SP Psikologi Emosi
SP Psikologi Emosi
PENDAHULUAN
Emosi positif yang terjadi dalam diri seseorang seperti tenang, bahagia,
dan gembira perlu dipertahankan dan dikembangkan, sedangkan emosi negative
seperti marah, sedih, dan takutperlu dihilangkan atau dicari solusinya. Penelitian
Masniaty (2012) menyimpulkan lebih dari separuh perempuan Madrasah
Tsanawiyah mengalami masalah sering sedih, mudah gugup, pemalu, takut
ditinggal sendiri, dan kurang percaya diri. Emosi-emosi negative tersebut juga
dialami oleh siswa laki-laki, tetapi persentasenya tidak mencapai 50%.
Emosi dasar digolongkan menjadi empat golongan, yakni: (a) senang, (b)
sedih, (c) takut, (d) marah.emosi senang adalah gambaran rasa senag yang dialami
seseorang. Emosi senang ini terdiri dari bermacam-macam bentuk, misalnya
bahagia, riang, gembira, dan cinta. Emosi sedih adalah gambaran rasa tidak
senang yang dialami seseorang. Emosi ini juga banyak macamnya seperti duka,
kecewa, hampa, dan malu.
Emosi takut artinya gambaran rasa tidak senang yang dialmai oleh
seseorang, baik terhadap objek dari luar diri maupun dalam diri orang tersebut.
Objek dari luar diri misalnya takut pada pencuri, takut pada harimau, dan
perampok. Rasa takut yang objeknya dalam diri orang tersebut misalnya takut
tidak lulus dan takut berbuat salah. Emosi marah merupakan gambaran perasaan
terhadap suatu objek seperti peristiwa, perilaku orang, hubungan sosial, dan
keadaan lingkungan. Masing-masing emosi dasar terdiri dari berbagai emosi yang
sejenis. Masing-masing emosi tidak ada yng bersifat universal, tetapi ada pula
yang bersifat khusus, artinya kata sifat emosi tersebut hanya ada pada golongan
atau suku tertentu saja sesuai dengan budaya golongan tersebut. Secara rinci
emosi dasar dan jenis-jenisnya dicantumkan pada tabel berikut ini:
Damai Rindu
2.3 Teori tentang emosi
a. Teori James-Lange
b. Teori Cannon-Bard
Walter Cannon dan Philip Bard menyatakan bahwa selama persepsi terhadap
stimuli yang menghasilkan emosi (missal melihat ular telepas), thalamus
mengirim pesan secara bersamaan ke seluruh tubuh menghasilkan pengalaman
emosi yaitu rasa takut, sedangkan pesan ke thalamus menghasilkan perubahan
tubuh seperti denyut jantung, tekanan darah, dan mulut terbuka.
d. Teori Schachter-Singer
Manifesting emosi atau ekspresi emosi seseorang dapat dilihat dari kata-kata
atau verbal dan tingkah laku nonverbal orang yang bersangkutan, contoh emosi
marah. Ekspresi emosi marah seseorang dapat diobservasi dari kata-kata atau
verbal yang bersangkutan, misalnya nada suara yang keras, atau nada keras
disertai suara gemetar. Indikator lain dapat dilihat tingkah laku nonverbal yang
bersangkutan seperti ekspresi wajah, gerakan-gerakan tangan, napas, dan gerakan-
gerakan tubuh lainnya. Ekspresi emosi tersebut terjadi baik disadari maupun tidak
disadari.
Pola-pola fisiologik tertentu akan berkaitan dengan emosi tertentu. Orang yang
sedang marah maka matanya melotot, mukanya merah padam, pucat atau
tangannya gemetar, tetapi hal tersebut tidak berlaku secara universal. Artinya,
tidak seluruh orang yang sedang marah mengalami hal tersebut. Orang yang
penegendalian dirinya baik malahn tidak terlihat perilaku verbal dan nonverbal
yang mewujudkan dia sedang merah. Dalam kondisi stress kelenjar adrenalin
mengeluarkan hormone epinefrin dan norepinefrin. Kedua hormone ini akan
menambah tekanan darah dengan cara epinefrin memengaruhi jantung, sedangkan
norepinefrin akan menyempitkan pembuluh darah sehingga secara tidak langsung
akan meningkatkan tekanan darah.