Anda di halaman 1dari 22

Saturday, 13 August 2016

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan
setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya
penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan
dan perawatan (Fauziah,2012). Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara, terpadu dan
menyeluruh dan berkesinambungan. Upaya ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat, baik fisik, kimia biologis, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2009).

Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraaan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata
perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak
didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo 2011). Pengetahuan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi status kesehatan termasuk kesehatan gigi. Apabila materi atau objek yang
ditangkap pancaindra adalah tentang gigi, gusi, serta kesehatan gigi pada umumnya. Pengetahuan
yang di peroleh adalah gigi ,gusi, serta kesehatan gigi pula (Budiharto, 2010).
Pengetahuan tentang dampak buruk rokok bagi kesehatan semakin lama semakin
meningkat dengan makin banyaknya laporan bukti-bukti ilmiah di berbagai jurnal kedokteran
dunia. Ternyata dari asap rokok, bukan hanya nikotin saja yang berbahaya tetapi juga zat-zat lain
yang terdapat dalam asap rokok serta tar sebagai hasil dari pembakaran tembakau, ikut
menyumbang bahaya rokok bagi kesehatan. Bahaya tersebut ikut diperkuat oleh efek mencandu
oleh nikotin. Dengan adanya kecanduan, perokok akan selalu mencari rokok setiapkali ketagihan,
dan dengan demikian membuat zat-zat berbahaya tadi makin menumpuk dalam tubuhnya,
sehingga secara berangsur mendekatkan kepada resiko penyakit akibat rokok (Kementrian
Kesehatan RI, 2013).
Merokok merupakan masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Merokok sudah
melanda berbagai kalangan dari anak-anak sampai orang tua, laki-laki maupun perempuan.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010), sekitar 34% atau sebanyak 80 juta
penduduk Indonesia adalah perokok (Dimyati, 2011). Dengan angka ini, World Health
Organization (WHO) mengurutkan Indonesia ke peringkat tiga dunia setelah Cina dengan 390 juta
perokok dan India dengan 144 juta perokok (Dimyati, 2011).
Bagi perokok, merokok adalah bagian dari rutinitas sehari-hari bahkan menjadi suatu
kebiasaan. Banyak hal yang dapat memicu seseorang untuk merokok, misalnya merokok setelah
bangun pagi, sambil minum kopi, setelah makan siang, atau ketika berbicara di telepon. Itu adalah
sebuah bukti bahwa merokok sudah menjadi rutinitas sehari-hari. Melihat orang lain merokok pun
bisa jadi pemicu anda untuk menyalakan sebatang rokok. Merokok bukan hanya sekedar rutinitas
merokok adalah suatu bentuk ketergantungan nikotin (Ferdiwardi, 2008).
Kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit
jantung dan gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,
kanker esofagus, bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi serta gangguan kehamilan dan cacat
pada janin. Namun tetap saja pada kenyataannya, kebiasaan merokok ini sulit dihilangkan dan
jarang diakui responden sebagai suatu kebiasaan buruk (Jurnal e-GiGi, 2014).
Merokok salah satu penyebab utama dari perubahan warna pada gigi karena mengandung
bahan kimia tar dan lainnya yang mengubah warna gigi seseorang, dan obat-obatan tertentu, seperti
antibiotik tetrasiklin juga dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Itu terjadi, seseorang
harus berbicra dengan dokternya dengan menurunkan dosis atau beralih ke jenis lain obat yang
tidak mempengaruhi warna gigi (Amat Kalima,2011).
Stain mempunyai dampak yang buruk terhadap kesehatan. Stain juga dapat menyebabkan
gigi berwarna coklat sampai hitam pada bagian leher gigi. Distribusi dan perubahan warna yang
ditentukan oleh tipe, jumlah, dan lamanya kebiasaan mengkonsumsi rokok, kopi, teh dan sirih,
maka semakin besar peluang untuk perubahan warna giginya (Republikaonline, 2007).
Presentase orang yang merokok di Provinsi Aceh berada pada peringkat ketiga setelah
provinsi Bangka Belitung dan Riau dibandingkan dengan daerah-daerah lainnya di indonesia.
Dimna-mana orang merokok tidak terkecuali di warung kopi. Mungkin agak susah bagi pemda
mengeluarkan “qanun” (peraturan daerah) tentang larangan merokok di tempat-tempat tertentu
apalagi melarang merokok di warung kopi, karena kopi dan rokok hampir tidak dapat dipisahkan
(Wisata Kompasiana, 2014).
Berdasarkan data yang diperoleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,2013) Perilaku
merokok penduduk 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 ke 2013, cenderung
meningkat dari (34,2%) tahun 2007 menjadi (36,3%) tahun 2013. (64,9%) laki-laki dan (2,1%)
perempuan masih menghisap rokok tahun 2013. Ditemukan 1,4 persen perokok umur 10-14 tahun,
9,9 persen perokok pada kelompok tidak bekerja, dan 32,3 persen pada kelompok kuintil indeks
kepemilikan terendah. Sedangkan rerata jumlah batang rokok yang dihisap per hari adalah sekitar
12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di Yogyakarta dan tertinggi di Bangka
Belitung (18,3 batang) dan di Riau (16-17 batang) sedangkan provinsi Aceh pada peringkat ketiga
(15,3 batang) dari 33 provinsi di Indonesia.
Berdasarkan wawancara dan pemeriksaan awal yang dilakukan penulis pada 10 di Desa
Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015. Didapatkan 7 orang perokok memiliki
pengetahuan yang kurang tentang Stain. Dari pemeriksaan 10 responden di Desa Cut Kecamatan
Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015, didapatkan 8 orang perokok memiliki stain pada gigi dan 2
orang perokok tidak memiliki stain pada giginya. Oleh karena itu, peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Perokok Dengan Stain di Desa Cut
Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka penulis ingin mengetahui apakah ada hubungan
pengetahuan perokok dengan Stain gigi di Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun
2015.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan perokok dengan Stain gigi di Desa Cut Kecamatan
Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015.
D. Mamfaat Penilitian
1. Bagi penulis
Menambahkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam bidang kesehatan gigi dan mulut
khususnya pengaruh rokok terhadap pewarnaan gigi (Stain).
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi atau dijadikan kajian pustaka bagi
mahasiswa Jurusan Keperawatan Gigi Politekknik Kesehatan Aceh.
3. Bagi Tempat Penelitian
Dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan perokok terhadap pewarnaan gigi (Stain) di
Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015, agar dapat melakukan pencegahan dan
cara penanggulangan Stain sejak dini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status
kesehatan termasuk kesehatan gigi. Apabila materi atau objek yang ditangkap pancaindra adalah
tentang gigi, gusi, serta kesehatan gigi pada umumnya. Pengetahuan yang di peroleh adalah gigi
,gusi, serta kesehatan gigi pula (Budiharto, 2010).
Pengetahuan tentang dampak buruk rokok bagi kesehatan semakin lama semakin
meningkat dengan makin banyaknya laporan bukti-bukti ilmiah di berbagai jurnal kedokteran
dunia. Ternyata dari asap rokok, bukan hanya nikotin saja yang berbahaya tetapi juga zat-zat lain
yang terdapat dalam asap rokok serta tar sebagai hasil dari pembakaran tembakau, ikut
menyumbang bahaya rokok bagi kesehatan. Bahaya tersebut ikut diperkuat oleh efek mencandu
oleh nikotin. Dengan adanya kecanduan, perokok akan selalu mencari rokok setiapkali ketagihan,
dan dengan demikian membuat zat-zat berbahaya tadi makin menumpuk dalam tubuhnya,
sehingga secara berangsur mendekatkan kepada resiko penyakit akibat rokok (Kementrian
Kesehatan RI, 2013).
Golongan perokok berat yaitu apabila mereka mampu merokok dari 21-31 batang perhari atau
lebih , dan selang waktu sejak bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. Perokok sedang biasanya
mampu menghabiskan 11-21 batang dengan selangwaktu 31-60 menit setelah bangun pagi.
Perokok ringan menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu 60 menit dari bangun
pagi (Triswanto, 2007:40). Merokok merupakan salah satu oral habit yang paling buruk dan bisa
menyebabkan kerusakan jangka panjang baik terhadap kesehatan tubuh maupun rongga mulut.
Banyak pengeruh rokok terhadap kesehatan rongga mulut, seperti pewarnaaan atau staining pada
gigi dan mukosa mulut serta bau mulut yang paling sering dialami oleh para perokok (Ramadhan,
A, 2010).
Perilaku merokok telah menjadi suatu hal yang biasa dilakukan di berbagai tempat, bahkan
di tempat umum. Rokok pun dapat dengan mudah didapatkan. Hanya ada beberapa tempat yang
telah memberlakukan batasan umur dalam hal pembelian rorkok. Kebiasaan merokok dimulai
dengan adanya rokok pertama, umumnya rokok dimulai saat usia remaja (Jurnal kesehatan,2012).
B. Pengertian Rokok Dan Zat Berbahaya Dalam Rokok.
1. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter
10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah di cacah. Rokok dibakar disalah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dihirup melalui mulut pada ujung lain. Bahan dasar rokok
adalah tembakau. Tembakau terdiri dsri berbagai bahan kimia yang dapat membuat seseorang
ketagihan, walaupun mereka tidak ingin mencobanya lagi (Pratiwi, 2013).
2. Zat Berbahaya Dalam Rokok
a. Nikotin
Nikotin merupakan senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau, bersifat
sangat adiktif bahkan sama adiktifnya dengan kokain dan heroin. Seiring dengan berjalannya
waktu, tubuh akan sering tergantung secara fisik dan psikologis. Zat ini mengandung candu yang
bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk terus menghisap rokok.
Pengeruh bagi tubuh manusia:
1) Menyebabkan kecanduan/ketergantungan
2) Merusak jaringan otak
3) Menyebabkan darah membeku
4) Mengeraskan dinding arteri
b. Tar
Tar dalam bahasa indonesia ter, merupakan sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau
hitam yang diperoleh dengan cara didestilasi dari kayu atau arang. Ter ini juga terdapat pada getah
tembakau. Pengaruh terhadap gigi dan mulut sebagai uap padat. Setelah dingin akan menjadi padat
dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi. Endapan ini berfariasi antara 24-
40 mg perbatang rokok, sementara kadar rokok berkisar 24-45mg (Wastuwibowo, 2004).
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa menimbulkan
iritasi bahkan kanker pengaruh bagi tubuh manusia:
1) Membunuh sel dalam saluran darah
2) Meningkatkan produksi lindir dalam paru-paru
3) Menyebabkan kanker paru-paru
c. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat oksigen dalam
tubuh.
Pengaruh bagi tubuh manusia:
1) Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen
2) Menghalangi tranportasi dalam darah
d. Zat Karsionogen
Pengaruh bagi tubuh manusia Memicu pertumbuhan sel kanker
e. Zat Iritan
Zat-zat asing berbahaya tersebut adalah zat yang terkandung dalam asap rokok, dan ada
4000 zat kimia yang terdapat dalam sebatang rokok, 40 diantaranya tergolong zat yang berbahaya
misalnya: hidrogen sianida (HCN), arsen, amonia, polonium, dan karbon monoksida (CO).
Merokok merupakan penyebab utama dari perubahan warna pada gigi karena mengandung
bahan kimia tar dan lainnya yang mengubah warna gigi seseorang, dan obat-obatan tertentu, seperti
antibiotik tetrasiklin juga dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi. Itu terjadi, seseorang
harus berbicara dengan dokternya dengan menurunkan dosis atau beralih ke jenis lain obat yang
tidak mempengaruhi warna gigi (Amat Kalima,2011).
C. Dental Stain
1. Pengertian
Menurut Grossman (1995), stain adalah deposit berpigmen pada permukaan gigi yang
merupakan masalah estetik dan masalah yang membuat permukaan gigi menjadi kasar yang
selanjutnya akan menyebabkan penumpukan plak sehingga mengiritasi gusi atau gingiva
didekatnya.
Stain pewarnaan pada gigi yang terjadi melalui 3 cara:
a. Stain melekat langsung pada permukaan gigi melalui acquired pelicel,
b. Stain yang mengendap pada kalkulus dan deposit lunak, dan
c. Stain bersatu dengan struktur gigi dan bahan tambalan. Stain yang melekat langsung pada
permukaan gigi dan stain yang mengendap pada kalkulus dapat dihilangkan dengan cara diskelling
dan dipoles (Putri Megananda Hiranya, 2011).
Stain ekstrinsik adalah stain yang diakibatkan oleh faktor-faktor yang berasal dari
tumpukan zat-zat berwarna yang melekat pada permukaan gigi. Warna, komposisi dan perlekatan
stain bervariasi tergantung dari penyebabnya. Stain tersebut dapat berwarna hijau, cokelat, orange,
hitam atau putih yang didahului dengan adanya zat yang melekat pada permukaan gigi. Stain
mempunyai estetik yang kurang baik tetapi tidak menyebabkan iritasi gingival maupun berfungsi
sebagai fokus deposisi plak (NF Johari, 2011).
Stain ektrinsik dapat disebabkan oleh tambalan amalgam dan deposit yang terjadi pada
permukaan gigi, perlekatan warna makanan dan minuman seperti, kopi, teh, wine, dan juga rokok
dapat mengakibatkan stain berwarna kecokelatan pada gigi (Putri Megananda Hiranya dkk,
2010). Stain akibat tembakau membuat diposit yang berwarna cokelat tua atau hitam dan melekat
erat serta menyebabkan perubahan warna pada gigi. Stain dan tembakau ini disebabkan oleh
pembakaran dan adanya penetrasi air tembakau kedalam ceruk atau fisure email dan dentin.
Terjadinya stain ini tidak selamnya bergantung pada kehebatan merokok seorang tetapi juga
bergantung pada kutikula yang telah terlebih dahulu terbentuk yang akan melekatkan produk
bakteri ke permukaan gigi.
2. Macam-macam stain
Macam-macam stain ekstrinsik yang sering ditemukan secara klinis dijelaskan sebagai
berikut:
a. Yellow stain
Secara klinis terlihat sebagai plak yang mengalami pewarnaan kuning-kuningan. Stain ini
dihubungkan dengan keberadaan plak. Dapat terjadi disemua usia, dan lebih banyak dijumpai pada
individu yang mengabaikan kebersihan mulutnya. Penyebabnya biasanya berasal dari pigmen
makanan.

b. Brown Stain
Brown stain merupakan suatu pelikel tipis, translusen, biasanya bebas kuman yang
mengalami pigmentasi. Stain terjadi pada orang yang kurang baik menyikat giginya atau
menggunakan pasta gigi yang aksi pembersihannya kurang baik.Sering dijumpai pada permukaan
bukal gigi molar rahang atas dan permukaasn lingual insisif rahang bawah.
c. Tobacco Stain
Tembakau menyebabkan deposit yang berwarna cokelat tua atau hitam dan melekat erat serta
menyebabkan perubahan warna pada gigi. Staining dari tembakau ini disebabkan oleh karena
pembakaran dan adanya penetrasi air tembakau ke dalam ceruk dan fisura email dan dentin.
Terjadinya stain ini tidak selamanya bergantung pada kehebatan merokok seseorang tetapi juga
bergantung pada kutikula yang telah terlebih dahulu terbentuk yang akan melekatkan produk
bakteri ke permukaan gigi.
d. Black Stain
Stain ini biasanya terjadi berupa suatu garis hitam yang tipis pada permukaan oral dan
vestibular gigi dekat gingival margin dan berupa bercakan yang difus pada permukaan
proksimal.Black stain melekat erat, ada kecenderungan terbentuk kembali setelah dibersihkan.
Lebih sering terjadi pada wanita dan dapat terjadi pada orang dengan oral hygiene yang
baik.Penyebabnya adalah bakteri kromogenik.
e. Green Stain
Stain yang berwarna hijau atau kuning kehijau- hijauan yang biasa dijumpai pada anak-anak.
Green stain dianggap sebagai kutikula email yang ,mengalami pewarnaan, tetapi anggapan ini
belum dapat dibuktikan dengan jelas. Green stain biasanya terjadi pada permukaan labial gigi
anterior rahang atas pada pertengahan gingival. Green stain dapat terjadi pada semua umur, tetapi
lebih sering terjadi pada anak-anak. Anak laki-laki lebih sering daripada anak perempuan.
f. Orange Stain
Orange stain lebih jarang dijumpai dibandingkan dengan green stain atau brown
stain.Terbentuknya oleh mikroorganisme kromogenik, seperti serratia marcescense dan
flavorbacterium lutesconts.
3. Pencegahan Terjadinya Stain
Stain dapat dicegah dengan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut dengan baik
adalah satu dan bermacam cara yang bermamfaat untuk mengurangi noda dan pewarnaan pada
gigi, apabila ada seorang perokok, orang yang minum kopi dan teh minuman bersoda, anda dapat
memperkecil jumlah atau kebiasaan tersebut, serta dapat pula meninggalkan kebiasaan yang dapat
menyebabkan gigi berstain (Republika oneline, 2012).
4. Cara Menghilangkan Stain
Secara kimiawi stain dapat dihilangkan dengan menggunakan larutan kusus. Larutan yang
biasa digunakan diklinik oleh dokter gigi, sudah tersedia dalam kemasan pabrik. Bahan tersebut
umumnya bersifat sangat asam dengan tujuan menghilangkan stain yang tidak bisa dihilangkan
dengan menyikat gigi. Larutan pembersih stain harus digunakan secara teliti oleh dokter gigi untuk
menghindari efek buruk erosi pada gigi (Lestari Dian Ayu,2011)

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Merokok dalam jangka waktu tertentu membuat noda nikotin pada permukaan gigi dan
menjadi perubahan warna gigi menjadi hitam (Stain). Seseorang yang mempunyai pengetahuan
rendah mengenai kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor yang tidak mendukung kesehatan
gigi dan mulutnya (Riyanti, 2005).
Berdasarkan teori di atas maka dapat dilihat kerangka konsep yang digambarkan sebagai
berikut:

Stain Gigi

Pengetahuan perokok

Variabel independent Variabel Dependent

B. Variabel Penelitian
1. Variabel independen/bebas yaitu: pengetahuan perokok.
2. Variabel dependent/terikat yaitu: stain gigi.
C. Hipotesa
Ada hubungan antara pengetahuan perokok dengan Stain gigi di Desa Cut Kecamatan
Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015.

D. Definisi Operasional
N Definisi Cara Alat Hasil Skala
Variabel
o Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Independentpengetahu Pemahaman
an perokok tentang segala Wawancar Quisione -Baik Ordinal
hal yang di a r ≥50,
ketahui dan -
dimengerti Kuran
perokok g
terhadap Baik
Stain/ <50
pewarnaan
gigi meliputi:
dampak
rokok
terhadap gigi
pencegahan
stain,
menghilangk
an stain
2. Dependent Stain Gigi Ada tidak
adanya Pemeriksaa Diaknos -Ada Nomin
Lapisan tipis n a Set -Tidak al
gigi yang dan Ksp Ada
disebabkan
oleh merokok
sehingga
warna gigi
menjadi
kuning atau
kecoklatan
sampai
kehitaman.
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat analitik yaitu mengetahui hubungan pengetahuan perokok dengan
Stain gigi pada masyarakat di Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015.
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan pada masyarakat di Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun
2015.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 09-15 Maret 2015
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah masyarakat laki-laki yang berjumlah 243 orang
di Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling
dengan keteria berikut:
- Pria perokok
- Usia 18-60 tahun

- Dapat diajak bekerja sama


Dengan jumlah sampel 30 orang.
D. Instrumen Penelitian
Istrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah diagnosa set, KSP, dan kuisioner.
E. Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data ini diperoleh langsung dengan cara melakukan pemeriksaan dengan melihat adanya
stain pada gigi dan hasil wawancara menggunakan
kuisioner.
2. Data Skunder
Data diperoleh dari geuchik di Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015
yang berjumlah penduduk laki-laki 243 orang.
F. Pengolahan data dan Analisa Data
1. Proses pengolahan data dilakukan dengan teknik manual
Pengolahan data dengan teknik menual dengan menggunakan langkan-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Editing ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang dapat diolah dengan baik sehingga
menghasilkan informasi yang benar. Kegiatan yang dilakukan adalah untuk mengoreksi
kesalahan-kesalahan dalam pengisian atau pengolahan data.
b. Coding
Coding adalah usaha untuk mengklasifikasikan jawaban atau hasil yang ada menurut
macam klasifikasi dilakukan dengan cara menandai masing-masing jawaban dengan kode tertentu.
c. Tabuling
Data yang deperoleh dikelompokkan dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
G. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa, yaitu :
1. Analisa Univariate
Analisa univariate ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari setiap variabel
independent
2. Analisa Bivariate

Untuk mengetahui hubungan antara variabel independent yaitu pengetahuan perokok


terhadap variabel dependent Stain gigi, dalam hal ini dilakukan pengujian statistik dengan
menggukan uji Chi-Square dengan α 0,05.

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang dilaksanakan pada tanggal 09 s/d 15
Maret2015 di Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015, sampel dalam penelitian
berjumlah 30,dimana hasil pengumpulan data diperoleh
dengan melakukan wawancara dan pemeriksaan pada masyarakat Desa Cut Kecamatan
Titeue Kabupaten Pidie. Berdasarkan hasil pengolahan data yang
didapat dari lapangan disajikan dalam bentuk table dan narasidiperoleh hasil sebagai berikut:
1. Data umum
Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenjang pendidikan pada masyarkat Desa Cut dapat
dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1

Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan jenjang pendidikan Masyarakat Desa Cut


Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie
Tahun 2015

No. Pendidikan Frekuensi Persentase


1. SMA 13 43%
2. D3 11 37 %
3. S1 6 20 %
Total 30 100 %

Dari tabel 2 di atas menunjukkan bahwa responden jenjang pendidikan SMA sebanyak 13
(43%), dan yang tamatan D3 sebanyak 11 (37%), sedangkan yang tamatan S1 sebanyak 6 orang
(20%).

2. Data Khusus
a. Data univariat
1) Pengetahuan perokok
Distribusi
frekuensi dan persentase responden berdasarkanpengetahuan perokok pada masyarakat Desa Cut
Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie dapat dilihat pada table dibawah:
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan
Perokok Pada masyarakat Desa Cut Kecamatan Titeue
Kabupaten Pidie
Tahun2015
No. Pengetahuanperokok Frekuensi Persentase
1. Baik 21 70 %
2. Kurangbaik 9 30 %
Total 30 100 %

Dari tabel 3 di atas di


ketahui bahwa pengetahuan perokoktermasuk dalam kategori baik yaitu 21 responden (70%),
sedangkan 9 responden (30%) lainnya termasuk kategori kurang baik.

2) Stain gigi
Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan stain gigi pada masyarakat
Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie dapat dilihat pada table dibawah:

Tabel 3
Distribusi Frekuensi danPersentaseRespondenBerdasarkan Stain GigiPadaMasyarakat
Desa Cut
Kecamatan TiteueKabupaten Pidie
Tahun 2015

No. Stain gigi Frekuensi Persentase


1. Ada 14 46,7 %
2. Tidakada 16 53,3 %
Total 30 100 %

Dari tabel 4diatasdiketahuibahwa 14 responden (46,7%) terdapat stain gigi, sedangkan 16


renponden (53,3%) lainnyatidakterdapat stain gigi.

b. Data bivariat
Tabulasi silanghubungan pengetahuan perokok denganstain gigi pada masyarakat Desa Cut
Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie tahun 2015dapatdilihatpadatabel di bawahini :

Tabel 4
Hasil Perhitungan Chi-Square Untuk Mengetahui Hubungan
Pengetahuan Perokok DenganStain Gigi pada Masyarakat
Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie
Tahun 2015
Stain Gigi Hasil
No PengetahuanPerokok Ada Tidak Ada Total % uji
F % F % statistik
1. Baik 5 16,7 16 53,3 21 70 P = 0,001

2. Kurang baik 9 30 0 0 9 30 df = 1
Total 14 46,7 16 53,3 30 100 α = 0,05

Berdasarkan tabel 4 diatas dapat dilihat bahwa dari 30 responden


pengetahuan perokok katagori baik mempunyai stain gigi 5 orang (16,7%) dan tidak ada stain gigi
16 orang (53,3%), sedangkan yang pengetahuan perokok katagori kurang baik mempunyai stain
gigi 9 orang (30%), yang memiliki pengetahuan kurang baik dengan kriteria tidak ada stain gigi
tidak ada.
Berdasarkan hasil uji statistic menunjukkan nilai P sebesar 0,001sedangkan nilaiα sebesar
0,05 dan df = 1. Oleh karena nilai P <α maka secarastatistic dikatakan memiliki hubungan yang
bermakna.Maka dalam penelitianini Ha diterima, yaitu ada hubungan antara pengetahuan
perokok dengan stain gigi .

B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 09 -15 Maret 2015 pada 30
perokok di masyarakat Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten pidie tahun 2015, didapatkan
responden yang berpengetahuan baik sebanyak 21 orang (70%), dan yang berpengetahuan kurang
baik sebanyak 9 orang (30%). Penulis berasumsi bahwa responden tahu tentang stain gigi yang
dapat mengakibatkan gigi berubah warna menjadi coklat sampai kehitaman karena dipengeruhi
oleh faktor pendidikan rata-rata masyarakat Desa Cut menempuh jenjang pendidikan sampai
perkuliahan, walaupun demikian pengetahuan tentang efek buruk rokok terhadap stain gigi tidak
menjadi suatu alasan beberapa orang dari mereka untuk berhenti merokok hal ini diduga
dipengeruhi oleh faktor lain yaitu dengan adanya teman-teman yang masih merokok, sehingga
rokok dapat diperoleh dimana saja. Sejalan dengan pendapat (Marwan,2009) terdapat tujuh
macam motivasi seorang perokok antara lain rokok sebagai alat pergaulan (psikososial), kepuasan
syaraf (sensorimator), sumber kenikmatan, menghilangkan perasaan tak enak, perangsang,
memenuhi kecanduan (adiktif) serta keterbiasaan.
Pengetahuan yang tinggi apabila disertai dengan kesadaran dalam merawat kesehatan gigi
maka akan mendapatkan hasil yang sempurna. Begitu juga sebaliknya, pengetahuan yang rendah
apabila disertai sengan kesadaran dalam merawat kesehatan gigi maka akan mendapatkan hasil
yang tidak sempurna. Pengetahuan yang harus dimiliki yaitu tentang faktor penyebab stain serta
pengetahuan tentang keseluruhan masalah ilmu kesehatan gigi (Suwelo, 2008).
Sejalan dengan pendapat (Ramadhan,2010) merokok merupakan salah satu oral habit yang
paling buruk dan bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang baik terhadap kesehatan tubuh
maupun rongga mulut. Staining pada gigi dan mukosa rongga mulut serta bau mulut merupakan
masalah yang paling umum dialami oleh para perokok. Berdasarkan hasil pemeriksaan stain gigi
pada 30 orang responden yang memiliki stain pada gigi sebanyak 14 orang (46,7%), dan yang
tidak memiliki stain pada gigi sebanyak 16 Orang (53,7%). Sebagian dari masyarakat Desa Cut
Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie mengalami perubahan warna pada gigi (stain) menjadi coklat
sampai kehitaman. Pewarnaan gigi atau yang disebut stain bisa disebabkan oleh banyak faktor
diantaranya pemakaian tembakau seperti rokok (Wilz,2006). Perubahan warna gigi akan semakin
besar jika semakin sering mengkonsumsi rokok, ditambah lagi jangka waktu yang lama (Republika
Online,2007).
Peneliti berasumsi responden memiliki wawasan atau mencari tahu tentang pewarnaan gigi
sehingga mereka mengetahui tiori tentang pewarnaan gigi. Walaupun mereka sangat sadar dan
tahu efek negatif dari rokok, namun mereka tidak terlepas dari kebiasaan buruk tersebut. Hal ini
didukung oleh teori (Sastroasmo,2007), manusia selalu berfikir dan selalu mencoba mengaitkan
antara fenomena dengan teori yang diketahui. Makin banyak teori yang dimiliki manusia dengan
banyaknya membaca dan makin banyak fakta yang diperoleh, maka makin tinggi pula
pengetahuannya, akan tetapi, namun terkadang seseorang tidak menyadari bahwa begitu
pentingnya hal tersebut bagi dirinya, oleh sebab itu cenderung untuk melakukan hal tersebut sesuai
dengan apa yang diketahui. Karena pengetahuan yang baik apabila tidak disertai oleh kesadaran
maka tidak akan bersifat lama.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :
Ada hubungan antara pengetahuan perokok dengan stain gigi pada masyarakat Desa Cut
Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie Tahun 2015 ( nilai P<α)
B. Saran
a. Diharapkan kepada masyarakat Desa Cut dapat mengurangi mengkonsumsi rokok karena dapat
berpengaruh terhadap stain gigi
b. Diharapkan kepada masyarakat Desa Cut supaya dapat meningkatkan kesadaran dalam menjaga
kebersihan gigi dan mulut.
c. Diharapkan kepada masyarakat Desa Cut yang memiliki kebiasaan merokok agar dapat
memperhatikan kebersihan gigi dan mulut dengan baik dan menguulan mengunjung poli gigi 6
bulan sakli.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 2009. Pengetahuan Dasar Tentang kesehatan Gigi dan Mulut,Direktorat kesehatan Gigi :
Jakarta.Dinkes pada tanggal 6/4/2013 pukul 22 :15.

Depkes,2009, tujuan pembangunan kesehatan nasional, Departemen Kesehatan


R.I. Jakarta.

Budiharto, 2010. Pengantar ilmu perilaku Kesehatan Dan Pendidikan Kesehatan


Gigi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal: 18-19.

Ramadhan, A, G.,2010.seba-serbi Kesehatan Gigi dan Mulut, Jakarta.

Notoatmodjo Soekidjo, 2011. Ilmu dan seni , penerbit Buku Ilmu Kesehatan Masyarakat Rineka Cipta, Jakarta
hal: 147

Lindawati,2012. Health Quality. Politeknik Kesehatan Kementrian Jakarta.

Ferdiwardi, 2008. Takut rokok/ [http://ferdiwardi.wordpress.com

Salika NS, 2010. Serba serbi kesehatan perempuan : apa yang perlu tahu tentang
tubuhmu /Salika NS ; editor,Dewi Fita-cet 1 Jakarta

Riskesdas, 2013. Pengguna tembakau, hal 132-138, Badan Penelitian dan Pembangunan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI, Jakarta

Putri Magananda Hiranya, 2010. Ilmu pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung
Gigi, Jakarta: Buku Kedokteran EGC, Hal 77-85

Lestari Dian Ayu, 2008. Skripsi pengaruh Jeruk Nipis (Chitrus Aurantifolia)Terhadap Indek Stain
Tembakau, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddi, Makasar

Pratiwi,2013.http://pratiwirandukan.blogspot.com/2013/02/karya-tulis-ilmiah-bahaya-merokok.html

Republik oneline, 2007. Menghilangkan Noda Menyegarkan Nafas,


http;//www.google.com
Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan perokok * Stain 30 100.0% 0 .0% 30 100.0%


gigi

Pengetahuan perokok * Stain gigi Crosstabulation

Stain gigi

tidak ada ada Total

Pengetahuan perokok kurang baik Count 0 9 9


% of Total .0% 30.0% 30.0%
baik Count 16 5 21
% of Total 53.3% 16.7% 70.0%
Total Count 16 14 30

% of Total 53.3% 46.7% 100.0%

Chi-Square Testsd
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Point Probability

Pearson Chi-Square 14.694a 1 .000 .000 .000


Continuity Correctionb 11.792 1 .001
Likelihood Ratio 18.403 1 .000 .000 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear 14.204c 1 .000 .000 .000 .000
Association

N of Valid Cases 30

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.20.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -3.769.
d. For 2x2 crosstabulation, exact results are provided instead of Monte Carlo results.
Kuisioner Penelitian
HUBUNGAN PENGETAHUAN PEROKOK
DENGAN STAIN GIGI PADAMASYARAKAT DESA CUT KECAMATAN TITEUE
KABUPATEN PIDIETAHUN 2015.

Indentitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis kelamin
4. Pendidikan :
Petunjuk :
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda anggap benar.
A. Pengetahuan

1. Apa saja yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi?


a. Rokok, kopi, Teh
b. Permen dan coklat
c. Karena minum air dingin

2. Bagaimana menghilangkan warna pada gigi?


a. Sikat gigi
b. Melakukan perawatan ke dokter gigi
c. Membersihkan dengan sabut kelapa
3. Berapa kali waktu menyikat gigi yang baik dalam satu hari?
a. Menyikat gigi pagi hari saja.
b. Menyikat gigi pagi hari, setelah makan dan sebelum tidur malam
c. Berkumur-kumur setelah makan

4. Apa bahan berbahaya yang terkandung dalam sebatang rokok?


a. Alkohol
b. Zat tar
c. Asap

5. Apa akibat merokok terhadap kebersihan gigi dan mulut?


a. Menyebabkan gigi berlubang
b. Menurun minat makan
c. Gigi berubah warna

6. Warna apa yang ditimbulkan pada gigi akibat dari merokok?


a. Hijau seperti lumut
b. Kuning
c. Gigi berubah warna
7. Zat apa yang terdapat pada rokok hingga dapat membuat warna pada gigi?
a. Endapan nikotin
b. Tar yang dihasilkan oleh pembakaran tembakau
c. Tidak tahu

8. Bagaimana cara agar gigi perokok tetap putih?


a. Membersihkan ke klinik gigi minimal 6 bulan skali
b. Menyikat gigi sehabis merokok
c. Tidak perlu dibersihkan karena akan hitam kembali

9. Sebaiknya kapan saja mengunjungi dokter gigi?


a. Ketika sakit gigi
b. Minimal 6 bulan sekali
c. Tidak perlu ke dokter gigi

10. Apa akibat jika pewarnaan gigi yang tidak dibersihkan?


a. Masalah estetika
b. Gigi menjadi berlubang
c. Menghabiskan uang

Lampiran 4

Master Tabel Berdasarkan Kuisioner dan Pemeriksaan Pada Masyrakat Desa Cut Tentang Hubungan
Pengetahuan Perokok Dengan Stain Gigi Pada Masyarakat Desa Cut Kecamatan Titeue Kabupaten Pidie
Tahun 2015

Hasil
Jawaban Responden Pemeriksaan
Kriteria Stain
No Nama Umur
Skor Tidak
Pengetahuan perokok Ada
nilai ada
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ismail 26 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 70 Baik √
Tahun
2 M. fadil 19 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 80 Baik √
Tahun
3 Zulfahmi 25 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 40 Kurang √
Tahun baik
4 Khalil 27 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 60 Baik √
Tahun
5 Usman 24 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 30 Kurang √
Tahun baik
6 Amrizal 26 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 40 Kurang √
Tahun baik
7 M. Rizal 28 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 90 Baik √
Tahun
8 Abu Bakar 45 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 50 Baik √
Tahun
9 M. Gade 55 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 30 Kurang √
Tahun Baik
10 Mirzan 23 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 80 Baik √
Tahun
11 Fakhul jamal 21 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 60 Baik √
Tahun
12 Faisal 23 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 60 Baik √
Tahun
13 Razali 28 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 80 Baik √
Tahun
14 Sofian Daut 35 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 70 Baik √
Tahun
15 Syamaun 40 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 50 Baik √
Tahun
16 M.Ramadhan 23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 90 Baik √
Tahun
17 Abdullah 45 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 20 Kurang √
Tahun baik
18 M. Gade 29 tahun 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 80 Baik √
19 M. Yusuf 40 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 50 Baik √
Tahun
20 A Lamsyah 35 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 60 Baik √
Tahun
21 BantaGadeng 55 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 30 Kurang √
Tahun baik
22 Nasrullah 27 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 60 Baik √
Tahun
23 Arjuna 24 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 50 Baik √
Tahun
24 Zamzami 25 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 50 Baik √
Tahun
25 Syamsudin 58 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 30 Kurang √
Tahun baik
26 M. Amin 52 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 40 Kurang √
Tahun Baik
27 Abdul wahab 48 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 50 Baik √
Tahun
28 Muktaruddin 37 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 70 Baik √
Tahun
29 Ismail 22 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 80 Baik √
Tahun
30 Ramli 59 Tahun 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 40 Kurang baik √

Anda mungkin juga menyukai