Anda di halaman 1dari 4

Hukum laju reaksi mempunyai dua penerapan yang utama.

Penerapan praktisnya setelah kita


mengetahui hukum laju reaksi dan konstanta laju reaksi, kita dapat meramalkan laju reaksi dari
komposisi campuran. Penerapan teoritis pada laju ini adalah : hukum laju merupakan pemandu untuk
mekanisme reaksi. Setiap mekanisme yang diajukan harus konsisten dengan hukum laju yang diamati

Pada kelajuan reaksi ternyata suhu juga berpengaruh, suhu juga hampir menaikkan kelajuan dari setiap
reaksi. Sebaliknya penurunan dalam suhu akan menurunkan kelajuan, dan ini tidak bergantung apakah
reaksi eksotermis dan endotermis. Perubahan kelajuan terhadap suhu dinyatakan oleh suatu perubahan
dalam tetapan kelajuan yang spesifik k

Untuk setiap reaksi, K naik dengan kenaikkan suhu, besarnya kenaikkan berbeda- beda dari sutau
reaksi dengan reaksi yang lain. Bila suatu reaksi terjadi dalam beberapa langkah reaksi kemungkinan
spesien perantara dibentuk, dan mereka mungkin tidak dapat dideteksi karena mereka akan
segera digunakan dalam langkah reaksi berikutnya. Meskipun demikian dengan mengetahui faktor –
faktor yang mempengaruhinya kadang – kadang dapat diketahui seberapa jauh faktor – faktor tersebut
berperan dalam mekanisme reaksi

https://siswow.blogspot.co.id/2016/03/pengaruh-konsentrasi-dan-suhu-pada-laju.html

Laju reaksi adalah laju pengurangan konsentrasi molar pereaksi atau laju pertambahan konsentrasi
molar hasil reaksi dalam satuan waktu. Laju reaski menyatakan molaritas zat terlarut dalam reaksi
yang dihasilkan setiap detik. Reaksi kimia berlangsung dengan laju yang berbeda-beda.(Purba,
2013).

Hubungan kuantitatif antara konsetrasi pereaksi dengan laju reaksi dinyatakan dalam suatu
persamaan, yaitu persamaan laju reaksi. Untuk reaksi :

ma + nb → pc + qd

Persamaan laju reaksinya adlah v = k[A]x [B]y


Dimana :

v : kecepatan laju reaksi

k : teatapan laju reaksi

[A] : konsentrasi A

[B] : konsentrasi B

x : orde reaksi terhadap pereaksi A

y : orde reaksi terhadap pereaksi B


Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. beberapa di
antaranya adalah :

1. Ode nol

Reaksi dikatakan berorde nol terhadap salah satu satu pereaksinya apabila perubahan konsentrasi
pereaksi tersebut tidak mempengaruhi lau reaksi. Persamaan laju reaksi yang berorde 0 yaitu v = k [A]0.

Gambar 1. grafik orde nol

1. Orde satu

Suatu reaksi dikatan berorde satu terhadapa salah satu pereaksinya jika laju reaksi berbanding lurus
dengan konsentrasi pereaksi tersebut. Jika konsentrasi pereaksi tersebut dilipat-tigakan maka laju reaksi
akan menjadi 31 atau tiga kalinya. Persamaan laju reaksi yaitu v = k [A] .

Gambar 2. Grafik orde satu

1. Orde dua

Suatu reaksi dikatakan berorde dua terhadap salah satu pereaksi jika aju reaksi merupakan pangkat dua
dari konsentrasi pereaksi itu. Apabila konsentasi zat itu dilipat-tigakan, maka laju pereaksi akan menjadi
32 atau 9 kali lebih besar.

Gambar 3. Grafik orde 2

Laju reaksi terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau konsentrasi molekul produk
terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan berubah terus-menerus seiring dengan perubahan
konsentrasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah sebagai berikut :

1. Luas permukaan

Luas permukaan zat yang digunakan untuk bereaksi mempengaruhi kecepatan laju reaksi. Suatu zat yang
berbentuk serbuk lebih cepat bereaksi daripada zat yang berbentuk kepingan. Hal ini karena zat yag
berbentuk serbuk mempunyai bidang sentuh yang lebih luas sehingga tumbukan akan lebih sering
terjadi. Luas permukaan total zat akan semakin bertambah bila ukurannya diperkecil. Semakin halus
suatu zat maka laju reaksi akan semakin besar karena luas permukaan yang bereaksi semakin besar.

1. Konsentrasi

Suatu zat yang bereaksi mempunyai konsentrasi yang berbeda-beda. Konsentrasi menyatakan pengaruh
kepekatan atau zat yang berperan dalam proses reaksi. Semakin besar nilai konsentrasi, maka laju reaksi
akan semakin cepat. Hal ini dikarenakan zat yang konsentrasinya besar mengandung jumlah partikel
yang lebih banyak, sehingga partikel-partikelnya tersususn lebih rapat dibanding zat yang konsentrasinya
rendah. Partikel yang susunannya lebih rapat, akan sering bertumbukan dibanding dengan partikel yang
susunannya renggang, sehingga kemungkinan terjadinya reaksi makin besar.(Utami,

1. Temperatur

Setiap partikel selalu bergerak. dengan menaikkan temperatur, energi gerak atau energi kinetik partikel
bertambah, sehingga tumbukan lebih sering terjadi. dengan frekuensi tumbukan yang semakin besar,
maka kemungkinan terjadiya tumbukan efektif yang mampu enghasilkan reaksi juga semakin besar.

Suhu atau temperatur juga mempengaruhi energi potensial suatu zat. Zat-zat yang energi potensialnya
kecil, jika bertumbukan akan sukar menghasilkan tumbukan efektif. Hal ini karena zat-zat tersebut tidak
mampu melampui energi aktivasi. Dengan menaikkan suhu, maka hal ini akan memperbesar energi
potensial sehingga ketika bertumbukan akan menghasilkan enrgi.(Utami,)

Archenius, seorang ahli kimia Swedia mengemukakan persamaan empiriknya pada tahun 1889 sebagai
berikut:

k = A.

dengan:

k = tetapan laju

A = faktor Archienius, faktor pra eksponensial

= energi pengaktifan

R = tetapan gas

T = temperatur absolut

e = 2,71828

Jika persamaan dikalikan dengan log, maka diperoleh

log k = log A –

log k = log A –

Grafik log k terhadap 1/T menghasilkan garis lurus dengan slope =- dan intersep. (Supardi, 2008)

1. Katalis

Katalis adalah suatu zat yang berfungsi mempercepat terjadinya reaksi, tetapi pada akhir reaksi dapat
diperoleh kembali. Fungsi katalis adalah menurunkan enrgi aktivasi sehingga jika ke dalam suatu reaksi
ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini disebabkan karena zat-zat yang
bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.

Katalis adalah zat yang mempengaruhi laju reaksi yang pada umumnya jumlahnya tidak diubah oleh
reaksi keseluruhan. Komposisi kimia katalis tidak berubah pada akhir reaksi. Katalis diperlukan dalam
jumlah sedikit untuk suatu reaksi, tidak mempengaruhi harga tetapan kesetimbangan, tidak memulai
suatu reaksi tetapi hanya mempengaruhi laju reaksi, dan bekerjanya spesifik.
Katalis yang meningkatkan laju reaksi disebut katalis positif sedang katalis yang menurunkan laju reaksi
disebut katalis negatif. Katalis bekerja dengan optimum pada temperatur tertentu dan dapat diracuni
oleh zat tertentu dalam jumlah yang sedikit yang disebut racun katalis.

Kehadiran katalis dalam suatu reaksi dapat memberkan ekanisme alternatif untuk menghasilkan hasil
reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan reaksi yang tanpa katalis. Energi
pengaktifan yang lebih rendah menunjukkan bahwa jumlah bagian dari molekul-molekul yang memiliki
energi kinetik cukup untuk bereaksi jumlahnya lebih banyak. Jadi kehadiran katalis adalah meningkatkan
adanya tumbukan yang efektif, yang berarti juga memperbesar laju reaksi.

Reaksi kimia terjadi karena adanya tumbukan yang efektif antara partikel-partikel zat yang bereaksi.
Tumbukan efektif adalah tumbukan yang mempunyai energi cukup untuk memutuskan ikatan-ikatan
pada zat yang bereaksi.

Sebelum suatu tumbukan terjadi, partikel-partikel memerlukan suatu energi minimum yang disebut
energi pengaktifan atau energi aktivasi (Ea). Energi pengaktifan atau energi aktivasi adalah energi
minimum yang diperlukan untuk belangsungnya suatu reaksi. Ketika reaksi sedang berlangsung akan
terbentuk zat kompleks teraktivasi. zat kompleks teraktivasi berada pada puncak energi. jika reaksi
berhasil, maka zat kompleks etraktivasi akan terurai menjadi zat hasil reaksi.

Anda mungkin juga menyukai