaian pekerjaan harus atas persetujuan Konsultan Supervisi.

2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan oleh personil Konsultan Supervisi


untuk pengawasan pekerjaan diluar jam kerja normal yang dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh terhadap kualitas


pekerjaan yang dilakukan diluar jam kerja normal atau pada malam
hari.

Pasal 12 : Laporan Pelaksanaan

1. Kontraktor Pelaksana wajib membuat laporan harian, laporan


mingguan, dan laporan bulanan kepada Konsultan Supervisi tentang
kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

2. Format laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang


dibuat oleh Kontraktor pelaksana harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

3. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan yang dibuat


oleh Kontraktor Pelaksana harus diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Supervisi serta diketahui oleh Owner.

4. Konsultan Supervisi berhak untuk melakukan pemeriksaan langsung


kelapangan akan kebenaran data yang ada dalam laporan harian,
laporan minnguan, dan laporan bulanan yang dibuat oleh Kontraktor
Pelaksana.

5. Laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan dibuat


dalam rangkap 4 (empat). Salah satu tembusan laporan harian,
laporan mingguan, dan laporan bulanan harus berada pada lokasi
pekerjaan.

6. Laporan Pengujian beton.

Pasal 13 : Surat Menyurat Dan Komunikasi

1. Segala surat-menyurat yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana


yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan harus melalui dan
diketahui oleh Konsultan Supervisi kecuali ditentukan lain oleh
Owner.

2. Surat menyurat atau perizinan yang berhubungan dengan Instansi


lain di luar proyek tidak perlu melalui dan diketahui oleh Konsultan

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 7
Supervisi. Kontraktor Pelaksana tetap wajib memberikan informasi
tentang hal tersebut kepada Konsultan Supervisi.

Pasal 14 : Rapat Koordinasi Dan Rapat Lapangan (Site Meeting)

1. Rapat koordinasi diselenggarakan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali


setiap bulan, dipimpin oleh Owner atau Konsultan supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat koordinasi dengan


diwakili minimal oleh Supervisor lapangan.

3. Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Kontraktor


Pelaksana kecuali ditentukan lain oleh Owner.
4. Rapat lapangan (site meeting) diselenggarakan sekurang-kurangnya
1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh Owner atau Konsultan
Supervisi.

5. Kontraktor Pelaksana wajib hadir dalam rapat lapangan dengan


diwakili minimal oleh Supervisor lapangan.

6. Konsumsi rapat lapangan tersebut disiapkan oleh Kontraktor


Pelaksana kecuali ditentukan lain oleh Owner.

Pasal 15 : Penanggung Jawab Pengawasan

1. Berdasarkan Kontrak Kerja yang dibuat oleh Owner dengan Penyedia


Jasa Konsultasi, maka Konsultan Supervisi untuk proyek seperti yang
disebutkan dalam BAB I diatas adalah Perusahaan seperti yang
disebutkan dalam Kontrak Kerja Konsultan Supervisi.

2. Tugas dan kegiatan Konsultan Supervisi adalah seperti yang


disebutkan dalam Keputusan Menteri Permukiman Dan Prasarana
Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002 Tanggal 21 Agustus 2002
Tentang Penyedia Jasa Pengawas Konstruksi atau menurut
perubahannya jika ada kecuali ditentukan lain oleh Owner dalam
Kontrak Kerja konsultan Supervisi.

3. Konsultan Supervisi harus mengajukan struktur organisasi


pengawasan lapangan proyek kepada Owner dimana didalamnya
tercantum beberapa tenaga ahli Konsultan Supervisi dengan posisi
minimal seperti berikut :
1. Site Engineer
2. Inspector
3. Tenaga Administrasi Dan Operator Computer

4. Semua tenaga ahli yang namanya tercantum dalam struktur


organisasi pengawasan lapangan proyek yang diajukan oleh
Konsultan Supervisi harus berada dilokasi pekerjaan minimal selama
jam kerja.

5. Konsultan Supervisi harus menyerahkan Struktur Organisasi


pengawasan lapangan proyek yang telah disetujui oleh Owner
kepada Kontraktor Pelaksana.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 8
6. Pengantian tenaga ahli oleh Konsultan Supervisi selama proses
pelaksanaan pekerjaan harus diketahui dan disetujui oleh Owner.

7. Kontraktor Pelaksana berhak mengajukan kepada Owner untuk


pengantian tenaga ahli Konsultan Supervisi yang berada dilokasi
pekerjaan jika tenaga ahli tersebut dinilai menghambat pekerjaan dan
tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik.

8. Tenaga ahli yang ditempatkan dilokasi pekerjaan oleh Konsultan


Supervisi harus mampu memberikan keputusan yang bersifat teknis
di lokasi pekerjaan.

9. Konsultan Supervisi harus membuat laporan mingguan dan laporan


bulanan kepada Owner atas segala hal yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan oleh Kontraktor pelaksana.

10. Bentuk, format dan isi laporan Konsultan supervisi adalah


berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan Owner serta
Konsultan Manajemen jika ada.

Pasal 16 : Instruksi Konsultan Supervisi

1. Kontraktor Pelaksana harus mematuhi dan melaksanakan semua


instruksi atau perintah yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi
yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.

2. Semua instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Supervisi harus


dalam bentuk tulisan.

3. Instruksi Konsultan Supervisi dalam bentuk lisan dibenarkan dan


harus diikuti oleh Kontraktor Pelaksana selama disertai oleh alasan-
alasan yang jelas dan sesuai dengan Spesifikasi Teknis.

4. Instruksi dari Konsultan Supervisi dapat berupa hal-hal seperti


disebutkan dibawah ini :

a. Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga


membahayakan bagi konstruksi, atau pekerjaan finishing yang
kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang dari Spesifikasi
Teknis dan Gambar Bestek.

b. Perintah untuk menyingkirkan material/bahan bangunan yang


tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis.

c. Perintah untuk mengantikan Pelaksana lapangan dari Kontraktor


Pelaksana yang dianggap kurang mampu.

d. Perintah untuk melakukan penambahan tenaga kerja dengan


alasan untuk mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 17 : Perubahan-Perubahan Disain

1. Atas instruksi dan persetujuan Owner, Perencana dan Konsultan


Supervisi berhak mengadakan perubahan-perubahan pada Gambar
Bestek dan Spesifikasi Teknis.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 9
2. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis
harus disampaikan secara tertulis kepada Kontraktor Pelaksana
untuk dilaksanakan.

3. Perubahan-perubahan pada Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis


yang dilakukan oleh Konsultan Supervisi, Perencana dan Owner
secara lisan atau tidak tertulis tidak wajib untuk dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana. Resiko karena melaksanakan Instruksi tidak
tertulis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

4. Perubahan-perubahan akan Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis


tidak boleh menambah biaya pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan dari biaya pelaksanaan yang ada dalam Kontrak Kerja.

5. Perhitungan kuantitas/volume pekerjaan dan biaya karena perubahan


Gambar Bestek dan Spesifikasi Teknis dilakukan oleh Perencana dan
disetujui oleh Owner.

5. Kontraktor berhak memeriksa hasil perhitungan akan


kuantitas/volume pekerjaan dan biaya yang dilakukan oleh
Perencana.

6. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ditemukan ketidaksesuaian antara


Gambar Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity, Konsultan
Supervisi tidak dibenarkan mengambil keputusan secara sepihak
tetapi harus mendiskusikannya dengan Perencana kecuali ditentukan
lain dalam Kontrak Kerja.

7. Perencana dengan persetujuan Owner berhak menentukan acuan


mana yang harus dipegang bila terjadi perbedaan antara Gambar
Bestek, Spesifikasi Teknis, dan bill of Quantity kecuali ditentukan lain
dalam Kontrak Kerja.

Pasal 18 : Lain-Lain

1. Hal-hal yang belum ditentukan dalam Spesifikasi Teknis ini


ditentukan kemudian oleh Perencana dalam proses pelaksanaan
pekerjaan dan menjadi satu ketentuan yang mengikat dan wajib
diikuti oleh semua pihak yang terlibat dalam proyek.

2. Hal-hal yang ditentukan kemudian oleh Perencana tersebut tetap


mengaju pada Gambar Bestek dan Kontrak Kerja yang telah ada.

BAB III
PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 1 : Papan Nama Proyek

1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek


yang memuat tentang identitas proyek.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 10
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm
kecuali ditentukan lain oleh Owner.

3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai
selesainya pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa
papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal
12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan
persetujuan Konsultan Supervisi.

4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna


hitam, kecuali untuk logo atau simbul dapat dipakai warna yang
bervariasi.

5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang


Dana, Instansi Pemilik Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan
Perencana, Konsultan Supervisi, dan Dinas terkait setempat.

6. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan


proyek, waktu mulai proyek, dan waktu penyelesaian proyek.

Pasal 2 : Kantor Lapangan Konsultan Supervisi (Direksi Keet)

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat kantor Konsultan Supervisi


(Direksi Keet) untuk keperluan operasional pengawasan.

2. Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 16 m2.

3. Direksi Keet tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

4. Direksi Keet minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit pintu
dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

5. Lantai Direksi Keet minimal dari perkerasan beton dengan campuran


1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan diperhalus
dengan acian beton.

6. Jika Direksi Keet harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung


maka lantai Direksi Keet harus dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm
dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari
kayu dengan kelas II.

7. Dinding Direksi Keet minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka


dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat juga
dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.

8. Atap Direksi Keet dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Direksi harus dilengkapi minimal dengan satu papan tulis, dua buah
meja kerja, dan empat unit kursi duduk.

11. Posisi dan letak Direksi Keet ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Direksi Keet tidak

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 11
boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang
sedang dikerjakan.

Pasal 3 : Kantor Lapangan Kontraktor Pelaksana

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Kantor Lapangan untuk


keperluan operasional pelaksanaan pekerjaan.

2. Kantor Lapangan mempunyai ukuran minimal 16 m2.

3. Kantor Lapangan tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

4. Kantor Lapangan minimal harus mempunyai 2 unit jendela dan 1 unit


pintu dengan penerangan yang cukup dan sirkulasi udara yang baik.

5. Lantai Kantor Lapangan minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

6. Jika Kantor Lapangan harus dibuat dalam bentuk bangunan


panggung maka lantai Kantor Lapangan harus dibuat dari papan
ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm
minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

7. Dinding Kantor Lapangan minimal papan ukuran 2/20 cm dengan


rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

8. Atap Kantor Lapangan dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Kantor Lapangan harus dilengkapi minimal dengan satu papan tulis,
dua buah meja kerja, dan empat unit kursi duduk.

Pasal 4 : Kamar Mandi Dan WC

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Kamar Mandi dan WC untuk


keperluan Staf Kontraktor Pelaksana, Staf Konsultan Supervisi, dan
para pekerjan dan buruh.

2. Kamar Mandi dan WC mempunyai ukuran minimal 12 m2.

3. Kamar Mandi dan WC tidak boleh dibuat dari material hasil


bongkaran bangunan lama.

4. Lantai Kamar Mandi dan WC minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

5. Dinding Kamar Mandi dan WC 1 meter dari lantai dibuat dari


pasangan batu bata dan diplaster sedangkan bagia atasnya boleh
dibuat dari dinding papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding
kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 12
6. Atap Kamar Mandi dan WC dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

7. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

8. Kamar Mandi dan WC harus dilengkapi dengan Kloset jongkok, kran


air, bak tampungan air, dan saluran pembuangan air kotor. Kamar
Mandi dan WC juga harus dilengkapi dengan Septictank dan saluran
resapan.

9. Posisi dan letak Kamar Mandi dan WC ditentukan bersama antara


Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak Kantor
Lapangan tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi
bangunan yang sedang dikerjakan.

Pasal 5 : Gudang Penyimpanan Material

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Gudang penyimpanan material


untuk melindungi material yang tidak segera dipakai.

2. Gudang Penyimpanan Material mempunyai ukuran minimal 40 m2.

3. Gudang Penyimpanan Material tidak boleh dibuat dari material hasil


bongkaran bangunan lama.

4. Lantai Gudang Penyimpanan Material minimal dari perkerasan beton


dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata
dan diperhalus dengan acian beton.

5. Untuk tempat penyimpanan material semen lantainya harus dibuat


benar-benar terlindung dari rembesan air.

6. Jika Gudang Penyimpanan Material harus dibuat dalam bentuk


bangunan panggung maka lantai Gudang Penyimpanan Material
dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai
ukuran 5/10 cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.

7. Dinding Gudang Penyimpanan Material minimal papan ukuran 2/20


cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II.
Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.

8. Atap Gudang Penyimpanan Material dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Posisi dan letak Gudang Penyimpanan Material ditentukan bersama


antara Konraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi. Letak
Gudang Penyimpanan Material tidak boleh berada terlalu dengan
dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan.

11. Gudang Penyimpanan Material sebaiknya tidak diletakkan didalam


lokasi pekerjaan kecuali dalam keadaan memaksa dan sulit mencari
lokasi lain.

Pasal 6 : Barak Pekerja

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 13
1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Barak Pekerja untuk keperluan
pekerja yang menginap dilokasi pekerjaan.

2. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang


menginap dilokasi pekerjaan atau minimal berukuran 50 m2.

3. Pada Barak Pekerja harus disediakan juga dapur untuk keperluan


kosumsi sehari-hari para pekerja.

4. Barak Pekerja tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran


bangunan lama.

5. Lantai Barak Pekerja minimal dari perkerasan beton dengan


campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan permukaan yang rata dan
diperhalus dengan acian beton.

6. Jika Barak Pekerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung


maka lantai Gudang Penyimpanan Material dibuat dari papan ukuran
2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10 cm minimal 50
cm dari kayu dengan kelas II.

7. Dinding Barak Pekerja minimal papan ukuran 2/20 cm dengan


rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari kayu kelas II. Dinding dapat
juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm.

8. Atap Barak Pekerja dari bahan seng BJLS 0,20 mm.

9. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah


disebutkan diatas harus dengan persetujuan Konsultan supervisi.

10. Posisi dan letak Barak Pekerja ditentukan bersama antara Konraktor
Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.

11. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan.

Pasal 7 : Instalasi Air Bersih dan Instalasi Listrik Sementara

1. Kontraktor Pelaksana atas biaya sendiri harus menyediakan Instalasi


air bersih dan Instalasi listrik sementara selama berlangsungnya
masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan
keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi.

Pasal 8 : Penjaga Keamanan Lokasi Pekerjaan

1. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tempat/pos penjaga


keamanan lokasi pekerjaan beserta minimal 2 orang penjaga
keamanan yang bekerja selama 24 jam.

2. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan bentuk dan


dimensinya ditentukan oleh Kontraktor Pelaksana.

3. Bangunan Pos penjaga keamanan lokasi pekerjaan tidak boleh


berada di dalam lokasi pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 14
BAB IV
PEKERJAAN AWAL

Pasal 1 : Pembersihan Lapangan

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lokasi pekerjaan dari


segala sesuatu yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan
seperti hasil bongkaran bangunan lama, pepohonan, semak belukar,
dan tanah humus.

2. Yang dimaksud dengan mka tanah dasar pada Gambar Bestek


adalah muka tanah yang telah bersih dari pepohonan, semak
belukar, dan lapisan tanah humus.

3. Hasil bongkaran bangunan lama dan pengupasan tanah humus tidak


boleh dipakai sebagai material timbunan atau diolah kembali untuk
dipakai sebagai material bangunan.

4. Material yang dihasilkan dari bongkaran bangunan lama dan


pengupasan lapisan humus harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dan dibuang sejauh mungkin dari lokasi pekerjaan atau ketempat
yang tidak menggangu lingkungan hidup.

Pasal 3 : Penentuan Letak Bangunan ( Setting Out )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan Seetting Out atau


pengukuran kembali akan kebenaran posisi bangunan yang akan
dibangun seperti yang telah ada dalam Lay Out bangunan pada
Gambar Bestek.

2. Hasil pekerjaan Seetting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
bangunan yang ada dalam Gambar Bestek kecuali ditentukan lain
oleh Perencana.

3. Perubahan-perubahan posisi bangunan karena alasan keterbatasan


lahan atau berubahanya kondisi existing lahan harus disetujui oleh
Perencana dan Owner.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar hasil pekerjaan


Seeting Out dan disetujui oleh Perencana dan Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Pemasangan Bouwplank

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank


sebagai acuan tetap pada semua bangunan yang akan dikerjakan
termasuk septictank dan bangunan pelengkap lainnya.

2. Jarak pemasangan bouwplank dari bangunan yang akan dibangun


minimal 1 m dan maksimal 2 m.

3. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap


bangunan yang akan dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 15
elevasinya sebelum struktur bangunan yang paling rendah seperti
pondasi dan sloof selesai dikerjakan.

4. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan


Seeting Out.

5. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

BAB V
PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN

Pasal 1 : Galian Pondasi

1. Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi Kontraktor Pelaksana


harus memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan,
semak belukar, dan tanah humus.

2. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan


tapak pondasi dan ini harus dibuktikan dengan pekerjaan pengukuran
posisi perletakan pondasi dengan alat Theodolit atau cara manual
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

3. Pekerjaan galian pondasi tidak boleh merusak struktur tanah disekitar


galian pondasi.

4. Bentuk galian dan kedalaman galian pondasi sesuai dengan Gambar


Bestek.

5. Pengalian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk


membangun maupun memindahkan rangka/beskiting yang diperlukan
dan juga untuk mengadakan pembersihan.

6. Perubahan-perubahan dari gambar Bestek yang diperlukan untuk


kemudahan pekerjaan pengalian pondasi harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

7. Kesalahan pengalian sehingga kedalaman galian melebihi dari


kedalaman yang diperlukan, maka kelebihi kedalaman tersebut harus
diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

8. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali


dengan alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup.

9. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau


puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus
diangkat serta diurug kembali denga pasir urug hingga mencapai
elevasi kedalaman yang diperlukan.

10. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi
harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk
kembali kedalam lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan
konstruksi pondasi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 16
11. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak
berubah sebelum pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan.

12. Kontraktor Pelaksana harus membuat dinding penahan tanah


sementara jika tanah disekitar galian adalah tanah agresif, labil, dan
mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan pengalian.

13. Pengalian dengan alat berat dibenarkan selama tidak merusak


struktur tanah disekitar galian.

14. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

Pasal 2 : Urugan Galian Pondasi

1. Urugan pondasi dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi


selesai dikerjakan.

2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi


atau material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi.

3. Tanah urugan pondasi harus dipadatkan dengan alat pemadat


Stemper atau alat lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi

4. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan minimal setiap


lapisanya adalah 30 cm.

5. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

Pasal 3 : Galian Bangunan Bawah Tanah

1. Yang dimaksud dengan bangunan bawah tanah adalah Septictank,


Resapan dan bangunan pelengkap lainnya.

2. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Bestek.

3. Hasil pekerjaan galian harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 4 : Galian Pipa Dan Instalasi Listrik

1. Yang dimaksud dengan galian pipa adalah semua pekerjaan yang


berhubungan dengan Instalasi Air Kotor, Instalasi Air Bersih, dan
Instalasi Limbah Kimia.

2. Bentuk dan kedalaman galian harus sesuai dengan Gambar Bestek.

3. Kedalaman galian pipa minimal 40 cm dari muka tanah dasar kecuali


ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

4. Galian pipa tidak boleh menggangu struktur dan konstruksi bangunan


lain yang ada disekitarnya.

Pasal 5 : Timbunan Tanah

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 17
1. Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan Kontraktor Pelaksana harus
memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak
belukar, dan tanah humus.

2. Material timbunan adalah tanah gunung yang gembur tidak


berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah, bukan
hasil bongkaran bangunan lama, dan bukan pasir laut.

3. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.

4. Untuk penimbunan dalam bangunan tidak boleh dilakukan dengan


alat berat.

5. Timbunan harus dipadatkan dengan alat Stemper atau alat lain yang
disetujui oleh Konsultan supervisi lapis berlapis dengan ketebalan
tiap lapis minimal 30 cm.

6. Kepadatan timbunan pada lapisan terbawah harus mencapai 95%


dari standar proctor laboratorium pada kadar air optimum dengan
pemeriksaan kepadatan standar.

7. Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 6 : Pasir Urug

1. Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan dan timbunan serta


alas pekerjaan Lantai Kerja Beton (Line Concrete).

2. Pasir Urug tidak untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural


dan beton non struktural.

3. Pasir Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal.

4. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 10 % dari berat keringnya.

BAB VI
PEKERJAAN PONDASI

Pasal 1 : Batu Gunung

1. Batu gunung yang dipergunakan adalah dari kualitas baik dari jenis
yang keras (batu granit), tidak berlubang dan forius.

2. Batu gunung tidak boleh mengandung atau menempel tanah dan


ukuran minimal 25 cm sedangkan ukuran maksimal 30 cm.

3. Untuk pekerjaan batu kosong (aanstamping) dipakai ukuran minimal


10 cm sedangkan ukuran maksimal 15 cm.

Pasal 2 : Pondasi Batu Gunung

1. Sebelum pasangan batu gunung dikerjakan Kontraktor Pelaksana


harus memastikan galian pondasi sudah selesai 100%.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 18
2. Pada lapisan paling dasar diberi lapisan pasir urug setebal minimal 5
cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan pasir urug harus
dipadatkan dengan kepadatan yang cukup.

3. Diatas lapisan pasir urug diberi pasangan batu kosong (aanstamping)


dengan ketebalan minimal 10 cm atau sesuai dengan Gambar
Bestek.

4. Pasangan batu gunung diprofilkan atau dipasang diatas pasangan


batu kosong dengan campuran perekat 1 Pc : 4 Ps. Setiap
permukaan batu gunung harus benar-benar merekat satu dengan
yang lain oleh perekat dari campuran semen dan pasir.

5. Bentuk dan ukuran pasangan batu gunung harus sesuai dengan


Gambar Bestek.

6. Permukaan hasil pekerjaan pasangan batu gunung harus benar-


benar rata dan hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan
waterpassing.

7. Dalam pasangan batu gunung harus ditanam angkur-angkur besi


dengan diameter minimal 12 mm untuk keperluan penjangkaran ke
sloof-sloof bangunan kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

8. Hasil pekerjaan pasangan batu gunung harus disetujui oleh


Konsultan Supervisi.

Pasal 3 : Pondasi Sumuran

1. Sebelum pondasi Sumuran dikerjakan Kontraktor Pelaksana harus


memastikan galian pondasi sudah selesai 100%.

2. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian
pondasi sebelum memulai pekerjaan pondasi sumuran.

3. Pada bagian paling dasar pondasi dilapisi dengan Pasangan Batu


Kosong dengan ketebalan minimal 15 cm atau sesuai dengan
Gambar Bestek.

4. Diatas lapisan Batu gunung dikerjakan pekerjaan dialkukan


pengecoran beton cyclopen dengan adukan 1 pc :3 ps:5 kr. ( Sesuai
gamabr bestetk.

5. Perakitan tulangan pondasi sumuran dilakukan langsung diatas lantai


kerja atau dapat juga dilakukan di bengkel kerja Kontraktor
pelaksana. Jumlah dan diameter tulangan pondasi sumuran sesuai
dengan Gambar Bestek.

6. Bentuk dan dimensi pondasi sesuai dengan Gambar Bestek.

7. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu
K-225.

8. Hasil pekerjaan pondasi tapak beton bertulang harus disetujui oleh


Konsultan supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 19
Pasal 4 : Pondasi Tapak Beton Bertulang

9. Sebelum pondasi tapak dikerjakan Kontraktor Pelaksana harus


memastikan galian pondasi sudah selesai 100%.

10. Kontraktor harus membuang semua air tanah yang ada dalam galian
pondasi sebelum memulai pekerjaan pondasi tapak.

11. Pekerjaan pengecoran pondasi tapak tidak boleh dikerjakan dalam


kondisi galian pondasi tergenang air.

12. Pada bagian paling dasar pondasi dilapisi dengan pasir urug dengan
ketebalan minimal 5 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek. Lapisan
pasir urug harus dipadatkan dengan kepadatan yang cukup.

13. Diatas lapisan pasir urug dikerjakan pekerjaan lantai kerja (line
concrete) dengan ketebalan minimal 5 cm dari campuran 1 Pc : 3 Ps :
6 Kr. Pekerjaan lantai kerja tidak boleh dilakukan dalam kondisi
galian pondasi tergenang air.

14. Perakitan tulangan pondasi tapak dilakukan langsung diatas lantai


kerja atau dapat juga dilakukan di bengkel kerja Kontraktor
pelaksana. Jumlah dan diameter tulangan pondasi tapak sesuai
dengan Gambar Bestek.

15. Bentuk dan dimensi pondasi tapak sesuai dengan Gambar Bestek.

16. Hasil pekerjaan pondasi tapak harus benar-benar tegak lurus dalam
arah horizontal dan tegak lurus arah vertikal hal ini dibuktikan dengan
pekerjaan theodolit atau pengukuran manual.

17. Semua pondasi tapak beton bertulang dibuat dari beton dengan mutu
K-225.

BAB VII
PEKERJAAN BETON

Pasal 1 : Pasir Beton

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam.

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering,


apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.

3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan


dengan penelitian di Laboratorium Beton.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas


matahari.

5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 20
6. Tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat merusak
beton.

7. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui


proses penyelidikan di Laboratorium Beton.

8. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Pasir Beton


dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.

Pasal 2 : Kerikil Beton

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.

2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering,


apabila lebih dari 1% maka kerikil tersebut harus dicuci sebelum
dipergunakan.

3. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus dibuktikan


dengan penelitian di Laboratorium Beton.

4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas


matahari.

5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.

6. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.

7. Kerikil yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui


proses penyelidikan di Laboratorium Beton.

8. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton


dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.

Pasal 3 : Batu Pecah

1. Hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) bukan hasil


pekerjaan manual (manusia).

2. Batu pecah berasal dari batuan kali.

3. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.

4. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.

5. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.

6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak


beton seperti zat alkali.

7. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar


maksimal 3 cm.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 21
8. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus
melalui proses pemeriksaan di Laboratorium beton.

Pasal 4 : Semen Portland

1. Terdaftar dalam merk dagang.

2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua


pekerjaan beton structural maupun beton non struktural.

3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.

4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.

5. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang berhubungan


langsung dengan tanah dan air dipakai Semen Portland Type II.

6. Untuk pekerjaan beton dan komponen struktur yang tidak


berhubungan dengan air dan tanah dipakai Semen Portland Type I.

7. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia


untuk bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

Pasal 5 : Air

1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.

1. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton.

2. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang
didatangkan dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat
persetujuan Konsultan Supervisi sebelum digunakan.

Pasal 6 : Zat Additive

1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan


yang berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau
Workability harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui


proses penelitian dan percobaan dilaboratorium beton dengan biaya
sendiri dari Kontraktor Pelaksana.

3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat


yang berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.

4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive


yang dapat dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 7 : Tulangan Beton

1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan


ditentukan oleh Konsultan Supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 22
2. Baja tulangan diatas diameter 12 mm adalah Baja Ulir.

3. Baja tulangan dibawah diameter 12 mm adalah Baja Polos.

4. Baja tulangan sengkang/begel diameter 6 mm dan 8 mm adalah baja


polos.

5. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal


3200 kg/cm2 atau 320 MPa.

6. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan harus dibuktikan


dengan percobaan pada Laboratorium Beton.

7. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai


dengan yang dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.

8. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung


dari hubungan langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan.

9. Semua peraturan tentang baja di Indonesia untuk bangunan gedung


berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

Pasal 8 : Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain)

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural


dengan mutu K-175 sampai mutu K-225 Kontraktor Pelaksana harus
membuat Rancangan Campuran Beton (Job Mix Disain).

2. Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti


berikut :
1. Kolom K-250.
2. Kolom Praktis dab Balok non struktur K-200
3. Balok Struktur K-250.
4. Pondasi Tapak K-250

3. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium
Beton.

4. Laporan Job Mix Disain untuk masing-masing mutu beton minimal


harus mencantumkan :
a. Laporan hasil penelitian Pasir Beton.
b. Laporan hasil penelitian kerikil beton.
c. Laporan hasil penelitian batu pecah.
d. Komposisi pasir beton.
e. Komposisi batu pecah.
f. Komposisi air beton.
g. Komposisi zat additive jika digunakan.
h. Nilai slump rencana.
i. Nilai Faktor air semen.

5. Job Mix Disain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi sebelum dilaksanakan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 23
Pasal 9 : Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula)

5. Berdasarkan Job Mix Disain Kontraktor Pelaksana membuat


Rencana Campuran Lapangan (Job Mix Formula) beton struktural
dengan mutu K-175 sampai mutu K-250.

6. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain
terutama dari segi komposisi material beton.

7. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan


Supervisi.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak


dari kayu atau timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar
komposisi material berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.

5. Pentakaran komposisi material campuran beton dengan bak-bak


standar dilokasi pekerjaan tidak boleh mengurangi dan berbeda
dengan komposisi material beton yang ada dalam Job Mix disain.

6. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena


kesalahan dalam perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10 : Beton Ready Mix (Beton Siap Curah)

1. Penggunaan beton Ready Mix oleh Kontraktor Pelaksana harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix


Disain kepada Konsultan Supervisi terhadap semua mutu beton
structural yang menggunakan Beton Ready Mix.

3. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Supervisi sebelum


digunakan.

4. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi


tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 11 : Perakitan Tulangan

1. Perakitan tulangan balok, kolom, dan pondasi dapat dilakukan di


bengkel kerja oleh Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi
konstruksi.

2. Dimensi, model, bengkokan, dan panjang penyaluran tulangan harus


sesuai dengan Gambar Bestek atau standar yang ada dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI).

3. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan gambar dan daftar


bengkokan, dimensi, model, dan panjang penyaluran tulangan pada
bengkel kerja untuk menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan
tulangan.

4. Tulangan balok, kolom, dan pondasi yang telah selesai dirakit jika
tidak langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi
dari hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 24
5. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.

6. Pada tulangan kolom, balok, pondasi tapak, plat atap, dan plat lantai
harus diberi balok-balok beton tahu dengan tebal yang disesuaikan
dengan tebal selimut beton.

7. Beton tahu harus ditempatkan pada semua sisi tulangan yang


bersentuhan dengan bekisting. Jarak pemasangan beton tahu
minimal 30 cm dan maksimal 60 cm untuk balok dan kolom,
sedangkan untuk plat lantai dan plat atap setiap 1 m2 harus ada
minimal 4 buah beton tahu. Mutu beton beton tahu minimal sama
dengan mutu beton konstruksi penempatan.

8. Untuk tulangan plat lantai dan plat atap harus diberi support atau
penyanga untuk keperluan menjaga kestabilan jaring tulangan dari
besi tulangan dengan diameter yang lebih besar dari diameter
tulangan plat. Setiap 1 m2 plat harus ada minimal 4 buah support
atau penyangga.

9. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik
oleh sengkang dengan alat ikat kawat beton.

10. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.

11. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan terlalu lama
dalam bekisting.

Pasal 12 : Acuan / Bekisting

1. Bahan utama bekisting adalah multiplek 9 mm yang diperkuat oleh


balok-balok kayu penyangga dari kayu kelas kuat III.

2. Kontraktor pelaksana harus mengajukan gambar-gambar rencana


pelaksanaan untuk bekisting balok, kolom, plat lantai, dan plat atap
serta konstruksi lain yang dianggap perlu oleh Konsultan supervisi.

3. Penggunaan bekisting system bongkar pasang dari bahan besi harus


disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4. Permukaan bekisting harus dilumuri atau dioleskan dengan cairan


Residu atau cairan Ter supaya hasil campuran beton tidak menempel
pada bekisting waktu akan dibuka sehingga dapat menghasilkan
permukaan beton yang rapi.

5. Bentuk bekisting harus menghasilkan konstruksi akhir sesuai


rencana.

6. Hasil pekerjaan bekisting harus diperiksa kembali kebenaran elevasi ,


kelurusannya terhadap arah vertikal oleh Kontraktor Pelaksana
dengan alat Theodolit dan Waterpass. Pemeriksaan secara manual
tidak dibenarkan.

7. Hasil pekerjaan bekisting harus disetujui oleh Konsultan Supervisi


sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran beton.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 25
8. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28
hari terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi karena alasan penggunaan zat additive yang
dapat mempercepat proses pengerasan beton.

9. Pekerjaan membuka bekisting tidak boleh merusak permukaan beton


jika hal ini terjadi Kontraktor Pelaksana harus memperbaikinya.

Pasal 13 : Pengecoran Beton (Casting Concrete)

1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus


memastikan Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui
oleh Konsultan Supervisi.

2. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap


bagian konstruksi sehingga dapat menghindari sambungan-
sambungan beton.

3. Pengecoran dalam kondisi cuaca hujan tidak dibenarkan kecuali


Kontraktor Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil
pengecoran tidak berhubungan langsung dengan air hujan.

4. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Concrete Mixer (molen)


dan tidak diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara
pengadukan manual kecuali untuk beton-beton dengan mutu dibawah
K-175.

5. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan kerikil beton, pasir


beton, semen, air dan zat additive jika ada. Urutan ini bisa dirubah
dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

6. Lama pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5


menit kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

7. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan


oleh Konsultan Supervisi sudah cukup langsung dituang dalam
wadah yang sebelumnya telah disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.

8. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta


dorong oleh pekerja kelokasi bekisting untuk dituang.

9. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau
bak tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super
Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam
wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi.

10. Untuk pengecoran pada daerah tinggi (lantai 2) dapat dipakai media
angkut Lift .

11. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan


Concrete Vibrator sampai mencapai kepadatan optimum.

12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 26
13. Penuangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak
boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saat bekisting dibuka.

14. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki


bagian itu dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusu
untuk sambungan (joint) seperti Produk SIKA dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

15. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah


Kontraktor Pelaksana harus membuat lantai kerja dari campuran 1
Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen tidak meresap dalam tanah dan
bentuk penampang beton sesuai dengan yang direncanakan.

16. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk


konstruksi yang sama tidak boleh lebih dari 1 hari.

17. Untuk pengecoran dengan Beton Ready Mix (beton curah) alat-alat
untuk pengecoran seperti Mixer Dump Truck, Concrete Pump, Air
Pump dan Concrete Vibrator harus tersedia dilapangan.

18. Hasil pekerjaan pengecoran dengan Ready Mix sepenuhnya menjadi


tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 14 : Perawatan Beton ( Curing )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan


terhadap beton yang telah selesai dituang dalam bekisting.

2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung


goni kemudian menyiram air secara rutin kepermukaan beton
sampai beton berumur satu minggu. Penggunaan metode lain untuk
perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 15 : Quality Kontrol

a. Slump Test

1. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap


beton dituangkan dari Concrete Mixer atau minimal setiap 5 m3
pekerjaan beton pada setiap mutu beton.

2. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test


dimana nilai slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump
rencana yang ada pada Job Mix Disain.

b. Benda Uji Beton

1. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk


kubus dan slinder standar. Ukuran kubus adalah 20 x 20 cm dan
ukuran silinder tinggi 30 cm dan diameter 15 cm.

2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang berbeda.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 27
3. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.

4. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji
dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan
luntur.

c. Kuat Tekan Beton

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat


tekan beton yang telah selesai mereka kerjakan.

2. Pemeriksaan kuat tekan beton dilakukan di Laboratorium Beton


dengan minimal 20 benda uji kubus atau silinder untuk setiap mutu
beton.

3. Pemeriksaan kuat tekan beton pada Laboratorium Beton oleh


Kontraktor Pelaksana harus didampingi oleh Konsultan Supervisi.
Pemeriksaan kuat tekan beton tanpa didampingi oleh Konsultan
Supervisi hasilnya dianggap tidak sah. Semua biaya untuk
pemeriksaan kuat tekan beton ini harus di tanggung oleh Kontraktor
Pelaksana termasuk biaya yang harus dikeluarkan oleh Konsultan
Supervisi.

4. Hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus menghasilkan kuat tekan


beton karakteristik yang sesuai dengan yang direncanakan.

5. Kuat tekan beton yang kurang dari 95% dari kuat tekan beton
rencana dianggap gagal dan beton yang telah selesai dikerjakan
dilapangan harus dibongkar.

6. Kontraktor Pelaksana tidak diperbolehkan melanjutkan pekerjaan


pengecoran beton jika hasil pemeriksaan kuat tekan beton

7. menghasilkan kuat tekan yang berbeda dengan kuat tekan beton


rencana.

8. Perencanaan ulang untuk Job Mix Disain harus dilakukan oleh


Kontraktor Pelaksana untuk beton yang gagal dalam uji kuat tekan
jika dalam pemeriksaan oleh Konsultan Supervisi bersama dengan
Kontraktor Pelaksana kegagalan kuat tekan disebabkan oleh
kesalahan dalam perencanaan campuran dan bukan karena
kesalahan pada tahap pelaksanaan.

9. Pemeriksaan kuat tekan beton selain dengan uji tekan pada


laboratorium beton harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

10. Laporan hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

Pasal 16 : Sambungan Antar Beton

1. Penyambungan-penyambungan antara beton lama dengan beton


baru sebaiknya dihindari pada konstruksi beton kecuali sambungan
antar kolom tiap lantai.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 28
2. Jika penyambungan terpasak dilakukan permukaan beton lama harus
dibersihkan dan dikasarkan sebelum disambung dengan beton baru.

3. Penyambungan pada posisi tengah kolom dan tengah bentang balok


tidak diperbolehkan.

5. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada
posisi 80 cm dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung
pada posisi tumpuan kedua (lantai 2).

6. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus
dibuat sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan
menumpu pada beton lama.

7. Penyambungan pada kondisi beton lama yang sudah berumur lebih


dari 3 hari harus dilakukan dengan Bonding Agent hal ini harus
disetujui oleh Konsultan supervisi.

8. Penggunaan zat-zat kimia untuk memperkuat sambungan harus


dengan persetujuan Konsultan Supervisi.

BAB VIII
PEKERJAAN LANTAI

Pasal 1 : Pasir Urug Bawah Lantai

1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam


ruangan harus sudah selesai 100%.

2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal


minimal 10 cm kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

3. Pasir urug yang dipakai harus benar-benar mempunyai susunan


butiran yang seragam.

4. Lapisan pasir urug harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan


yang diinginkan dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain.
Tidak dibenarkan melakukan pemadatan secara manual.

5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi
hal ini harus dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

6. Untuk lantai 2 (dua) tidak diperlukan lagi pekerjaan lapisan pasir


urug.

Pasal 2 : Beton Cor Bawah Lantai

1. Pekerjaan beton cor bawah lantai dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 6


Kr dilakukan diatas lapisan pasir urug dengan ketebalan minimal 7
cm.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 29
2. Permukaan hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-
benar rata dan elevasi hal ini dibuktikan dengan pekerjaan
Waterpassing.

Pasal 3 : Lantai Keramik Ruangan

1. Lantai keramik ruangan adalah dari material yang berkualitas baik


dengan Ukuran 40 x 40 cm merk Nero Granito atau yang setara
dengannya.

2. Keramik lantai mempunyai permukaan yang rata dengan bentuk yang


benar-benar siku pada setiap sisi-sisinya.

3. Ukuran Keramik harus mengikuti ukuran yang ditentukan pada


Gambar Pola Lantai yang ada dalam Gambar Bestek.

4. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran


granit untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Perencana
untuk disetujui.

5. Warna, corak dan motif keramik lantai ditentukan dalam Gambar


Bestek atau oleh Perencana pada masa pelaksanaan konstruksi.

6. Motif keramik pada lantai teras, lantai selasar, dan lantai tangga
adalah Unpolish (permukaan kasar). Ukuran berdasarkan ukuran
pada Gambar pola lantai.

7. Pada Lantai tangga pada ujung-ujung tangga harus dipasang granit


anti slip (stepnoshing).

8. Warna keramik lantai dapat diganti oleh Kontraktor Pelaksana dalam


tahap pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan
dalam Gambar Bestek sulit didapatkan atau tidak dikeluarkan lagi
oleh pabrik.

9. Warna keramik lantai harus seragam untuk setiap jenis warna yang
sama.

10. Tebal keramik minimal 5 mm.

11. Keramik lantai dipasang diatas lapisan beton cor bawah lantai 1 Pc :
3 Ps : 6 Kr dengan memakai spesi semen setebal minimal 2,5 cm
dari campuran 1 Pc : 2 Ps.

12. Pemasangan keramik lantai harus dimulai dari bagian tengah bidang
lantai atau sesuai dengan pola lantai yang ada pada Gambar Bestek.

13. Potongan-potongan keramik yang terpasak dilakukan karena


mengikuti pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai
yang memerlukan potongan.

14. Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan


keramik dan sebagai tempat isian perekat antar keramik dalam
bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm.

15. Pemasangan lantai keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar


ruang dan harus mengikuti elevasi lantai pada Gambar Bestek.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 30
16. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak
bergelombang dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik
hasil pasangan harus diperiksa kedatarannya dengan waterpassing.

Pasal 4 : Keramik Lantai Km/Wc

1. Finishing lantai Km/Wc dengan bahan keramik 25 x 25 cm atau


sesuai dengan Gambar Bestek.

2. Keramik yang dipakai adalah dari merk Roman atau merk lain yang
setara dengannya.

3. Warna keramik lantai adalah Cream dan Corak keramik lantai adalah
kulit jeruk atau unpolish kecuali ditentukan lain dalam Gambar
Bestek.

4. Tebal keramik minimal 5 mm.

5. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, motif, dan ukuran


keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Perencana
untuk disetujui.

6. Keramik lantai dipasang diatas lapisan beton cor bawah lantai 1 Pc :


3 Ps : 6 Kr dengan memakai spesi semen setebal minimal 2,5 cm
dari campuran 1 Pc : 2 Ps.

7. Pada lantai 2 keramik dipasang langsung diatas plat lantai dengan


spesi semen campuran 1 Pc : Ps dan tebal minimal 2,5 cm.

8. Pemasangan Keramik lantai harus dimulai dari bagian tengah bidang


lantai atau sesuai dengan pola lantai yang ada pada Gambar Bestek.

9. Potongan-potongan keramik yang terpasak dilakukan karena


mengikuti pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai
yang memerlukan potongan.

10. Celah-celah yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan


keramik dan sebagai tempat isian perekat antar keramik dalam
bidang tebalnya adalah maksimal 2 mm.

11. Pemasangan keramik harus memperhatikan elevasi lantai antar


ruang terutama pada hubungan lantai KM/WC dengan lantai ruang
lain, sehingga air dari KM/WC tidak melimpah ke ruangan lain.

12. Elevasi lantai KM/WC harus lebih rendah dari lantai ruang lain dan
sesuai dengan elevasi lantai pada Gambar Bestek.

13. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak


bergelombang dan tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik
hasil masangan harus diperiksa kedatarannya dengan waterpassing.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 31
BAB IX
PEKERJAAN DINDING DAN PASANGAN

Pasal 1 : Batu Bata

1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai
Peraturan Bahan Bangunan yang berlaku.

2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 10 cm, panjang


20 cm, dan tebal 5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan
Bangunan.

3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik
batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur
ketika diangkut dan diturunkan pada lokasi pekerjaan.

4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan


permukaanya benar-benar rata untuk semua sisinya.

5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2.

6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena


mengikuti dimensi dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu
harus disetujui oleh Konsultan supervise.

7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk


kualitas.

Pasal 2 : Keramik Dinding KM/WC

1. Keramik dinding juga dipasang pada KM/WC atau sesuai dengan


Gambar Bestek.

2. Ukuran Keramik dinding KM/WC adalah 20 x 40 cm kecuali


ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

3. Permukaan keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah


polish (halus/licin) kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek.

4. Warna keramik dinding untuk semua lokasi pemasangan adalah


cream kecuali ditentukan lain dalam Gambar Bestek .

5. Tebal keramik minimal 5 mm.

6. Kontraktor harus memperlihat contoh warna, corak, dan ukuran


keramik untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Perencana
untuk disetujui.

7. Keramik dipasang langsung pada dinding pasangan bata atau


tembok yang belum diplaster atau dihaluskan permukaannya dengan
perekat spesi beton 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 1 cm.

8. Celah-celah antar keramik yang timbul akibat pemasangan dan untuk


keperluan perekat dalam arah tebal minimal 2 mm.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 32
9. Untuk pemasangan keramik pada bak air bersih sudut-sudut harus
ditumpulkan dengan memakai bobon keramik dengan panjang sesuai
dengan panjang keramik bak air.

10. Hasil pemasangan keramik harus benar-benar rata, tidak


bergelombang dan tidak melengkung keatas. Kedataran pemasangan
keramik harus diperiksa dengan pekerjaan waterpassing.

Pasal 3 : Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 2 Ps

1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 2 Ps dikerjakan hanya


pada dinding-dinding yang langsung berhubungan dengan air seperti
dinding KM/WC, bak air, dan pasangan bata yang tertanam dalam
tanah.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 2 Ps


dengan ketebalan maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.

3. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum


dipasang.

4. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.

5. Untuk dinding selain kamar mandi dan tempat whuduk tinggi


pasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 40
cm.

6. Untuk dinding kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu
bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps minimal 150 cm.

7. Pasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus


kedap air (trasram).

8. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.

9. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-


benang untuk ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.

10. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps


harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pasal 4 : Pasangan Dinding Batu Bata ½ Bata Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Pasangan batu bata ½ bata campuran 1 Pc : 4 Ps dikerjakan pada


semua dinding kecuali dinding-dinding yang langsung berhubungan
dengan air.

2. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 4 Ps


dengan ketebalan maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.

3. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum


dipasang.

4. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 33
5. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.

6. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-


benang untuk ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.

7. Hasil pemasangan batu bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps


harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pasal 5 : Plesteran Campuran 1 Pc : 2 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil


pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 2 Ps .

3. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.

4. Plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada pasangan dinding


bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps.

5. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua


bidang dinding yang diplester.

6. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara


plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata.

7. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

8. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya


sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan
bekas.

Pasal 6 : Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil


pemasangan bata harus disiram dengan air dengan merata.

2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 4 Ps .

3. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.

4. Plesteran campuran 1 Pc : 4 Ps dilakukan pada pasangan dinding


bata dengan campuran 1 Pc : 4 Ps.

5. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua


bidang dinding yang diplester.

6. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara


plesteran lama dengan plesteran baru yang tidak rata.

7. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 34
8. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya
sehingga ketika dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan
bekas.

8. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

BAB X
PEKERJAAN KUSEN,DAUN PINTU DAN JENDELA
Pasal 1 : Referensi
1. Seluruh Pekerjaan kayu harus sesuai dengan Peraturan Konstruksi
Kayu Indonesia (PKKI) atau NI-5.

Pasal 2 : Persyaratan Material


1. Kayu yang dipakai dalam pekerjaan konstruksi ini ditentukan seperti
berikut ini :
a. Kayu Rangka Bekisting : Kelas Kuat III (Borneo, dll)
b. Kayu Rangka Plafond : Kelas Kuat II (Meuranti, Kruing dll)
c. List Plank : Kelas Kuat II ( Meuranti, Kruing dll)
d. Rangka Atap : Kelas Kuat II ( Meuranti, Kruing dll)
e. Kayu Kusen : Kelas Kuat II (Semantok, dll)

2. Kayu-kayu yang akan dipakai harus tanpa cacat dan mata kayu.
3. Kayu mempunyai dimensi dan ukuran yang tetap dan standard
sesuai dengan Gambar Bestek.
4. Untuk kayu List Plank harus sudah diketam atau diprofilkan sebelum
dipasang.

5. Semua kayu yang akan difinishing dengan pekerjaan pengecatan


kayu harus dicat minie kayu terlebih dahulu sebelum dipasang dan
dicat akhir.
6. Kontraktor harus memberikan contoh material minimal dua jenis kayu
dengan kelas kuat yang sama untuk disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
7. Kadar air maksimum waktu didatangkan kelapangan untuk tebal kayu
lebih 7 cm adalah 25% dan maksimum 19% untuk tebal kurang dari 7
cm.

BAB XI
PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP

Pasal 1 : Rangka Baja Ringan

1. Material rangka atap yang digunakan pada bangunan sayap adalah


rangka kuda-kuda Baja Ringan (light steel).

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 35
2. Rangka Baja ringan yang digunakan adalah dengan ketebalan tidak
kurang dari 3 mm dan mempunyai jaminan/refrensi dari Pabrik
Pembuat.

3. Rangka Baja ringan yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh


dalam keadaan cacat dan rusak.

Pasal 2 : Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

1. Pemasangan rangka atap baja ringan dilakukan oleh tenaga ahli


yang berpengalaman dengan tingkat kerapian yang tinggi .

2. Sambungan untuk rangka-rangka tersebut memakai baut dengan


spesifikasi dan petunjuk pemasangan yang ada pada standart yang
dikeluarkan oleh pabrik.

3. Jarak pemasangan antara kuda-kuda baja ringan antara 1 s/d 1,30


meter atau disesuaikan dengan spesifikai pabrik.

4. Jarak pemasangan gording baja ringan disesuaikan dengan alur


lekukan penutup atap seng yang digunakan.

5. Hasil pemasangan rangka atap baja ringan harus lurus dan rapi dan
tidak bergelombang.

BAB XII
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pasal 1 : Penutup Atap

1. Material utama penutup atap yang digunakan pada bangunan ini dari
seng Genteng Metal t=0,30 mm atau setara.

2. Rangka untuk rabung/bubungan atap digunakan rabung seng


Genteng Metal tebal 0,30 mm atau setara.

3. Bahan atap disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak berhubungan


dengan tanah, apabila diletakkan pada daerah yang terbuka/tidak
tertutup, maka akan mengakibatkan terjadinya flat-flat/water stain
(cacat air).

4. Perlu diperhatikan bahwa bekas potongan atap, paku, dan kotoran


lain harus dibersihkan dari atap dan talang selama pekerjaan
berlangsung dan pada akhir pekerjaan setiap harinya. Korosi dan
kemungkinan kerusakan pada lapisan galvalume/seng dapat terjadi
ketika besi atau bahan dasar tembaga dibiarkan tinggal dan tetap
berhubungan dengan galvalume pada keadaan lembab.

Pasal 2 : Pemasangan Penutup Atap

1. Pemasangan dan Perletakan atap yang pertama harus dipasang


berlawanan arah angin. Maksud dari berlawanan arah angin adalah

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 36
tepi ujung yang mempunyai kaki atap harus dipasang berlawanan
arah angin, kemudian baru ditimpa dengan atap yang tepi ujung yang
tanpa kaki atap dan seterusnya diikuti oleh lembaran-lembaran yang
berikutnya.

2. Pemasangan paku seng maupun skrup-skrup pada atap harus selalu


pada puncak gelombang dan dikunci hingga puncak gelombang
tersebut tidak dapat bergerak.

3. Sewaktu pemasangan dianjurkan agar tukang yang sedang bekerja


harus beralaskan papan yang dibuat seperti tangga diletakkan diatas
gording untuk menghindari atap diinjak langsung yang dapat
mengakibatkan atap tersebut rusak.

4. Bubungan ditutup dengan bahan rabung seng Primadex. Tindisan


antara satu lebaran bubungan dengan lembaran bubungan lainnya
harus sesuai dengan persyaratan pabrik.

5. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak


mengakibatkan kebocoran.

BAB XIII
PEKERJAAN LISTRIK

A. PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pasal 1 : Umum

1. Persyaratan ini merupakan bagian dari pernyataan teknis ini. Apabila


ada klausul lain dari persyaratan ini yang dituliskan kembali, berarti
menuntut perhatian khusus pada klausul-klausul yang ada atau
menghilangkan klausul-klausul tersebut atau bukan berarti
menghilangkan klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu


kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatau
bagia pekerjaan atau bahan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja.
Kontraktor Pelaksana harus tetap melaksanakannya sesuai dengan
standard teknis yang berlaku.

Pasal 2 : Gambar-Gambar

1. Gambar-gambar perencana tidak dimaksudkan untuk menunjukkan


semua accessories dan fixture secara terpirinci. Semua baguian
diatas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor Pelaksana sehingga
sistem dapat bekerja dengan baik.

2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari


peralatan instalalasi. Sedang pemasangan harus dikerjakan denan

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 37
memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-gambar Arsitektur dan
struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk Kontraktor
Pelaksana dan detail ”finishing” dari proyek.

3. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan


gambar-gambar kerja dan detail (working drawing) yang harus
diajukan kepada Konsultan Supervisi untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Kontraktor
Pelaksana untuk disetujui Konsultan Supervisi dianggap bahwa
Kontraktor Pelaksana telah mempelajari situasi dan telah
berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi lainnya.

4. Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat


dari penyesuaian-penyesuaian pelaksanaan pekerjaan di lapangan,
catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set lengkap
gambar (kalkir) dan lima set lengkap blue print sebagai gambar-
gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings
harus diserahkan kepada Konsulatan Supervisi segera setelah
pekerjaan selesai 100 %.

Pasal 3 : Koordinasi

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi dalam melaksanakan


pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan Kontraktor Pelaksana
bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan
dengan lancar sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan


yang satu tidak menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.

Pasal 4 : Daftar Bahan Dan Contoh

1. Dalam waktu tidak lebih dari 14 (empat belas) hari setelah Kontraktor
Pelaksana menerima pemberitahuan meneruskan pekerjaan, kecuali
apabila ditunjuk lain oleh Konsultan Supervisi, Kontraktor Pelaksana
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan
digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, katalog
dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsulatan
Supervisi . Persetujuan oleh Konsultan Supervisi akan diberikan atas
dasar di atas.

2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang


akan dipasang kepada Konsultan Supervisi. Semua biaya yang
berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana .

3. Bahan-bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud


di dalam spesifikasi teknis ini dan harus dalam keadaan baru.
Pekerjaan haruslah dilakukan oleh tenaga kerja yang ahli
dibidangnya masing-masing.

4. Kontraktor Pelaksana diwajibkan untuk mengecek kembali atas


segala ukuran/ kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.
Apabila terdapat keragu-raguan, Kontraktor Pelaksana , harus segera
menghubungi Konsultan Supervisi untuk berkonsultasi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 38
Pasal 5 : Commision Dan Testing

1. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua


testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk
memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan
persyaratan yang berlaku.

2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam


kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana . Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan
untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga
harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Pasal 6 : Peralatan yang disebut Dengan Merk Dan Penggantinya

1. Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain


yang disebut dan dipersyaratkan dengan nama dan dipersyaratkan
ini, maka Kontraktor Pelaksana wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas.

2. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-


ketentuan dari Konsultan Supervisi.

Pasal 7 : Perlindungan Pemilik

1. Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh


Kontraktor, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun
tuntutan yuridis lainnya.

Pasal 8 : Contoh

1. Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/


material yang akan dipasang disini untuk dimintakan persetujuan
Konsultan Supervisi. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan
dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 9 : Pengetesan

1. Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi


ini sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-
ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan temyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan
dari kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya
dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan berita acara
test lapangan yang disetujui Konsultan Supervisi.

Pasal 10 : Masa Garansi dan Serah Terima Pekerjaan

1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu


tahun terhitung dari penyerahan kedua.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 39
2. Selama masa garansi, Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi
ini diwajibkan untuk mengatasi segala kerusakan- kerusakan dari
pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.

3. Selama masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan


instalasi ini masih harus menyediakan tenaga-tenaga yang
diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.

4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah


dilengkapi dengan bukti-bukti hasil pemeriksaan atas instalasi,
dengan pemyataan baik yang ditandatangani bersama oleh
instalatur yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan
Supervisi lapangan serta dilampirkan sertifikat pengujian yang
sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.

5. Jika pada masa garansi tersebut, Kontraktor Pelaksana pekerjaan


instalasi tidak melaksanakan atau tidak memenuhi teguran-
teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa
garansi, maka Konsultan Supervisi lapangan berhak
menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut pada
pihak lain atas biaya dari Kontraktor Pelaksana yang
melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.

Pasal 11 : Laporan

a. Laporan Harian

Kontraktor Pelaksana wajib membuat "Laporan Harian" dan


"Laporan Mingguan" yang memberikan gambaran dari kegiatan-
kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan
tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:

1. Kegiatan Fisik.
2. Catalan dan perintah Konsultan Supervisi yang disampaikan
baik secara lisan maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana


laporan tersebut berisi ikhtisar dan catatan prestasi atas
pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan
diserahkan pada Konsultan Supervisi untuk diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan

Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Supervisi


dalam rangkap 5 (lima) mengenai hal-hal sebagai berikut :

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian


tegangan).
2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 40
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh Konsultan Supervisi pekerjaan ini.

Pasal 12 : Penanggung Jawab Pelaksana

1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Kontraktor


Pelaksana harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari
Kontraktor Pelaksana dan mempunyai kemampuan memberikan
keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi-instmksi dari Konsultan Supervisi.

2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan


selama jam kerja dan pada saat diperlukan dalam pelaksanaan,
atau pada pada saat yang dikehendaki ohh Konsultan Supervisi
petunjuk.

Pasal 13 : Perubahan , Penambahan Dan Pengurangan Pekerjaan

1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar-gambar


rencana yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan harus
dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Supervisi.

2. Dalam merubah gambar rencana lersebut, Kontraktor Pelaksana


harus menyerahkan gambar perubahan yang dimaksud Konsultan
Supervisi pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.

3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain


sebagainya, harus diajukan oleh Kontraktor Pelaksana kepada
Konsultan Supervisi secara tertulis. Perubahan-perubahan
material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan
tambah kurang harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 14 : Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

1. Kontraktor Pelaksana tembok, lantai, dinding dan sebagainya


yang dilakukan dalam rangka pemasangan instalasi ini maupun
pengembaliannya seperti keadaan semula adalah termasuk
pekerjaan Kontraktor Pelaksana instalasi ini.

2. Pembobokan dan Pengeboran hanya dapat dilaksanakan setelah


mendapat izin tertulis dari Konsultan Supervisi.

Pasal 15 : Pekerjaan Listrik

1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah


selumh sistem listrik secara lengkap, sehingga instalasi ini dapat
bekerja dengan sempuma dan aman.

2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat


penyerahan pertama (serah terima pekerjaan pertama), instalasi
pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 41
Pasal 16 : Pemeriksaan Routines

1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan


pemeliharaan dan pemeriksaan routine.

2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus


dilaksanakan tidak kurang dari dua minggu sekali.

B. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS SISTEM ELEKTRIKAL

Pasal 1 : Umum

1. Pekerjaan sistem elektrikal meliputi pengadaan semua bahan,


peralatan dan tenaga kerja, pemasangan , pengujian perbaikan
selama masa pemeliharaan dan training bagi calon operator,
sehingga seluruh sistem elektrikal dapat beroperasi dengan baik
dan benar.

Pasal 2 : Lingkup Pekerjaan

b. Lingkup pekerjaan sistem elektrikal :

1. Pengadaan dan pemasangan dan penyambungan instalasi


kabel utama dari panel distribusi menuju ke ruang panel
disetiap lantai, lengkap dengan seluruh instalasinya termasuk
armature, saklar dan stop kontak.

2. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type


dan ukuran kabel tegangan rendah sesuai dengan gambar
rencana.

3. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel-panel


tegangan rendah dan panel kapasitor sesuai dengan gambar
rencana.

4. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak, meliputi:


a. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armatur
lampu dan jenis lampu sesuai gambar rencana.
b. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak
biasa, stop kontak daya dan stop kontak khusus.
c. Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar, grid
switch dan saklar tukar.
d. Pengadaan dan pemasangan berbagai cable ladder, cable
tray dan cable trunking.
e. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa
instalasi pelindung kabel serta berbagai accessories
lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction
box, fleksibel conduit, bends/elbows, socket dan lain-lain.
f. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel
instalasi penerangan dan stop kontak.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 42
5. Pekerjaan sistem penerangan luar (Outdoor Lighting)
a. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan luar
lengkap dengan tiang, pondasi, armature dan accessories
lainnya.
b. Pengadaan dan pemasangan lampu jalan lengkap dengan
tiang, pondasi, armature dan accessories lainnya.
c. Pengadaan dan penerangan lampu facade lengkap
dengan tiang armature dan accessories lainnya.
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar
lengkap dengan conduit, pelindung kabel dan accessories
lainnya.

6. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem


pentanahan lengkap dengan box kontrol, elektroda
pentanahan dan accessories lainnya.

7. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem


penangkal petir lengkap dengan accessories lainnya.

8. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang


sistem ini agar dapat beroperasi dengan baik (seperti
pekerjaan bak kontrol, kabel rack, support equipment dan
accessories lainnya.

Pasal 2 : Koordinasi

1. Adalah bukan tujuan spesifikasi ini atau gambar-gambar rencana


untuk menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari
peralatan-peralatan, dan sambungan-sambungannya. Kontraktor
Pelaksana harus melengkapi dan memasang selumh peralatan-
peralatan bantu yang dibutuhkan.

2. Gambar-gambar rencana hanya menunjukkan secara umum


tentang posisi dari peralatan-peralatan, pemipaan, ducting dan
lain-lain. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan perubahan-
perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan kondisi-
kondisi bangunan tanpa tambahan-tambahan biaya.

3. Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi tapi tidak


ditunjukkan pada gambar atau sebaliknya, harus dilengkapi dan
dipasang.

Pasal 3 : Standar-Standar

Sebagai dasar perencanaan mengikuti standard dan peraturan yang


berlaku :

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) edisi tahun 2000.

b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum tahun 1978 tentang


Peraturan Instalasi Listrik (PIL) dan tentang Syarat-syarat
Penyambungan Listrik (SPL).

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 43
c. Standard Industri Indonesia (SII) dan Standard Nasional
Indonesia (SNI).

d. Standard PLN dalam wilayah daerah setempat.

e. Keputusan Dirjen Cipta Karya DPU dan SNI tentang standard


penerangan buatan.

f. Petunjuk pengajuan rencana instalasi dan pelengkapan


bangunan.

g. Standard negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC,


VDE, DIN, NEMA, JIS, NFPA, dan lain-lain.

Pasal 4 : Pekerjaan Terkait

Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini


adalah :
a. Penerangan dan stop kontak
b. Sistem Pembumian
c. Daftar merk/produk material

Pasal 5 : Gambar-Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi

a. Kontraktor Pelaksana harus mengirimkan, sebelum instalasi di


pasang hal-hal sebagai berikut :
1. Gambar kerja (Shop Drawing) yang menunjukkan secara
detail tentang pemasangan (instalasi) peralatan-peralatan
serta hubungan-hubungannya dengan pekerjaan lain.
2. Gambar-gambar kerja yang menunjukkan posisi-posisi
elevasi, pengkabelan serta detail-detail pemasangan
peralatan pada posisinya atau pada mangannya.
3. Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat
peralatan.
4. Brosur-brosur/katalog yang lengkap tentang ukuran-ukuran
peralatan (mesin-mesin) berat, cara-cara pemasangan dan
persyaratannya, serta wiring diagram dari peralatan-peralatan
utama.

b. Kontraktor Pelaksana juga diharuskan membuat gambar kerja


pada bagian-bagian tertentu yang dianggap perlu dan ditunjukkan
oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 5 : Gambar Instalasi Terpasang Dan Petunjuk Operasi

1. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat dan menyerahkan


gambar- gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) yang telah
disetujui Konsultan Supervisi, kepada Pemberi tugas sebanyak 3
set yang terdiri dari 1 set transparant dan 2 set cetak biru. Bila
pekerjaan telah selesai dan paling lambat 30 hari kalender
setelah serah terima pertama.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 44
2. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan 3 set buku yang
berisi petunjuk operasi dan perawatan dari selumh instalasi, dan
peralatan kepada Pemberi tugas paling lambat 30 hari kalender
setelah serah terima pertama.

3. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab untuk mendidik


operator yang ditunjuk Pemberi tugas, sampai yang bersangkutan
terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem
dengan baik.

Pasal 6 : Masa Pemeliharaan Dan Garansi

1. Setelah serah terima kedua Kontraktor Pelaksana/Supplier harus


memberikan garansi terhadap peralatan-peralatan yang dipasang
serta mengadakan service/pemeliharaan selama masa yang
ditentukan yaitu:
a. Garansi selama 1 tahun
b. Pemeliharaan selama 6 bulan.

2. Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana diwajibkan :

a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan


pekerjaan.
b. Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara
berkala sesuai dengan persyaratan pabrik.
c. Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemberi Tugas,
sehingga petugas tersebut mahir dalam menjalankan dan
merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

Pasal 7 : Pendidikan dan Latihan

1. Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang


operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copy operating/
maintenance dan repair manual, segala sesuatunya atas biaya
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 8 : Persyaratan Bahan dan Material

a. Umum
1. Semua material yang disupply dan dipasang oleh Kontraktor
Pelaksana harus baru dan material tersebut harus cocok
untuk dipasang di daerah tropis.
2. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas baik
dan dari produksi yang terbaru. Untuk material-material yang
disebut dibawah ini, maka Pemilik harus menjamin bahwa
barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan
menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
a. Peralatan panel : switch, circuit breaker, meter dan
kontaktor serta relay protection.
b. Peralatan lampu : Armature, bola lampu, ballast, dan
kapasitor.
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, saklar, junction box,
dan lain-lain.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 45
d. Kabel.

b. Daftar Material
1. Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor
Pelaksana wajib mengisi daftar material yang menyebutkan :
merk, type, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender.
2. Tabel daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang-barang produksi.

c. Penyebutan Merk / Produk Pabrik


1. Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar
disebutkan beberapa merk tertentu atau kelas mutu (quality
performance) dari material atau komponen tertentu terutama
untuk material-material Listrik utama, maka Kontraktor
Pelaksana wajib melakukan didalam penawarannya material
yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu.
2. Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material
yang disebutkan pada tabel material tidak dapat diadakan
oleh Kontraktor Pelaksana, yang diakibatkan oleh sesuatu
alasan yang kuat dan dapat diterima Pemilik, Direksi
Lapangan dan Perencana, maka dapat dipikirkan penggantian
merk/type dengan suatu sanksi tertentu kepada Kontraktor
Pelaksana.
d. Daftar Merk/Produk Material
1. Panel TR : EGA, TSA, Simetri, Sier, Guna Era, Altrak.
2. -Kabel TR : Kabel indo, Kabel Metal, Supreme, IKI
Sumindo.
-Kabel TR-FRC : Radox, Kabel Metal Eicuflamex, Pyrotenax,
Sumitomo, Fuji, Nelson, Pirelli.
3. Capasitor Bank : Nokia, Merlin Gerin, ABB, Siemens, AEG,
Lifasa.
4. Komponen Panel Tegangan Rendah :
a. ACB, MCCB, MCB : ABB, Siemens, Merlin Gerin, AEG,
itsubishi.
b. Diazed Fuse : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,
MG.
c. Trafo Arus : AEG, Siemens, ABB, Mitsubishi,
SEG, MG.
d. Peralatan Meter :
- Volmeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Ampermeter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- CosQ-meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.
- Frekwensi Meter : AEG, Siemens, ABB,
Mitsubishi, MG.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 46
- Relay-relay pengaman : Telemecanique, Omron,
Siemens, AEG, SEG
e. Timer switch dilengkapi back-up power battery atau spring
kapasitas min. 72 hours : Legrand, Siemens, Theben.
f. Surge arrester/Lightning Arrester : OBO Better-man,
Dehn.
5. Komponen Lampu :
a. Tube lamp : Phillips, General Electric (GE), Osram,
National.
b. Capacitor : Phillips, Notocon, National,
Siemens, Bosch.
c. Ballast Type Low Loss : Phillips, ATCO (Low Loss).
d. Fitting : Phillips, BJB, Vosloh.
E. Starter : Phillips, BJB, Vosloh.
6. Stop Kontak/Switch : MK,Clipsal, Legrand, ABB, Berker,
National
7. Conduit Instalasi : EGA, Clipsal.
8. Armature Lampu TL : Phillips, Artolite, Spectra, Siemens,
Lucolite.
9. Armature Lampu Down Light : Artolite, Lucolite, Siemens,
Spectra.
10. Lampu Exit Battery : Menvier, PNE, Maxspid.
11. Lampu Emergency + Battery : Menvier, PNE, Maxspid.
12. Rak Kabel : Nobi, Dhemar, Three stars,
Interack, Metosu.
13. Grounding System : Cadweld, Poly Phase, Term
oweld, Ex-Local dengan
conductivity Cu > 99,9.
14. Fire Resistance kabe : Radox, Eicuflamex, Wilson,
Fuji, Pirelli.
C. PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Persyaratan Bahan Dan Material


1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan,
penyambungan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan, ijin-ijin, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
2. Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di
dalam gambar dan spesifikasi teknis ini maupun tambahan-
tambahan lainnya.

Pasal 2 : Persyaratan Bahan Dan Material


1. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua
komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan dalam
gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan
harus dibuat mengikuti standard IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan
sebagainya.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 47
2. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal
enclosed), free standing untuk pasangan dalam (indoor use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel Genset
b. LVMDP
c. LV-SDP

3. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal


enclosed). Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use)
lengkap dengan semua komponen-komponen yang ada :
a. Panel-panel pencahayaan dan stop kontak
b. Panel-panel daya plumbing
c. Panel-panel daya air conditioning
d. Panel-panel lain.

4. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal


enclosed} untuk pasangan luar (Outdoor Use) lengkap dengan
semua komponen-komponen yang ada :
a. LP-OL (semua yang tercantum dalam gambar rencana).

5. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis


ini, tetapi tercantum dalam mgambar rencana.

Pasal 3 : Karakteristik Panel

a. Tegangan kerja : 400 volt


b. Tegangan uji : 3.000 volt
c. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
d. Frekwensi : 50 Hz

Pasal 4 : Konstruksi Panel

1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan


aman oleh petugas, misalnya seperti pengoperasian sakelar daya
(MCCB), pemutus tenaga (CB), pemasangan kembali indikator-
indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan
sebagainya.

2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang


digunakan untuk pemasangan peralatan-peralatan atau
penyambungan-penyambungan. Setiap lemari hanya dapat
dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam lemari tersebut
telah off /mati.

3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/


interiock harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin
terjadi kecelakaan akibat kesalahan-kesalahan operasi yang
dibuat oleh petugas.

4. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,00
mm dan diberi penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran
standard, sehingga dapat dipertukarkan dan diperluas dengan
mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat
pemisah.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 48
5. Tiap kubikel terdiri dari bagian sebagai berikut :
a. Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup
yang dapat dilepaskan dengan baut setelah switchgear
dimatikan.
b. Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka,
yang dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan
sedemikian rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian
dalam ruangan tersebut telah off/mati.
c. Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus
disesuaikan ketinggiannya.

6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut:


a. Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
b. Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah
pengelasan, kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap
karat dengan cara galvanisasi atau "Chromium Plating" atau
dengan "Zinc Chromate Primer".
c. Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven
wama abu-abu atau wama lain yang disetujui Direksi.

7. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini


Circuit Breaker (MCB) dengan breaking capacity minimal 8 -10
KA simetris.
8. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits
Breaker (MCCB) atau No Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan
yang diberikan pada gambar rencana dengan breaking capacity
seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
9. Circuit Breaker harus dari type automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneous magnetic unit.Main CB dari setiap
panel harus dilengkapi dengan shunt trip terminals dan kabel
control harus tahan api.

10. Panel/Cubicle harus dilengkapi dengan Relay pengaman


terhadap kesalahan hubungan ketanah (Earth/GroundFoult
Relay), dan kelengkapan Relay pengaman lainnya (Over Current
Relay, Over Voltage Relay dan lain-lain)seperti terdapat pada
gambar.
11. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian
bawah/atas dan mempunyai kemampuan hantar arus kontinu
minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari rating ampere
frame main pemutus dayanya.
12. Busbars dari bahan tembaga mumi dengan minimum
konduktivitas 99,99 .
Busbars harus dicat sesuai code wama dalam PUIL 2000;
a. Phasa : Merah, kuning, hitam
b. Netral : Biru
c. Ground : Hijau - Kuning.

13. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun


dengan kumparan contactor harus sesuai untuk tegangan 220
Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu pada 10 tegangan lebih
dan harus pula dapat menutup dengan sempuma pada 85
tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari Telemekanik
dan yang setaraf.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 49
14. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal
berikut:
a. Fungsi peralatan dalam panel
b. Posisi terbuka atau tertutup
c. Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
d. Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

15. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan
sertifikat pengujian yang diakui oleh PLN (LMK):
a. Test kekuatan tegangan impuls
b. Test kenaikan temperatur
c. Test kekuatan hubung singkat
d. Test untuk alat-alat pengaman
e. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang
dimaksud
f. Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
g. Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
h. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

D. KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 : Umum

1. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-


macam ukuran dan type yang sesuai dengan gambar rencana
(NYY,NYFGBY,FRC,NYM,NYA,06/1 KV) kabel daya tegangan
rendah ini harus sesuai dengan standard SII atau SPLN.

Pasal 2 : Instalasi Dan Pemasangan Kabel

a. Bahan

1. Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus


memenuhi peraturan PUIL 2000/LMK. Semua kabel/kawat harus
baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis kabelnya,
nomor dan jenis pintalannya.

2. Semua kawat dengan panampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat


secara disiplin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel
dengan penampang lebih kecil 2,5 mm2 kecuali untuk pemakaian
remote control.

3. Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai adalah dari


type :
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM/NYA dengan conduit
Hight Impact PCV.
b. Untuk kabel distribusi NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan
taman dengan menggunakan kabel NYFGbY.
c. Untuk kabel-kabel dari diesel genset menuju ke LVMDP
menggunakan kabel jenis NYY.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 50
d. Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel
hydrant, pressurization fan, menggunakan kabel jenis FRC.
e. Untuk FRC digunakan merk : Radox, Eicuflamex, Wilson, Fuji,
Pirelli.Pyrotenax.

4. Semua kabel NYY yang ditanam didalam perkerasan (tembok,


jalan, beton, ail) harus berada di dalam conduit Galvanis yang
disesuaikan dengan ukurannya.

b. "Splice" / Pencabangan

1. Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-


sambungan baik dalam feeder maupun cabang-cabang, kecuali
pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).

2. Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara


mekanis dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara
"Solderless Connector". Jenis kabel tekanan, jenis compression
atau soldered.

3. Dalam membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada


konductor-konduktor dengan baik, sehingga semua konductor
tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.

4. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel


ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang
terbuat dari tembaga yang diisolasi dengan porselen atau bakelite
ataupun PVC, diametemya disesuaikan dengan diameter kabel.

c. Bahan Isolasi

1. Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti


karet, PVC, asbes, tape sintetis, resin, splice case, compostion
dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk penggunaan,
lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai
cara yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan
atau Manufacturer.

2. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak


penyambung yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan
lain-lain). Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur-brosur
mengenai cara- cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik
kepada Perencana.

3. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan wama-wama atau


nama-namanya masing-masing, dan harus diadakan pengetesan
tahanan isolasi sebelum dan sesudah penyambungan dilakukan.
Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Supervisi.

4. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan


penyambungan-penyambungan tembaga yang dilapisi dengan
timah putih dan kuat.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 51
5. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan
pipa PVC / protolen yang khusus untuk listrik.

6. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka


harus dilindungi dengan pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.

d. Saluran Penghantar dalam Bangunan

1. Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling


gantung, saluran penghantar (conduit) ditanam dalam beton.

2. Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling


gantung saluran penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray
dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak membebani ceiling.

3. Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan


saluaran beton, kecuali untuk penerangan taman, dipergunakan
pipa galvanized dengan diameter sesuai standansasi. Saluran
beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.

4. Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit


minimum 5/8" diametemya. Setiap pencabangan ataupun
pengambilan keluar harus menggunakan junction box yang
sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan
terminal strip di dalam junction box.
5. Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Jerman Eropa,
tutup blank plate stainless steel, type "star point".

6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus
dilengkapi dengan "Socket/lock nut", sehingga pipa tidak mudah
tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain, maka setiap kabel
yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m
harus dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke
bangunan pada setiap jarak 50 cm.

e. Pemasangan Kabel dalam Tanah

1. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.

2. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi


dengan batas merah, diberi pasir, ditanam min. sedalam 80 cm.

3. Untuk yang lewat jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilapisi
pipa Galvanized.

4. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan


pipa galvanized atau pipa beton yang dilapisi dengan pipa PVC
type AW, kabel harus berjarak tidak kurang dari 30 cm dari pipa
gas, air dan lain-lain.

5. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah


harus bersih dari bahan-bahan yang dapat merusak isolasi kabel,
seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain sebagainya. Alas
galian (lubang) dilapisi dengan pasir setebal 10 cm, kemudian
kabel diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhimya ditutup
dengan tanah urug.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 52
6. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara
langsung, harus mempergunakan peralatan khusus untuk
penyambungan kabel dalam tanah.

7. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking


yang jelas pada jalur-jalur penanaman kabelnya. Agar
memudahkan didalam pengoperasian, pengurutan kabel dan
menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul.

Pasal 3 : Pengujian Testing

1. Factory Test
a. Pengetesan Individuil

Pengetesan mi dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri


dari pengetesan sebagai berikut:
- Pengetesan ukuran tahanan hantaran
- Pengetesan dielektrik
- Pengukuran loss factor

b. Pengetesan Khusus

Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang


akan dipakai. Pengetesan tersebut terdiri dari test sebagai
berikut:
- Test tegangan impuls
- Mekanikal test

- Pengukuran loss factor pada bermacam-macam


temperature
- Pengetesan dielektrik
- Pengetesan perambatan (Creep Test)

2. Site Test

1. Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel


ditanam, penyambungan-penyambungan dan pemasangan
kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation
test.

2. Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus


jelas dan tidak dapat dihapus.

E. PENERANGAN DAN KOTAK KONTAK

Pasal 1 : Lampu Dan Armaturenya

1. Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang


dimaksudkan, seperti yang dilukiskan dalam gambar-gambar
elektrikal.

a. Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan


(grounding).

b. Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 53
harus dikompensasi dengan "power factor correction
capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan
beban mekanis dari diffuser itu sendiri.

c. Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai


bahan tertentu, sehingga diperoleh derajat pemantulan yang
sangat tinggi.

d. Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal


block harus cukup besar dan dibuat sedemikian rupa
sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu
sendiri.

e. Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempuma. Kabel-


kabel dalam box harus diberikan saluran atau klem tersendiri,
sehingga tidak menempel pada ballast atau kapasitor.

f. Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, dicat dasar
tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan oven
wama putih.

g. Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass


insert harus tahan terhadap bahan kimia, maupun gas kimia
serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia.

h. Pelat sisi dari armatur lampu tipe Recessed Mounted atau


Surface Mounted harus mempunyai ketebalan min. 0,7 mm.

i. Ballast harus dari jenis "Low Loss Ballast" dan harus pula
dipergunakan single lamp ballast (satu ballast untuk satu
lampu fluorescent).

j. Untuk lampu TL yang di-dimmer, ballast harus dari jenis


"High-Frequency Electronic light regulating ballast", yang
dapat men-dimmer lampu-lampu fluorescent TL, dan harus
pula dipergunakan single electronic ballast (satu elektronik
ballast untuk satu lampu fluorescent).

k. Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana


dudukan hrrus dari bahan aluminium silicon aloy atau dari
moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau
satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus
tahan terhadap bahan kimia maupun gas kimia.

l. Konstruksi armatur Down Light harus kuat untuk dipasang


dengan lampu PL-9 W/SL-18 W.

m. Lubang-lubang ventilasi harus ada dan ditutup dengan kasa


nylon untuk mencegah masuknya serangga. Diffuser
terpasang pada dudukan ulir, tidak boleh dengan memakai
paku sekrup.

n. Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar


rencana dan desain Arsitek.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 54
Pasal 2 : Kotak Kontak Biasa

1. Kotak kontak dinding yangdipakai adalah Kotak kontak satu


phasa, Rating 250 Volt, untuk pemasangan di dinding.

2. Kotak kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot


lamp untuk pemasangan rata dengan dinding dengan rating 250
volt,

3. Bahan dari Cover Plate.

4. Kotak kontak yang dipakai adalah Kotak kontak satu phasa untuk
pemasangan rata dinding dengan ketinggian 30 cm/80 cm di atas
lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan.

Pasal 3 : Kotak Kontak Biasa

1. Kotak kontak khusus yang dipakai adalah Kotak kontak tiga


phasa dan harus mempunyai terminal phasa, netral dan
pentanahan . Rating 3 Phasa, 415 Volt, 16 A, 32 A dan 63 A yang
dilengkapi MCB dan switch.

Pasal 4 : Saklar Dinding

1. Saklar harus dari tipe untuk pasangan rata dinding, tipe rocker,
dengan rating 250 Volt dari tipe single gang, double gangs atau
multiple gangs (grid switches), saklar hotel single gang atau
double gangs dipasang dengan ketinggian 1,20 m atau ditentukan
lain.

Pasal 5 : Isolating Switches

1. Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi


dengan indicating lamp. Rating isolating switch harus lebih tinggi
dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya. Rating
tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, fasa 415 Volt.

Pasal 6 : Box Untuk Saklar Dan Kotak Kontak

1. Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan


kedalaman tidak kurang dari 35 mm.

2. Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan saklar


atau Kotak kontak dinding terpasang pada box harus
menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

Pasal 7 : Kabel Instalasi

1. Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak


kontak harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti
atau lebih (NYA, NYM, NYY).

2. Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode


wama insulasi kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000
sebagai berikut:

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 55
a. Fasa R : merah
b. Fasa S : kuning
c. Fasa T : hitam
d. Netral : biru
e. Grounding : hijau/kuning

Pasal 8 : Pipa Instalasi Pelindung Kabel

a. Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa


PVC kelas AW atau GIP. Pipa, elbow, socket, junction box, clamp
dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan lainnya,
yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.

b. Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak


sambung Qunction box) dan armature lampu.

b. Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak


dengan pipa PVC khusus untuk power high impact conduit-heavy
gange, minimum diameter 19 - 25 mm.

a. Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer


bar saddle, adaptor female and male thread, male and female
bushe, locknut dan perlengkapan lainnya.

b. Conduite khusus harus harus digunakan type Explosion Proof,


Class IP - 65.

Pasal 10 : Testing / Pengujian

1. Testing dilakukan dengan disaksikan oleh pengawas lapangan


yang disahkan oleh lembaga yang berwenang pengujian meliputi :
a. Test ketahanan isolasi
b. Test kekuatan tegangan impuls
c. Test kenaikan temperatur
d. Continuity test.

F. SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 : Gedung – Gedung

1. Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-


panel, housing peralatan, cable rack, pintu-pintu besi, tangki-
tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).

2. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1"


dan harus ditanam minimal sedalam 6 m , sehingga dapat dicapai
tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.

3. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat


dibuat hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti
standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.

4. Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai


berikut:

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 56
Penampang Konduktor Penampang Konduktor
daya yang digunakan pembumian
(mm2) (mm2)

< = 10 mm2 6 mm2


16 mm2 10 mm2
35 mm2 16 mm2
70 mm2 50 mm2
120 mm2 70 mm2
> = 150 mm2 95 mm2

BAB XIV
PEKERJAAN SANITARY

Pasal 1 : Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan sanitary meliputi semua pekerjaan yang berhubungan


dengan peralatan :
a. Pemasangan Closet.
b. Pemasangan Bak mandi Fieber.
c. Pemasangan Kran Air
d. Pemasangan Floor Drain.

Pasal 2 : Material

1. Merk material ditentukan seperti berikut ini atau yang setara


denganya :
a. Closet : SetaraTOTTO
b. Kran Air : SetaraTOTTO
c. Floor Drain Nikel : Setara SILVER STAW

2. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan brosur minimal


dua merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Supervisi.

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 57
BAB XV
LAIN - LAIN

Pasal 1 : Semua hal yang tidak ditentukan dalam spesifikasi ini akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Perencana dan Owner dan menjadi suatu
ketentuan yang mengikat serta harus dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana.

Banda Aceh, 1 Maret 2017

Kepala Dinas Sosial


Kota Banda Aceh

Drs. DWI PUTRASYAH


Pembina Utama Muda
Nip. 19640208 198503 1 007

SPESIFIKASI TEKNIS
Pembangunan Asrama Putri Rumah Singgah Dinsos Otsus 2017 58

Anda mungkin juga menyukai