Hari / tanggal :
Waktu :
Tempat :
1
ABSTRAK
Media tanam merupakan bahan yang digunakan sebagai tempat tumbuh dan
berkembangnya akar tanaman. Untuk mendapatkan media tanam yang baik dan
sesuai dengan jenis tanaman harus memiliki pemahaman mengenai karakteristik
media tanam yang berbeda-beda dari setiap jenisnya. Pupuk organik cair dapat
mempercepat proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, selain itu secara
cepat mengatasi defisiensi hara, tidak mengalami pencucian hara dan mampu
menyediakan hara secara cepat. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman
Leguminosae yang cukup penting di Indonesia setelah kedelai dan kacang tanah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh komposisi media
tanam, konsentrasi pupuk organik cair dan interaksinya terhadap pertumbuhan
dan hasil kacang hijau. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
Pola Faktorial, yang terdiri dari 2 faktor perlakuan yaitu faktor pertama komposisi
media tanam (M) yang terdiri dari 4 taraf yaitu m1 (tanah aluvial + pukan sapi +
pasir), m2 (tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu), m3 (tanah aluvial + pukan
sapi + serbuk gergaji), m4 (tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi) dan
faktor kedua konsentrasi pemberian pupuk organik cair (P) yang terdiri dari 4
taraf yaitu p1 (0 cc/liter air), p2 (2 cc/liter air), p3 (4 cc/liter air), p4 (6 cc/liter air).
Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, berat kering,
jumlah polong per tanaman, berat polong per tanaman, berat biji kering per
tanaman, berat 100 biji kering dan pengamatan lingkungan. Hasil penelitian
menunjukkan perlakuan komposisi media tanam tanah aluvial + pukan sapi +
arang sekam padi merupakan perlakuan yang terbaik sedangkan pupuk organik
cair yang efisien adalah konsentrasi 6 cc/liter. Perlakuan komposisi media tanam
dan pemberian konsentrasi pupuk organik cair menunjukkan tidak adanya
interaksi pada semua variabel pengamatan.
ABSTRACT
hijau. Dibandingkan dengan tanaman tinggi, daya netralisasi yang baik dan dapat
kacang-kacangan lainnya, kacang hijau berfungsi sebagai penyerap zat-zat racun
memiliki kelebihan ditinjau dari segi dalam tanah. Serbuk gergaji mempunyai
agronomi dan ekonomis, seperti lebih daya simpan air dan aerase yang baik,
tahan kekeringan, serangan hama dan gembur sehingga akar tidak mengalami
penyakit lebih sedikit, dapat dipanen pada kesulitan untuk menembus dan akar mudah
umur 55 - 60 hari, dapat ditanam pada berkembang. Pertambahan arang sekam
tanah yang kurang subur dan cara budidaya pada tanah akan memperbaiki sifat fisik
yang mudah (Sunantara, 2000). Usaha dan kimia tanah, selain itu pencampuran
dalam meningkatkan produksi kacang arang sekam kedalam tanah akan
hijau dapat dilakukan dengan cara menyebabkan phosphor tanah menjadi
intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha lebih tersedia. Faktor lainnya yang harus
ekstensifikasi dapat dilakukan dengan diperhatikan dalam upaya peningkatkan
perluasan areal ke lahan-lahan marginal, hasil kacang hijau yaitu dengan pemberian
salah satunya adalah tanah aluvial. pupuk cair yang diberikan dalam bentuk
Tanah aluvial memiliki sifat fisik larutan.
yang kurang mendukung untuk Salah satu pupuk organik cair yang
pertumbuhan dan hasil tanaman yang dapat digunakan adalah pupuk organik cair
maksimal. Hal ini disebabkan karena bermerek dagang Hormon Tanaman
adanya faktor pembatas antara lain sifat Unggul (HANTU). Pupuk HANTU
fisik tanah aluvial yang memiliki tekstur merupakan pupuk organik cair berbentuk
tanah yang didominasi oleh debu yaitu cream cair / pekat kelabu yang dibuat
90,34 % serta strukturnya dan khusus untuk merangsang pertumbuhan
konsistensinya yang keras diwaktu kering dan kesuburan tanaman sehingga aman
dan teguh pada kondisi lembab dan terhadap lingkungan. Kelebihan dari pupuk
memiliki lapisan olah yang dangkal organik cair ini adalah dapat mempercepat
(Sarief, 1986). dan memperbaiki proses pertumbuhan dan
Usaha intensifikasi adalah dengan perkembangan unsur hara. Berdasarkan
perbaikan cara budidaya melalui paket kandungan unsur haranya, Hormon
teknologi yang mampu memberikan output Tanaman Unggul mengandung N – 63%, P
secara optimal dengan input diusahakan – 6%, K – 14% serta unsur hara mikro
sekecil mungkin. Salah satu teknologi yang lainnya seperti Na, Cu, Fe, Mn, Zn, Co, Cd
dapat digunakan adalah anjuran dan Pb. Kandungan lain di dalam pupuk
pemupukan yang selama ini belum organik cair ini seperti Azospirrilium sp,
diaplikasikan menurut dosis yang sesuai. Rhizobium sp, Azoctobacter sp, Bacillus
Upaya terbaik untuk meningkatkan sp, Bradyrhizobhium sp, Mikroba pelarut
kesuburan tanah adalah melalui Fospat, Mikroba pendegradasi Selulose,
penggunaan pupuk organik seperti pukan Pseudomonas sp, Microccus sp,
sapi sebagai komponen media tanam. Fitohormon alami (Giberellin, Kinetin,
Kelebihan pupuk organik adalah dapat Zeatin, IAA) dan Enzim alami.
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi Upaya yang dapat dilakukan untuk
tanah (Indranada, 1986). meningkatkan produktivitas tanah
Sutiyoso (1996), mengemukakan aluvial diantaranya dengan cara
bahwa penambahan berbagai komponen mengkombinasikan antara tanah aluvial
media tanam seperti pasir, arang kayu, dengan berbagai jenis media tanam lainnya
serbuk gergaji dan arang sekam padi juga sebagai bahan alternatif pendukung
berpengaruh dalam memperbaiki struktur kesuburan tanah seperti seperti pasir, arang
tanah. Pasir termasuk tanah yang ringan kayu, serbuk gergaji dan arang sekam padi.
dengan ciri bertekstur kasar serta luas Bahan alternatif tersebut mudah didapat
permukaan kecil, sehingga pasir bersifat namun masih kurang dalam
gembur, aerase baik dan mudah diolah. penggunaannya. Aplikasi pupuk organik
Arang kayu memiliki daya serap air yang cair sebagai unsur tambahan dapat
4
Tabel 5. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Tinggi
Tanaman Minggu ke-2 setelah Tanam (cm)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 18,98 b
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 19,42 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 20,81 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 22,57 a
BNJ 5 % = 3,35
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
Hasil Uji BNJ pada Tabel 5 berbeda tidak nyata jika dibandingkan
menunjukkan bahwa tinggi tanaman dengan tinggi tanaman kacang hijau pada
kacang hijau minggu ke-2 dengan media umur 2 minggu setelah tanam dengan
tanah aluvial + pukan sapi + pasir berbeda media tanah aluvial + pukan sapi + serbuk
nyata dibandingkan dengan tinggi tanaman gergaji dan tanah aluvial + pukan sapi +
kacang hijau dengan media tanah aluvial + arang kayu..
pukan sapi + arang sekam padi, tetapi
Tabel 7. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Jumlah
Polong per Tanaman (polong)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 29,00 c
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 31,08 bc
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 37,33 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 41,00 a
BNJ 5 % = 8,23
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
6
Tabel 8. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Jumlah Polong per Tanaman (polong)
Pupuk Organik Cair (cc/liter) Rerata
0 34,25 ab
2 29,00 b
4 35,33 ab
6 39,83 a
BNJ 5 % = 8,23
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
Hasil Uji BNJ pada Tabel 7 Hasil Uji BNJ pada Tabel 8
menunjukkan bahwa jumlah polong per menunjukkan bahwa jumlah polong per
tanaman kacang hijau dengan media tanah tanaman dengan pemberian pupuk organik
aluvial + pukan sapi + arang sekam padi cair konsentrasi 6 cc/liter air berbeda nyata
berbeda nyata dibandingkan dengan dibandingkan jumlah polong per tanaman
jumlah polong dengan media tanah aluvial dengan pemberian pupuk organik cair
+ pukan sapi + serbuk gergaji dan tanah konsentrasi 2 cc/liter air, tetapi berbeda
aluvial + pukan sapi + arang kayu tetapi tidak nyata jika dibandingkan dengan
berbeda tidak nyata jika dibandingkan pemberian pupuk organik cair konsentrasi
dengan jumlah polong dengan media tanah 4 cc/liter air dan 0 cc/liter air.
aluvial + pukan sapi + pasir.
4. Berat Polong per Tanaman (g) terhadap berat polong per tanaman,
Untuk mengetahui perbedaaan dilakukan Uji BNJ yang hasilnya dapat
antara perlakuan yang berpengaruh nyata dilihat pada tabel 10 dan tabel 11.
Tabel 10. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Berat
Polong per Tanaman (g)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 30,07 b
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 31,87 b
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 39,26 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 43,22 a
BNJ 5 % = 9,76
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda
tidak nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
Tabel 11. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair
terhadap Berat Polong per Tanaman (g)
Pupuk Organik Cair (cc/liter) Rerata
0 37,64 ab
2 29,57 b
4 36,65 ab
6 40,56 a
BNJ 5 % = 9,76
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda
tidak nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
7
Hasil Uji BNJ pada Tabel 10 Hasil Uji BNJ pada Tabel 11
menunjukkan bahwa berat polong per menunjukkan bahwa berat polong per
tanaman kacang hijau dengan media tanah tanaman dengan pemberian pupuk organik
aluvial + pukan sapi + arang sekam padi cair konsentrasi 6 cc/liter air berbeda nyata
berbeda nyata dibandingkan dengan berat dibandingkan berat polong per tanaman
polong per tanaman dengan media tanah dengan pemberian pupuk organik cair
aluvial + pukan sapi + arang kayu dan konsentrasi 2 cc/liter air, tetapi berbeda
tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji tidak nyata jika dibandingkan dengan
tetapi berbeda tidak nyata jika pemberian pupuk organik cair konsentrasi
dibandingkan dengan berat polong per 0 cc/liter air dan 4 cc/liter air.
tanaman kacang hijau dengan media tanah
aluvial + pukan sapi + pasir.
6. Berat 100 Biji Kering (g) +arang kayu tetapi berbeda tidak nyata jika
Untuk mengetahui perbedaaan dibandingkan dengan berat 100 biji kering
antara perlakuan yang berpengaruh nyata tanaman kacang hijau dengan media tanah
terhadap berat polong per tanaman, aluvial + pukan sapi + pasir.
dilakukan Uji BNJ yang hasilnya dapat Hasil Uji BNJ pada Tabel 15
dilihat pada tabel 14 dan tabel 15. menunjukkan bahwa berat polong per
Hasil Uji BNJ pada Tabel 14 tanaman dengan pemberian pupuk organik
menunjukkan bahwa berat 100 biji kering cair konsentrasi 6 cc/liter air berbeda nyata
tanaman kacang hijau dengan media tanah dibandingkan dengan berat polong per
aluvial + pukan sapi + arang sekam padi tanaman dengan pemberian pupuk organik
berbeda nyata dibandingkan dengan berat cair konsentrasi 2 cc/liter air, tetapi
100 biji kering tanaman dengan media berbeda tidak nyata jika dibandingkan
tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji dengan pemberian pupuk organik cair
dan media tanah aluvial + pukan sapi konsentrasi 0 cc/liter air dan 4 cc/liter air.
Tabel 14. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Komposisi Media Tanam terhadap Berat
100 Biji Kering (g)
Komposisi Media Rerata
Tanah aluvial + pukan sapi + arang kayu 23,35 c
Tanah aluvial + pukan sapi + serbuk gergaji 24,82 bc
Tanah aluvial + pukan sapi + pasir 29,90 ab
Tanah aluvial + pukan sapi + arang sekam padi 33,35 a
BNJ 5 % = 6,54
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
Tabel 15. Uji Beda Nyata Jujur Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair terhadap
Berat 100 Biji Kering (g)
Pupuk Organik Cair (cc/liter) Rerata
0 27,53 ab
2 23,41 b
4 28,34 ab
6 32,41 a
BNJ 5 % = 6,54
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada satu kolom berbeda tidak
nyata pada Uji BNJ taraf 5 %
PEMBAHASAN
pemberian pupuk organik cair pada lambat maka pengaruh yang diberikan
minggu ke-2 setelah tanam. tidak banyak, sehingga pada saat
Selain ditranslokasikan ke seluruh pertumbuhan vegetatif tanaman belum
bagian tanaman, hasil fotosintesis juga menunjukkan adanya pengaruh tanaman.
digunakan oleh tanaman untuk Namun aktivitas mikroorganisme baru
menghasilkan jumlah polong kacang hijau. terlihat nyata pada pertumbuhan generatif,
Banyaknya jumlah karbohidrat yang sehingga memberikan pengaruh terhadap
diterima oleh polong berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang hijau yang terlihat
berat polong yang akan semakin bertambah pada variabel jumlah polong per tanaman,
dan ini juga berpengaruh terhadap berat berat polong per tanaman dan berat 100
100 biji kering per tanaman. Namun pada biji kering.
berat biji kering per tanaman menunjukkan Pada penelitian ini tidak terjadi
pengaruh yang tidak nyata, hal ini diduga interaksi antara 2 faktor perlakuan yang
kadar air yang berbeda serta waktu panen diuji. Hal ini disebabkan media tanam
yang dilakukan tidak serentak. Hasil Uji arang sekam padi setelah inkubasi berkisar
BNJ Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah 6,03, sehingga unsur hara yang terdapat di
polong per tanaman kacang hijau pada dalam media tanam sudah tersedia bagi
perlakuan media tanah aluvial + pukan sapi tanaman. pH tanah yang dibutuhkan untuk
+ arang sekam padi menghasilkan 41,00 pertumbuhan dan perkembangan tanaman
polong, sedangkan pada Uji BNJ Tabel 8 kacang hijau adalah berkisar 5,7 – 7,0 ini
menunjukkan bahwa jumlah polong per berarti pH media cocok untuk
tanaman dengan pemberian pupuk organik pertumbuhan dan perkembangan tanaman
cair konsentrasi 6 cc/liter air memberikan kacang hijau tersebut. Mikroorganisme
hasil tertinggi yaitu sebesar 39,00 polong. aktif pada kondisi kahat hara dan pH
Pemberian pupuk organik cair rendah sehingga penambahan pupuk
menunjukkan pengaruh yang tidak nyata organik cair yang mengandung
pada awal pertumbuhan namun mikroorganisme tidak mempengaruhi
berpengaruh nyata pada saat hasil tanaman. pertumbuhan tanaman kacang hijau
Hal ini dikarenakan proses awal berjalan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2011. Kalimantan Sunantara, I.M.M. 2000. Teknik Produksi
Barat dalam Angka. Badan Pusat Benih Kacang Hijau. No. Agdex:
Statistik Kalimantan Barat. 142/35. No. Seri:
Pontianak. 03/Tanaman/2000/September 2000.
Buckman, H, O. dan N. C. Brady. 1982. Instalasi Penelitian dan Pengkajian
Ilmu Tanah. Diterjemahkan oleh Teknologi Pertanian Denpasar Bali.
Soegiman. Bhrata Karya Aksara. Sutejo, M.M. 2002. Pupuk dan Cara
Jakarta. Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta.
Brooks G F, et.al. 2001. Jawetz, Melnick,& Sutiyoso, Y. 1996. Pengaruh Media
Adelberg’s Medical Microbiology. Terhadap Pertumbuhan dan
22th Ed. New York: Lange Medical Perkembangan Anggrek. PAI.
Books. Jakarta.
Indranada, H.K. 1986. Pengelolaan Trianto, L. 2001. Study Perubahan Sifat
Kesuburan Tanah. Bina Aksara. Kimia Ultisol dan Hasil Cabai
Jakarta. Merah Hot Beauty Akibat
Sarief, E.S. 1986. Kesuburan dan Pemberian Arang Sekam Padi.
Pemupukan Tanah Pertanian. Skripsi Fakultas Pertanian
Pustaka Buana. Bandung. Universitas Tanjungpura.
Setyati. 1979. Pengantar Agronomi. Pontianak. (tidak dipublikasikan).
Yasaguna. Jakarta.