Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering dilakukan
analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif
seperti identifikasi organoleptik, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk
menentukan kadar suatu senyawa. Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau
analisis farmasi sering dilakukan analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptik, sedangkan analisa
kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa.

Analisis senyawa barbiturat seperti fenobarbital ini dianggap penting khususnya


bagi mahasiswa farmasi karena sebagaimana diketahui senyawa turunan barbiturat
memiliki aktivitas farmakologis yakni sebagai hipnotik-sedativ, dimana hipnotik artinya
berkhasiat menidurkan dan sedativ artinya berkhasiat menenangkan. Oleh karena itu,
penting untuk menganalisis senyawa ini. Hal inilah yang melatar belakangi percobaan
ini.

Barbiturat adalah obat yang bertindak sebagai depresan system saraf pusat, dan
menghasilkan efek yang luas,dari sedasi ringan sampai anastesi local. Barbiturat juga
efektif sebagai hipnotik dan antikolvusan,barbiturat memiliki potensi kecanduan,baik
secara fisik dan psikologis.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. DASAR TEORI
Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif sebagai
hipnotik dan sedatif. Namun sekarang kecuali untuk beberapa penggunaan yang
spesifik, barbiturat telah banyak digantikan oleh benzodiazepin yang lebih aman
(Ganiswara, 1995).
Secara kimia, barbiturat merupakan derivat asam barbiturat. Asam barbiturat
(2,4,6-trioksoheksahidropirirmidin) merupakan hasil reaksi kondensasi antara urea
dengan asam malonat (Ganiswara, 1995).
Asam barbiturat sendiri tidak menyebabkan depresi SSP, efek hipnotik dan
sedatif serta efek lainnya ditimbulkan bila pada posisi 5 ada gugusan alkil atau aril
(Ganiswara, 1995).
Barbiturat bekerja pada seluruh SSP, walaupun pada setiap tempat tidak sama
kuatnya. Dosis nonanestesi teruatama menekan respons pasca sinaps. Penghambatan
hanya terjadi pada sinaps GABA-nergik. Walaupun demikian efek yang terjadi mungkin
tidak semuanya melalui GABA sebagai mediator (Ganiswara, 1995).
Barbiturat memperlihatkan beberapa efek yang berbeda pada eksitasi dan
inhibisi transmisi sinaptik. Kapasitas barbiturat membantu kerja GABA sebagian
menyerupai kerja benzodiazepine, namun pada dosis yang lebih tinggi bersifat sebagai
aganis GABA-nergik, sehingga pada dosis tinggi barbiturat dapat menimbulkan depresi
SSP yang berat (Ganiswara, 1995).
Barbital-barbital semuanya bersifat lipofil, sukar larut dalam air tetapi mudah larut
dalam pelarut-pelarut non polar seperti minyak, kloroform dan sebagainya. Sifat lipofil
ini dimiliki oleh kebanyakan obat yang mampu menekan SSP. Dengan meningkatnya
sifat lipofil ini, misalnya dengan mengganti atom oksigen pada atom C2 menjadi atom
belerang, maka efek dan lama kerjanya dipercepat, dan seringkali daya hipnotiknya
diperkuat pula (Tadjuddin, 2001).
Penggolongan barbiturat disesuaikan dengan lama kerjanya, yaitu (Tadjuddin,
2001):
1. Barbiturat kerja panjang
Contohnya: Fenobarbital digunakan dalam pengobatan kejang
2. Barbiturat kerja singkat
Contohnya: Pentobarbital, Sekobarbital, dan Amobarbital yang efektif sebagai sedatif
dan hipnotik
3. Barbiturat kerja sangat singkat
Contohnya: Tiopental, yang digunakan untuk induksi intravena anestesia.
Analisis kimia farmasi kuantitatif dapat didefinisikan sebagai aplikasi prosedur
kimia analisis kuantitatif terhadap bahan-bahan yang dipakai dalam bidang farmasi
terutama dalam menentukan kadar dan mutu dari obat-obatan dan senyawa-senyawa
kimia yang tercantum dalam farmakope-farmakope serta buku-buku resmi lainnya
seperti formularium-formularium (Susanti, 1997).
Analisis kimia farmasi kuantitatif biasanya dibagi menjadi beberapa analisis
berdasarkan metode dan teknik kerjanya (Susanti, 1997):
1. Analisis gravimetri
2. Analisis volumetri yang biasa desebut juga analisis titrimetri
3. Analisis gasometri
4. Analisis dengan metode fisika dan kimia
Analisis titrimetri umumnya dapat dibagi dalam 4 bentuk, yaitu (Susanti, 1997):
1. Reaksi netralisasi atau disebut asidimetri/alkalimetri
2. Reaksi pembentukan kompleks
3. Reaksi pengendapan
4. Reaksi oksidasi-reduksi.
Bromometri merupakan penentuan kadar senyawa berdasarkan reaksi reduksi-
oksidasi dimana proses titrasi (reaksi antara reduktor dan bromin berjalan lambat),
sehingga dilakukan titrasi secara tidak langsung dengan menambahkan bromin berlebih
(Susanti, 1997).
URAIAN BAHAN

1. Fenobarbital (Farmakope edisi III Hal.481)


Nama resmi : PHENOBARBITALUM
Nama lain : Fenobarbital, luminal
RM / BM : c12H12N2O3 / 232,24
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur,putih tidak berbau,rasa agak pahit.
Kelarutan :Sangat sukar larut dalam air, larut dalam etanol 95% P, dalam
eter P.
Kegnaan : Hipnotikum,Sedativum
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

2. Aquadest (farmakope edisi III Hal. 96)


Nama Resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling
RM / BM :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai
rasa.
Kegunaan : sebagai pelarut
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

3. Alkohol (farmakope Indonesia edisi III Hal 65)


Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Etanol, Alkohol
Pemerian : airan tidak berwarna,jernih,Mudah menguap dan mudah
bergerak,bau khas,rasa panas.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P,Dan dalam eter
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk, jauh dari nyala api.
PEMBAHASAN

Berdasarkan pecobaan pengidentifikasikan senyawa golongan barbiturate yang dilakukan melalui uji
organoleptik, uji kelarutan. Uji golongan, dan uji penegasan

Anda mungkin juga menyukai