Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Keperilakuan: Rangkuman Materi SAP 2

“Tinjauan terhadap Ilmu Keperilakuan dalam Perspektif Akuntansi”

Dosen: Luh Gede Krisna Dewi, S.E., M.Si., Ak.

OLEH KELOMPOK 10

Ni Wayan Sarasati Pramudia W. 1506305079


Putu Shandya Maharani 1506305117
Putu Desy Pirdayanti 1506305125
Putu Nadiani Putri Utama 1506305130

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
PEMBAHASAN SAP 3

PENGENDALIAN KEUANGAN

Pengendalian keuangan merupakan upaya yang dilakukan agar investasi, alokasi biaya
dan perolehan laba berjalan sesuai dengan rencana perusahaan. Pengendalian keuangan
merupakan tahap dimana rencana keuangan diimplementasikan, yaitu menyangkut umpan
balik dan proses penyesuaian yang diperlukan untuk menjamin bahwa rencana terlaksana
atau diubahnya rencana yang ada sebagai tanggapan terhadap berbagai perubahan dalam
lingkungan operasi.
A. PENTINGNYA MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen keuangan adalah sebuah subjek yang sangat menarik saat kita mendekati
abad ke-21. Pentingnya prinsip keuangan ini digarisbawahi dengan adanya perkembangan
dramatis yang terjadi dalam pasar keuangan.
Radio dan Televisi menyajikan cerita-cerita yang dramatis tentang pertumbuhan dan
penurunan perusahaan-perusahaan, pengambilalihan perusahaan, dan berbagai jenis
restrukturasi perusahaan. Untuk dapat memahami perkembangan ini dan untuk ikut serta
didalamnya secara efektif diperlukan pengetahuan mengenai prinsip keuangan.

B. FUNGSI KEUANGAN
Fungsi keuangan yang utama adalah dalam hal pengambilan keputusan mengenai
investasi, perhitungan biaya, dan dividen untuk suatu organisasi. Tugas pokok manajer
keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan perhitungan biaya. Dalam menjalankan
fungsinya, manajer keuangan berkaitan langsung dengan keputusan pokok perusahaan yang
berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu sendiri. Fungsi keuangan dalam organisasi
biasanya dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu bendahara dan administrasi pembukuan atau
akuntansi (kontroler).
C. DEFINISI PENGENDALIAN KEUANGAN
a. Umpan Balik Mekanikal versus Respon Perilaku
Fokus utama dalam subsistem pengendalian keuangan adalah perilaku dari orang-orang
yang ada dalam organisasi. Oleh karena itu, pengendalian keuangan dapat dipahami
secara baik melalui penekanan pada pentingnya asumsi-asumsi keperilakuan. Definisi
pengendalian telah didasarkan pada konsep “kepercayaan” dan “kemungkinan”. Para
manajer membutuhkan suatu keyakinan tentang cara dunia mereka bekerja dan dampak-
dampak yang mereka harapkan dari suatu inisiatif dipilih. Bagaimanapun, para manajer
secara khusus memiliki peluang untuk dapat mendeteksi hasil-hasil keperilakuan.

1
b. Perluasan Konsep-Konsep Tradisional
Dalam pendekatan perilaku, menghasilkan informasi bukanlah akhir dari keterlibatan
akuntan. Informasi akuntansi adalah bagian dari proses penandaan yang dirancang
untuk meningkatkan manfaat dari organisasi awal dengan memengaruhi perilaku
anggota-anggotanya. Tujuan pengendalian didasari oleh keinginan untuk memilih suatu
inisiatif yang akan mengubah kemungkinan pencapaian hasil keperilakuan yang
diharapkan.Perluasan dari konsep tradisional atas pengendalian mengharuskan adanya
perluasan lingkup pengendalian akuntansi dan laporan keuangan guna mencakup proses
administrasi organisasi.

D. PENGENDALIAN TERPADU
Secara formal, sistem pengendalian komprehensif merupakan suatu kofigurasi yang
saling melengkapi, yaitu sub-sistem formal yang didukung proses administratif. Untuk bisa
menjadi pengendalian yang komprehensif, suatu sistem pengendalian seharusnya mencakup
aktivitas perencanaan, operasional, dan fungsi umpan balik.
a. Perencanaan: Proses perencanaan dalam organisasi juga ditandaidengan istilah
perilaku penetapan tujuan. Aspek-aspek terpenting dari proses penetapan tujuan adalah
dasar dari organisasi dan komunikasi.
b. Operasi: Pengendalian operasi merupakan suatu proses perantara dan proses perbaikan
terhadap aktivitas-aktivitas operasi selama proses implementasi atas rencana-rencana
manajemen.
c. Umpan Balik :Umpan balik dalam organisasi berasal dari sumber formal dan
informal yang disusun dari komunikasi non-verbal. Dari komunikasi akan menjadi
evaluasi ini akan mempengaruhi distribusi kompensasi, pemberian sanksi dan
perubahan atas proses perencanaan serta operasi sebagai akibat dari umpan balik.
d. Interaksi Pengendalian : Hubungan antara 3 pengendalian sebelumnya ini dapat
ditata untuk menciptakan kumpulan yang besar jika suatu organisasi dapat
menghubungkan sub-subsistem pengendalian dengan baik guna mendukung
perencanaan, operasi dan umpan balik.
E. FAKTOR-FAKTOR KONTEKSTUAL
Konteks mengacu serangkaian karakteristik yang menentukan susunan empiris
dalam sistem pengendalian yang akan ditetapkan.

2
a. Ukuran : Ukuran dipandang sebagai pemberi manfaat ekonomi dan bukan sebagai
strategi pengendalian. Ukuran dapat menjadi hambatan apabila pertumbuhan ekonomi
menyebabkan eliminasi terhadap strategi pengendalian. Ukuran tidak dapat
memisahkan diri menjadi satu varibel saja. Sebagai contoh stuktur-struktur stabilitas
lingkungan dan proses dapat dikaitkan dengan ukuran.
b. Stabilitas Lingkungan : Desain pengendalian dalam lingkungan yang stabil dapat
berbeda dari desain pengendalian dari lingkungan yang selalu berubah. Stabilitas dari
lingkungan eksogen dapat dilihat dari kekuatan gerakan yang secara eksternal
menghasikan produk-produk yang memerlukan suatu tanggapan. Dengan
membadingkan biaya aktual yang terjadi dengan standar yang ditetapkan, sub sistem
biaya standar menjadi penting untuk di tinjau.
c. Motif Keuntungan : Keberadaan motif keuntungan tentunya bukanlah suatu
penghalang untuk menggunakan ukuran-ukuran penilaian akuntansi terhadap
produktivitas. Manfaat terbesar yang berkaitan dengan indikator-indikator berbasis
laba adalah bahwa indikator indikator tersebut secara statistik akan nampak jelas bila
diringkas. Ringkasan-ringkasan tersebut sering diartikan sebagai suatu ringkasan atas
keseluruhan keberhasilan dari sub-sistem yang kompleks dan sukar dipahami.
d. Faktor-Faktor Proses : Telah diketahui bahwa tujuan proses terhadap pengendalian
akuntansi dapat menjadi suatu penentu yang penting dalam desain pengendalian.
Proses sederhana maupun kompleks dan proses biaya variabel maupun biaya tetap
akan diperlihatkan secara singkat. Proses sederhana adalah salah satu yang dapat
dikarakteristikkan dengan memahami hubungan sebab akibat secara baik. Suatu
proses yang kompleks melibatkan berbagai hubungan yang tidak dapat dipahami
dengan baik.
F. PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN RANCANGAN
Untuk memperbaiki kemungkinan keberhasilan pengendalian, para desainer akan mencari
cara untuk menghubungkan yang dipercaya bersifat nyata dalam lingkungan.
1. Antisipasi terhadap Konsekuensi Logis : Antisipasi terhadap konsekuensi logis
merupakan komponen-komponen inti dalam mendesain pengendalian. Kondisi ini
merupakan hal yang penting bagi seorang manajer keuangan yang terbiasa membuat
pertimbangan berdasarkan apakah suatu hasil itu baik atau buruk. Suatu pengendalian
akan berhubungan dengan hasil atau konsekuensi baik yang tepat maupun tidak.
Perilaku pekerja yang rasional, dapat diprediksi dan logis merupakan konsekuensi
logis yang sering dikaitkan terhadap pengenalan dengan sistem biaya standar.
3
2. Relevansi dengan Teori Agensi : Salah satu hal yang sangat berharga dari
desntralisasi atau pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan adalah jika
seorang manajer mendelegasikan suatu keputusan kepada seorang karyawan, maka
karyawan tersebut dapat mengambil keputusan yang berbeda dengan manajernya.
Teori agensi menyangkut persoalan biaya, dimana suatu pendelegasian dengan asumsi
keputusan-keputusan tertentu bersifat tidak nyata atau dipengaruhi secara bersama-
sama agar menjadi tidak nyata.
3. Pengelolaan Perubahan : Pengelolaan perubahan adalah sesuatu yang penting dalam
menentukan rancangan-rancangan pengendalian. Para manajer melaksanakan
pengendalian untuk mencapai tujuan-tujuan yang sering kali dihadapkan pada satu
atau lebih dilema bisnis. Dalam jangka panjang akan memelihara lingkungan
pengendalian lewat suatu proses perubahan dan kompensasi.
G. PENGENDALIAN DALAM ERA PEMBERDAYAAN
Bisnis kompetitif dengan permintaan konsumen dan informasi yang banyak harus
mengandalkan inisiatif karyawan guna mencari peluang dan merespon kebutuhan konsumen.
Namun mengejar peluang dapat menempatkan bisnis pada resiko besar atau menimbulkan
kebiasaan yang menghancurkan integritas perusahaan. Para manajer hsrus mendorong para
karyawannya untuk memprakarsai proses dan cara-cara baru untuk merespon kebutuhan
konsumen, tetapi masih dalam batasan yang dapat dikendalikan.
Para manajer cenderung mengartikan pengendalian secara sempit, seperti mengukur
kemajuan terhadap rencana untuk menjamin pencapaian tujuan yang telah di rencanakan.
Suatu sistem pengendalian diagnostik (diagnostic system) hanya merupakan salah satu dari
unsur pengendalian, tiga unsur lainnya yang sama penting dalam lingkungan bisnis dewasa
ini adalah sistem kepercayaan (believe system), sistem batasan (boundary system) dan sistem
pengendalian interatif (interaktif system).
a. Sistem Pengendalian Diagnostik : Para menejer menggunakan sistem pengendalian
diagnostik untuk memonitor tujuan dan profitabilitas serta memastikan kemajuan
kearah target seperti pertumbuhan laba dan pangsa pasar. Namun, potensi kegagalan
pengendalian akibat dinaikkannya target kinerja dan penghargaan membuat manajer
harus tetap memperhatikan hal – hal ini
b. Sistem Kepercayaan : Perusahaan menggunakan sistem kepercayaan selama
bertahun-tahun dalam upayanya untuk menegaskan nilai-nilai dan arah yang
diinginkan oleh para manajer yang diterapkan oleh karyawannya. Sistem ini dapat
memotivasi individu untuk mencari cara – cara baru dari nilai yang diciptakan.
4
c. Sistem Batasan : Sistem ini didasarkan pada prinsip manajemen yang sederhana
namun mendasar, yang dapat disebut sebagai kekuatan pemikiran negatif. Memberi
tahu karyawan mengenai apa yang tidak boleh dilakukan memungkinkan inovasi
tetapi dalam batasan yang jelas.
d. Sistem Pengendalian Interaktif : Sistem pengendalian interaktif merupakan sistem
informasi formal yang digunakan oleh para manajer untuk melibatkan diri secara terus
menerus dan secara personal dalam keputusan bawahan. Para manajer senior
berpartisipasi dalam keputusan bawahan, memfokuskan keputusan organisasional,
serta belajar mengenai masalah – masalah strategi utama.
e. Penyeimbangan Pemberdayaan dan Pengendalian : Para manajer senior yang
mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan memastikan bahwa mereka
memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas dengan menggunakan seluruh
unsure pengendalian. Untuk mengkomunikasikan nilai inti, mereka mengandalkan
sistem kepercayaan.
H. PENYEIMBANG PEMBERDAYAAN DAN PENGENDALIAN
Manajer yang efektif akan memberdayakan organisasinya karena mereka percaya pada
potensi dasar manusia untuk melakukan inovasi dan menambah nilai. Para manajer senior
mengatur arah dan strategi perusahaan secara keseluruhan, memastikan bahwa mereka
memiliki cukup pengendalian atas operasinya yang luas dan menggunakan seluruh unsure
pengendalian. Secara kolektif, keempat jenis pengendalian tersebut disusun dalam kekuatan
yang saling mendukung. Karena organisasi menjadi lebih kompleks, para manajer akan selalu
berhubungan dengan kesempatan dan kekuatan kompetitif yang bertambah serta penurunan
dalam waktu dan perhatian untuk mencapai keuntungan dari inovasi dan kreativitas yang
tidak dapat dicapai dengan mengorbankan pengendalian.

Anda mungkin juga menyukai