Topic :
Conference of The 71st National Electricity Day 2016, 28-29 September , 2016
Ruang Cenderawasih, Jakarta Convention Centre
Jakarta, Indonesia
Daftar Isi :
2
Kementerian ESDM Republik Indonesia
I Kondisi Ketenagalistrikan Nasional
3
Kementerian ESDM Republik Indonesia
PENGELOLAAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
PENGUASAAN
• Regulasi, kebijakan, dan standar
• Menyediakan dana untuk:
― Kelompok masyarakat tidak mampu;
NEGARA ― Pembangunan sarana penyediaan tenaga listrik di
daerah yang belum berkembang;
PEMERINTAH ― Pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil dan
PEMERINTAH DAERAH perbatasan; dan
― Pembangunan listrik perdesaan.
PENGUSAHAAN
PEMEGANG IZIN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK (IUPTL)
* : Prioritas Pertama
** : Diberikan kesempatan sebagai penyelenggara UPTL
terintegrasi untuk wilayah belum berlistrik
4
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KONDISI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK NASIONAL TAHUN 2015
KAPASITAS TERPASANG PEMBANGKIT
55.528 MW
PLN IPP
70% 21%
PPU
PLN: 38.310 MW IPP: 12.477 MW PPU: 2.349 MW 4%
IO non BBM
IO non BBM: 2.392 MW 5%
BBM
RASIO ELEKTRIFIKASI kWh PER KAPITA 8,58%
Publik
6%
Rumah Tangga
PANJANG JARINGAN TRANSMISI PANJANG JARINGAN DISTRIBUSI 38%
Industri
40%
6
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KONDISI PASOKAN TENAGA LISTRIK PLN
(Berdasarkan Cadangan Sistem Operasi Harian - Status 1 September 2016)
Aceh Sumut (SBU) STATUS:
1.911 MW Kaltim
-3,92 % : 6 Normal (Cadangan cukup)
498 MW
Tj, Pinang : 15 Alert (Cad, lebih kecil dr pembangkit terbesar)
1,89 %
55 MW : 2 Deficit (Pemadaman sebagian bergilir)
Batam
68,12 %
272 MW
31,19 %
Bangka Ternate +
Palu Sulutgo Maluku Isolated
127 MW
127 MW 312 MW 95 MW Sorong +
10,49 %
1,85 % 11,22 % 9,21 % Papua Isolated
152 MW
Kalbar
17,59 %
352 MW
17,11%
Jayapura
68 MW
3,88 %
Kendari
81 MW
4,59 %
Sumbar Riau
Jambi (SBT)
1.232 MW Belitung
0,05 % 34 MW
5,47 % Kalselteng
573 MW Ambon
0,50 % 50 MW
Sulawesi Selatan +
Sumsel Bengkulu 3,39 %
Poso-Tentena
Lampung (SBS)
1.055 MW
1.716 MW
0,69 %
8,00 %
Kupang
Jawa Bali 59 MW
24.146 MW Lombok
7,90 %
11,16 % 217 MW
-3,69 % Bima Sumbawa
NTT Isolated
71 MW
87 MW
8,35 %
0,90 %
7
7
Kementerian ESDM Republik Indonesia
CAPAIAN RASIO ELEKTRIFIKASI
RASIO ELEKTRIFIKASI NEGARA ASEAN
• Rasio elektrifikasi nasional masih rendah – 88,30% pada tahun 2015.
• Masih ada 4 provinsi (Kalteng, Sultra, NTT, and Papua) yang memiliki
rasio elektrifikasi yang lebih kecil dari 70%.
• Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, rasio elektrifikasi nasional
Indonesia masih rendah.
• Target rasio elektrifikasi yang ingin dicapai: 97,35% pada tahun 2019.
RASIO ELEKTRIFIKASI NASIONAL TAHUN 2015 (dalam %)
8
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KONDISI KONSUMSI LISTRIK PER-KAPITA
• Walaupun konsumsi listrik (kWh) per-kapita Indonesia meningkat setiap tahun namun
masih rendah, yaitu 910 kWh di tahun 2015.
• Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, kWh per-kapita Indonesia masih rendah
dibandingkan Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
• Target kWh per-kapita yang ingin dicapai: 1.293 kWh pada tahun 2019.
8,000
7,000
kWh per capita
6,000
5,000 4,754.8
4,345
4,000
3,000
2,465 2,584.3
1,795.0
2,000
1,273
730 918.6 809.0
1,000 672
0
Singapore Malaysia Thailand Vietnam Indonesia Philippines
Sumber:
• Data 2012 : World Bank, http://data.worldbank.org/indicator/EG.USE.ELEC.KH.PC 2012 2015
• Data 2015: Bienvenido S. Oplas, Jr. (July 2016)
9
Kementerian ESDM Republik Indonesia
II Program Pembangunan Ketenagalistrikan 35.000 MW
10
Kementerian ESDM Republik Indonesia
PROGRAM 35.000 MW – DIBUTUHKAN MENJAWAB TANTANGAN SEKTOR
“ Angka 35.000 MW bukanlah angka yang ambisius
Sebab
”
1 Proyeksi Pertumbuhan
Ekonomi berkisar 7%
setiap tahun.
2 Meningkatnya
Pertumbuhan
kebutuhan listrik sekitar
8,7% setiap tahun.
Akibat
Kebutuhan Listrik akan
meningkat 7000 MW
setiap tahun.
11
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KEMAJUAN PROGRAM 35.000 MW
(STATUS SEPTEMBER 2016)
TOTAL : PERENCANAAN
Sudah 125 *) 39
Kontrak 2.798
1% 0% 3.685 Belum PPA
5.497 MW 11% 15%
52% Sudah PPA 13.623 MW
3.098 3.583 11.444 MW 46%
29% 34% 54%
7.760
Belum 10.787 31%
2.274 Kontrak 43%
1.480
22% 5.063 MW
14%
48%
*) : Selain itu terdapat pembangkit di luar Program 35.000 MW yang sudah COD:
PLTD Pulau Terluar dan Daerah Perbatasan (68 MW)
MVPP Amurang (120 MW)
• Terdapat proyek Reguler sekitar 0,8 GW di luar Program 35.000 MW yang target COD-nya setelah tahun 2019, namun sudah
PPA dan diperkirakan dapat dipercepat CODnya menjadi 2019 dengan melihat kemajuan yang dicapai oleh pengembang.
12
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KEMAJUAN PROGRAM 35.000 MW
(STATUS SEPTEMBER 2016)
KONTRAK BELUM
PERENCANAAN PENGADAAN KONTRAK KONSTRUKSI SLO/COD TOTAL
KONSTRUKSI
JENIS
NO GRAND TOTAL
PEMBANGKIT
SUB SUB SUB SUB SUB
PLN IPP PLN IPP PLN IPP PLN IPP PLN IPP PLN IPP
TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL
3 PLTBm 10 10 20 20 30 30
4 PLTG 600 600 225 418 643 200 100 300 375 375 125 125 1,525 518 2,043
5 PLTGU 900 1,300 2,200 600 2,135 2,735 1,300 1,300 1,250 1,250 4,050 3,435 7,485
10 PLTS 2 2 2 2
11 PLTU 1,200 2,200 3,400 3,000 3,000 600 9,748 10,348 315 2,650 2,965 2,115 17,598 19,713
GRAND TOTAL 3,583 3,685 7,267 1,480 7,760 9,240 2,274 10,787 13,061 3,098 2,798 5,896 125 39 164 10,560 25,068 35,627
20,4% 25,9% 36,7% 16,5% 0,5%
13
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KEMAJUAN PROYEK 7.000 MW
(STATUS SEPTEMBER 2016)
: KONSTRUKSI
: SLO/COD
150
1.736 10%
3.906 68%
52% 1.400
41%
3.607 2.020
48% 59%
807 1.400
32% 90%
(TOTAL 7.513 MW) FTP I (2.543 MW) FTP II (1.550 MW) Reguler (3.420 MW)
JENIS KONSTRUKSI SLO/COD TOTAL GRAND
NO
PEMBANGKIT FTP 1 FTP 2 REGULER SUB TOTAL FTP 1 FTP 2 REGULER SUB TOTAL FTP 1 FTP 2 REGULER TOTAL
1 PLTA 135 135 45 20 65 45 155 200
2 PLTGU 30 30 30 30
3 PLTM 22 22 52 52 74 74
4 PLTMG 155 155 400 400 155 400 555
5 PLTP 545 545 105 105 650 650
6 PLTU 807 700 1,213 2,720 1,736 1,548 3,284 2,543 700 2,761 6,004
GRAND TOTAL 807 1,400 1,400 3,607 1,736 150 2,020 3,905 2,543 1,550 3,420 7,513
48% 52%
14
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Kendala Pembangunan Ketenagalistrikan 35 Ribu MW & Strategi
III Percepatan
15
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KENDALA DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN (1)
Kendala
2. Perizinan : 3. Perencanaan: 4. Kontraktual:
1. Pembebasan Tanah : Pemda: izin Prinsip, Izin Penetapan, FS Kurag Akurat Pengalaman /Pemforma
Harga Tanah Diatas Appraisal Izin HO, IMB dst. Kualitas Desain Kontraktor
Tumpang Tindih Kepemilikan Kemenhut-LH, Kementerian Kurangnya Konsultan APBN menggunakan
Perhubungan, Kementeian PU, Perencana terakreditasi Rupiah Murni
16
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KENDALA DALAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN KETENAGALISTRIKAN (2)
KENDALA PEMBANGKIT TRANSMISI GARDU INDUK
TENAGA LISTRIK TENAGA LISTRIK
Perizinan yang • Izin prinsip, izin lokasi/penetapan lokasi • Izin dari Kementerian Kehutanan • Izin Prinsip, izin lokasi/Penetapan
memakan waktu lama dan izin lingkungan dari Pemda dan LH lokasi, izin Peruntukan Penggunaan
dari instansi terkait • Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dari • Izin melintas dari pemilik lahan Tanah (IPPT), izin
Kemenhut dan LH perkebunan (Swasta /BUMN), jalur Pemanfaatan/Penggunaan
• Izin Jetty (untuk PLTU) dari kementerian kereta api, bandara, dan sungai Sempadan Pantai, izin
Perhubungan (harus ada penetapan • Perpanjangan izin Multiyears Pengambilan Air Permukaan/Mata
lokasi Jetty dari Kemen Hub, izin Contract terkendala karena Air (IPAP/MA), Izin Ganguan/HO,
Pembangunan dari Ditjen Hubla, izin Peraturan Menteri Keuangan Nomor Izin Mendirikan Bangunan, Izin
Pengerukan dari Kemen Hub dan harus 157/PMK.02/2013 mewajibkan tanah Tempat Usaha, dan Izin Usaha
ada persetujuan AMDAL dari BLHD, tuntas. Industri dari Pemda
izin pengoperasian dari Men hub. • Pada Pemda tertentu, diperlukan
• Izin Pemanfaatan Air Permukaan (untuk juga Izin Mendirikan Bangunan
PLTM/PLTA) dari Kementerian PU (IMB) untuk membangun Tower
Transmisi (contoh: Pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi)
Perencanaan yang • FS kurang akurat (data hasil site • FS kurang akurat (data hasil site
kurang baik investigation antara lain topografi, investigation antara lain topografi,
batimetri, soil investigation, batimetri, soil investigation,
AMDAL/UKL-ULP) AMDAL/UKL-ULP)
• Kualitas detail desain kurang baik • Kualitas detail desain kurang baik
sehingga sering mengalami perubahan sehingga sering mengalami
• Kurangnya konsultan perencana yang perubahan
terakreditasi • Kurangnya konsultan perencana
yang terakreditasi
Kontraktual • Pengalaman/performa kontraktor yang • Pengalaman/performa kontraktor
kurang baik yang kurang baik
• Pengkategorian jenis pekerjaan yang
kurang tepat (lumpsump atau harga
satuan)
• Kontrak APBN masih menggunakan
rupiah murni dan tidak menerapkan
eskalasi harga
17
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Identifikasi Kendala Lahan Proyek PEMBANGKIT Program 35 Ribu MW Pada Tiap Region PT. PLN (Persero)
Kategori Isue (Proyek) Sumber Data : Data SPKK PT.PLN 23 Sept ‘16 (waktu Server 19.00 Wib)
Region Kerjasama Pembebasan Tuntutan 23 sept
No Perizinan
Pihak ketiga Lahan Hukum
Jumlah Proyek 6 10 3 2
1 Sumatera 1 1
2 Jawa Bag. Barat
3 Jawa Bag. Tengah 1 1 2
4 Jawa Bag. Timur&Bali
5 Kalimantan 1
6 Sulawesi&Nusra 6
7 Maluku&Papua 5 1 1
8 IPP 1
Total/Kategori 21
Keterangan isue : (21 Proyek)
Kerjasama Pihak ketiga : MoU, Sertifikasi Lahan / 29 % Perizinan : izin prinsip, izin Kawasan Hutan/ 14%
Pembebasan Lahan : Penolakan, Proses Pembebasan /48% Tuntutan hukum : 9 %
Identifikasi Kendala Lahan Proyek Gardu Induk Program 35 Ribu MW Pada Tiap Region PT. PLN (Persero)
Kategori Isue (Proyek) Sumber Data : Data SPKK PT.PLN 23 Sept ‘16 (waktu Server 19.00 Wib)
Region Pembebasan Ketersediaan
No Perizinan Lingkungan Lain-Lain
Lahan Penyaluran
Jumlah Proyek 1 1 1 1 5
1 Sumatera
2 Jawa Bag. Barat 1 1 3
3 Jawa Bag. Tengah 1
4 Jawa Bag. Timur&Bali
5 Kalimantan 1
6 Sulawesi&Nusra 1 1
7 Maluku&Papua
Total/Kategori
Keterangan isue : 9
Lain-lain : Desain & kelayakan
18
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Identifikasi Kendala Lahan Proyek Transmisi Program 35 Ribu MW Pada Tiap Region PT. PLN (Persero)
Ket:
Proses Pembebasan: Sebahagian Lahan tapak tower Dalam Tahap Negosiasi
Kesepakatan Harga: Penolakan Harga Ganti Rugi Tapak Tower dr. Warga
Tumpang Tindih: Warga & Kemenhut
Transmisi 500 Kv yang belum sesuai Pengadaan lahan di beberapa lokasi Perhutani menghendaki adanya
dengan tata ruang antara lain: seperti Kab Jepara, Pati, Grobogan, dan kontribusi manfaat lain selain
Kab. Cirebon Semarang belum selesai dilakukan pemberian ganti rugi
Kab. Indramayu sementara Izin penetapan lokasi akan Tapak tower yang berada di tanah
Kab. Karawang segera berakhir. PTPN VIII dan PTPN IX tidak
dibebaskan melainkan disewa
rekomendasi kesesuaian tata ruang dapat Rapat Koordinasi di Setwapres untuk Telah diadakan rapat koordinasi di
diberikan sehingga proses Penetapan mendorong percepatan pengadaan tanah Setwapres pada 11 Agustus 2016
Lokasi dan Izin Lingkungan dapat Pemprov akan membantu percepatan PT PLN dan BUMN terkait menyepakati
dilanjutkan. permohonan ulang Penetapan Lokasi bahwa akan pengadaan tanah milik
Pemkab terkait akan melakukan revisi yang dibutuhkan BUMN akan dilakukan dengan
RTRW mekanisme dan pembelajaran
PT PLN akan melanjutkan proses pengadaan tanah milik PTPN 7 untuk
permohonan Penetapan Lokasi dan Izin converter station HVDC
Lingkungan
Pemda terkait akan mengakomodir
proyek dalam revisi Perda RTRW
20
Kementerian ESDM Republik Indonesia
ISU DALAM PENGADAAN TANAH TRANSMISI (2)
Lokasi rencana pembangunan yang Terdapat isu sosial di beberapa lokasi pengadaan lahan terkendala
berada di kawasan hutan memerlukan seperti di Kab Pati, Kab Jepara, Kab Bogor, ketidaksesuaian harga jual yang
IPPKH yang diterbitkan setelah ada Kab Mesuji, dan Kab Lampung Timur ditetapkan
surat pertimbangan teknis Pemilik lahan menginginkan harga
Proses penerbitan IPPKH terhenti jual yang lebih tinggi
karena Pertimbangan Teknis dari Dirut Terdapat lahan milik perusahaan
Perhutani belum terbit dimana pemiliknya tidak diketahui
keberadaannya
Rapat koordinasi telah dilakukan di TIM Badan Intelejen Nasional (BIN) telah Sosialisasi kepada pemilik lahan dan
Setwapres terkait pengadaan tanah yang dilibatkan untuk menyelesaikan masalah penjelasan kebutuhan lahan tersebut
berada di tanah BUMN. sosial untuk infrastruktur publik.
Pertimbangan Teknis dari Perhutani telah percepatan pendekatan dan negosiasi
diterbitkan dan PT PLN sedang harga dengan para pemilik lahan
melengkapi dokumen yang dibutuhkan Pendekatan Pada Masyarakat dengan
untuk memohon IPPKH melalui PTSP dukungan Badan Intelijen Nasional (BIN)
BKPM.
21
Kementerian ESDM Republik Indonesia
ISU DALAM PENGADAAN TANAH TRANSMISI (3)
22
Kementerian ESDM Republik Indonesia
KEBIJAKAN MENGATASI HAMBATAN (Belajar dari FTP I dan II)
Permasalahan Uraian
Penyediaan Lahan Penerapan UU No 2/2012 & Perpres No. 4/2016
Negosiasi Harga Pembelian tenaga listrik oleh PLN dari IPP dan Excess Power dilaksanakan berdasarkan harga
patokan tertinggi tidak memerlukan persetujuan harga jual dari MESDM (Permen ESDM No.3/2015)
Proses Pengadaan Percepatan proses pengadaan IPP melalui “penunjukan langsung & pemilihan langsung” untuk EBT,
IPP mulut tambang, gas marginal, ekspansi, dan & excess power (Permen ESDM No.3/2015)
Proses Perizinan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) di BKPM (Permen ESDM No. 35/2014 & Perpres No. 4/2016),
dari 52 izin (923 hari) menjadi 22 izin (256 hari).
Kinerja Pengembang Melakukan uji tuntas (Due Delligence) terhadap calon pengembang IPP dan calon kontraktor EPC,
dan Kontraktor baik dari aspek teknis maupun finansial (Permen ESDM No.3/2015) dan dilakukan oleh Independent
Procurement Agent
Manajemen Proyek Membentuk Project Management Office (PMO) & menunjuk Independent Procurement Agent di PLN
serta UP3KN di KESDM (Permen ESDM No. 3/2015 dan Kepmen ESDM No. 3066 K/73/MEM/2015)
Koordinasi Lintas Membentuk Tim Kerja Percepatan Penyediaan Infrastruktur Ketenagalistrikan (Kep Menko Bid
Sektor Perekonomian No.129/2015) yang dibentuk oleh Menko Bid Perekonomian selaku Ketua Komite
Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP)
Jaminan Pemerintah, Perpres No.4 Tahun 2016:
Tata Ruang dan • Pemerintah memberikan jaminan terhadap kewajiban pembayaran PLN kepada pemberi
Hukum pinjaman dan jaminan kelayakan usaha PLN atas kewajiban finasialnya kepada IPP
• Dalam hal lokasi proyek tidak sesuai dengan rencana tata ruang dapat dilakukan perubahan
rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
• Kesalahan administrasi diselesaikan dengan penyempurnaan administrasi dan kerugian negara
diselesaikan dengan pengembalian kerugian negara
23
Kementerian ESDM Republik Indonesia
IV Kebijakan Terkait Lahan Untuk Proyek Tenaga Listrik
24
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Kebijakan Terkait Lahan Untuk Proyek Tenaga Listrik yang
diinisiasi oleh Kementerian ESDM
5. Draft Permen ESDM tentang Penyelesaian Teknis Terhadap Draft Permen ESDM ini dibuat dalam
rangka untuk melaksanakan
Tanah, Bangunan, Dan/Atau Tanaman yang Dikuasai Masyarakat ketentuan Pasal 36 ayat (5) Perpres
Pada Kawasan Hutan Dalam Rangka Percepatan Infrastruktur Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Percepatan Pembangunan
Ketenagalistrikan Infrastruktur Ketenagalistrikan
25
Kementerian ESDM Republik Indonesia
UU No. 30 Tahun 2009
Tentang Ketenagalistrikan
UU No. 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan
Bab IX
Penggunaan Tanah
26
Kementerian ESDM Republik Indonesia
PERPRES NO.4 TAHUN 2016
Tentang Percepatan Infrastruktur Ketenagalistrikan (PIK)
Perpes 4/2016, memberi dukungan untuk :
• Penjaminan • Penyediaan Tanah
• Percepatan Perizinan dan Non Perizinan • Penyelesaian Hambatan dan Permasalahan
• Penyediaan Energi Primer • Penyelesaian Permasalahan Hukum
• Tata Ruang
Penyediaan tanah untuk PIK dilakukan oleh PT PLN (Persero), anak perusahaan PT PLN (Persero) atau Pengembang Pembangkit
Listrik (PPL), yang dilakukan melalui Pengadaan Tanah berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan
tanah
Pengadaan Lahan tidak lebih dari 5(lima) hektar dapat dilakukan langsung oleh PT PLN (Persero), anak perusahaan PT PLN (Persero)
atau PPL, bilamana pemegang hak atas tanah tidak menyetujui besaran hasil penilaian jasa Penilai / Penilai Publik, maka dapat
menetapkan nilai jual beli atau tukar menukar atau cara lain yang disepakati kedua belah pihak berdasarkan skema analisis manfaat
dan biaya (Cost and Benefit Analysis) – Pasal 34 ayat (3)
Penyediaan tanah untuk transmisi dan/atau gardu induk yang tidak dapat dilakukan pengadaannya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 34 dapat dilakukan melalui :
- Sewa
- Pinjam Pakai
- Kerja sama dengan pemegang hak atas tanah.
Pengadaan tanah bagi PIK yang dikuasai oleh masyarakat pada kawasan hutan :
1. PT PLN (Persero) atau anak perusahaan PT PLN (Persero) atau. PPL meminta BPN untuk memberi keterangan atas
kepemilikan tanah
2. BPN berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup & Kehutanan
- Jika masyarakat tidak memiliki hak atas tanah yang berada di kawasan hutan, maka dilakukan
penyelesaian melalui izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH)
- Jika tanah masyarakat yang berada pada kawasan hutan yang digunakan untuk PIK dilakukan
dengan penyelesaian teknis, maka PT PLN (Persero) atau PPL bersama Kementerian/Lembaga dan
Pemda memperhitungkan kebutuhan dan dampak sosial masyarakat
3. Ketentuan penyelesaian teknis diatur dengan Peraturan Menteri ESDM
27
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Permen ESDM No 18 Th 2015
Jarak Bebas Minimum Horizontal dari Sumbu Vertikal Menara/Tiang pada SUTT, SUTET dan SUTTAS
Jarak dari
sumbu vertikal Jarak horizontal Jarak bebas impuls petir
menara / tiang akibat ayunan (untuk SUTT dan SUTTAS) Total Pembulata
No.
Saluran Udara Jarak antar ke konduktor konduktor atau jarak bebas impuls n
tiang/menara L H switsing (untuk SUTET) L+H+I
(m) (m) I (m) (m)
(m)
1. SUTT 66 kV Tiang Baja 160 1,80 1,37 0,63 3,80 4,00
4. SUTT 150 kV Tiang Baja 200 2,25 2,05 1,50 5,80 6,00
SUTET 275 kV Sirkit Ganda 400 5,80 5,13 1,80 12,73 13,00
7.
SUTET 500 kV Sirkit Tunggal 450 12,00 6,16 3,10 21,26 22,00
8.
SUTET 500 kV Sirkit Ganda 450 7,30 6,16 3,10 16,56 17,00
9.
SUTTAS 250 kV - 7,40 4,30 1,70 13,40 14,00
10.
SUTTAS 500 kV - 9,00 5,30 3,30 17,60 18,00
11.
28
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Ruang Bebas Jarak Bebas Vertikal Jarak Bebas Horizontal
Keterangan :
Keterangan : Keterangan :
: Penampang memanjang Ruang Bebas
: Penampang memanjang Ruang : Penampang melintang Ruang Bebas SUTT 66 kV
dan 150 kV Menara pada tengah gawang • L : Jarak dari sumbu vertikal menara/tiang ke konduktor
Bebas • H : Jarak horizontal akibat ayunan konduktor
• C : Jarak bebas minimum vertikal • I : Jarak bebas impuls petir (untuk SUTT dan SUTTAS)
• D : Jarak andongan terendah ditengah gawang (antar atau jarak bebas impuls switsing (untuk SUTET)
C : Jarak minimum vertikal
dua menara)
29
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Dasar Hukum Permen ESDM No.38/2013
UU No. 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Pasal 27, 30, 31, 32 dan 33
- Kewenangan Pemegang Izin menggunakan/melintasi tanah, bangunan dan tanaman
- Ganti Rugi dan Kompensasi tanah, bangunan dan tanaman
- Tata cara Pemberian Ganti rugi dan Kompensasi sesuai peraturan yang berlaku
PP No. 14 Tahun 2012 tentang Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, sebagaimana telah
dirubah dengan PP No. 23 Tahun 2014
Pasal 33, 35, 36 dan 37
- Kompensasi diberikan untuk penggunaan tanah secara tidak langsung
- Obyek Kompensasi adalah tanah, bangunan dan tanaman di bawah ruang bebas
SUTT/SUTET
- Besaran kompensasi ditetapkan oleh Lembaga Penilai Independen yang ditunjuk oleh
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
Dokumentasi Penunjukan
Apabila Ditolak
Lembaga Atau Tidak
Penilai Ditemukan
Pemiliknya,
Pengumuman Dilakukan
Konsinyasi
31
Kementerian ESDM Republik Indonesia
Draft Permen ESDM Tentang Penyelesaian Teknis Terhadap Tanah, Bangunan, dan /atau
Tanaman yang Dikuasai Masyarakat Pada Kawasan Hutan Dalam Rangka Percepatan PIK
PP 79/2014
(Kebijakan Energi Nasional-KEN)
• Merupakan kebijakan pengelolaaan energi yang berdasarkan
prinsip keadilan, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan guna
PP 14/2012
terciptanya kemandirian energi dan ketahanan energi nasional jo PP 23/2014
• Disusun oleh Dewan Energi Nasional (DEN) (Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik)
• Ditetapkan Pemerintah setelah mendapatkan persetujuan DPR-RI
30% 41%
30% 25%
12% 25%
53% 24% 50%
24%
11% 1%
Juml Target
Kategori Isu Region Nama Proyek Deskripsi Isu Tindak Lanjut
Tower Penyelesaian
Juml Target
Kategori Isu Region Nama Proyek Deskripsi Isu Tindak Lanjut
Tower Penyelesaian
SUTT 150 kV Border Koordinasi tanggal 18 Agustus
Bengkayang - Ngabang - 1 Tower no.95 Atas nama Zyaidan menolak dijual 2016, pemilik meminta harga
Tayan 80 Juta atau tower digeser
SUTT Kayutangi - Barikin Sect
SUTT 150 kV Kayutangi - Status Pengadaan Lahan ; Dari Target 127, sudah bebas
19 27 Feb 2017 1 Tanah bebas 53 Tower dari
Barikin 108 tapak
total tower 97
Akan dilakukan pendataan
SUTT 150 kV PLTU Sampit Status Pengadaan Lahan : Dari Target 119 Tapak Tower
5 31 Aug 2016 tanam tumbuh dan Peta
Perpres - Incomer sudah bebas 114 Tapak Tower
Bidang dan diajukan ke KJPP
SUTT 150 kV Puruk cahu - Status Pengadaan Lahan ; Dari target 138 Tapak, sudah Sudah dilakukan pembebasan
44 31 Dec 2016
Kuala Kurun (Section 1-3) bebas 94 Tapak sebanyak 97 tapak tower
akan dilakukan penilaian
SUTT 150 kV Sampit - Status Pengadaan Lahan ; Dari Target 454, sudah bebas
149 30 Dec 2016 ulang oleh appraisal untuk
Pangkalan Bun 305 Tapak Tower
lokai tanah yang belum bebas
Aspek Legal - Isu
Kalimantan SUTT 150 kV Tanjung - Melakukan pendekatan
Pembebasan Tanah Proses Pembebasan Lahan 30 Sep 2016 persuasif kepada masyarakat
Buntok
sekitar
SUTT Muara Teweh - Puruk
pembebasan lahan 30 Sep 2016
Cahu (Section 1-4)
Akan dilakukan kordinasi
SUTT 150 kV Bontang - Status pengadaan lahan ; Dari target 127 tapak, sudah
89 31 Dec 2016 dengan pemerintah propinsi
Sangata bebas 38 tapak
kutai, TNK dan BPN
SUTT 150 kV Karang Joang - Status Pengadaan Lahan ; Dari Target 149, sudah bebas 15 mempercepat proses appraisal
134 17 May 2017
Kuaro - Tanjung tapak pada tanah yang belum bebas
SUTT Palaran - Senipah Status Pengadaan Lahan ; Dari Target 141 Tapak, sudah Jalur yang melewati lokasi
130 09 Feb 2017
(Section 1-2) bebas 11 Tapak tambang di Re-Route
SUTT Tenggarong -
SUTT Tenggarong - Kota Status pengadaan lahan ; Dari target 159 tapak, sudah
117 09 Feb 2017 Kotabangun Sect 1 Tanah
Bangun (Section 1-2) bebas 42 tapak
bebas 32 Tower dari total
tower 78
Lampiran : Daftar Proyek Transmisi yang Terkendala Lahan (3)
Juml Target
Kategori Isu Region Nama Proyek Deskripsi Isu Tindak Lanjut
Tower Penyelesaian
harga tanah tidak disetujui oleh pemilik tanah alternatif
SUTT 70 kV Holtekamp - lokasi di wirabuan
Malupa pencarian alternatif baru
Jayapura (New) tindak lanjutnya melakukan pencarian alternatif baru di
purwasak
Juml Target
Kategori Isu Region Nama Proyek Deskripsi Isu Tindak Lanjut
Tower Penyelesaian
Masih melakukan pendekatan
dan sosialisasi dengan
SUTET 275 Kv Galang - Binjai Harga Kompensasi ROW 31 Aug 2016 masyarakat yang berada
dibawah jalur transmisi yang
ROW nya belum dibebaskan
SUTET 275 kV Galang -
Harga Kompensasi ROW 31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Simangkuk
SUTET 275 kV Kiliranjao -
T.04 dan T.105 = sengketa pemilik 01 Aug 2016 T.05 = Sudah Bebas
Payakumbuh
Bekerja sama dengan orang
SUTET 275 kv Padang Pembebasan Tanah untuk SUTET 275 kV Padang
01 Aug 2016 yang berpengaruh dalam
Sidempuan - Payakumbuh Sidempuan - Payakumbuh di section sumbar
melakukan negosiasi
Melakukan re-route (section 1
SUTET 275 kV Payakumbuh Pembebasan lahan SUTET 275 kV Payakumbuh - Garuda s/d section 5) untuk jalur awal
31 Dec 2016 payakumbuh - garuda sakti
- Garuda Sakti Sakti Section 1 s/d Section 5
menjadi payakumbuh -
perawang
Melakukan pendekatan &
SUTET 275 kv Simangkuk -
Harga Kompensasi ROW 30 Sep 2016 sosialisasi dengan masyarakat
Sarulla
Sumatera yg berada dibawah jalur
transmisi.
32 Tapak tower yang belum
bebas terdiri dari 11 tapak
SUTT 150 kV Air Raja - Kijang Pembebasan Tanah tapak tower 31 Jul 2016 rencana bayar, 4 tapak siap
bayar, 6 tapak usulan
konsinyasi dan 21 tapak
SUTT 150 kV Air Raja -Sri
Pembebasan Tanah tapak tower 31 Jul 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Bintan
SUTT 150 kV Bangkinang - Melakukan pendekatan
Masalah pada tower 303 s/d tower 322 31 Aug 2016
Pasir Pangarayan intensif dengan masyarakat
SUTT 150 kV Brastagi –
tanah tapak tower belum bebas 31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Kotacane
SUTT 150 kV Dumai - Bagan
Pembebasan Tanah tapak tower 31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Siapiapi
SUTT 150 kV Galang -
Harga Kompensasi ROW 31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Bintan
Lampiran
SUTT : Daftar
150 kV Bangkinang - Proyek Transmisi yang Terkendala Lahan (5) Melakukan pendekatan
Masalah pada tower 303 s/d tower 322 31 Aug 2016
Pasir Pangarayan intensif dengan masyarakat
SUTT 150 kV Brastagi –
tanah tapak tower belum bebas 31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Kotacane Juml Target
Kategori Isu Region Nama Proyek Deskripsi Isu Tindak Lanjut
SUTT 150 kV Dumai - Bagan Tower Pembebasan Tanah tapak tower
Penyelesaian
31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Siapiapi
Masih melakukan pendekatan
SUTT 150 kV Galang - dan sosialisasi dengan
Harga Kompensasi ROW 31 Aug 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Namorambe
SUTET 275 Kv Galang - Binjai Harga Kompensasi ROW 31 Aug 2016 masyarakat yang berada
Melakukan
dibawah pendekatan
jalur transmisi yang
SUTT 150 kV Galang -
tanah tapak tower belum bebas 31 Aug 2016 intensifnya
ROW dengan
belumpemilik lahan
dibebaskan
Negeri Dolok
dan menggunakan jasa
SUTET 275 kV Galang -
SUTT 150 kV Galang - Harga Kompensasi
Permintaan ROWtanaman yang dilewati jalur ROW
kompensasi 31 Aug 2016 appraisal
Menggunakan
Permintaan LOjasa Appraisal
kepada KEJATI
Simangkuk 31 Aug 2016
Tanjung Morawa oleh masyarakat terlalu tinggi jauh di atas harga standar. SUMUT terkait harga
SUTET 275 kV Kiliranjao - kompensasi.
SUTT 150 kV Garuda Sakti - T.04 dan T.105 = sengketa pemilik 01 Aug 2016 T.05 = Sudah Bebas
Payakumbuh Masalah pada tower 4 sampai tower 10 31 Aug 2016 Melakukan musyawarah ke- 3
Pasir Putih
Bekerja sama dengan orang
SUTET 275 kv Padang Pembebasan Tanah untuk SUTET 275 kV Padang
SUTT 150 kV Meulaboh - 01 Aug 2016 yang berpengaruh
Melakukan negosiasidalamulang dan
Sidempuan - Payakumbuh Sidempuan
tanah belum- Payakumbuh
bebas di section sumbar 31 Aug 2016
Blang Pidie melakukan
menggunakan negosiasi
jasa appraisal
SUTT 150 kV Pasir Putih - Melakukan re-route (section 1
pembebasan tanah 31 Jul 2016 proses
s/d ganti5)rugi
section untuk jalur awal
SUTET 275 kV
Pangkalan Payakumbuh
Kerinci Pembebasan lahan SUTET 275 kV Payakumbuh - Garuda
31 Dec 2016 payakumbuh - garuda sakti
- Garuda Sakti Sakti Section 1 s/d Section 5 Untuk 123payakumbuh
tapak yang belum
menjadi -
bebas
perawangterdiri dari 43 tapak
tower berada
Melakukan di lahan PT&
pendekatan
SUTET 275 kv Simangkuk -
SUTT 150 KV Rengat - Teluk Harga Kompensasi ROW 30 Sep 2016 INECDA sedang
sosialisasi denganmenunggu
masyarakatijin
Sarulla Pembebasan tanah 31 Aug 2016
Sumatera Kuantan kerja,
yg 29 tapak
berada dibawah tower jalur
menunggu
transmisi.
32 Tapak towerhargayang daribelum
apraisal,
12 tapak
bebas tower
terdiri darire-route
11 tapakdan 39
SUTT 150 kV Air Raja - Kijang Pembebasan Tanah tapak tower 31 Jul 2016 tapak tower pemiliknya
rencana bayar, 4 tapak siap tidak
setuju dengan
bayar, 6 tapakharga
usulan
Menggunakan jasa
konsinyasi dan 21 tapak tim
SUTT 150 kV Sidikalang -
SUTT 150 kV Air Raja -Sri Tanah Tapak Tower belum bebas 31 Aug 2016 Appraisal dalam melakukan
Subulussalam Pembebasan Tanah tapak tower 31 Jul 2016 Menggunakan jasa Appraisal
Bintan penaksiran harga
Juml Target
Kategori Isu Region Nama Proyek Deskripsi Isu Tindak Lanjut
Tower Penyelesaian
PACKAGE 3 - 500 KV DC Dalam proses pembuatan dokumen
OVERHEAD TRANSMISSION LINE - Proses pembebasan lahan di Prov. Sumsel untuk kontrak Paket 3 rencana pekerjaan untuk
Jabar 31 Jul 2016
INTERKONEKSI SUMATERA memerlukan ijin dari Kementerian Kehutanan kelengkapan administrasi pengajuan
JAWA permohonan ijin
Bengkayang – Ngabang :
63 Titik Kawasan Hutan Produksi IPPKH (Ijin Pinjam Pakai Kawasan
SUTT 150 kV Border Bengkayang - T.013-T.014 Masuk tanah Pemda Hutan) sudah diajukan pada awal
31 Jul 2016
Ngabang - Tayan Mei 2016, menunggu penerbitan
Ngabang – Tayan : IPPKH dari Kementrian Kehutanan
23 Titik Kawasan Hutan Produksi
SUTET 500 kV Aur Duri - Rengat - Belum adanya pengesahan RTRW di Provinsi Riau sehingga
31 Dec 2016
New Garuda Sakti menghambat proses AMDAL dan Penetapan Lokasi
SUTET 275 kV Payakumbuh - Beberapa titik tapak tower berada dalam kawasan HSAW dan HL. Menunggu tindak lanjut dari
30 Jun 2016
Garuda Sakti Kementerian Kehutanan
Lampiran : Daftar Proyek Gardu Induk yang Terkendala Lahan