Salah satu metode pengawetan ikan yang paling banyak digunakan adalah
pengasapan dan pemanggangan. Pengasapan dan pemanggangan dapat dilakukan
secara tradisional. Teknologi pengasapan merupakan salah satu metode pengawetan
yang sudah diterapkan secara turun temurun (Sulistijowati et al., 2011).
Kenampakan, bau, warna, dan tekstur dari ikan asap terbentuk akibat dari
reaksi gugus karbonil yang terkandung dalam asap bereaksi dengan protein dan lemak
dalam ikan. Asap berperan penting dalam pembentukan warna, tekstur, dan rasa.
Komponen karbonil utama dalam asap yang berperan penting adalah phenol.
Komponen ini, dapat berperan sebagai antioksidan. Warna coklat, dihasilkan dari
reaksi phenol dengan oksigen di udara, komponen phenol yang berperan dalam bau
dan rasa adalah guaiakol, 4-metil guaiakol, 2,6-dimetoksi phenol. Peran asap dalam
hal ini memberikan pengaruh terhadap nilai organoleptik, disebabkan oleh reaksi dari
asam, phenol, dan kandungan lainnya dalam asap dengan lemak, protein dan
karbohidrat (Swastawati et al., 2013).
Heruwati, Endang Sri. 2002. “Pengolahan Ikan Secara Tradisional: Prospek dan Peluang
Pengembangan”. Jurnal Litbang Pertanian, 21(3): 92-99.
Mareta, Dea Tito dan Shofia Nur Awami
. 2011. “Pengawetan Ikan Bawal dengan
Pengasapan dan Pemanggangan”. Jurnal Mediagro, 7(2): 33-47.
Sulistijowati, Rieny., Otong Suhara Djunaedi., Jetty Nurhajati., Eddy Afrianto, dan
Zalinar Udin. 2011. Mekanisme Pengasapan Ikan. Bandung: Unpad Press.
Swastawati, Fronthea., Titi Surti., Tri Winarni Agustini, dan Putut Har Riyadi. 2013.
“Karakteristik Kualitas Ikan Asap yang Diproses Menggunakan Metode dan Jenis
Ikan Berbeda”. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 2(3): 126-132.