BAB II
KAJIAN TEORETIS, KERANGKA PIKIR, DAN PERUMUSAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teoretis
1. Model Sains, Teknologi, dan Masyarakat (STM) dalam Pembelajaran
Fisika
a. Pengertian STM
Model sains teknologi masyarakat sebagai suatu program pendidikan
untuk pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahu 1985. pada tahun
1986, model STM mulai diperkenalkan di Program Pasca Sarjana IKIP
Bandung, sebagai salah satu mata kuliah. Sedangkan penelitian di kelas baru
dilaksanakan pada tahun 1994.1 Sains teknologi masyarakat sebagai suatu
perubahan yang utama di dalam pendidikan ilmu pengetahuan. 2 Jadi, dalam
pendidikan ilmu pengetahuan sains teknologi masyarakat merupakan suatu
proses pembelajaran yang dapat mengubah cara berpikir siswa.
Istilah Sains Teknologi Masyarakat diterjemahkan dari bahasa Inggris
“Science Techology Society (STS)”, yaitu pada awalnya dikemukakan oleh
John Ziman dalam bukunya Teaching and Lerning about Science and Society.
Pembelajaran Science Technology Society berarti menggunakan teknologi
sebagai penghubung antara sains dan masyarakat.3 jadi, dalam pembelajaran
menggunakan sains teknologi masyarakat bahwa teknologi dapat digunakan
sebagai penghubung/penerapan antara sains dan masyarakat sehingga siswa
dapat memahami apa yang telah dipelajari.
Menurut James E. Hollenbeck, STS means teaching and learning in
the context of human experience. 4 STM dipandang sebagai proses
pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan konteks pengalaman manusia.
1
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005).
h. 111.
2
Elif Bakar, dkk, Preservice Science Teachers Belifes About Science-Technology And Their
Impilication In Society, Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education,
Volume 2, Number 3, December 2006. h. 19.
3
Anna Poedjiadi, Op.Cit., h. 99.
7
8
Dalam model ini siswa diajak untuk meningkatkan kreatifitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep, dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.5 Definisi
lain tentang STM dikemukakan oleh PENN STATE dalam Sabar Nurohman
bahwa STM merupakan “an interdisciplinary approach which reflects the
widespread realization that in order to meet the increasing demands of a
6
technical society, education must integrate across disciplines”. Dengan
demikian, pembelajaran dengan model STM haruslah diselenggarakan dengan
cara mengintegrasikan berbagai disiplin (ilmu) dalam rangka memahami
berbagai hubungan yang terjadi di antara sains, teknologi dan masyarakat. Hal
ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap hubungan antara sistem politik,
tradisi masyarakat dan bagaimana pengaruh sains dan teknologi terhadap
hubungan-hubungan tersebut menjadi bagian yang penting dalam
pengembangan pembelajaran di era sekarang ini. Menurut Robert E. Yeger ada
5 bidang dalam model pembelajaran, yaitu: 1) konsep, 2) proses, 3) aplikasi,
4) kreativitas, dan 5) sikap.7
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa model
STM adalah suatu pembelajaran yang dimaksudkan untuk mengetahui,
dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk perbaikan
lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dan bagaimana situasi
sosial atau isu yang berkembang di masyarakat mengenai lingkungan dan
teknologi mempengaruhi perkembangan sains dan teknologi, yang
memberikan sumbangan terbaru bagi ilmu pengetahuan.
4
James Edward Hollenbeck,(1998) Scince, Technology and Society:an American
Approach to Environmental Education in Practice in Lowa Schools, (Europe: A Plenary
Presentation to the Foundation for Environmental), h. 6.
5
Glen S. Aikenhead, Research Into STS Science Education, (Canada : University of
Sasakatchewan 2005),. 385.
6
Sabar Nurohman, Penerapan Pendekatan Sains teknologi dan masyarakat (STM)
Dalam Pembelajaran IPA Sebagai Upaya Peningkatan Life Skills Peserta Didik, (Pendidikan
Fisika FMIPA UNY).
7
Robert E. Yeger, Assessment Results with the Science/Technology/Society Approach,
Oktober 1999,. h. 35
9
8
Pristiadi Utomo, Pembelajaran Fisika dengan pendekatan SETS. http.//Ilmuan
Muda.Wordpress.com. Diakses tanggal 24 Februari 2010.
9
Muhammad Faiq Dzaki, Teori Konstruktivisme,
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/teori-konstruktivisme_06.html.
10
10
Pristiadi Utomo, Op.Cit. h. 12.
11
11
Purwanto,(2008) Upaya Mengembangkan Kecerdasan Majemuk (Multiple Inelligences)
Peserta Didik SMK Melalui Penerapan Pendekatan STM Dalam Pembelajaran Fisika,
(Yogyakarta, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta), h. 6.
12
Zhudan k. Prasetyo,(2006) Kapita Selekta Pembelajaran Fisika, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2006), h. 4.32.
12
13
La Maronta G, (2002) Pendekatan STM dalam Pembelajaran Sains di Sekolah, Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, h. 47.
13
14
Ibid., h. 51.
15
Arnie Fajar, Portofolio Dalam Pembelajaran IPS, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya
2004). h. 25-26
16
I Wayan Sadia, Pengembangan Buku Ajar IPA Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) Berwawasan Sains-Teknologi-Masyarakat, (Singaraja: Aneka Widya, 1999) h. 26.
17
La Maronta G, Loc.Citt.,
14
18
Robert E. Yager and Rustam Roy, STS: Most Pervasive and Most Radical of Reform
Appoarches to “Science” Education, The University of Lowa and Pennsylvania State University,
2000. h. 9.
15
kuat
19
Rumansyah dan irhasyuarna, Prospek Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-
Masyarakat (STM) Dalam pembelajaran Kimia Di Kalimantan Selatan , Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan. No. 029 Tahun Ke-7,, h. 195.
16
2. Pembentukan konsep
Pada tahap pembentukan konsep guru dapat melakukan berbagai
metode pembelajaran misalnya demonstrasi, diskusi, bermain peran, dan
sebagainya. Pendekatan STM juga memungkinkan diterapkannya berbagai
pendekatan seperti pendekatan ketrampilan proses, pendekatan sejarah,
pendekatan kecakapan hidup, dan pendekatan lainnya. Selama melakukan
berbagai aktivitas pada tahap pembentukan konsep siswa diharapkan
mengalami perubahan konsep menuju arah yang benar sampai pada akhirnya
konsep yang dimiliki sesuai dengan konsep para ilmuwan. Pada akhir tahap
pembentukan konsep, siswa telah dapat memahami apakah analisis terhadap
17
Alur pembelajaran STM dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.20
Tahap 1 Pendahuluan:
Inisiasi/invitasi/apersepsi/ Isu/masalah
eksplorasi thd siswa
Tahap 4 Pemantapan
konsep
Tahap 5 Penilaian
20
Anna Poedjiadi, Sains Teknologi Masyarakat, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2005).
h. 126.
19
Jadi, tujuan yang ingin dicapai dari model STM dalam pembelajaran
adalah model interdisiplin ilmu dalam pembelajaran sains, memberikan siswa
pengetahuan tentang keadaan dunia yang sebenarnya, memberikan
kesempatan siswa untuk membentuk pemahaman yang kritis tentang
hubungan sains, teknologi dan masyarakat, dan mengembangkan kapasitas
dan kepercayaan diri siswa untuk mengaplikasikan sains dalam kehidupan
sehari-harinya.