Anda di halaman 1dari 1

UPAYA PENINGKATAN ANGKA BEBAS JENTIK (ABJ) UNTUK MENURUNKAN PREVALENSI DBD DI

JORONG GALAGAH PUSKESMAS MUARA PANAS KABUPATEN SOLOK TAHUN 2016


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ANDALAS
Rofi Yuliandra, Tika Sari, Nurvita Sari, Lailatul Rahmi, Dilla Syamola, Yossi Yulia,
Elsa Fadlani, Eliza Aldani, Desi Aulia, Rinatul Hayati, Utary Rezki S.
Pembimbing : dr. Fauziah Elytha, MSc dan dr. Efio Lasyera

PENDAHULUAN Intervensi
Plan : Menentukan waktu, tempat, sasaran, alat dan dana yang dibutuhkan
untuk pelaksanaan intervensi.
Pelaksanaan puskesmas memiliki 2 upaya yaitu upaya kesehatan wajib dan Do : Penyumpulan data awali. Brainstorming dengan Kepala Puskesmas
upaya kesehatan pengembangan puskesmas. Setiap kegiatan program pada tanggal 31 Desember 2015 dan 7 Januari 2016 bersama kapus
dan pemegang program. Survei jentik dan PHBS, Penyuluhuan door
pelayanan kesehatan dari upaya kesehatan tersebut akan menghasilkan data. to door, di mesjid, dan di posyandu. Gotong royong, Pembagian
Data yang diperoleh tersebut perlu dikelola dengan baik, mulai dari kegiatan Bubuk abate, sosialisasi cara pemakaian dan manfaat abate,
pencatatan, pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data hingga Pembuatan mading informasi.Penyediaan tempat leaflet.
menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan Check :
Action : Penyuluhan bahaya DBD dan 3M+, Pembentukan dan pelatihan
yang efektif dan efesien.
jumantik cilik di SD N 02 Muara Panas dan SD N 14 Saqah Panjang
, survei jentik, PSN, gotong royong, abatisasi.
TUJUAN

1. Tujuan Umum
Meningkatkan Angka Bebas Jentik (ABJ) atau cakupan rumah bebas jentik
utntuk menurunkan prevalensi penyakit DBD di Jorong Galagah Puskesmas
Muara Panas Tahun 2016.
2. Tujuan Khusus
 Mahasiswa mampu mengumpulkan dan menganalisis data dasar dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan masyarakat.
 Mahasiswa mampu merumuskan dan menentukan prioritas masalah
kesehatan masyarakat. Gambar 1 .Brainstorming Gambar 2. Penyuluhan DBD
 Mahasiswa mampu mencari alternative pemecahan masalah, menentukan
prioritas dan menyusun rencana kerja operasional dalam melakukan
intervensi.
 Mahasiswa mampu melakukan komunikasi kesehatan dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
 Mahasiswa mampu melakukan pengorganisasian dan bekerjasama
(teamwork) dalam kelompok dan masyarakat.
 Mahasiswa mampu melakukan monitoring dan evaluasi dari rencana
kerja dan intevensi yang dilakukan.
Gambar 3 dan 4. Pelatihan Jumantik Cilik dan survey jentik
GAMBARAN SITUASI

Wilayah Kerja Puskesmas Muara Panas terdiri dari 5 nagari dan 18


jorong, dengan luas wilayah 33,46 KM2. Setelah dilakukan observasi di
Puskesmas tahun 2015-2016 maka diperoleh berbagai masalah salah satunya
Tingginya prevalensi penemuan kasus DBD di wilayah kerja puskesmas
muara panas.
ANALISIS MASALAH Gambar 5. Indept interview PHBS dan Gambar 6. Gotong Royong
pemasangan stiker RBJ
Identifikasi Masalah
- Rendahnya cakupan penemuan penderita pneumonia balita sebesar 23%
KESIMPULAN DAN SARAN
- Rendahnya cakupan pelayanan anak balita yaitu 129 kunjungan (21%)
- Tingginya prevalensi penemuan kasus DBD yaitu sebesar 4 kasus di Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas setelah dilakukan
Jorong Galagah analisis secara kuantitatif dan kualitatif diketahui ada beberapa masalah di
- Rendahnya cakupan penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA wilayah kerja Puskesmas Muara Panas. Berdasarkan brainstroming dan
positif yakni sebesar 46% metode USG diperoleh prioritas masalah adalah “tingginya prevalensi
Rendahnya cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 53 kunjungan morbiditas DBD”. Kemudian dilihat penyebab masalah dengan
(67%) menggunakan fishbone, penyebab utama permasalahan adalah kurangnya
Prioritas Masalah sumber air bersih, kurangnya media promosi kesehatan, belum ada kader
Masalah yang didefinisikan lalu dinilai berdasarkan teknik Urgency, jumantiK..Intervensi yang dilakukan Survei jentik dan PHBS, Penyuluhuan
seriousness, and Growth (USG), dan diperoleh prioritas masalah yaitu door to door, di mesjid, dan di posyandu. Gotong royong, Pembagian
Bubuk abate, sosialisasi cara pemakaian dan manfaat abate, Pembuatan
“tingginya prevalensi morbiditas DBD”
mading informasi.Penyediaan tempat leaflet..Setelah dilakukan kegiatan
intervensi, belum dapat dinilai namun dari evaluasi kegiatan dapat dilihat
Analisis Penyebab Masalah bahwa terjadi peningkatan angka rumah bebas jentik dari 50,76% menjadi
Diagram 3.1. Fish Bone Kurangnya Manajemen Data di Puskesmas 95,43% setelah diintervensi
Tiakar Diharapkan kegiatan pemantauan jentik secara berkala dapat
dilakukan sesuai standar yang ditetapkan yaitu sekali tiga bulan atau empat
kali dalam setahun. Menyediakan media promkes yang memadai dalam
membantu memberikan informasi dan penyuluhan kepada
masyarakat.Meningkatkan Koordinasi dan sosialisasi pemegang program
tentang program DBD ke penanggung jawab wilayah dalam hal ini bidan
desa di Poskesri/polindes yang ada di wilayah kerja Puskesmas Muara
Panas Meningkakan koordinasi lintas sector dan lintas program agar semua
intervensi yang dilakukan untuk penanganan kasus DBD dapat dilakukan
dengan efektif..

KEPUSTAKAAN

- Organization WH. Prevention and control of dengue and dengue

haemorrhagic fever: comprehensive guidelines: Regional Office for

Penetapan prioritas pemecahan masalah South-East Asia, World Health Organization; 1999.
1. Teknik Skoring Urgency, seriousness, and Growth (USG).
2. Brainstorming (Curah Pendapat) dengan Kepala Puskesmas dan Para - Gubler DJ, Clark GG. Dengue/dengue hemorrhagic fever: the
Penanggung JAwab Program.
emergence of a global health problem. Emerging infectious diseases.
3. Mengoptimalkan papan publikasi data
1995;1(2):55.

Dipresentasikan pada Seminar Akhir Pengalaman Belajar Lapangan


a. (PBL)
Murray NEA,Kamis,
Quam MB,4Wilder-Smith
Februari A. 2016
Epidemiology of

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas


dengue: past, present and future prospects. Clinical

epidemiology. 2013;5:299.

Anda mungkin juga menyukai