Anda di halaman 1dari 3

Migrasi Manusia dalam Dinamika Masyarakat

Oleh: Valentine Ruth Pebrina / 1706973306

Daftar referensi :
Buku Ajar MPKT A PPKPT tahun 2017 oleh Tim Revisi Universitas Indonesia,
Depok
http://www.academia.edu/30641103/DINAMIKA_MASYARAKAT_DAN_KEB
UDAYAAN (diakses 23 Oktober, 21:50)
E-Journal Dinamika Masyarakat dan Kebudayaan Ditinjau dari Ilmu Antropologi
O l e h : R i n i I n d r ya w a t i S P s i , M s i UNIVERSITAS GUNADARMA
Desember 2013 hlm 12-13 (diakses 23 Oktober, 21:54)

Masyarakat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat


dipisahkan. Manusia di dalam masyarakatmya mengembangkan dan mendukung
suatu kebudayaan. Sebagai makhluk hidup, usia manusia terbatas. Setiap manusia
akan meninggalkan dunia, namun demikian, kebudayaan yang dimilikinya dapat
terus berkembang dan didukung oleh anggota masyarakat lainnya. Kebudayaan itu
diwariskan, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Secara vertikal,
kebudayaan dapat diwariskan dari generasi ke generasi; adapun secara horizontal
kebudayaan disebarkan dengan melalui pertemuan antarindividu dan
antarmasyarakat.

Migrasi adalah suatu proses perpindahan sekelompok atau beberapa


kelompok manusia dari satu tempat ke tempat lainnya. Dalam proses berpindah
itulah, manusia membawa kebudayaannya dan ditiru oleh masyarakat yang
ditemuinya. Pada awal perkembangan manusia, di masa purba, manusia hidup
berburu dan mengumpulkan hasil hutan, sehingga mereka selalu bergerak dan
berpindah-pindah. Meskipun awalnya mereka bergerak dalam batas wilayah
tertentu. Namun lambat laun ketika hewan buruan dan hasil hutan yang dicarinya
semakin berkurang, pergerakan masyarakat manusia melampaui batas-batas
wilayah hutan mereka. Dengan demikian, migrasi pada awalnya bergerak sangat
lambat, bahkan mungkin tidak disadari oleh masyarakat itu sendiri.
Migrasi lambat dan otomatis adalah sejajar dengan perkembangan dari
manusia yang selalu banyak jumlahnya, sejak masa timbulnya di muka bumi
hingga sekarang. Proses evolusi ini menyebabkan manusia senantiasa
memerlukan daerah yang makin lama makin luas. Penyebaran unsur-unsr
kebudayaan bersama dengan pernyebaran dan migrasi dan kelompok-kelompok
masyarakat dimuka bumi ini, turut tersebar pula berbagai unsur kebudayaan.
Penyebaran unsur-unsur kebudayaan dapat juga terjadi tanpa ada perpindahan
kelompok-kelompok manusai atay bangsa-bangsa, tetapi karena unsur-unsur
kebudayaan itu memang sengaja dibawa oleh individu-individu tertentu, seperti
para pedagang dan pelaut. Dalam zaman modern seperti saat ini, penyebaran
unsur-unsur kebudayaan tidak lagi mengikuti migrasi-migrasi kelompok,
melainkan tanpa kontak langsung antarindividu yang berbeda, ini disebabkan
sekarang sudah banyak media-media yang membantu mempercepat persebaran
kebudayaan dari satu tempat ketempat lain, seperti televisi, radio, surat kabar, dan
sebagainya.

Setelah masyarakat menemukan suatu sistem pertanian yang


mengharuskan mereka menetap pun, kegiatan migrasi tidak berhenti, malahan
semakin bertambah pesat. Ada berbagai faktor penyebab terjadinya migrasi
manusia, yaitu faktor bencana alam, wabah penyakit, kepadatan penduduk,
ketidaknyamanan karena penguasa yang kejam, juga ada faktor perbedaan taraf
kehidupan di suatu daerah atau negara dengan daerah atau negara lain, dan faktor
lainya. Bencana alam, seperti bencana banjir besar atau gunung meletus yang
mengharuskan masyarakat penghuni wilayah itu mengungsi dan meninggalkan
wilayah tanah air mereka, merupakan suatu bentuk migrasi besar-besaran.

Perpindahan penduduk Mesopotamia (sekarang berada di wilayah Irak), ke


berbagai penjuru wilayah Timur Tengah, pada masa lampau merupakan salah satu
contoh migrasi karenaadanya faktor demografi, yaitu tingginya tingkat kepadatan
penduduk sebagai dampak kemakmuran dan kesejahteraan yang dicapai dari
kehidupan pertanian yang maju. Kepadatan penduduk menyebabkan kehidupan
menjadi tidak nyaman karena adanya perebutan akses-akseskehidupan yang sering
kali juga menimbulkan konflik bahkan perang. Kondisi ini mendorong
sekelompok orang meninggalkan tanah airnya menuju wilayah lain yang belum
padat dan tersedia sumber daya alam yang menyediakan kebutuhan hidup
kelompok mereka.

Adanya migrasi inilah yang dianggap sebagai salah satu faktor tersebarnya
kebudayaan sehingga kita menemukan adanya kesamaan-kesamaan kebudayaan
yang dimiliki oleh berbagai masyarakat yang terpisahkan oleh gunung dan
samudera. Namun demikian, proses migrasi ini sebenarnya tidak bergerak secara
linier melainkan bergerak dengan bentuk spiral. Artinya, pergerakan manusia
tidak dapat dimaknai sebagai suatu pergerakan dari wilayah asal ke wilayah tujuan
seperti sebuah garis lurus, melainkan pergerakan itu sebaiknya dipahami sebagai
pergerakan yang mundur-maju dan tidak beraturan, sehingga membentuk gerakan
spiral.

Sebagian besar dari kelompok-kelompok manusia dalam zaman purba


hidup dari berburu. Dari suku-suku bangsa di muka bumi yang sampai sekarang
masih hidup dari berburu, kita mengetahui bahwa walaupun mereka tidak
mempunyai tempat tinggal tetap, tetapi selalu bergerak dalam batas suatu wilayah
berburu tertentu. Wilayah itu dikenal oleh warga kelompok bersangkutan dengan
teliti. Pengetahuan tentang topografi tanah, tentang tempat-tempat yang di lalui
binatang, tempat-tempat di mana terdapat belukar dan sebagainya. Jadi jelas
mereka tidak gemar untuk pindah ke wilayah berburu lain.

Walaupun demikian, bila di tinjau dalam jangka waktu panjang, suatu


kelompok manusia lama-kelamaan akan pindah wilayah juga, karena di wilayah
yang lama, binatang perburuan misalnya sudah mulai berkurang atau karena
dalam wilayah yang lama, jumlah manusia sudah mulai berkurang atau karena
dalam wilayah yang lama jumlah manusia sudah mulai terlampau banyak. Namun
perpindahan itu berjalan dengan sangat lambat, dan biasanya tanpa di sadari
orang-orang yang bersangkutan. Banyak pula migrasi manusia yang berlangsung
cepat dan mendadak. Sebab dari migrasi semacam ini bisa bermacam-macam,
misalnya bencana alam, wabah, perubahan mata pencaharian hidup, peperangan,
dan perkembangan pelayaran.

Anda mungkin juga menyukai