Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang begitu cepat,sehingga menuntut
sumber daya manusia yang bisa tanggap akan perkembangan tersebut.Dalam dunia pendidikan
,perkembangan teknologi sangat mempengaruhi akan sebuah pola dan model pembelajaran
berdasarkan teori-teori belajar yang ada.Dalam proses pembelajaran guru sebagai salah satu
sumber yang memegang peranan penting akan keberhasilan dan keefektifan sebuah
pendidikan..Keberhasilan seorang guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran tidak
hanya dipengaruhi oleh kompetensi guru dalam menguasai materi yang disampaikan.Akan tetapi
ada faktor lain yang harus dikuasai sehingga mampu menyampaikan materi secara professional.
Teori teori belajar awalnya dilakukan dalam sebuah pembelajaran langsung tanpa
menggunakan media pembelajaran seperti aplikasi ICT,yang sebenarnya di dalam konteks
bahwa ICT(Information And Communication Technology) merupakan sebuah teknologi yang
berhubungan dengan penyajian informasi dalam dunia pendidikan yang sangat membantu .
Salah satu sifat dari ICT(Rusman,2009:5) adalah kemampuannya untuk melintasi ruang dan
waktu artinya dimana saja dan kapan saja bisa digunakan..sebagaimana system pembelajaran
langsung atau konvensional ,system pembelajaran jarak jauh juga membutuhkan sarana
prasarana penunjang pendidikan ,agar tujuan umum pendidikan bisa diwujudkan
Keberhasilan system pembelajaran ditunjang oleh adanya interaksi dan komunikasi yang
efektif , interaksi antara siswa dengan berbagai fasilitas pembelajaran seperti mencari materi
materi penunjang dari sumber seperti internet.Pembelajaran berbasis web dikatakan bermakna
menurut Rivai,2007:5)karena dengan menggunakan web siswa dituntut secara mandiri dalam
belajar dengan berbagai pendekatan yang sesuai agar mampu mengarahkan dirinya dalam
pembelajaran.Pembelajaran berbasis web dapat diterapkan pada mata pelajaran apapun termasuk
fisika yang salah satunya dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
pesat.

B.Rumusan masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran fisika dengan menggunakan media computer(ICT)
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan penggunaan media computer dalam pembelajaran
3. Perbedaan hasil belajar dengan menggunakan ICT dengan yang tidak menggunakan ICT

1
C.Batasan masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam karya ilmiah ini adalah mengenai pengaruh
penggunaan media komputer, dampak penggunaan media komputer dalam meningkatkan hasil
belajar fisika siswa.

D.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran fisika dengan menggunakan media
computer(ICT)
2. Untuk mengetahui bagaimana dampak yang ditimbulkan penggunaan media computer
dalam pembelajaran
3. Untuk mengetahui Perbedaan hasil belajar dengan menggunakan ICT dengan yang tidak
menggunakan ICT

E. Manfaat Penelitian
 Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan
dosen,selain itu makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah
pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa baik dalam lingkup universitas maupun di civitas
akademik yang lain
 Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahasan peranan media computer dalam
pembelajaran fisika dan menambah ilmu pengetahuan dalam dunia pendidikan,Para
pembaca yg dominan dari kaum mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju
pengetahuan yang lebih luas sehingga kedepannya tercipta manusia manusia unggul

2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Efektivitas Pembelajaran dengan Menggunakan Media Animasi Komputer
Ketepatan memilih media pembelajaran merupakan faktor utama dalam mengoptimalkan
hasil pembelajaran. Untuk memilih media yang tepat seorang pendidik perlu
mempertimbangkan berbagai landasan agar media yang dipilih benar-benar sesuai dengan
tingkat pemahaman kemampuan berfikir, psikologis, dan kondisi sosial siswa. Sebab
penggunaan media yang tidak sesuai dengan kondisi anak akan menyebabkan tidak
berfungsinya media secara optimal. Guru harus bisa menciptakan suasana dalam kelas
agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi untuk belajar dengan baik
dan sungguh-sungguh (Susilo, 2010: 16). Karena itulah siswa perlu diberikan sebuah
stimulus yang baik dalam pembelajaran yang menggunakan media agar tercipta kondisi
pembelajaran yang bisa menarik siswa untuk belajar menjadi lebih baik.
Komputer merupakan salah satu bentuk media pembelajaran. Keberadaan komputer
bisa menjadi alat bantu belajar sekaligus sumber belajar yang bisa membatu guru dan
siswa dalam menyalurkan dan menerima materi pembelajaran agar lebih optimal. Hal
itu disebabkan komputer dapat menampilkan pesan secara visual, audio, bahkan audio-
visual.
Salah satu program komputer yang cukup mudah dalam mengoperasikannya dan
cukup populer di kalangan guru dan siswa adalah spreadsheet. Program ini mampu
mengolah data berupa angka dan menyajikannya dalam bentuk grafik.
Salah satu program spreadsheet paling popular sekarang ini adalah Microsoft Excel
yang merupakan program aplikasi Microsoft Office dan umumnya selalu tersedia pada
sistem operasi Windows (Wahyudi: 2009).
Kesulitan guru dalam menjelaskan aspek-aspek matematis dan cara penggambaran
diagram fasor dari materi fisika ini salah satu penyebabnya adalah kurang tersedianya
media yang menarik, fleksibel dan mudah digunakan untuk mengajarkan materi tersebut.
Oleh sebab itu, dengan mempertimbangakan kemudahan operasi dan perlunya
media pendidikan yang menarik.
Produk pengembangan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran berbantuan
komputer yang isinya disesuaikan dengan karakterisitik berbasis masalah Produk ini
dapat digunakan untuk belajar mandiri siswa ataupun digunakan untuk pembelajaran di dalam
kelas. Didalam produk pengembangan terdapat materi yang didukung dengan gambar,
animasi, video yang dapat memperjelas materi. Pada produk juga diberikan permasalahan
kontekstual yang akan membantu siswa untuk berpikir lebih kristis.
3
Produk dikemas dalam compact disk atau biasa kita sebut CD. Produk media
pembelajaran didalam CD disimpan dalam format *exe, sehingga program dapat dijalankan
tanpa memerlukan aplikasi pendukung lain. Produk dapat dijalankan dengan
menggunakan laptop atau komputer yang terdapat CD room. Bila digunakan
pembelajaran dikelas produk dapat ditayangan pada LCD.
Produk akhir hasil pengembangan dalam penelitian ini berupa media
pembelajaran berbantuan komputer berbasis masalah pada pokok bahasan elastisitas.
Diawali dengan mengenalkan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator dari materi
elastisitas kemudian dilanjutkan ke petak konsep. Dalam produk tedapat materi berupa
teks, animasi video. Permasalahan awal biasanya ditampilkan dalam video supa fenomena
lebih dapat terlihat. Kemudian terdapat evaluasi juga untuk menguji pemahaman siswa
setelah mempelajari materi dibuat dengan menggunakan swishmax 4.

2. Faktor faktor yang mempengaruhi penggunaan multimedia


Penelitian belum men- capai indikator keberhasilan. Banyaknya siswa yang belum
memenuhi kriteria ketuntasan mini- mum disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: (1) siswa
belum terbiasa belajar menggunakan mul- timedia, (2) siswa belum terbiasa mengubah pola
belajar mereka, dan (3) sebagian siswa tidak me- miliki buku penunjang lain, selain LKS
sekolah sehingga menyebabkan informasi yang mereka dapatkan kurang optimal.
Ada banyak teknik pendekatan pengujian yang dapat di-
gunakan untuk menguji sistem perangkat lunak, diantaranya sebagai berikut :
1. Pendekatan white-box testing
Pengujian white-box berfokus pada struktur kontrol pro- gram. Test case dilakukan
untuk memastikan bahwa semua statemen pada program telah dieksekusi paling tidak
satu kali selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji.
2. Pendekatan black-box testing
Pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak. Test
case dilakukan dengan mempar- tisi domain input dari suatu program yang dapat
memberi- kan domain informasi yang diharapkan dengan benar.
 Metode Rekayasa
Metode penelitian yang digunakan dalam membangun me- dia pembelajaran fisika
menggunakan komputer berbasis web- site ini menggunakan pendekatan penelitian
rekayasa foward engineering yaitu rekayasa yang dilakukan dari perencanaan,
perancangan, pembangunan dan penerapan yang merupakan bentuk tahapan untuk
mencapai tujuan pendidikan.

4
 Analisis Kebutuhan
Tahapan ini dilakukan dengan mendeskripsikan kebutuhan yang diperlukan untuk
membangun media pembelajaran sika menggunakan komputer berbasis website yang
dilakukan den- gan cara :
Mengadakan pengamatan secara langsung terhadap ma- salah belajar siswa dan
membandingkan beberapa produk me- dia pembelajaran yang telah ada. Adapun
permasalahannya sebagai berikut; Pencapaian hasil belajar kurang maksimal, in-
teraktivitas dan kemandirian belajar rendah, tidak ada kontrol dan bimbingan belajar
siswa dan konten web pembelajaran si- ka yang kurang menarik dan memenuhi kriteria
pembelajaran meliputi; tujuan, pembelajaran, materi, feedback dan mandiri.
 Perancangan
Tahapan ini meliputi 2 tahap langkah yaitu sebagai berikut:
a. Menganalisis tujuan pembelajaran, materi belajar, mo- del evaluasi, karakteristik
media yang digunakan dan managemen konten web serta sub-sub menu.
b. Mendesain tujuan pembelajaran, unit-unit materi, mo- del evaluasi, daftar nilai,
strategi/scenario pembelajaran

 Pembangunan
Tahapan yang dilakukan adalah mengatur unit dan model materi belajar, soal
evaluasi, mengatur pola pembelajaran dan tahapan belajar dilanjutkan dengan
pengkodean program yang telah dirancang sebelumnya, serta fitur pemeliharaan.

 Penerapan
Pada tahapan ini kode program yang telah terbentuk men- jadi e-learning
diimplementasikan sesuai dengan desain dan skenario yang telah ditentukan. Jika ada
yang belum sesuai arsi- tektur harus diperbaiki.

5
 Pengujian
Pengujian yang dilakukan pada media ini adalah kesesu- aian materi, soal dan
pertimbangan dengan pakar. Untuk pen- gujian pada rekayasa media pembelajaran sika
menggunakan website ini dilakukan white box testing dan black box testing. Selain itu
juga ada uji responden yaitu hasil belajar dan ques- tioner tentang konten web yang
meliputi tujuan, pembelajaran, materi, feedback dan mandiri.
Media modul berbasis komputer merupakan alternatif solusi dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Dengan menggunakan media modul berbasis
komputer, mahasiswa dapat melakukan interaksi dengan sumber ajar dan belajar
mandiri.
Aplikasi komputer yang dapat digunakan adalah
Macromedia Flash Pro 8. Program Flash Pro 8 memiliki keunggulan ketajaman
gambar grafis, dapat dikolaborasikan dengan software grafis standar
seperti Photoshop dan Corel Draw. Keunggulan ini mengindikasikan sumber ajar yang
akan digunakan lebih menarik dan riil sehingga dapat memudahkan
mahasiswa dalam memahami materi.

 . Pembelajaran dengan media


Komputer adalah penyajian bahan pelajaran fisika yang dituangkan dalam bentuk
gambar yang menampilkan gambar dan uraian materi yang dibuat berdasarkan tujuan
pembelajaran khusus
 Pembelajaran secara konvensional
Pembelajaran dimana cara mengajar melalui penuturan dan penjelasan guru kepada
siswa secara lisan tanpa menggunakan media gambar lewat komputer.
 Hasil belajar
Skor total responden melalui tes hasil belajar fisika dalam ranah kognitif meliputi
pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Berdasarkan hasil refleksi pada setiap ak- hir pembelajaran dan akhir siklus,
siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini ditunjukan oleh skor rata-
rata kompetensi dasar fisika siswa mengalami peningkatan pada siklus II.
Hasil temuan yang diperoleh dalam pene- litian ini menunjukkan bahwa
penggunaan mul- timedia berbasis masalah dalam pembelajaran fisika dapat
meningkatkan kompetensi dasar fisika siswa. Hal ini menunjukkan bahwa proses

6
pembelajaran dengan menggunakan multimedia dalam pembelajaran fisika tidak hanya
sekadar menggunakan kata-kata (simbol verbal), tetapi juga memberikan rangsangan
eksternal melalui aplikasi langsung konsep-konsep materi yang sedang dipelajari di
dunia real. Dengan demikian, kita mengharapkan hasil pengalaman belajar menjadi lebih
berarti siswa.
Proses pembelajaran fisika dengan multimedia berbasis masalah mampu
menimbulkan kesan bahwa fisika adalah pelajaran yang menyenangkan. Hal ini
disebabkan oleh media pembelajaran fisika merupakan media pembelajaran yang
menggunakan perangkat komputer. Komputer merupakan perangkat elektronik yang
mampu mengolah data dan memberikan infor- masi dari hasil pengolahan data tersebut
dengan bantuan program (Supardi, dkk., 2010). Oleh karena itu, guru sebaiknya
menggunakan media pembelajaran yang menarik. Salah satunya ada- lah penggunaan
media pembelajaran fisika yang menggunakan perangkat komputer. Penggunaan
komputer mampu merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam
suasana belajar yang menyenangkan sehingga materi yang disampaikan menjadi
lebih jelas. Kondisi yang menyenangkan dalam proses pembelajaran fisika tersebut
dapat meningkatkan kompetensi dasar fisika siswa.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang
diperoleh sebelumnya. Mardana, dkk. (2004) dalam pene- litiannya menemukan bahwa
penerapan pende- katan keterampilan proses berbatuan simulasi komputer dapat
meningkatkan minat belajar fisika siswa, penguasaan konsep fisika siswa, dan hasil
belajar siswa. Utama (2002) mene- mukan bahwa pembelajaran fisika dengan simu-
lasi komputer mampu mereduksi proporsi jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi,
meningkat- kan hasil belajar siswa, serta membuat siswa cukup senang belajar fisika.
Koesnandar (2006) menemukan bahwa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran
memberikan pemahaman yang lebih baik dan lebih lama bagi siswa dan meningkatkan
daya tarik. Darmawan (2006) juga menemukan bahwa pengemasan informasi dalam bentuk
model pembelajaran berbasis teknologi informasi memberikan pengaruh positif dan
signifikan terhadap kecepatan belajar peserta didik dalam bidang fisika di SMP. Aris
(dalam Darmawan, 2006) menemukan bahwa model simulasi yang digabungkan
Dengan model tutorial berbasis komputer pada mata pelajaran fisika di SMP
mampu meningkatkan kecepatan siswa dalam menyelesaikan pelajaran. Meyer dan
Anderson (1991) juga menemukan bahwa penampilan gambar dan kata-kata yang
terkombinasi secara simultan selama pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan
siswa meng- konstruksi hubungan antara informasi verbal dan informasi visual.

7
Davis dan Crowther (dalam Nugroho & Fatchur, 2010) menyatakan bahwa
penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses pembelajaran dapat
meningkatkan moti-vasi belajar, memfasilitasi belajar eksperimental, dan memandu proses
belajar siswa. Peningkatan kompetensi dasar fisika siswa menunjukkan bahwa
penggunaan multimedia berbasis masalah dalam pembelajaran memberikan
kesempatan yang seluasluasnya kepada siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dan membangun sendiri pengeta- huannya, dan bukan karena guru
memin-dahkan pengetahuannya kepada siswa secara pasif (Bod- ner, dkk., dalam
Sutrisno, 2011).
Pembelajaran dengan multimedia dapat menarik minat siswa belajar dan
memungkinkan mereka memperoleh pengetahuan secara mendalam (Wardhani,
dkk.,2012). Multimedia yang digunakan dalam penelitian ini menampilkan permasalahan
yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada peristiwa pemantulan
dan pembiasan cahaya sehingga siswa lebih mudah memahami per- masalahan yang
ditampilkan dalam proses pem- belajaran. Pembelajaran yang berangkat dari pe-
ngalaman nyata (kontekstual) dan bukti-bukti konkret dapat meningkatkan
pemahaman siswa (NRC, dalam Kirna, 2010). Tanggapan siswa terhadap penggunaan
multimedia berbasis masalah dalam pembelajaran fisika tergolong sangat positif. Siswa
setuju dan senang dengan penggunaan multimedia berbasis masalah selama proses
pembelajaran fisika. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Supardi, dkk., 2010, yang menemukan bahwa penggunaan multimedia da- lam proses
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan, minat, dan motivasi belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terha- dap siswa. Akan tetapi, selama proses
pelaksa- naan pembelajaran di kelas, terdapat beberapa kendala atau kekurangan yang
ditemui selama proses pembelajaran fisika, yaitu: (1) siswa be- lum terbiasa belajar
menggunakan komputer se- hingga guru mengalami kesulitan dalam melak- sanakan
pembelajaran, dan 2) alokasi waktu yang kurang menyebabkan pelaksanaan pem-
belajaran dan presentasi terbatas karena guru sedapat mungkin mengatur waktu agar
proses pembelajaran sesuai dengan indikator keter- capaian.
Ada banyak teknik pendekatan pengujian yang dapat digunakan untuk menguji
sistem perangkat lunak, diantaranya sebagai berikut :
1. Pendekatan white-box testing
Pengujian white-box berfokus pada struktur kontrol pro- gram. Test case dilakukan untuk
memastikan bahwa semua statemen pada program telah dieksekusi paling tidak satu kali
selama pengujian dan bahwa semua kondisi logis telah diuji.

8
2. Pendekatan black-box testing
Pengujian black-box berfokus pada domain informasi dari perangkat lunak. Test case
dilakukan dengan mempar- tisi domain input dari suatu program yang dapat memberi- kan
domain informasi yang diharapkan dengan benar.
Hasil temuan yang diperoleh dalam pene- litian ini menunjukkan bahwa penggunaan mul-
timedia berbasis masalah dalam pembelajaran fisika dapat meningkatkan kompetensi dasar
fisika siswa. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia
dalam pembelajaran fisika tidak hanya sekadar menggunakan kata-kata (simbol verbal), tetapi juga
memberikan rangsangan eksternal melalui aplikasi langsung konsep-konsep materi yang sedang
dipelajari di dunia real. Dengan demi- kian, kita mengharapkan hasil pengalaman bela- jar menjadi
lebih berarti siswa.
Proses pembelajaran fisika dengan multimedia berbasis masalah mampu menimbulkan kesan
bahwa fisika dalah pelajaran yang menyenangkan. Hal ini disebabkan oleh media pembelajaran fisika
merupakan media pembela-jaran yang menggunakan perangkat komputer. Komputer merupakan
perangkat elektronik yang mampu mengolah data dan memberikan infor- masi dari hasil
pengolahan data tersebut dengan bantuan program (Supardi, dkk., 2010). Oleh karena itu, guru
sebaiknya menggunakan media pembelajaran yang menarik. Salah satunya ada- lah penggunaan media
pembelajaran fisika yang menggunakan perangkat komputer. Penggunaan komputer mampu
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam suasana belajar yang
menyenangkan sehingga materi yang disampaikan menjadi lebih jelas. Kondisi yang menyenangkan
dalam proses pembelajaran fisika tersebut dapat meningkatkan kompetensi dasar fisika siswa.
Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh
sebelumnya. Mardana, dkk. (2004) dalam pene- litiannya menemukan bahwa penerapan pende- katan
keterampilan proses berbatuan simulasi komputer dapat meningkatkan minat belajar fisika siswa,
penguasaan konsep fisika siswa, dan hasil belajar siswa. Utama (2002) mene- mukan bahwa
pembelajaran fisika dengan simu- lasi komputer mampu mereduksi proporsi jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi, meningkat- kan hasil belajar siswa, serta membuat siswa cukup senang
belajar fisika.

9
Koesnandar (2006) menemukan bahwa pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran
memberikan pemahaman yang lebih baik dan lebih lama bagi siswa dan meningkatkan daya
tarik. Darmawan (2006) juga menemukan bahwa pengemasan informasi dalam bentuk model
pembelajaran berbasis teknologi informasi memberikan pengaruh positif dan signifikan
terhadap kecepatan belajar peserta didik dalam bidang fisika di SMP. Aris (dalam Darmawan,
2006) menemukan bahwa model simulasi yang digabungkan dengan model tutorial
berbasis komputer pada mata pelajaran fisika di SMP mampu meningkatkan kecepatan siswa
dalam menyelesaikan pelajaran. Meyer dan Anderson (1991) juga menemukan bahwa
penampilan gambar dan kata-kata yang terkom- binasi secara simultan selama pembelajaran
dapat meningkatkan kemampuan siswa meng- konstruksi hubungan antara informasi verbal dan
informasi visual. Davis dan Crowther (dalam Nugroho & Fatchur, 2010) menyatakan bahwa
penggunaan perangkat lunak multimedia dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi belajar, memfasilitasi belajar eksperimental dan memandu proses belajar siswa.
 Peningkatan kompetensi dasar fisika siswa
Menunjukkan bahwa penggunaan mul- timedia berbasis masalah dalam pembelajaran
memberikan kesempatan yang seluasluasnya kepada siswa terlibat langsung dalam proses
pembelajaran dan membangun sendiri pengeta- huannya, dan bukan karena guru memin-dahkan
pengetahuannya kepada siswa secara pasif (Bod- ner, dkk., dalam Sutrisno, 2011). Pembelajaran
dengan multimedia dapat menarik minat siswa belajar dan memungkinkan mereka memperoleh
pengetahuan secara mendalam (Wardhani, dkk.,2012).
Multimedia yang digunakan dalam penelitian ini menampilkan permasalahan yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada peristiwa pemantulan dan pembiasan caha-
ya sehingga siswa lebih mudah memahami permasalahan yang ditampilkan dalam proses pem-
belajaran. Pembelajaran yang berangkat dari pengalaman nyata (kontekstual) dan bukti-bukti
konkret dapat meningkatkan pemahaman siswa (NRC, dalam Kirna, 2010).
Tanggapan siswa terhadap penggunaan multimedia berbasis masalah dalam pembe-
lajaran fisika tergolong sangat positif. Siswa setuju dan senang dengan penggunaan multimedia
berbasis masalah selama proses pembelajaran fisika. Temuan ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Supardi, dkk., 2010, yang menemukan bahwa penggunaan multimedia da
lam proses pembelajaran dapat membangkitkan keinginan, minat, dan motivasi belajar, bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Akan tetapi, selama proses pelaksa-
naan pembelajaran di kelas, terdapat beberapa kendala atau kekurangan yang ditemui selama
proses pembelajaran fisika, yaitu: (1) siswa belum terbiasa belajar menggunakan komputer se-
hingga guru mengalami kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran, dan 2) alokasi waktu
yang kurang menyebabkan pelaksanaan pem- belajaran dan presentasi terbatas karena guru
sedapat mungkin mengatur waktu agar proses pembelajaran sesuai dengan indikator keter-
capaian.
10
Media pembelajaran berbasis komputer merupakan cara menyampaikan materi dalam
proses belajar mengajar menggunakan komputer sebagai alat bantu. Hal ini merupakan cara
untuk membuat kegiatin pembelajaran menjadi menarik, tidak membosankan, penyajian
konsep jelas, dapat diulang-ulang sendiri, dilengkapi dengan latihan soal dan embahasan,
yaitu menggunakan media komputer. Penggunaan media pembelajaran berbasis komputer
dalam proses mengajar bukanlah hal yang baru lagi. Dewasa ini komputer memiliki fungsi
yang berbed-beda dalam bidang pendidikan dan latihan. Komputer berperan sebagai
pembantu tambahan dalam belajar, pemanfaatannya meliputi penyajian informasi isi materi
pelajaran, latihan, atau keduanya. Modus ini dikenal sebagai CAI
Fisika adalah bidang studi yang biasanya dianggap sulit, tetapi apa sumber
kesulitan dalam belajar fisika jarang diselidiki. Sering dikatakan bahwa fisika sulit
karena penggunaan Matematika di dalamnya, atau karena siswa tidak bisa
menghitung, atau fisika tidak menarik.

11
12
Seringkali terjadi kesenjangan antara penjelasan pengajar dan cara berpikir siswa.
Pemerintah telah mengadakan berbagai macam jenis pendidikan dan
pelatihan, apakah dalam bentuk pendidikan formal ataukah dalam bentuk penataran-
penataran, kursus atau semacamnya demi peningkatan mutu tenaga pendidik. Semakin
sering guru mengikuti pendidikan dan penataran, maka seorang guru dapat mengembangkan
pengetahuannya sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Pemerintah juga telah menyediakan fasilitas laboratorium Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) yang disertai alat-alatnya bagi sekolah umum dan kejuruan.
Sekalipun, demi menunjang pengetahuan yang akan diserap oleh siswa. Meskipun
diakui bahwa fasilitas tersebut terkadang kurang memadai, oleh karena itu seorang guru selain
dapat memberikan suatu informasi atau pembelajaran dengan baik juga dituntut untuk mampu
menunjukkan kreatifitasnya. Seperti memotivasi siswa untuk melakakukan eksperimen yang
alat dan bahannya dapat dijumpai dilingkungan sekolah, seperti komputer.

13
Ilmu fisika biasa disebut sains yang merupakan cabang dari
Ilmu Pengetahuan Alam yang sangat memegang peranan
penting dalam bidang teknologi. Pada tingkatan jenjang pendidikan, Sekolah
Menegah Atas
(SMA) perlu mendapat perhatian yang serius, karena mereka proses belajar yang
dilakukan pada jenjang ini sangat mempengaruhi keberhasilan belajar pada
jenjang berikutnya. Siswa dituntun untuk memahami konsep-konsep fisika dengan cara
menemukan sendiri cara menyelesaikan suatu
masalah yang mereka temukan. Maka pengetahuan yang
diperoleh dari proses belajar maupun pengalaman belajar, akan lebih
bermakna sehingga perlu diterapkan suatu metode mengajar yang
sesuai dengan materi yang diajarkan. Misalnya melakukan eksperimen,
dimana kelancaran eksperimen tersebut harus di dukung dengan tersedianya
alat-alat di sekolah. Kendala yang biasanya dihadapi oleh sekolah-sejolah adalah
keterbatasan komputer.
Pada dasarnya dalam pencapaian tuntutan kurikulum, suatu pembelajaran
hendaknya mengarah pada tiga hal pokok yaitu tujuan pembelajaran,
metode pembelajaran, serta alat evaluasi. Terkusus pada mata
pelajaran fisika, umumnya ketiga hal tersebut telah
dilaksanakan, namun kenyataan hasil belajar yang dicapai
siswa masih tergolong rendah. Salah satu penyebab rendahnya mutu
pendidikan.

14
metode yang digunakan belum bisa
membuat siswa lebih aktif dalam belajar. Guru masih mendominasi kegiatan
pembelajaran sehingga siswa menjadi pasif dan hanya berharap sodoran dari guru.
Di mana kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh
guru menyebabkan siswa kurang mendapat kesempatan untuk mengeluarkan
ide-ide dan kurang terjadi interaksi di antara siswa. Sehubungan dengan itu, guru mata
pelajaran fisika dalam menyampaikan konsep-konsep fisika diharapkan mampu
menggunakan dan mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai materi. Guru
juga dituntut agar dalam mengajarkan konsep-konsep fisika selalu
memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan
pembelajaran secara optimal. (Slameto:2003).
Sampai sekarang pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa
pengetahuan sebagai perangkat fakta- fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi
pilihan utama strategi belajar. Untuk itu diperlukan sebuah strategi belajar baru yang
lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan siswa
menghafal fakta- fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong
siswa mengkontruksikan di benak mereka sendiri. Dalam proses belajar, anak
belajar dari pengalaman sendiri, mengkonstruksi pengetahuan kemudian
memberi makna pada pengetahuan itu. Melalui proses belajar yang mengalami
sendiri, menemukan sendiri, secara berkelompok seperti
bermain, maka anak menjadi senang, sehingga tumbuhlah minat untuk belajar,
khususnya belajar Fisika.
Berdasarkan hasil kunjungan di SMA Negeri 3 Makassar, salah satu
penyebab rendahnya hasil belajar siswa di sekolah tersebut adalah penggunaan metode
konvensional. Berdasarkan hal

15
16
tersebut diatas, maka penulis berminat
untuk melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Penggunaan Media Gambar
Lewat Komputer Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 3
Makassar”.
Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui oleh seseorang, tanpa
menghiraukan benar dan salahnya, serta dari mana datangnya. Manusia memperoleh
pengetahuan dari berbagai sumber, sumber utama adalah panca indra.
Menurut Hendro Darmojo (1986), bahwa pengetahuan yang diperoleh dari panca
indra dan bersumber dari pengetahuan alam yang
kongkrit memiliki sifat yang faktual. Sumber pengetahuan lain
yang tak kala pentingnya adalah fikiran. Hal dimaksud karena melalui proses
berfikir orang dapat memperoleh pengetahuan sebatas orang berfikir,
terlepas benar atau salahnya pikiran itu, seperti halnya pada proses
pembelajaran dengan menggunakan komputer
sangat dibutuhkan proses berfikir dan juga panca indra untuk
dapat labih memperoleh pengetahuan pembelajaran yang lebih.
Berdasarkan hasil analisis data, ditemukan hasil-hasil penelitian seperti berikut.
Pertama, hasil penelitian pengembangan produk mengungkapkan temuan seperti berikut.
(1) Delapan modul fisika kontekstual interaktif berbasis web berikut lembaran kerja siswa
(LKS), tes pemahaman konsep, dan tes hasil belajar. Modul fisika kontekstual interaktif
berbasis web yang dikembangkan berisikan komponen-komponen: (a) masalah-masalah
autentik yang ada di sekitar kehidupan siswa, (b) miskonsepsi dan sangkalan, (c) konsep
dan prinsip esensial dan strategis, (d) contoh-contoh konseptual dan kontekstual, dan (e)
pertanyaan konseptual dan kontekstual yang memandu pemerolehan pemahaman konsep
dan hasil belajar. Komponen-komponen modul fisika kontekstual interaktif berbasis web
dikemas dalam bentuk animasi teks, gambar, foto, dan video. Hasil uji ahli isi, ahli media,
ahli media, ahli desain, siswa perorangan, siswa kelompok kecil, dan guru terhadap
pengembangan draft modul fisika kontekstual interaktif berbasis web menyatakan bahwa
sosok modul tersebut memiliki kelayakan untuk diimplementasikan dalam pembelajaran.
Kelayakan pakai tersebut ditinjau dari segi substansi modul fisika kontekstual. Hasil
penilaian para responden terhadap komponen-komponen modul tersebut adalah sesuai, baik
dan sangat baik. 2) Telah berhasil dikembangkan panduan modul fisika kontekstual
interaktif berbasis web bagi guru yang berisikan tentang panduan implementasi modul
dalam pembelajaran. 3) Telah berhasil dikembangkan panduan modul fisika kontekstual
interaktif berbasis web bagi siswa yang berisikan tentang implementasi modul dalam
pembelajaran. Kedua, profil pengetahuan awal siswa terhadap konsep-konsep gelombang
17
sebagian besar masih diwarnai miskonsepsi (27,5% untuk model MKIW dan 30,8% untuk
model MKK). Setelah eksperimen, profil miskonsepsi siswa mengalami penurunan menjadi
13,3% untuk kelompok model MKIW dan 19,0% untuk kelompok MKK. Secara deskriptif
setelah perlakuan kelompok MKIW relatif lebih berhasil menurunkan jumlah siswa yang
mengalami miskonsepsi dibandingkan dengan MKK. Ketiga, uji komparasi produk
menunjukkan hasil-hasil sebagai berikut. 1) Terdapat perbedaan signifikan pemahaman
konsep antara kelompok MKIW dan MKK (F= 53.868; p<0,05. Nilai rata-rata pemahaman
konsep kelompok MKIW lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok MKK (Δμ=5,525;
SD=0,573, p<0,05). 2) Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar antara kelompok
MKIW dan MKK (F= 5,716; p<0,05. Nilai rata-rata hasil belajar kelompok MKIW lebih
tinggi dibandingkan dengan kelompok MKK (Δμ=2,841; SD=1,188, p<0,05).
Oleh karena modul fisika kontekstual interaktif berbasis web untuk kelas XII SMA
yang telah dikembangkan dalam penelitian ini layak, efektif, dan unggul dalam
meningkatkan pemahaman konsep dan hasil belajar siswa, maka dalam pembelajaran fisika
di SMA hendaknya menggunakan modul fisika kontekstual interaktif berbasis web sebagai
fasilitas belajar.

Arifin (2000: 149) menyatakan bahwa media pembelajaran dapat membantu siswa
dalam memusatkan perhatian dan mendorong siswa untuk belajar mandiri (mempercepat
konstruksi/ rekonstruksi kognitifnya), juga yang dikemukakan oleh Kemp and Dayton (Susilana, 2008:
9) bahwa kontribusi media dapat meningkatkan sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran
serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. Penggunaan kedua media pembelajaran tersebut
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, tetapi rerata skor yang diperoleh oleh kedua
kelas tersebut berbeda. Hal ini dapat terlihat dari rerata gain yang dinormalisasi pada kedua kelas
yang masing-masing menunjukkan 0,37 (37,30%) untuk kelas eksperimen dan 0,28 (27,83%) untuk
kelas kontrol. Perbedaan yang muncul diperoleh karena perlakuan berbeda yang diberikan kepada
kedua kelas tersebut, yaitu penggunaan media animasi komputer pada kelas eksperimen dan
penggunaan media poster untuk kelas kontrol. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan menggunakan media animasi komputer lebih meningkatkan keterampilan berpikir kritis
siswa kategori sedang dibandingkan dengan penggunaan media poster kategori rendah. Hal ini
tentu sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Lee
(Ardhi, 2007: 15) mengenai kelebihan penggunaan media animasi komputer dalam pembelajaran
yang diantaranya adalah pengalaman lebih luas, meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan

PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


Identi kasi kebutuhan (requirement) merupakan kebutuhan yang ditentukan oleh
18
pengguna atau pemilik sistem. Kebutu- han ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu functional
requirement dan

19
lajaran Fisika

nonfunctional requirement. Functional requirement merupakan spe- si kasi hal-hal yang harus
dilakukan oleh sebuah sistem, dan nonfunctional requirement merupakan properti atau kualitas yang
harus dimiliki sebuah sistem.
Dari sistem e-learning yang akan dibuat dide nisikan ben- tuk functional requirement sebagai
berikut :

Tabel 1. Tabel Functional Requirement

FUNCTIONAL REQUIREMENT

1. Sistem dapat menyajikan informasi tujuan pembelajaran yang dapat diakses oleh guru dan
siswa
2. Sistem dapat menyajikan informasi materi pembelajaran yang dapat diakses oleh guru dan
siswa
3. Sistem dapat menyajikan soal evaluasi yang dapat diker- jakan oleh siswa
4. Sistem dapat menyajikan nilai hasil evaluasi siswa

5. Sistem dapat menyediakan fasilitas pengisian,pengeditan dan penghapusan soal evaluasi yang
dilakukan oleh guru.
6. Sistem dapat menyediakan fasilitas konsultasi antara siswa dan guru
7. Sistem dapat menyediakan fasilitas pemberian dan pen- giriman tugas
8. Sistem menyediakan fasilitas pengaksesan menggunakan

login khusus untuk guru dan siswa.

Dari sistem e-learning yang akan dibuat dide nisikan ben- tuk non functional requirement sebagai
berikut :

20
Tabel 2. Tabel Non-Functional Requirement

NON FUNCTIONAL REQUIREMENTS


Tipe Kebutuhan Penjelasan
Performance 1. Memiliki response time yang cepat
1. Informasi yang ditampilkan akurat
dan sesuai kebutuhan
Information 2. Informasi dapat di-update sesuai ke-
butuhan
1. Sistem dapat menekan biaya pembe-
lian buku dan pencetakan modul.
2. Sistem dapat diakses kapan saja dan
Economy
dimana saja melalui komputer yang
1. terhubung
Sistem harus dapat melakukan kontrol
jaringan.
Control and terhadap pengaksesan dengan adan-
Security ya login
1. Penggunaan sistem dapat mendorong
Ef ciency e siensi pemakaian kertas
1. Sistem berbasis Jaringan

2. Sistem harus mudah digunakan (user


friendly)
3. Dokumentasi pembuatan sistem yang
Service rapi dan terstruktur
4. Sistem harus dapat meminimalisir hu-
man error

Dampak Penggunaan computer dalam pembelajaran

21
3. Terwujudnya software media pembelajaran sika berbasis website yang memudahkan siswa
mempelajari materi fisika.
4. . Media pembelajaran Fisika berbasis WEB ini telah memenuhi unsur-unsur pendidikan dan
sudah memenuhi cakupan konten pembelajaran, meliputi: tujuan, materi dan bahan ajar,
kurikulum, umpan balik, dan evaluasi, serta konsultasi
5. . Sistem ini memberikan kemudahan serta membantu siswa dalam penguasaan materi,
sehingga siswa tidak perlu akan ketinggalan materi dan evaluasi untuk meningkatkan minat
belajar siswa berdasar prosentase respon user sebesar 80 % tergolong kategori tinggi.
6. . Media pembelajaran sika berbasis website lebih baik dari media pembelajaran lain

7. . Pembelajaran menggunakan media komputer masih terbatas softwarenya, karena belum


semua kompetensi dasar pada setiap topik/materi tersedia softwarenya. Sementara apabila
membuat sendiri diperlukan waktu yang cukup untuk membuatnya, dan diperlukan juga
ketrampilan tersendiri.
8. . Pembelajaran menggunakan meedia komputer memerlukan keterampilan yang cukup, maka
dalam pelaksanaannya guru perlu selalu diadakan
penyegaran untuk pemanfaatannya, apalagi perkembangan media
komputer semakin pesat perkembangannya.
Berdasarkan hasil temuan penelitian di lapangan, pembelajaran dengan media
komputer dirasakan oleh para siswa sangat menarik siswa, sehingga meningkatkan motivasi
belajarnya, karena materi yang sulit bisa menjadi lebih mudah untuk dipelajari. Hal ini
akan mempengaruhi prestasi belajar siswa yang lebih baik. Apalagi media komputer mampu
menampilkan animasi-animasi yang menarik dan mampu mengatasi konsep-konsep yang
bersifat abstrak.
Oleh karena itu bagi sekolah yang memiliki kemampuan secara ekonomis sebaiknya dapat
mengembangkan media pembelajaran komputer dengan baik. Sehingga prestasi siswa bisa
lebih optimal. Akan tetapi apabila selama ini sekolah baru memiliki media OHP
22
sebaiknya tetap dioptimalkan penggunannya.
Motivasi belajar sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif.
Motivasi yang tinggi biasanya ditandai dengan: memiliki gairah yang tinggi, penuh semangat, perasaan
ingin tahu, percaya diri, daya juang tinggi, konsentrasi belajar yang tinggi, dan sebagainya. Sedangkan
motivasi yang rendah biasanya ditandai: perhatian terhadap pelajaran yang kurang, semangat juang
rendah, merasakan beban berat ketika diberi tugas, untuk mengerjakan tugas harus dipaksa, dan
sebagainya. Pemilihan media yang tepat dapat meningkatkan motivasi belajar, karena akan
memudahkan siswa untuk menguasai konsep yang dipelajari.

23
Kesimpulan
24
1. Pembelajaran dengan menggunakan media gambar lewat komputer layak untuk
dipertimbangkan menjadi pembelajaran alternatif dalam rangka meningkatkan
hasil belajar fisika karena dengan pembelajaran ini siswa lebih tertarik dan
bersemangat pada proses pembelajaran.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai pembelajaran dengan menggunakan
media berbasis computer
3. pengaruh interaksi pemanfaatan media pembelajaran dan motivasi terhadap prestasi
belajar fisika. Dari uji lanjut diperoleh bahwa siswa motivasi tinggi menggunakan
computer.
4. Multimedia pembelajaran ini diciptakan dari perpaduan berbagai media yang berupa teks, gambar,
suara, video, animasi, interaksi, yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan
pembelajaran yang diharapkan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta
memotivasi siswa

25
26
27
28
29

Anda mungkin juga menyukai