Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)


TAKE HOME
MATA KULIAH : MANAJEMEN BENCANA
“KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI KALIMANTAN BARAT”
DOSEN : ELLY TRISNAWATI, SKM, M. SC

Disusun Oleh:
MIA JUNIARTI
161510136
TRANSFER B

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2018
1. Identifikasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan
Barat
Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu bencana yang
berulang hampir setiap tahun di Sumatra dan Kalimantan. Salah satu kejadian
terbesar adalah pada tahun 1997/98 dimana kebakaran hutan dan lahan terjadi
hampir di seluruh Sumatra dan Kalimantan termasuk Kalimantan Barat.
Data yang di himpun Link-AR Borneo dari bulan Mei sampai 12
Agustus 2017 terdapat 168 titik api (Terra Aqua Lapan), 101 titik api (NPP
Lapan), 158 titik api (NOAA ASMC). Belajar dari peristiwa kebakaran hutan
dan lahan yang terjadi pada tahun 2015 lalu, Front Perwakilan Rakyat
kembali mengajak publik untuk tidak lupa atas bencana non alam yang telah
mengakibatkan terjadi pelanggaran terhadap hak atas lingkungan hidup dan
hak asasi manusia tersebut yang telah mengakibatkan 3 orang meninggal
dunia, 46.672 jiwa menderita ISPA, dan seluruh rakyat Kalimantan Barat
terpapar asap.

2. Identifikasi penyebab dari bencana kebakaran hutan dan lahan

Monopoli Tanah untuk perkebunan besar adalah Akar Masalah Asap di


Indonesia. Polutan asap yang menjadi agenda tahunan telah menimbulkan
berbagai kerugian bagi masyarakat seperti menurunnya kualitas udara. Akar
masalah asap yang terjadi sejak tahun 1999 adalah dampak dari monopoli
tanah oleh perusahaan perkebunan kayu dan perkebunan sawit. Data dan fakta
yang ada pembakaran hutan dan lahan banyak terjadi di konsesi perkebunan.
Pemerintah tidak serius dalam mengatasi masalah asap akibat pembakaran
hutan dan lahan. Dan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap
dampak pembakaran hutan, rendahnya kesadaran ini akibat lemahnya edukasi
kesehatan lingkungan di masyarakat, kurangnya peran dari pihak pendidikan
dan pemberdayaan yang masih lemah menjadi alasan praktek pembakaran
hutan dan lahan ini terjadi.
3. Masalah apa saja yang akan timbul ketika bencana tersebut terjadi ?
Kebakaran hutan dan lahan juga menyebabkan degradasi lahan dan
fungsinya. Polutan asap yang menjadi agenda tahunan telah menimbulkan
berbagai kerugian bagi masyarakat seperti menurunnya kualitas udara.
Dampak kabut asap tersebut adalah :
1. Kabut asap menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan,
serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan juga infeksi.
2. Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain,
seperti bronkitis kronik.
3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang
mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.
4. Bagi yang berusia lanjut dan anak-anak, mereka yang punya penyakit
kronik dengan daya tahan tubuh rendah serta wanita yang sedang hamil,
akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.
5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang,
sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.
6. Berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.
7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi
menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak
terlindungi.
8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) lebih mudah terjadi, utamanya
karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh, pola bakteri, atau virus, dan
buruknya faktor lingkungan.

Dampak yang dihadapi akibat kebakaran hutan dan lahan terutama


adalah masalah asap tersebut tidak hanya berdampak buruk bagi kesehatan
anak-anak, lansia, ibu hamil, dan orang dengan imunitas rendah tetapi juga
mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat. Dan juga berdampak
hilang dan rusaknya vegetasi dan ekosistem yang melahirkan ekses sosial
yang tinggi.
4. Pemilahan masalah yang priorias dari masalah-masalah yang timbul
akibat bencana kebakaran hutan dan lahan
Prioritas masalah yang timbul akibat bencana kebakaran hutan dan
lahan adalah ancaman kesehatan bagi ibu hamil akibat kabut asap, kenapa
demikian ?
Asap rokok saja jika terhirup maka akan menimbulkan dampak buruk bagi
kesehatan. Apalagi kabut asap akibat kebakaran hutan, tentu mengandung
kebih banyak senyawa kimia maupun racun yang sangat berbahaya untuk ibu
hamil. Senyawa kimia dan racun dari kabut asap dapat masuk ke dalam tubuh
melalui pernafasan atau kulit. Sementara kandungan oksigen berkurang.
"Jika zat tersebut terus dihirup maka dapat menyebabkan mutasi DNA dan
kematian sel (apoptosis) yang berakibat terjadinya kanker, yaitu kanker
ovarium, serviks, payudara pada wanita," ujar dr. Syamsul.
Tak hanya itu, dr. Syamsul juga melanjutkan mengenai bahaya kabut asap
terhadap kehamilan, sebagai berikut :
1. Risiko kematian janin
Racun dari kabut asap akan masuk melalui tali pusat ke plasenta
sehingga akan membuat terjadinya gangguan sirkulasi okisgen yang dapat
menyebabkan terjadinya gangguan fungsi plasenta sehingga
menyebabkan kematian pada janin.
2. Kelainan kongenital
Kabut asap dapat menyebabkan terjadinya kelainan kongenital atau
cacat bawaan pada janin, seperti sumbing dan bahkan sumbatan paru.
Kondisi tersebut dikarenakan tingginya kadar ozon dan karbon
monoksida pada kehamilan trimester pertama.
3. Bayi lahir prematur
Kabut asap membuat Mama mengalami kekurangan oksigen namun
menyebabkan tingginya racun. Kondisi tersebut rupanya dapat
merangsang terjadinya kontraksi rahim.
4. Pertumbuhan janin terhambat
Banyaknya kandungan racun pada kabut asap menyebabkan
pertumbuhan janin menjadi terhambat. Kondisi tersebut membuat berat
badan janin rendah karena Mama menghirup oksigen yang sedikit. Selain
itu, bayi juga akan mengalami gangguan kecerdasaan pada masa balita
serta gangguan keterampilan maupun bahasa.
5. Infeksi saluran nafas (ISPA)
Daya tahan tubuh yang menurun ditambah dengan paparan kabut
asap membuat ibu hamil rentan mengalami infeksi saluran nafas atau
ISPA.
5. Langkah penyelesaian dari bencana kebakaran hutan dan lahan di
Provinsi Kalimantan Barat

Untuk mengatasi hali ini, pemerintah harus tegas terhadap pembakaran


terutama pada korporasi, dan harus disertai secara massif memberikan
edukasi pada masyarakat supaya memiliki kesadaran tidak membakar hutan
maupun lahan.

Tingginya dampak kebakaran hutan dan lahan tentunya memerlukan


tindakan untuk meminimalkan kejadian kebakaran. Saat ini, upaya
pemerintah hanya menjadi rutinitas pemadaman pembakaran lahan, namun
tidak ada upaya pencegahan dan penindakan pelaku pembakaran hutan,
penindakan yang selama ini dilakukan hanyalah upaya kriminalisasi terhadap
petani dan masyarakat adat, tetapi tidak kepada perusahaan pembakar hutan
dan lahan.

Maka dari itu, pemerintah harus mencabut izin perkebunan pembakar


hutan dan lahan dan tidak mengeluarkan izin baru untuk perkebunan, serta
menangkap pemilik perkebunan pelaku pembakaran hutan dan lahan dan
melakukan blacklist terhadap bank investornya.
Pemerintah dan perusahaan yang menjalankan bisnis sepatutnya harus
memahami ekonomi politik kompleks pemicu terjadi berulangnya kebakaran
hutan dan lahan, jika berencana lebih besar ingin dihindari.

Anda mungkin juga menyukai