Anda di halaman 1dari 5

BAB V

PERBANDINGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN DI LAPANGAN


DENGAN TEORI
Pada umumnya pelaksanaan pekerjaan di lapangan sudah dilakukan dengan
baik, namun ada beberapa tahapan pekerjaan yang tidak sesuai dengan teori tahapan
pekerjaan yang sebenarnya. Beberapa tahapan pekerjaan yang tidak sesuai dengan teori
pekerjaan yang ada bisa membuat hasil akhir dari pekerjaan tersebut dibeberapa bagian
cacat atau belum sempurna. Padahal bila kita mengikuti sesuai yang tertulis di teori bisa
dipastikan pekerjaan tersebut mempunyai hasil yang baik dan mampu dipertanggung
jawababkan. Berikut ini adalah perbandingan antara pelaksanaan pekerjaan di lapangan
dengan teori yang relevan, untuk jenis pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam dan
pekerjaan lapis permukaan Latasir.
Tabel 5.1 Perbandingan antara Pelaksanaan Pekerjaan di Lapangan dengan Teori
No. Uraian Teori Lapangan
1 Pengukuran Menggunakan meteran dan Menggunakan meteran dan
memberi patok di setiap stasiun memberi penanda berupa cat atau
(sta) piloks

2 Pembersihan Permukaan harus bebas dari Permukaan telah dibersihkan daari


benda-benda yang tidak di kotoran, debu atau bahan organik
inginkan seperti debu dan lainnya menggunkan sapu lidi
bahan lepas lainnya.
Pembersihan dilakukan dengan
menggunkan sapu lidi atau
kompresor

3 Bahan Aspal, agregat pokok, pengunci Aspal, agregat pokok ¾, agregat


dan penutup. Setiap fraksi pengunci ½ dan pasir sebagai
agregat harus disimpan terpisah agregat penutup, dan setiap fraksi
untuk mencegah tercampurnya agregat disimpan secara terpisah
antara fraksi agregat dan harus
bersih, kuat, awet, bebas dari

V-1
lumpur dan benda-benda tidak
dikehendaki.

Dump Truck, Motor Grader,


4 Alat Water Tank Truck, Vibrator Dump truk, Water Tank Truck,
Roller, Tandem Roller, gerobak Tandem Roller, sapu lidi, gerobak
dorng, sapu lidi, sekop, gayung dorong, sekop, gayung.

5 Pelaksanaan Bagi permukaan yang belum


 Penyemprotan beraspal diberi lapis resap Dilakukan penyiraman prime coat
prime coat pengikat (prime coat) dengan dengan menggunakan alat bantu
menggunakan hand spayer atau yaitu gayung. Aspal diencerkan
alat bantu lainnya yaitu dengan minyak tanah namun
gayung. AC 20 (penetrasi perbandingan takaran minyak
60/70) diencerkan dengan tanah dan aspal disesuaikan
menggunakan minyak tanah dengan kebutuhan di lapangan
(karosen). Perbandingan begitu pula dengan takaran
pemakain karosen harus terdiri pemakaian prime coat. Dan suhu
dari 80 bagian minyak per 100 penyemprotan tidak dilakukan
bagian aspal (80 pph) atau pengukuran suhu sebelum
disesuaikan kebutuhan di dilakukan penyiraman prime coat.
lapangan. Takaran pemakaian Penyiraman prime coat dilakukan
prime coat untuk lapisan dilakukan pada cuaca cerah
pondasi agregat yaitu 0,4-1,3 sehingga tercapai fungsi dari
l/m2 dan suhu penyemprotan prime coat itu sebai lapis resap
165-175o C. Penyemprotan pengikat.
tidak boleh dilakukan pada
cuaca sedang hujan karena
dapat mengurangi fungsi dari
prime coat itu sebagai lapis
resap pengikat.

V-2
 Penghamparan a) Penghamparan dan
dan pemadatan pemadatan agregat pokok. Dilakukan penghamparan agregat
Kerataan permukaan dapat pokok ukuran ¾ cm dengan
diperoleh dengan menggunakan sekop dihampar dan
keterampilan penebaran dan diratakan menggunakan secara
menggunakan alat perata manual dengan bantuan sekop.
seperti penggaruk. Jumlah Untuk jumlah agregat pokok
agregat yang ditebar di atas yaang ditebar di atas permukaan
permukaan yang telah dengan ketebalan 5 cm tidak
disiapkan harus sebagaimna dilakukan pengukuran, agregat
yang diisyaratkan untuk pokok dipadatkan dengan
ketebalan 5 cm yaitu 80 menggunakaan tandem roller 6-8
kg/m2. Pemadatan agregat ton dengan keceparan 5 km/jam
pokok dikerjakan dengan dan jam lintasan sebanyaak 6
menggunkan mesin gilas lintasan
roda besi yang memilik
bobbot 6-12 ton dengan
kecepatan ± 3 km/jam dan
jumlah lintasan minimum 6-
8 lintasan

b) Penyemprotan aspal pertama


dapat dikerjakan dengan
mengunakan penyemprot Penyemprotan aspal pertama
tangan (hand spayer) dengan dikerjakan secara manual dengan
temperatur aspal yang menggunkan gayung dan tidaak
diisyaratkan yaitu 165-1750o dilakukan pengukuran untuk
C untuk aspal keras penetrasi jumlah takaran dan suhu
60. Takaran menggunakan penyemprotan.
aspal harus serata mungkin
dan pada takaran
penyemprotan yang
diisyaratkan yaitu 2,5 kg/cm2

V-3
c) Penghamparan agregat
pengunci dilakukan setelah
penyemprotan aspal cair pada Dilakukan penghamparan agregat
agregat pokok selesai pengunci ukuran ½ cm dengan
dikerjakan, dan pelaksanaan menggunakan sekop dihampar dan
pekerjaannya dilakukan diratakan menggunakan sekop
dengan cara yang sama untuk sampai rata. Untuk jumlah agregat
agregat pokok. Jumlah pengunci yang ditebar di atas
agregat pengunci yang permukaan dengan ketebalan
ditebar di atas permukaan lapen 5 cm tidak dilakukan
yang telah disiapkan harus pengukuran, agergat pengunci
sebagaimna yang dipadatkan dengan menggunakan
diisyaratkan untuk ketebalan tandem roller 6-8 ton dengan
lapen 5 cm yaitu 25 kg/m2 . kecepatan 5 km/jam dan jumlah
Pemadatan agregat pengunci lintasan sebanyak 2 lintasan
dilakukan dengan
menggunakan mesin gilas
roda besi yang memiliki
bobot 6-8 ton dengan
kecepatan ± 3 km/jam sampai
kedudukan agregat pengunci
tertanan dengan baik.

d) Penyemprotan aspal kedua


dapat dikerjakan dengan Penyemprotan aspal kedua
mengunakan penyemprot dikerjakan secara manual dengan
tangan (hand spayer) dengan menggunkan gayung dan tidak
temperatur aspal yang dilakukan pengukuran untuk
diisyaratkan yaitu 165-175o C jumlah takaran dan suhu
untuk aspal keras penetrasi penyemprotan
60. Takaran menggunakan
aspal harus serata mungkin ‘
dan pada takaran

V-4
penyemprotan yang
diisyaratkan yaitu 1,5
kg/cm2.

e) Penghamparan agregat
penutup dilakukan setelah Dilakukaan penghamparaan
penyemprotan aspal cair pada agregat penutup menggunakan
agregat pengunci selesai sekop dihampar dan diratakan
dikerjakan, jumlah agregat menggunakan sekop secara
penutup yang ditebar di atas manual sampai rata. Untuk jumlah
permukan yang telah agregat penutup yang ditebar di
disiapkan harus sebagaimna atas permukaan dengan ketebalan
yang diisyaratkan untuk lapen 5 cm tidak dilakukan
ketebalan lapen 5 cm yaitu pengukuran, pemadatan akhir
14 kg/m2. Pemadatan akhir tidak dilakukan. Hanya meratakan
lapis penetrasi menggunakan permukaan pasir tersebut.
pneumatic tired roller (PRT)
yang memiliki bobot 10-12
ton dengan jumlah lintasan 4-
6 lintasan pada kecepatan 5
km/jam.

f) Selama pelaksanaan
penghamparan dan Pelaksanaan penghamparan dan
pemadatan tidak boleh pemadatan dilakukan pada cuaca
dilakukan pada cuaca sedang cerah.
hujan karena air dapat
mempengaruhi kepadatan
karena rongga udara yang
seharusnya diisi oleh agregat
akan digantikan oleh air
sehingga mengurangi
kekuatan dari lapen tersebut.

V-5

Anda mungkin juga menyukai