Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lainnya. Penyakit ini bersifat kronis, dimana
progresivitas penyakitnya bervariasi tergantung dari keadaan satu individu
tersebut. PTM saat ini sangat ramai dibicarakan, terutama mengingat tingginya
angka kematian akibat PTM. PTM merupakan penyebab kematian utama sebesar
36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia.
Berdasarkan distribusinya, sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang
sedang berkembang (WHO, 2010). Selain itu, peningkatan kematian akibat PTM
di masa mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta
kematian) dengan rentang waktu antara tahun 2010 dan 2020.
Beberapa penyakit yang termasuk dalam kelompok PTM adalah asma,
diabetes mellitus, hipertensi, hipertiroid, penyakit jantung koroner, stroke, gagal
ginjal kronis, kanker dan penyakit sendi. Penyakit-penyakit tersebut seringkali
muncul tanpa gejala yang spesifik, seringkali pasien berkunjung untuk
memeriksakan dirinya ketika gejala yang muncul sudah semakin buruk akibat
kurangnya pemahaman mengenai kondisi tubuhnya. Kondisi ini diperparah
dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai PTM, dimana penyakit ini
sangat erat kaitannya dengan gaya hidup, riwayat penyakit serta beberapa faktor
resiko lain yang menyebabkan berkembangnya PTM.
Perubahan gaya hidup yang terjadi di masyarakat pada era globalisasi dan
modern seperti saat ini membuat perkembangan PTM semakin pesat. Banyaknya
suplai rokok bebas di masyarakat serta kurangnya aktivitas fisik turut membuat
PTM semakin berkembang. Dari segi gaya makan saat ini, kurangnya konsumsi
sayur dan buah dan berganti menjadi konsumsi makanan manis, makanan tinggi
lemak, makanan berpenyedap serta makanan cepat saji sangat sering
menyebabkan obesitas yang berujung pada PTM di masyarakat, bahkan pada
anak-anak usia sekolah hingga orang lanjut usia.

1
Diperlukan intervensi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai
PTM. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
yang bersifat secara kontinu dan berkesinambungan yang dapat mendeteksi
secara awal masyarakat yang beresiko maupun yang sudah menderita PTM
sehingga mendapat penanganan yang tepat. Pemeriksaan ini dilakukan dalam
bentuk kegiatan berupa Posbindu PTM, yaitu Pos Pembinaan Terpadu Penyakit
Tidak Menular yang dilakukan mulai usia 15 tahun ke atas.
Dengan melakukan Posbindu ini, diharapkan dapat mengurangi angka
kesakitan yang terjadi akibat penyakit tidak menular dan sekaligus meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat bahwa penyakit dapat dicegah dan
ditangani yang diawali dari kesadaran masing-masing individu untuk mencegah
penyakit terbut yang dapat dimulai dari hal-hal sederhana yang dilakukan setiap
harinya.

1.2 Identifikasi Masalah


Penyakit tidak menular (PTM) sebagai bagian dari trend perkembangan
penyakit khususnya di negara berkembang menjadi salah satu dasar dalam
dibentuknya Posbindu PTM. Posbindu PTM sewajarnya dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat dengan dibantu oleh kader-kader terlatih. Sebelum
dilaksanakan mandiri, biasanya akan dilakukan bimbingan oleh Puskesmas
sendiri. Posbindu ini hendaknya dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan
guna tercapainya keberhasilan dalam mencegah dan mengendalikan penyakit
tidak menular tersebut. Pada laporan ini akan di bahas mengenai Posbindu PTM
yang dilaksanakan di 6 banjar yang termasuk Desa Pemecutan Kelod, yaitu
Banjar Tenten, Tegal Dukuh Anyar, Batannyuh, Buagan, Munang-maning dan
Sading Sari

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Meningkatnya perilaku masyarakat dalam pencegahan dan
penanggulangan faktor risiko PTM guna menurunkan angka kesakitan,

2
kecacatan dan kematian akibat PTM secara terpadu, komprehensif dan
terintegrasi pada warga di lingkungan Desa Pemecutan Kelod
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengkaji jenis penyakit tidak menular pada warga di lingkungan Desa
Pemecutan Kelod

1.4 Manfaat
1. Mengetahui gambaran PTM pada warga di lingkungan Desa Pemecutan
Kelod
2. Menurunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat PTM pada
warga di lingkungan Desa Pemecutan Kelod.

3
BAB II
DATA DESA PEMECUTAN KELOD

2.1 Data Geografis Desa Pemecutan Kelod


Desa Pemecutan Kelod merupakan salah satu desa yang ada di kota
Denpasar dengan luas wilayah 727 Ha atau 7,27 km2 atau sekitar 5,68 persen dari
seluruh luas daratan kota Denpasar sedangkan luas daratan kota Denpasar
seluruhnya adalah 127,98 km2. Batas – batas wilayah Desa Pemecutan Kelod
sebagai berikut :
- Utara : berbatasan dengan Kelurahan Pemecutan
- Timur : berbatasan dengan Desa Dauh Puri Kauh, Desa Pemogan
- Selatan : berbatasan dengan Kelurahan Kuta, Kabupaten Badung
- Barat : berbatasan dengan Desa Padang Sambian Kelod dan Desa
Tegal Harum
Desa Pemecutan Kelod berdiri sejak tanggal 1 Juni 1982 berdasarkan
Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Nomor 57 Tahun 1982, yang
merupakan pemekaran wilayah Desa Pemecutan yang dimekarkan menjadi dua
desa dan satu kelurahan yaitu Desa Pemecutan Kelod dan Desa Pemecutan Kaja,
sedangkan desa induknya menjadi Kelurahan Pemecutan.
Secara administrasi Desa Pemecutan Kelod terdiri dari 15 (lima belas) dusun
yaitu :
- Dusun Tegal Baler Geria - Dusun Tenten
- Dusun Tegal Gede - Dusun Batannyuh
- Dusun Tegal Agung - Dusun Buagan
- Dusun Tegal Langon - Dusun Sading Sari
- Dusun Tegal Kawan - Dusun Pekandelan
- Dusun Tegal Dukuh Anyar - Dusun Abiantimbul
- Dusun Munang-maning - Dusun Margaya
- Dusun Samping Buni

4
2.2 Data Demografis Desa Pemecutan Kelod
Jumlah penduduk Desa Pemecutan Kelod tahun 2014 sebanyak 34.449
orang,dan jumlah penduduk tahun 2015 sebanyak 35.046 meningkat 1,73
persen, tingginya laju pertumbuhan penduduk diduga karena banyaknya
urbanisasi yang terjadi di Desa Pemecutan Kelod dengan alasan mencari
pekerjaan dan sekolah. Desa Pemecutan Kelod memiliki kondisi ekonomis yang
sangat setrategis yang merupakan pusat pemerintahan dan pusat perekonomian
(perdagangan dan jasa) serta merupakan jalur utama menuju ke Daerah
Pariwisata Kuta dan Nusa Dua.
Secara rinci jumlah penduduk Desa Pemecutan Kelod disajikan dalam tabel
dibawah ini.

Tabel 1. Penduduk Desa Pemecutan Kelod Menurut Jenis Kelamin


Laki-Laki. Perempuan. Jumlah

17.726 orang 16.723 orang. 34.449 orang

Tabel 2. Penduduk Desa Pemecutan Kelod Menurut Kelompok Umur


Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0–4 1.166 1.251 2.417
5–9 1.156 1.124 2.280
10 – 14 1.152 1.325 2.477
15 – 19 1.178 1.379 2.557
20 – 24 1.332 1.577 2.909
25 – 29 1.208 1.489 2.697
30 – 34 1.218 987 2.205
35 – 39 1.012 935 1.947
40 – 44 938 972 1.910
45 – 49 820 789 1.609
50 – 54 651 632 1.283
55 – 59 468 418 886
60 – 64 564 425 989

5
65 – 69 437 402 839
70 keatas 298 304 602
Jumlah 13.598 14.009 27.607

Tabel 3. Penduduk Desa Pemecutan Kelod Berdasarkan Pekerjaan


No. Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan. Jumlah
1. Buruh/Swasta. 4.678 4.755 9.433
2. PNS. 403 299 702
3. Industri. 883 679 1.562
4. Pedagang. 596 885 1.481
5. Jasa lainnya. 619 763 1.382
Jumlah 7.179 7.381 14.560

Tabel 4. Penduduk Desa Pemecutan Kelod Usia 7 – 45 Tahun Menurut Pendidikan


Jenis
Laki-laki. Perempuan Jumlah
Pendidikan
SD 1.961 2.112 4.073
SLTP 1.165 1.352 2.517
SLTA/SMU 825 965 1.790
D-1 353 414 767
D-2 133 158 291
D-3 333 394 727
S1 400 473 873
S2 101 94 195
S3 55 54 109
Jumlah 5.327 6.015 11.342

6
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Strategi
Perencanaan kegiatan Posbindu PTM ini dilaksanakan dengan melakukan
koordinasi dengan banjar terkait, dimana warga di Banjar Tenten merupakan
sasaran kegiatan ini. Jadwal posbindu diadakan tiap bulan setiap tanggal 6 , yang
dilakukan di balai banjar Tenten. Posbindu PTM diadakan dengan alur
pendaftaran, wawancara, pengukuran fisik, pemeriksaan biokimia, konseling dan
rujukan, pencatatan dan pelaporan. Sebelum diadakan posbindu PTM yang
pertama, dilakukan edukasi kepada kader-kader banjar mengenai mekanisme
pelaksanaan posbindu dan cara memakai alat pengukuran fisik serta alat
pemeriksaan biokimia. Edukasi dilakukan dengan cara ceramah serta praktek
langsung menggunakan alat yang telah tersedia.

3.2 Waktu dan Kegiatan


Posbindu dilaksanakan di Balai Banjar Tenten, yang dijadwalkan setiap
tanggal 6. Posbindu dihadiri oleh dua orang dokter internship dan satu orang
staff Puskesmas II Denpasar Barat untuk membimbing kader pada posbindu
pertama kali. Pada posbindu tersebut hadir pula lima orang kader Banjar Tenten,
Ketua Ibu PKK, serta warga Banjar Tenten yang akan menjalani pemeriksaan.

3.3 Peserta
Peserta yang hadir saat edukasi adalah kader-kader Banjar Tenten yang
berjumlah 5 orang untuk mengetahui mekanisme jalannya posbindu PTM dan
praktek bersama mencoba alat pengukuran dan pemeriksaan yang ada. Pada saat
posbindu PTM pada tanggal 8 Februari 2017, peserta yang hadir adalah warga
Banjar Tenten yang memiliki waktu untuk mengikuti posbindu PTM dan
menjalani pengukuran serta pemeriksaan, dengan jumlah total 33 orang.

7
3.4 Metode
Edukasi pada kader dilakukan dengan metode ceramah serta praktek
langsung mengenai penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus,
hiperurisemia dan hiperkolesterolemia. Untuk praktek langsung dilakukan
dengan cara kader-kader saling bergantian mengukur tinggi dan berat badan,
mengukur tekanan darah dengan alat tensimeter digital serta bergantian
melakukan pengecekan kadar gula darah menggunakan glucometer. Kader juga
diajarkan untuk menggunakan hand schoen, menggunakan kapas alcohol
sebelum menyuntikkan jarum, cara memasang stik pengukuran serta cara
membaca hasil kemudian mencatatnya.

3.5 Proses Kegiatan


Pada tanggal 8 Februari 2017 pukul 16.00 WITA, dua dokter internship
serta satu orang staff Puskesmas II Denpasar Barat tiba di Balai Banjar Tenten.
Saat itu kader-kader banjar serta beberapa warga telah berkumpul untuk
menjalani posbindu PTM. Pelaksanaan posbindu berjalan dengan baik dimana
kader dibimbing perlahan untuk melakukan pengukuran tinggi dan berat badan,
pengecekan tekanan darah serta pemeriksaan kadar gula darah dengan alat
glucometer. Warga yang memiliki tekanan darah tinggi atau kadar gula darah
yang tinggi mendapatkan konseling dan surat rujukan untuk berobat di fasilitas
kesehatan terdekat, yaitu Puskesmas II Denpasar Barat ataupun fasilitas
kesehatan sesuai dengan tanggungan BPJS masing-masing warga. Posbindu
berjalan lancar, baik, dan warga sangat antusias untuk menjalani pemeriksaan
tekanan darah dan pengecekan kadar gula. Warga juga aktif bertanya kepada
dokter internship mengenai diet terkait beberapa PTM.

3.6 Hasil Pemeriksaan


Posbindu PTM di Banjar Tenten dilakukan sebanyak 1 kali pada tanggal 8
Februari 2017. Berikut adalah data hasil posbindu PTM di Banjar Tenten.

8
Tabel 5. Rentangan Usia Peserta Posbindu PTM Banjar Tenten
Rentang Usia L P Total %
< 18 tahun 0 orang 0 orang 0 orang 0%
18-24 tahun 0 orang 0 orang 0 orang 0%
25-34 tahun 0 orang 0 orang 0 orang 0%
35-44 tahun 0 orang 2 orang 2 orang 6.06 %
45-54 tahun 0 orang 4 orang 4 orang 12.12 %
55-64 tahun 1 orang 14 orang 15 orang 45.45 %
65-74 tahun 3 orang 7 orang 10 orang 30.30%
≥ 75 tahun 2 orang 0 orang 2 orang 6.06 %

Tabel 6. Hasil Pengukuran dan Pengecekan Posbindu PTM Banjar Tenten


Jumlah Total
No. Penyakit L P Total
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 Merokok 0 0 0 0 0 0
2 Konsumsi Minuman Beralkohol 0 0 0 0 0 0
3 Konsumsi Makanan Asin 1 14 9 34 10 30
4 Konsumsi Tinggi Lemak 3 42 11 42 14 42
5 Konsumsi Makanan Manis 4 57 15 57 19 57
6 Kurang Sayur 2 28 4 15 6 18
7 Kurang Buah 1 14 3 11 4 12
8 Kurang Aktifitas Fisik 0 0 0 0 0 0
9 BB Lebih 5 71 11 42 16 48
10 Obesitas 2 28 4 15 6 18
11 Obesitas Sentral 5 71 14 53 19 57
12 Hipertensi 3 42 7 26 10 30
13 Gula darah sewaktu (>140 mg/dl) 0 0 2 7 2 6
14 Gula darah sewaktu (>220 mg/dl) 0 0 1 3 1 3

Posbindu PTM Banjar Tenten dilaksanakan di Balai Banjar Tenten. Posbindu


tersebut diperuntukkan bagi seluruh lansia di Banjar Tenten. Kegiatan posbindu PTM
ini dilaksanakan secara rutin setiap bulannya setiap tanggal 6. Fungsi dari

9
dilaksanakannya posbindu untuk screening PTM pada lansia di Banjar Tenten.
Kegiatan posbindu ini dibantu oleh kader-kader yang sudah di latih sebelumnya.
Posbindu PTM Banjar Tenten direncanakan dilakukan setiap tanggal 6 setiap
bulannya. Namun pelaksanaan awal dilakukan pada tanggal 8 Februari dan
selanjutnya dilaksanakan pada tanggal 6. Dalam pelaksanaan pertama kali jumlah
lansia yang datang tidak semua dikarenakan pemberitahuan kepada lansia tidak
semua dan ada kesibukan dari salah satu kader, namun jalannya kegiatan berjalan
dengan lancar, kader-kader mampu melakukan arahan yang sudah diajarkan dan
sudah mampu untuk mandiri.
Jumlah peserta posbindu pertama yang dilaksanakan pada tanggal 8 Februari
2017 adalah 34 orang. Tingkat kehadiran peserta posbindu tergolong tinggi.
Tingginya angka kedatangan dalam pelaksanaan posbindu tentunya dipengaruhi oleh
faktor kesadaran lansia dalam peran sertanya untuk menurunkan persentase penyakit
menular di Banjar Tenten.
Berdasarkan pemeriksaan pertama kali kegiatan posbindu PTM Banjar Tenten,
jumlah yang berhasil diperiksa sebanyak 34 orang, yang terdiri dari 28 orang
perempuan dan 6 orang laki-laki. Peserta yang menjadi peserta posbindu
digolongkan berdasarkan umur, yaitu <18 tahun, 18-24 tahun, 25-34 tahun, 35-44
tahun, 45-54 tahun, 55-64 tahun, 65-74 tahun, dan >75 tahun, dan didapatkan
rentangan umur dari 18 tahun sampai dengan 64 tahun, dengan rincian 18-24 tahun
sebanyak 0 orang (0%), 25-34 tahun sebanyak 0 orang (0%), 35-44 tahun sebanyak 2
orang (6,06%), 45-54 tahun sebanyak 4 orang (12,12%), 55-64 tahun sebanyak 15
orang (45,45%), 65-74 tahun sebanyak 10 orang (30,30%) dan > 75 tahun sebanyak
2 orang (6,06%).
Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan tidak ada lansia yang merokok,
konsumsi alkohol dan kurangnya aktifitas fisik. Dari faktor resiko kebiasaan
makanan yang mengkonsumsi makanan asin 10 orang yaitu 1 orang laki laki dan 9
orang perempuan, mengkonsumsi makanan lemak 14 orang yaitu 3 orang laki-laki
dan 11 orang perempuan, konsumsi makanan manis 19 orang yaitu 4 orang laki-laki
dan 15 orang perempuan. Kurang makan sayur 6 orang yaitu 2 orang laki-laki dan 4
orang perempuan. Kurang konsumsi buah 4 orang yaitu 1 orang laki-laki dan 3 orang
perempuan. Dari pengukuran antopometri , sebanyak 16 orang yang memiliki berat

10
badan lebih dan 6 orang yang obesitas. Dari pengukuran tekanan darah ditemukan 10
orang yang menderita hipertensi yaitu 3 oran laki-laki dan 7 orang perempuan,
pengukuran kadar gula darah ditemukan 2 orang yang memiliki gula darah yang
meningkat dan ditemukan 1 orang yang memiliki kadar asam urat yang meningkat.
Setelah pemeriksaan posbintu PTM pertama para peserta diberikan
penyuluhan diet pada diabetes melitus, hipertensi, hiperkolesterolemia, dan
hiperurisemia dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan sehingga dapat
mencegah dan menanggulangi penyakit tidak menular tersebut. Penyulihan dilakukan
dengan pemberitahuan lisan kepada lansia dengan memberikan pengetahuan umum
tentang penyakit tidak menular serta untuk mencegah penyakit tidak menular.

11
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Posbindu PTM merupakan pos pembinaan terpadu faktor risiko penyakit tidak
menular utama (obesitas, hiperkolesterol, hipertensi, hiperglikemi, diet tidak sehat,
kurang aktivitas dan merokok), dan sebagai bentuk peran serta kelompok masyarakat
yang aktif dalam upaya promotif-preventif.
Posbindu PTM yang dilakukan terhadap lansia di banjar tenten merupakan
kegiatan dengan upaya pencegahan penyakit tidak menular. Posbindu dilakukan dari
awal dengan pelatihan kader dan dilaksanakan tanggal 8 februari 2017 dengan
banyak peserta 34 orang. Tingkat kehadiran posbindu tergolong cukup tinggi dengan
tingginya angkat lansia yang datang. Dilakukan pencatatan sendiri oleh kader dan
pemeriksaan yang sudah diajarkan sehingga kader mampu untuk mandiri. Selain itu
diberikan penyuluhan kepada lansia yang memiliki resiko menderita penyakit tidak
menular dengan cara lisan sehingga lansia mampu menerapkannya.

4.2 Saran
1. Pemantauan pelaksanaan posbindu setiap bulan untuk melihat perkembangan
faktor risiko penyakit tidak menular pada lansia.
2. Kerjasama antara para kader dan kelian banjar dalam hal penyesuaian jadwal
sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai yang direncanakan.
3. Memperbaiki alat glucometer yang sebelumnya tidak bisa digunakan supaya
program posbindu bisa berjalan dengan lancar.

12

Anda mungkin juga menyukai