Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KHUSUS

MANFAAT ASPERGILLUS NIGER

Jamur adalah makhluk hidup yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.
Jamur atau fungi bervariasi dalam ukuran, dari ragi yang uniseluler sampai jamur
multiseluler, seperti jamur payung dan jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada
umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik utama, yaitu eukariotik, menggunakan
spora sebagai alat perkembangbiakannya, dan heterotrof. Sebagai tambahan, jamur
membutuhkan tempat yang lembab dan hangat agar dapat tumbuh. Oleh karena itu,
jamur banyak ditemukan di makanan yang lembab, di dasar kulit batang pohon, di
dasar lantai hutan, serta di lantai kamar mandi yang lembab. Oleh karena bersifat
heterotrof, secara ekologi jamur sangat penting karena berperan sebagai pengurai dan
ikut andil dalam daur nutrisi yang ada di tanah (Subahari, 2008).
Sebagian besar tubuh fungsi terdiri atas benang-benang yang disebut hifa,
yang saling berhubungan menjalin semacam jala yang disebut miselium. Miselium
dapat dibedakan atas miselium vegetatif yang berfungsi menyerap nutrien dari
lingkungan dan miselium fertile yang berfungsi dalam reproduksi. Fungsi tingkat
tingi maupun tingkat rendah mempunyai ciri khas yaitu berupa benang tunggal atau
bercabang-cabang yang disebut hifa. Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu
kapang dan khamir (Syamsuri, 2004).
Semua jamur adalah eukariota, mereka memiliki sel membran yang
menutupi inti dan mitokondria dan organel bermembran lainnnya. Meskipun mereka
berbeda mencolok dalam ukuran dan bentuk, tetapi jamur memiliki karakter tertentu,
termasuk cara mereka mendapatkan makanan. Jamur yang paling sederhana adalah
ragi, uniseluler, dengan bentuk bulat atau oval. Ragi tersebar luas di tanah, daun,
buah, dan juga pada tubuh kita. Ragi berperan penting dalam kedokteran, penelitian
biologi, dan industri makanan (Solomon, 2011). Struktur tubuh jamur yang paling
umum adalah filamen multiseluler dan sel tunggal (ragi). Banyak spesies yang dapat
tumbuh baik sebagai filamen dan ragi, tetapi kebanyakan tumbuh sebagai filamen,
hanya sedikit spesies yang tumbuh sebagai ragi. Ragi biasanya berada di tempat yang
lembab, termasuk getah tumbuhan dan jaringan hewan, dimana terdapat nutrisi
seperti gula dan asam amino (Campbell et al., 2009).
Fungi atau jamur adalah suatu divisi organisme eukariotik yang tumbuh
dalam massa iregular, tanpa akar, batang, atau daun, dan tanpa klorofil atau pigmen
lain yang mampu untuk berfotosintesis. Setiap organisme (talus) bersifat uniseluler
hingga filamentosa, dan memiliki struktur somatik bercabang (hifa) yang dikelilingi
oleh dinding sel yang mengandung selulosa atau sitin atau keduanya, dan
mengandung nukleus asli. Organisme ini bereproduksi secara seksual atau aseksual
(pembentukan spora) dan dapat memperoleh makanan dari organisme hidup lain
sebagai parasit atau dari bahan organik sebagai saprofit (Direkx, 2001)
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur
yang hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar
tanaman kacang-kacangan atau pada liken. Jamur berhabitat pada bermacam-macam
lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme. Meskipun kebanyakan hidup
di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme
air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan
dari kelas Oomycetes. Jamur dibedakan menjadi 4 divisio, yaitu Zygomycota,
Ascomycota, Basidiomycota, dan Deuteromycota.

1. Aspergillus Niger
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan
mudah diidentifikasi dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan
kelas Fungi imperfecti. Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya
digunakan secara komersial dalam produksi asam sitrat, asam glukonat dan
pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase, amiloglukosidase dan sellulase.
Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC (optimum), 6ºC-8ºC
(minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup (aerobik).
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih.
Aspergillur niger merupakan salah satu dari spesies Aspergillus yang
mencakup seperangkat jamur yang umumnya dianggap aseksual, meskipun bentuk
sempurna (bentuk yang bereproduksi secara seksual) telah ditemukan (Sacher, 2002),
jamur jenis Aspergillus mudah tumbuh pada medium bakteri dan jamur, membentuk
koloni yang dapat dilihat dalam 3 hari inkubasi. Aspergillus niger umumnya
ditemukan tumbuh sebagai saprofit pada daun mati, gandum yang disimpan,
tumpukan kompos, dan vegetasi yang membusuk lainnya dan juga organism ini dapat
hidup sebagai saprofit dan parasit pada substrat makanan, pakaian, manusia, dan
burung (Sudjadi, 2006).
Aspergillus biasanya tumbuh berkoloni pada makanan, pakaian, dan alat-
alat rumah tangga. Koloni Aspergillus biasanya tampak berwarna abu-abu, hitam,
cokelat, dan kehijauan. Jamur ini dapat tumbuh di daerah beriklim dingin maupun
tropis. Aspergillus melakukan reproduksi secara seksual dan aseksual. Reproduksi
secara aseksual terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler
serta pemutusan benang hifa dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada
fungi multiseluler. Reproduksi jamur secara seksual dilakukan oleh spora seksual.
Aspergillus niger mempunyai koloni pada medium Cxapek’s Dox mencapai
diameter 4 sampai 5 cm dalam waktu 7 hari, dan terdiri dari suatu lapisan basal yang
kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan konidofor yang lebat yang
berwarna coklat tua hingga hitam. Stipe dari konidiofor berdinding halus, berwarna
hialin, tetapi dapat juga kecoklatan. Vesikula berbentuk bulat hingga semibulat, dan
berdiameter 50 sampai dengan 100 m. Fialid terbentuk pada metula dan berukuran
(7,0 sampai 9,5) x (3 sampai 4) m. Metula berwarna hialin hingga coklat, seringkali
bersepta, dan berukuran (15 sampai 25) x (4,5 sampai 6,0). Konidia berbentuk bulat
hingga semibulat, berukuran 3,50 sampai 5,0, berwarna coklat, memiliki ornamentasi
berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak beraturan. Koloni pada medim MEA lebih
tipis tetapi bersporulasi lebat. Aspergillus niger merupakan salah satu jenis jamur
yang memiliki kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan berbagai enzim yang
penting peranannya dalam bidang pangan seperti selulase.
Gambar 1. Aspergillus niger
(Sumber: Nishimura, 1999)
2. Aplikasi ke Lingkungan
Aspergillus niger dalam kehidupan memiliki banyak fungsi, salah satunya
adalah digunakan dalam proses fermentasi. Proses pembuatan ampas menjadi pakan
dilakukan secara fermentasi menggunakan spora Aspergillus niger (Miskiyah,
2006). Penggunaan cara ini dapat mempengaruhi kandungan nutrisi produk pakan.
Kadar lemak yang masih tinggi dapat dikurangi dengan adanya aktivitas dari enzim
lipase dari Aspergillus niger selama proses fermentasi. Selain itu, Aspergillus niger
dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan oksigen (O2) dari sari buah dan
juga dapat digunakan untuk menjernihkan sari buah. Jamur tersebut dapat
menghasilkan enzim glukosa oksidase dan pektinase (Sudjadi, 2006).
Aspergillus niger juga penting pada produksi asam sitrat yang banyak
digunakan pada berbagai makanan dan minuman ataupun sebagai pengawet dan
peningkat citarasa. Asam sitrat harus dimurnikan dari substrat fermentasi sehingga
keterlibatan jamur tidak lagi nampak. Aspergillus niger juga dapat mengkontaminasi
makanan misalnya pada roti tawar, pada jagung yang disimpan dan sebagainya.
Banyak enzymes yang berguna diproduksi oleh industri fermentasi dari Aspergillus
niger. Misalnya, Aspergillus niger glucoamylase digunakan dalam produksi fructose
corn syrup, dan pectinases digunakan dalam minuman buah-buahan dan anggur. α-
galactosidase, yaitu sebuah enzim yang merinci tertentu sugars kompleks, merupakan
komponen dari produsen obat yang mengklaim dapat menurunkan perut
kembung. Aspergillus niger memerlukan mineral-mineral seperti (NH4)2SO4,
KH2PO4, MgSO4, urea, CaCl2.7H2O, FeSO4, MnSO4.H2O, FeSO4, MnSO4.H2O
untuk menghasilkan enzim sellulase.
Sedangkan untuk enzim amilase khususnya amiglukosa diperlukan
(NH4)2SO4, KH2PO4 .7H2O, Zn SO4, 7H2O. Bahan organik dengan kandungan
nitrogen tinggi dapat dikomposisi lebih cepat dari pada bahan organik yang rendah
kandungan nitrogennya pada tahap awal dekomposisi. Tahap selanjutnya bahan
organik yang rendah kandungan nitrogennya dapat dikomposisi lebih cepat daripada
bahan organik dengan kandungan nitrogen tinggi. Penurunan bahan organik sebagai
sumber karbon dan nitrogen disebabkan oleh Aspergillus niger sebagai sumber
energinya untuk bahan penunjang pertumbuhan atau Growth factor.
Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan langsung dengan zat
makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang terdapat disekeliling
hifa dapat langsung diserap sedangkan molekul yang lebih kompleks harus dipecah
dahulu sebelum diserap ke dalam sel, dengan menghasilkan beberapa enzim ekstra
seluler. Bahan organik dari substrat digunakan oleh Aspergillus niger untuk aktivitas
transport molekul, pemeliharaan struktur sel dan mobilitas sel.
2.1. Metabolisme
Dalam metabolismenya, Aspergillus niger dapat menghasilkan asam sitrat
sehingga fungi atau jamur ini ini tidak menghasilkan mikotoksin yang berarti jamur
ini tidak membahayakan. Aspergillus niger dapat tumbuuh dengan cepat, oleh karena
itu Aspergillus niger digunakan banyak secara komersial dalam produksi asam sitrat,
asam glukonat, dan pembuatan beberapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidae, dan selulosae. Selain itu, Aspergillus niger juga menghasilkan
gallic acid yang merupakan senyawa fenolik yang biasa digunakan dalam industri
farmasi dan juga dapat menjadi substrat untuk memproduksi senyawa antioksidan
dalam industri makanan. Aspergillus niger dalam pertumbuhannya berhubungan
langsung dengan zat makanan yang terdapat dalam substrat, molekul sederhana yang
terdapat di sekelilng hifa dapat langsung diserap.

Anda mungkin juga menyukai