Lean Manajement
Lean Manajement
Era globalisasi dan keterbukaan informasi di masa kini telah menuntut rumah sakit untuk
semakin giat dalam upaya memberikan pelayanan terbaik. Ada banyak sekali masalah yang
harus diselesaikan rumah sakit dalam upaya memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.
Keterbatasan anggaran dan sumber daya secara umum yang dihadapi rumah sakit juga
berhadapan dengan penggunaan anggaran dan sumber daya tersebut secara efisien dan efektif,
guna memecahkan berbagai permasalahan yang ada. Tentu saja, hambatan sumber daya selama
ini membuat rumah sakit harus membuat skala prioritas serta sebagian pegawai harus bekerja
lebih produktif. Berhadapan dengan masalah-masalah di atas, semestinya ada sebuah cara kerja
yang mampu memberikan manfaat secara optimal sehingga dengan kendala sumber daya
tersebut, rumah sakit tidak harus membuat skala prioritas yang sulit dan menambah beban tugas
pegawai hingga tidak lagi proporsional.
Lean merupakan sebuah strategi manajemen kerja dan sumber daya yang berasal dari
praktik manajemen di Jepang. Lean merupakan sebuah cara sistematis untuk menghilangkan
pemborosan di dalam organisasi. Pemborosan di sini diidentifikasikan pada tujuh bidang:
transportasi, persediaan, pergerakan, waktu, pelayanan berlebih, pengolahan berlebihan, dan
kesalahan. Dalam bidang pelayanan, satu pemborosan ditambahkan yaitu SDM yang tidak
diberdayakan. Selain itu, lean bekerja pada keseluruhan rantai nilai organisasi sehingga mampu
mencegah berbagai bentuk potensi pemborosan.
Menurut Radnor (2012) ada beberapa faktor kunci untuk suksesnya implementasi Lean,
diantaranya adalah 1) Budaya organisasi, 2) Kepemimpinan dan komitmen manajemen, 3)
Ketersedian sumber daya, 4) Strategi komunikasi dan 5) Dukungan organisasi. Menurut Sobek
II (2011), faktor sukses implementasi Lean di rumah sakit meliputi : 1) Keterlibatan secara luas,
2) Kepemimpinan yang kuat, 3) Komunikasi, 4) Pelatihan, 5) Problem solving, dan 6)
Standarisasi. Di Indonesia, studi yang dilakukan Hendartini et al., (2016) terhadap 8
(delapan) RS yang telah memperoleh pelatihan Lean Management menunjukan beberapa faktor
yang mendukung implementasi lean. Faktor-faktor tersebut antara lain : 1) Implementasi lean
sesuai tujuan/strategi RS, 2) Adanya dukungan dan komitmen manajemen, 3) Dilaksanakan
secara bertahap, 4) Adanya dukungan SDM, 5) Ada pengakuan dan penghargaan atas upaya
yang dilakukan, 6) Infrasruktur RS
Pada awalnya, lean diarahkan khususnya pada upaya mengurangi pemborosan produksi
karena diterapkan pada manufaktur. Ketika diterapkan di rumah sakit, lean lebih berorientasi
dengan timeliness/pemborosan waktu. Hal ini disebabkan karena pada lean manufaktur, masalah
waktu tidak besar akibat produksi yang telah terstandar dan terjadwal dengan baik sehingga isu
utama adalah menurunkan ongkos produksi. Pada lean hospital, produksi sangat tidak standar
(masing-masing pasien dapat berbeda keluhannya) dan standar waktu sulit diprediksi (waktu
pelayanan satu pasien berbeda dengan pasien lainnya). Akibatnya, masalah waktu menjadi
masalah yang sangat penting. Karenanya, adanya lean hospital menambahkan dimensi waktu
yang kurang dieksplorasi dalam lean manufaktur.
Pencahayaan untuk ruang perawatan juga bisa kita hadirkan dari pencahayaan alami
menggunakan sinar matahari. Dengan memberikan bukaan jendela transparan berukuran minimal
2/3 dari luas lantai cukup untuk pencahayaan alami ruang. Selain itu untuk sumber energi bersih
tanpa buangan karbon, rumah sakit dapat menggunakan tools sistem konversi tenaga alami
menjadi listrik seperti solar cell, kincir angin, dan lain-lain.
http://ejournal.sst-wiworotomo.ac.id/index.php/iteks/article/download/50/51