PEKERJAAN KONSTRUKSI
(PERENCANAAN, PELAKSANAAN,
DAN PENGAWASAN)
21 FEB R U AR I 201 6
1. TAHAPAN PERENCANAAN
Lingkup tahap perencanaan pekerjaan konstruksi terbagi menjadi beberapa tahapan
antara lain:
prastudi kelayakan,
studi kelayakan,
perencanaan umum, dan
perencanaan teknik.
Hal ini diuraikan pada Pasal 25 PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
yang berbunyi:
Kemudian muncul pertanyaan, apakah semua tahapan yang terdiri dari prastudi
kelayakan, studi kelayakan, perencanaan umum, dan perencanaan teknik. Harus selalu
dilakukan disetiap perencanaan pekerjaan konstruksi?
Dalam hal ini PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi pada pasal 26
membagi menjadi beberapa Kriteria:
Khusus terkait dengan perencanaan Teknis (selalu ada di setiap tahapan uraian pasal
26 PP 29/2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi) terkait bangunan gedung
negara dapat berpedoman pada Permen PU 45/2007,
hal ini diatur pada Bab III Tahapan Pembangunan Gedung Negara poin B yang
berbunyi sebagai berikut:
1. laporan arsitektur;
2. laporan perhitungan struktur termasuk laporan
penyelidikan tanah (soil test);
3. laporan perhitungan mekanikal dan elektrikal;
4. laporan perhitungan IT (Informasi & Teknologi);
5. laporan tata lingkungan.
e. Keluaran akhir tahap perencanaan, yang meliputi dokumen perencanaan, berupa:
Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran
Biaya (Engineering Estimate), dan Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) yang
disusun sesuai ketentuan;
f. Kontrak kerja perencanaan konstruksi dan berita acara kemajuan pekerjaan/serah
terima pekerjaan perencanaan, yang disusun dengan mengikuti ketentuan yang
tercantum dalam peraturan presiden tentang pelaksanaan anggaran pendapatan dan
belanja negara, dan pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah beserta
petunjuk teknis pelaksanaannya.
1. Dokumen Perencanaan,
2. Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
3. Dokumen Pelelangan,
4. Dokumen Kontrak Kerja Konstruksi, dan As
Built Drawings,
5. hasil uji coba/test run operational,
6. Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan
(dari penyedia jasa konstruksi), dan
7. Sertifikat Laik Fungsi (SLF) sesuai ketentuan
2. DOKUMEN PENDAFTARAN
Setiap bangunan gedung negara harus memiliki dokumen pendaftaran untuk
pencatatan dan penetapan Huruf Daftar Nomor ( HDNo ) meliputi Fotokopi:
1. Dokumen Pembiayaan/DIPA (otorisasi
pembiayaan);
2. Sertifikat atau bukti kepemilikan/hak atas
tanah;
3. Status kepemilikan bangunan gedung;
4. Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan;
5. Berita Acara Serah Terima I dan II;
6. As built drawings (gambar sesuai
pelaksanaan konstruksi) disertai arsip
gambar/legger;
7. Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB), dan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF); dan
8. Surat Penjaminan atas Kegagalan Bangunan
(dari penyedia jasa konstruksi).
Tahapan-Tahapan PELAKSANAAN KONSTRUKSI menurut Permen PU
45/2007 pada BAB III Tahapan Pembangunan Bangunan Gedung Negara antara
lain sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan konstruksi bangunan gedung
negara sudah termasuk tahap pemeliharaan konstruksi.
2. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan
mendirikan bangunan gedung, baik merupakan
pembangunan baru, perbaikan sebagian atau
seluruhnya,maupun perluasan yang sudah ada,
dan/atau lanjutan pembangunan yang belum selesai,
dan/atau perawatan rehabilitasi, renovasi, restorasi)
dilakukan dengan menggunakan penyedia jasa
pelaksana konstruksi sesuai ketentuan
3. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan
dokumen pelelangan yang telah disusun oleh
perencana konstruksi, dengan segala tambahan dan
perubahannya pada saat penjelasan
pekerjaan/aanwijzing pelelangan, serta ketentuan
teknis (pedoman dan standar teknis) yang
dipersyaratkan.
4. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan:
kualitas masukan (bahan, tenaga, dan alat), kualitas
proses (tata cara pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas
hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam RKS
5. Pelaksanaan konstruksi harus mendapatkan
pengawasan dari penyedia jasa pengawasan konstruksi
atau penyedia jasa manajemen konstruksi.
6. Pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan ketentuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
7. Penyusunan Kontrak Kerja Pelaksanaan Konstruksi
dan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima
Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi maupun
Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang
tercantum dalam peraturan presiden tentang pedoman
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah dan
petunjuk teknis pelaksanaannya
8. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan
pemeriksaan atas hasil pelaksanaan konstruksi fisik.
Di dalam masa pemeliharaan ini penyedia jasa
pelaksanaan konstruksi berkewajiban memperbaiki
segala cacat atau kerusakan dan kekurangan yang
terjadi selama masa konstruksi.
9. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang
dipasang di dalam dan di luar gedung, harus diuji coba
sesuai fungsinya. Apabila terjadi kekurangan atau
kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak
berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi
dengan sempurna.
10. Apabila tidak ditentukan lain dalam kontrak kerja
pelaksanaan konstruksi bangunan gedung negara,
masa pemeliharaan konstruksi untuk bangunan gedung
semi permanen minimal selama 3 (tiga) bulan dan
untuk bangunan gedung permanen minimal 6 (enam)
bulan terhitung sejak serah terima pertama pekerjaan
konstruksi.
11. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini
adalah (TAHAP PELAKSAAN KONSRUKSI):
a. Bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi
https://gustinoviarkusuma.wordpress.com/2016/02/21/tahapan-tahapan-pada-pekerjaan-konstruksi-
perencanaan-pelaksanaan-dan-pengawasan/
MEKAISME PERENCANAAN TEKNIS DALAM DOKUMEN PERENCANAAN
TEKNIS
a. Penyediaan Lahan
Untuk mewujudkan bangunan infrastruktur, tentunya diperlukan ketersediaan lahan/tanah (termasuk
bangunan/tanaman produktif/aset berharga lainnya yang terkena) sebagai lokasi pembangunannya.
Sementara disisi lain, tanah memiliki sifat yang terbatas dan keberadaannya dilindungi oleh hukum.
Tidak ada pihak manapun yang diperkenankan membangun tanpa seijin pemilik tanah karena bukti
kepemilikan diakui secara sah dalam hukum. Dan jika terjadi pelanggaran (membangun diatas tanah
tanpa seijin pemiliknya) maka pihak yang melakukan pelanggaran akan dikenai sanksi sesuai
ketentuan hukum yang berlaku.
b. Survey dan Investigasi
Survey Teknis
Sebelum dilakukan penyusunan Desain bangunan maka terlebih dahulu harus dilakukan Survey
teknis. Sasaran survey teknis ini adalah untuk mendapatkan data data/ informasi kondisi/situasi awal
lokasi pembangunan infrastruktur yang sebenarnya. Jenis data/informasi yang diperlukan tergantung
pada jenis infrastruktur yang akan dibangun. Seperti : Kondisi fisik lokasi (luasan, batas-batas,
topografi), kondisi tanah (keras/lunak), keadaan air tanah, peruntukan lahan, rincian penggunaan
lahan, perkerasan, penghijauan, dan lain-lain.
Data-data atau informasi tersebut selanjutnya akan dipergunakan dalam menentukan desain atau
rancangan dan gambar rencana bangunan yang akan dibangun.
Pelaksanaan Survey ini dilakukan surveyor yang harus memahami teknik survey mencakup :
Jadwal, Urutan kegiatan, cara pelaksanaan dan hasil Survey yang akan diperoleh;
Cara penggunaan formulir survey dan cara penggunaan alat survey yang akan digunakan;
Kebutuhan dan penyediaan peralatan dan instrument yang dibutuhkan, seperti : patok-patok, meteran,
formulir suirvey, peta, dll;
Pada kegiatan survey teknis ini, juga sekaligus membuat dokumentasi/photo awal (0%) pada lokasi
yang akan dibangun Infrastruktur. Jumlah titik lokasi yang diambil/potret disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan jenis infrastruktur yang akan dibangun, misalnya untuk Jalan/drainase/saluran
irigasi/air bersih perpipaan dapat diambil pada beberapa titik lokasi (awal, tengah dan ujung akhir
atau tempat lain yang dianggap penting)
Penting untuk diperhatikan bahwa titik lokasi dan arah pengambilan gambar kondisi 0% ini, nantinya
akan menjadi pengambilan gambar pada saat pelaksanaan konstruksi, yaitu kondisi 50% dan 100%.
Selain survey teknis prasarana juga perlu dilakukan survey ketersediaan tenaga kerja/bahan/alat. Hal
ini untuk membantu dalam pemilihan teknologi konstruksi yang akan dipergunakan dimana sedapat
mungkin menggunakan konstruksi/bahan lokal yang berkualitas dan konstruksi yang mudah
dilaksanakan oleh tenaga kerja setempat.
Desain, berdasarkan hasil Survey kondisi lapangan dimana bangunan akan dibuat dan
persyaratan/kriteria desain bangunan yang telah ditetapkan maka dipilih alternatif-alternatif
desain/rancangan bangunan yang sesuai. Dalam pemilihan desain ini juga harus telah
mempertimbangkan kemungkinan dampak lingkungan yang muncul akibat dari pelaksanaan
pekerjaan nanti. Bila bangunan yang dikehendaki cukup kompleks atau kondisi tanah jelek
maka seringkali dibuat perhitungan konstruksi untuk memperoleh ukuran/komposisi suatu
konstruksi guna menjamin keamanan bangunan. Hasil Desain ini kemudian dituangkan dalam
Gambar-Gambar teknik/gambar perencanaan.
Spesifikasi Teknis, dibuat untuk memberikan informasi lebih lengkap mengenai persyaratan-
persyaratan teknis dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan pekerjaan/bangunan yang ingin
diwujudkan tersebut. Spesifikasi Teknis merupakan dokumen persyaratan teknis/standar
bangunan yang secara garis besarnya berisi : uraian penjelasan dari tiap jenis pekerjaan (lingkup
kegiatan), komposisi campuran, persyaratan material/peralatan, ketentuan/peraturan terkait yang
harus diikuti, Metode Pelaksanaan, Cara pengukuran pekerjaan, dll).
Gambar-gambar, berdasarkan desain/sketsa hasil perhitungan dan spesifikasi teknis ini, lalu
dibuat gambar-gambar teknis bangunan dimana sering gambar gambar tersebut dicantumkan
juga hal-hal penting yang berkenaan dengan mutu prasarana tersebut. Terdapat beberapa macam
gambar rencana yang dibuat pada tahap ini, yaitu :
Gambar Peta Lokasi, kita dapat mengetahui lokasi dimana bangunan akan dibangun;
Gambar Situasi, kita dapat mengetahui tataletak termasuk mana awal dan akhir pekerjaan atau
menjelaskan keadaan sekitar dimana bangunan akan dibuat.
Gambar Denah, kita dapat mengetahui (membaca) ukuran-ukuran pokok (panjang dan lebar)
bangunan termasuk bangunan pelengkap
Gambar Pandangan/Tampak, kita dapat mengetahui bidang-bidang mana yang terletak dimuka,
sampaing kiri/kanan dan belakang bangunan.
Gambar Penampang/Potongan, biasanya gambar ini dibuat dalam 2 arah (memanjang dan
melintang). Dari gambar ini kita dapat mengetahui ukuran tinggi, lebar bangunan/bagian
bangunan. Selain itu, pada gambar ini juga dicantumkan spesifikasi teknis tiap konstruksi seperti
perbandingan campuran yang digunakan (misalnya perbandingan campuran untuk pondasi), jenis
bahan yang digunakan (misalnya ukuran agregat), dll. Untuk lebih memehami hubungan bagian-
bagian struktur yang dianggap sangat penting maka perlu dibuat gambar lebih detail dari gambar
potongan seperti detail pondasi dll.
Semua Desain/Gambar-Gambar Teknik dan spesifikasi teknis dibuat oleh konsultan perencana dan
Disetujui oleh Tim Teknis /Dinas PU setempat. Hasil desain ini sekurang-kurangnya harus
memberikan jaminan bahwa rencana bangunan dapat bermanfaat bagi masyarakat, rencana teknis
bangunan sesuai standar teknis (bangunan dapat berfungsi optimal, menjamin keselamatan (kekuatan
dan keamanan) dan kesehatan warga pengguna, tidak menimbulkan dampak negatif atas lingkungan
dan sosial-budaya setempat serta mudah dan amandiakses oleh warga pengguna bangunan).
Indikator keluaran
Adapun Indikator keluaran kegiatan adalah :
Ada/tidaknya kegiatan yang dibangun atau bahan bangunan yang digunakan tidak termasuk
dalam Daftar/List Negatif yang telah ditetapkan.
Ada/tidaknya Dampak negatif terhadap Lingkungan & Sosial akibat dari pembangunan
infrastruktur yang akan dilaksanakan.
Tersedia atau tidaknya tindakan antisipasi/pengamanan dampak negatif sosial dan lingkungan
sesuai dengan prosedur dan ketentuan proyek ini;
Usulan yang diajukan sedapat mungkin menghindari atau mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan. Usulan tersebut harus telah mengkaji alternatif desain lainnya yang tepat untuk
memperkecil dampak negatifnya;
Usulan tersebut harus mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail
Tata Ruang (RTDR), serta menghindari kawasan lindung yang telah ditetapkan oleh Menteri
Negara Lingkungan Hidup, kecuali jika usulan kegiatan tersebut untuk mengembangkan
kawasan lindung; dan
Usulan yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan, harus dilengkapi dengan suatu
perencanaan pengelolaan dampak lingkungan untuk mengurangi dampak negatifnya.
Semua gedung harus melalui tahapan perencanaan bangunan yang baik, dengan landasan memenuhi
persyaratan bangunan yang bagus. Kecuali persyaratan kekuatan, semua persyaratan lain dari bangunan agar
baik, dilaksanakan pada tahap perencanaan. Persyaratan kekuatan dilakukan selama desain struktur
komponen bangunan. Namun dalam perencanaanya tidak berbenturan dengan aturan undang-undang
konstruksi dan tata ruang yang berlaku.
Kali ini kita akan membahas bagaimanakah tata cara perencanaan bangunan. Perencanaan dari Bangunan
adalah suatu seni yang dikombinasikan dengan ilmu sains. Prinsip perencanaan bangunan dapat
dikelompokkan menjadi:
1. Orientasi
2. Efisiensi energi
3. Utilitas
4. Persyaratan bangunan lainnya.
O rientasi berarti menetapkan rencana bangunan terhadap arah mata angin (utara-selatan dan timur-
barat) untuk memberi kesempatan kepada pengguna menikmati sinar matahari dan angin sepoi-sepoi bila
diperlukan dan untuk menghindari hal-hal gangguan alam yang sering terjadi. Ini juga dikenal sebagai
perencanaan aspek bangunan. Aspek berarti penataan pintu, jendela di dinding luar untuk memanfaatkan
alam dengan baik. Istilah ini tidak ada hubungannya dengan Aspek arsitektur dari pandangan bangunan.
Dapur harus memiliki aspek timur untuk menikmati sinar matahari pagi, artinya dapur harus diletakkan di sisi
timur bangunan untuk memanfaatkan sinar matahari pagi.
Berikut ini adalah aspek yang dibutuhkan untuk berbagai bagian bangunan di belahan bumi utara:
Di Asia memiliki perencanaan gedung yang cukup unik dan memiliki arti yang baik bagi pemilik gedung
tersebut, contohnya di India dalam orientasi bangunan harus mengacu kepada hal - hal berikut:
1. Tempatkan dinding panjang ke arah utara - selatan dan dinding pendek di arah timur - barat sehingga
mengurangi area yang terkena sinar matahari langsung.
2. Menyediakan beranda dan balkon di timur dan barat.
3. Berikan chejjas pada pintu dan jendela di sisi selatan untuk melindungi mereka dari sinar matahari.
E fisiensi energi dari sebuah bangunan harus direncanakan sedemikian rupa agar memberikan
penerangan, ventilasi dan insulasi panas maksimal, sehingga kebutuhan energi listrik turun. Berikut ini
keterangan terkait penggunaan energi alami yang dapat digunakan secara menerus tanpa membutuhkan
pemebebanan energi mekanik.
Cahaya:
Cahaya alami memberikan atmosfer hygenik. Cahaya seharusnya tidak terpantul akan tapi harus terdistribusi
secara merata didalam ruangan. Menyediakan jendela dan ventilator dengan ukuran yang sesuai pada posisi
yang sesuai memberikan banyak kontribusi untuk penerangan alami.
1. Untuk area jendela bangunan tempat tinggal sampai lantai tidak boleh kurang dari 1/10.
2. Untuk bangunan sekolah tidak boleh kurang dari 1/5 lantai.
3. Untuk pabrik bangunan rangka cahaya utara harus disediakan untuk mendapatkan cahaya yang menyebar
maksimum.
Ventilasi:
Ventilasi adalah sirkulasi udara di dalam gedung. Ventilasi alami dapat dicapai dengan memilih dan
menempatkannya di area pintu, jendela dan ventilasi di tempat yang sesuai. Untuk ventilasi silang harus
direncanakan sesuai dengan arah umum angin. Penyediaan ventilasi di atap membantu mengontrol udara
panas didalam ruangan. Jika tidak memungkinkan untuk mencapai ventilasi alami pada setiap bagian
bangunan, berikan kipas biasa atau kipas angin.
Isolasi Panas:
Dinding eksterior yang tebal pada bangunan akan membentuk isolasi terhadap panas. Ventilasi yang tepat
juga membantu dalam mencapai insulasi panas. Kanopi (Sun shade) dapat ditambahkan pada area pintu,
jendela dan ventilasi dimana akan membantu dalam mencapai insulasi panas. Di pabrik dan ruang pertemuan
atap gedung sebaiknya dibuat lebih tinggi dimana akan mengurangi suhu di dalam gedung. Posisi
tangku (furnaces) di pabrik harus ditempatkan jauh dari bagian lainnya dari pabrik. Bukaan harus disediakan
pada tingkat yang lebih tinggi di dinding untuk menghilangkan udara panas.
1. Tata Ruangan
2. Persyaratan Furniture
3. Pengelompokan
4. Sirkulasi
Tata Ruangan: Tata ruangan mengacu kepada proporsi panjang, lebar dan tinggi ruangan yang sesuai di
gedung untuk mendapatkan manfaat maksimal dari dimensi minimum. Rasio panjang terhadap lebar harus
1,2 sampai 1,5. Jika hampir menyerupai area persegi banyak terbuang untuk pergerakan, sementara itu lebih
dari 1,5, akan memberi efek 'terowongan'. Pintu untuk ruangan harus ditempatkan dengan benar sehingga
utilitas dan privasi dapat tecapai dengan maksimal.
Lemari dan loteng harus disediakan untuk meningkatkan tata ruangan. Pemilihan warna yang tepat pada
dinding dan lantai juga memberi efek lapang. Warna terang memberi efek lebih banyak ruang.
Persyaratan Furniture:
Dalam merencanakan perumahan, kantor, laboratorium, gedung rumah sakit, posisi dari pada furnitur yang
dibutuhkan harus digambar untuk kemudian dibandingkan dengan dimensinya ruangan, posisi pintu, jendela,
bangsal. harus terencana sempurna. Ketika merencanakan kamar asrama untuk dua siswa, mungkin perlu
pintu terpusat sementara jika untuk tiga siswa, seharusnya mendekati ujung dinding depan. Posisi ranjang
bayi, meja belajar dan lemari harus digambar pada sketsa ruangan yang direncanakan.
Dalam mendesain ruang tamu, posisi sofa, kursi, tv. show case dll harus digambar dan ukuran ruangan dan
posisi pintu harus tetap. Ketersediaan daerah sirkulasi harus diperiksa. Dengan demikian kebutuhan furnitur
mempengaruhi perencanaan bangunan secara utuh.
Pengelompokan:
Pengelompokan berarti penempatan berbagai ruangan di dalam gedung untuk kenyamanan pengguna
berdasarkan kegunaannya. Ruang makan harus dekat dengan dapur, sementara ruang sanitasi seperti toilet
dan wc harus jauh dari dapur, tapi dapat terjangkau dari kamar tidur. Contoh kasus perkantoran, bidang
administrasi harus terletak terpusat pada gedung. Di pabrik - pabrik berbagai bagian berada sedemikian rupa
sehingga produk bergerak dalam satu arah untuk akhirnya dirakit dengan mengeluarkan sedikit gerakan
(energi). Sementara untuk bangunan tempat tinggal adalah pengelompokan ditujukan untuk mencapai
kenyamanan, privasi dan efisiensi penghuni. Sementara dalam kasus bangunan lainnya, pengelompokan
ditujukan untuk mencapai layanan secara ekonomis, sehingga sangat berhubungan dengan efesiensi
penggunaan energi alami maupun energi mekanik.
Sirkulasi:
Sirkulasi artinya adalah ketersediaan ruang untuk pergerakan dari kamar ke kamar atau lantai ke lantai.
Untuk Jalan lintasan, lobi, aula yang disediakan melayani sistem sirkulasi horizontal sementara tangga dan lift
melayani sistem sirkulasi vertikal. Di dalam ruangan juga sebagiannya berfungsi untuk sirkulasi sementara
beberapa bagian lainnya berfungsi untuk keperluan utilitas. Poin berikut harus dipertimbangkan dalam
perencanaan sirkulasi:
1. Sirkulasi yang lurus.
2. Sirkulasi yang cukup memadai.
3. Sirkulasi yang cukup terang dan berventilasi.
4. Tangga harus mudah diakses oleh semua pengguna.
5. Layanan sanitasi harus memiliki akses untuk setiap pengguna melalui bagian lobi.
perencanaan bangunan lainya yang sangat berdampak pada kenyamanan, efesinsi dan daya guna dari gedung
juga harus memenuhi persyaratan berikut juga:
1. Kenyamanan sanitasi
2. Prospek
3. Keanggunan
4. Fleksibilitas
5. Privasi
6. Daya tahan terhadap api
7. Daya tahan terhadap guncangan (gempa)
8. Isolasi suara
9. Perlindungan dari rayap
10. Keamanan terhadap pencurian
11. Ekonomi
12. Ketersediaan ekspansi di masa depan.
Kenyamanan Sanitasi:
Kenyamanan sanitasi meliputi penyediaan kamar mandi, wc, urinals dll. Penyediaannya bukan hanya
kebutuhan tapi juga persyaratan wajib. Fasilitas ini harus ditempatkan pada area yang dapat diakses oleh
semua pengguna. Kemiringan lantai sanitasi yang sesuai harus diperhitungakan agar dapat mengalirkan air
dengan mudah.
Prospek:
Nialai prospek sebuah gedung adalah kemampuan perencanaan dari penempatan pintu, jendela dan
perabotan sehingga dapat menyembunyikan fitur bangunan yang tidak layak dipandang mata, sehingga
menimbulkan tampak prospek dan menyenangkan terhadap bangunan tersebut.
Elegan:
Elegan (Aggun) berarti efek umum yang dihasilkan untuk tampilan dari luar. Nilai elegan tergantung pada
posisi pintu, jendela, ventilator, chejjas, balkon, dll. Dimana elevasi harus menarik, lebar, tinggi dan proyeksi
di gedung berkontribusi banyak terhadap nilai keanggunan bangunan. Taj Mahal adalah contoh yang terkenal
dengan keanggunannya.
Fleksibilitas:
Aspek perencanaan flesksibilitas bangunan adalah ruangan yang dirancang untuk tujuan tertentu harus
mungkin digunakan untuk tujuan lain, jika perlu.
Contoh:
• Sebuah ruang belajar dapat direncanakan untuk digunakan sebagai ruang tamu.
• Bila partisi portable dipasangkan antara ruang tamu dan ruang makan, dimungkinkan dapat memperluas
ruang tamu atau ruang makan untuk fungsi keluarga, dengan cara melepas partisi.
• Jika akses terpisah diberikan ke halaman belakang dari dapur, maka halaman belakang bisa digunakan
untuk fungsi makan malam.
Privasi:
Privasi satu ruangan dari ruangan lain dalam sebuah bangunan serta beberapa bagian dari bangunan
tetangga dan dari jalanan harus direncanakan. Hal ini dipastikan dengan pengelompokan kamar yang tepat,
penempatan pintu, jendela dan ventilator juga mempengaruhi privasi. Merencanakan pintu masuk pada
posisi yang tepat juga memberikan kontribusi dalam memberikan privasi.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat meningkatakan daya tahan gedung terhadapa
guncangan:
Penting diketahui bahwa struktur utama penahan gaya horizontal itu bersifat kenyal. Karena, jika kekuatan
elastis yang dilampaui, keruntuhan getas yang tiba-tiba tidak akan terjadi, tetapi pada beberapa tempat
tertentu terjadi kejenuhan struktur terlebih dulu.
Isolasi Suara:
Polusi suara dapat dikurangi dengan perencanaan bangunan yang sesuai. Beberapa hal yang dapat dilakukan
untuk mengurangi polusi suara adalah:
Ekonomis:
Kenyamanan, keamanan dan daya tahan adalah prinsip dasar dalam perencanaan sebuah bangunan. Namun
pemilihan bahan dan spesifikasi dari setiapa komponen harus maksimal atau dengan kata lain memilih nilai
yang baik, sehingga biaya perawatan dapat diminimalkan.
• Meningkatkan elevasi tanpa membongkar bagian manapun selama ekspansi di masa depan.
• Memperluas bangunan secara horisontal atau vertikal tanpa merusak bangunan yang ada.
• Memperbaiki lantai
Point-point diatas dapat dijadikan sebagai patokan untuk Anda dalam melakukan perencanaan bangunan.
Sehingga dapat melakukan kontrol terhadap rencana bangunan, spesifikasi bahan dan alat, kenyamana,
kemanan, elegan, daya tahan serta bernilai ekonimis dimasa sekarang dan dimasa mendatang.
Semoga informasi ini dapat membantu dalam perencanaan bangunan Anda. Bila Anda memiliki
pertanyaan serta kritik kami siap untuk membantu Anda, dapat dilakukan dengan memberikan komentar
dibawah atau mengirimkan surat elektronik melalui civilteknology@gmail.com
https://civiltekno.blogspot.co.id/2018/02/tahapan-perencanaan-bangunan.html
Tahapan Pembangunan Rumah
Untuk membangun rumah tentunya anda memerlukan langkah-langkah dalam membangun rumah,
terutama dalam menghitung rencana anggaran biaya (RAB).
Dan ini adalah langkah-langkah yang harus anda lakukan untuk membangun rumah :
1. Survei
2. Perencanaan Pembangunan
3. Pekerjaan Persiapan
4. Pekerjaan Fondasi
5. Pekerjaan Beton
6. Pekerjaan Pemasangan Bata Merah dan Plesteran
7. Pekerjaan Pemasangan Kusen dan Pintu
8. Pekerjaan Rangka Atap
9. Pekerjaan Pemasangan Plafond
10. Pekerjaan Pemasangan Keramik
11. Pekerjaan Sanitari
12. Pekerjaan Instalasi Air
13. Pekerjaan Instalasi Listrik
14. Pekerjaan Pengecatan
15. Tabel Rencana Anggaran Biaya
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/tahapan-pembangunan-rumah.html
1. Survei Lokasi
Anda yang berniat membangun rumah dan belum memiliki lahan sebaiknya melakukan suvei dan memilih
lahan yang cocok untuk tempat tinggal. Dan jika anda sudah memiliki lahan, tujuan survei ini juga adalah
untuk menentukan posisi dan tata letak rumah, mengukur lahan yang akan dibangun, dan menentukan
pembuangan limbah.
2. Survei Material
Tujuan survei material ini agar ketika pembangunan di mulai tidak terhambat dengan urusan material yang
sebelumnya tidak dipersiapkan dan tidak diperhitungkan. Dan untuk efektipitas waktu agar suplai material
lancar sehingga pekerjaan tidak tertunda. Oleh karena itu akan lebih baik tempat pembelian material di
tempat yang terdekat dengan lokasi pembangunan. Hal ini merupakan salah satu langkah penghematan
waktu dan biaya pengeluaran yang tidak terduga.
3. Survei Lingkungan
Lingkungan hal yang sangat penting untuk Anda perhitungkan dalam pembangunan rumah tinggal. Karena
lingkungan suatu ikatan sosial antara masyarakat di sekitarnya. Lingkungan yang Anda pilih harus aman,
nyaman, dan tentram yang tentunya berpengaruh dalam pelaksanaan pembangunan dan tentunya setelah
rumah itu telah Anda tempati.
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/survei-membangun-rumah.html
Perencanaan Pembangunan
Setelah langkah pertama dilakukan dalam pembangunan rumah yaitu survei lokasi, material, dan
lingkungan . Dengan survei Anda mendapatkan data-data akurat dan lengkap meliputi ukuran tanah yang
akan Anda bangun rumah, material yang diperlukan, dan lingkungan yang aman, nyaman. Selanjutnya
adalah perencanaan pembangunan rumah mulai dari mendesain bangunan , menghitung rencana
anggaran biaya (RAB), dan pelaksanaan pembangunan.
1. Desain Bangunan
Desain bangunan adalah proses menggambar sesuai dengan hasil survei lahan tanah, dan membentuk
gambar bangunan yang diinginkan. Dengan menggambar bangunan Anda akan mendapatkan bentuk dan
type rumah yang sesuai dengan keinginan baik dari segi interior maupun eksterior. Sehingga tercipta yang
disebut gambar rencana dan gambar kerja.
Gambar rencana meliputi gambar denah yaitu gambar tata letak ruang pada bangunan serta ukurannya,
gambar tampak depan rumah, gambar tampak belakang, gambar tampak samping, gambar potongan
melintang, dan gambar potongan memanjang. Dan gambar kerja meliputi gambar detail dari bentuk gambar
rencana. Dengan demikian akan memudahkan pengerjaan pembangunan rumah yang direncanakan.
Rencana anggran Biaya (RAB) sebagai tolok ukur dalam perencanaan pembangunan. Dengan menghitung
RAB ini Anda dapat mengukur kemampuan materi dan mengetahui jenis-jenis material atau bahan yang
akan dipakai dalam pembangunan rumah, sehingga biaya yang dilkeluarkan lebih terarah dan sesuai
dengan yang direncanakan.
I. Pekerjaan Pendahuluan
I. Pekerjaan Pendahuluan
1. Pembersihan lokasi m2
Jumlah
II. Pekerjaan Fondasi
3. Lantai kerja m3
Jumlah
5. Dak beton t = 10 cm m3
Jumlah
Jumlah
V. Pekerjaan Kusen dan Pintu
Jumlah
1. Pekerjaan kuda-kuda m3
Jumlah
2. Pasang plafond m2
Jumlah
Jumlah
X. Instalasi Air
Jumlah
Jumlah
3. Cat kayu m2
4. Pekerjaan melamik m2
Jumlah
Terbilang :
Tahap pelaksanaan pembangunan rumah berdasarkan gambar rencana dan gambar kerja. Dalam
pembangunan rumah pelaksananya adalah tukang dan pekerja (laden) dengan upah harian atau tenaga
kerja borongan. Semua material dan alat bantu yang dibutuhkan harus tersedia di lokasi agar proses
pembangunan rumah berjalan lancar dan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/perencanaan-pembangunan-panduan.html
Pekerjaan ini adalah hal penting dari pekerjaan pendahuluan agar dalam proses pembangunan tidak
terganggu dan tidak terjadi efek yang tidak diinginkan. Lokasi harus berish dari sampah, rumput liar, pohon,
akar pohon, yang bisa menggangu kesetabilan tanah dari unsur yang bisa membusuk, sehingga tidak
terjadi penurunan permukaan tanah akibat beban bangunan.
Lahan yang harus dibersihkan sesuai dengan ukuran tanah dari perencanaan pembangunan rumah. Tanah
yang tersedia sebagai contoh 8 m x 15 m, sehingga satuan pekerjaan pembersihan lahan tanah ini
adalah m2 (meter persegi).
V = Panjang x lebar
= 15 x 8
= 120 m2
Analisis harga satuan pekerjaan pembersihan lokasi per 1 m2 adalah sebagai berikut :
Jumlah 1.350
Kenapa harus membangun bedeng, karena tujuannya adalah untuk tempat tinggal sementara bagi tukang
dan pekerja selama pelaksanaan pembangunan. Sedangkan gudang adalah tempat penyimpanan material
bangunan agar terlindung dari hujan dan panas ataupun menghindari agar tidak hilang. Pembangunan
bedeng dan gudang ini bisa saja tidak ada jika sudah ada tempat sementara bagi tukang dan pekerja, juga
untuk penyimpanan material agar terlindungi.
Dan jika bangunan bedeng dan gudang ini akan dibuat, maka material yang dibutuhkan di antaranya balok
kayu, triplek, papan, dan atap seng atau asbes. Sebagai contoh ukuran bedeng yang dibutuhkan adalah 3
x 4 m dan gudang 2 x 3 m. Satuan dalam pembangunan pekerjaan pembuatan bedeng dan gudang
adalah m2.
V = (3 x 4) + (2 x 3)
= 18 m2
Analisis harga satuan pembuatan bedeng dan gudang per 1 m2 sebagai berikut :
Jumlah 195.012
= 18 m2 x Rp. 195.012
= Rp. 3.510.216
Persiapan listrik dan air tentunya untuk keperluan pembangunan rumah sejak dari awal pekerjaan sampai
akhir tidak terhambat. Akan lebih baik sumber listrik dari sumber yang terdekat dengan tempat
pembangunan. Dan jika di lokasi sulit untuk mendapatkan sumber air Anda harus melakukan pengeboran
titik air yang kemudian disedot menggunakan jet pump. Atau juga membuat sumur tergantung perencanaan
yang sudah ada dalam gambar kera, sehingga penempatan pembuatan sumur atau titik pengeboran sesuai
dengan gambar kerja.
Pemasangan bouw plank adalah pekerjaan yang dilakukan sebelum penggalian fondasi, dengan cara
menarik garis lurus sepanjang lahan yang akan dibangun dengan benang, yang dipasang di papan yang
menempel di pancang kayu balok 4/6 cm.
Pemasangan bouw plank harus sesuai dengan ukuran dan tata letak ruang yang ada di gambar denah dan
di tandai dengan cat atau tinta terang pada papan bouw plank agar kelihatan dan tidak salah menempatkan
benang. Satuan dalam perhitungan bouw plank adalah m'.
V = (Panjang x 2) + (Lebar x 2)
= (15 x 2) + (8 x 2)
= 46 m'
Analisis harga satuan pemasangan bouw plank per 1 m' sebagai berikut :
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/pekerjaan-pendahuluan-membangun-rumah.html
Pada gambar di atas keterangan gambar A digunakan pada fondasi yang berbatasan dengan tanah atau
rumah orang lain. Gambar B digunakan di tengah-tengah bangunan atau di tengah lahan yang tersedia
(selain lokasi yang tidak berbatasan dengan lahan atau rumah orang lain). Dan untuk gambar C digunakan
pada fondasi pagar. Dan untuk lebih memperkuat bangunan dari beban horizontal gempa dan angin
digunakan fondasi telapak di beberapa sudut ruangan.
Di bawah ini adalah tahapan pekerjaan fondasi :
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/03/pekerjaan-pembuatan-fondasi.html
Pekerjaan Beton
Pada era pembangunan sekarang ini konstruksi bangunan menunjukkan perkembangan cepat yang tidak
lepas dengan konstruksi beton. Konstruksi beton ini berfungsi memikul beban vertikal dan horizontal, dan
menguraikannya ke permukaan tanah. Bahan-bahan konstruksi beton ini adalah besi beton, air, semen,
split, dan pasir.
Konstruksi Beton ini biasa digunakan untuk struktur bangunan gedung, jembatan, jalan, dan fondasi.
Satuan perhitungan pekerjaan beton adalah m3.
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2015/04/pekerjaan-beton.html
Pembahasan kali ini dalam pembangunan dinding rumah biasanya menggunakan material bata merah dan
adukan semen pasir sebagai perekat dan pengikat. Kenapa pilihan pembangunan dinding memakai
material bata merah ? karena bata merah harganya realtif terjangkau dan memiliki keunggulan, yaitu
membuat dinding jauh berkualitas dibandingkan dengan material lainnya.
Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pasangan bata merah dan plesteran ini adalah :
Dalam pekerjaan pemasangan kusen baik itu kusen pintu juga kusen jendela untuk pembangunan rumah
sampai saat ini masih banyak menggunakan material dari kayu, meskipun sekarang sudah ada material
kusen dari alumunium. Material kayu dari pembuatan kusen ini yang dipakai dari kelas 1 - 3. Termasuk
daun pintu dan jendela pun menggunakan material kayu.
Material semua kusen, daun pintu, dan daun jendela yang digunakan sebagai contoh dalam perhitungan
di posting ini menggunakan jenis kayu kamper samarinda oven dengan finishing melamic gloss warna.
Tahapan pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan pemasangan kusen, daun pintu dan daun jendela, di
antaranya pemasangan kusen kayu kamper 6/12, pemasangan daun pintu panel dan daun jendela,
pemasangan kaca polos 6 mm, pemasangan perlengkapan pintu (engsel, tarikan pintu dan kunci), dan
pemasangan perlengkapan daun jendela (engsel, slot, dan jangka).
Kusen jendela tipe J1 dibuat dengan tinggi 122 cm dan lebarnya 182 cm, yang digunakan untuk jendela
kamar depan berfungsi sebagai sirkulasi udara. Sebagai contoh kusen J1 ini berbahan balok kayu kamper
6 x 12 cm. Dan daun jendela 3 x 10 cm dengan kaca yang digunakan berupa kaca polos 6 mm.
Kusen jendela tipe J2 dibuat dengan tinggi 182 cm dan lebar 50 cm, yang terletak di samping kiri dan
kanan pintu utama/pintu panel dobel (pintu kori) yang berfungsi sebagai pemantul sinar matahari untuk
menerangi ruang tamu. Sebagai contoh kusen J2 ini berbahan balok kayu 6 x 12 dengan kaca polos 6 mm.
Kusen jendela tipe J3 dibuat dengan tinggi 122 cm dan lebar 70 cm, yang terletak di belakang ruang dapur
dan berfungsi sebagai sirkulai udara, juga digunakan di kamar tidur belakang. Sebagai contoh kusen J3 ini
berbahan balok kayu kamper 6 x 12 cm. Dan daun jendela 3 x 10 cm dengan kaca yang digunakan berupa
kaca polos 6 mm.
Click disini -> Detil Gambar Kusen J3
Kusen jendela tipe J4 dibuat dengan tinggi 87 cm dan lebar 62 cm, yang terletak di kamar tidur paling
belakang dan berfungsi sebagai sirkulasi udara. Sebagai contoh kusen J4 ini berbahan balok kayu kamper
6 x 12 cm. Dan daun jendela 3 x 10 cm dengan kaca yang digunakan berupa kaca polos 6 mm.
Kusen Bouvenligh dibuat dengan tinggi 37 cm dan lebar 27 cm, yang terletak di atas kusen jendela dan
kusen pintu, yang berfungsi sebagai sirkulasi udara. Sebagai contoh kusen K1 ini berbahan balok kayu
kamper 6 x 12 cm, kusen tipe K1 tidak menggunakan pentup, tapi hanya menggnakan silangan berupa
papan kayu dengan ketebalan 2 x 10 cm.
http://constructibuilding.blogspot.co.id/2016/05/jenis-pekerjaan-pemasangan-kusen-pintu.html
TAHAP- TAHAP PELAKSANAAN DALAM PROYEK
KONSTRUKSI
muhibarayaOctober 8, 2016No comments
Q2Pekerjaan proyek konstruksi dimulai dengan tahap awal proyek yaitu
tahapperencanaan dan perancangan, kemudian dilanjutkan dengan tahap
konstruksiyaitu tahap pelaksanaan pembangunan fisik, berikutnya adalah tahap
operasional atau tahap penggunaan dan pemeliharaan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proyek konstruksi dari tahap awal proyek (tahap
perencanaan dan perancangan) hingga masa konstruksi (pelaksanaanpembangunan
fisik) ada tiga pihak yaitu:
Pihak/badan yang disebut konsultan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu konsultan
perencana dan konsultan pengawas. Konsultan perencana dapat dipisahkan menjadi
dua, yaitu konsultan perencana dan konsultan pengawas (ManajemenKonstruksi).
Berikut ini adalah bagan Tahap Kegiatan dalam Proyek Konstruksi:
(Dipohusodo, 1996).”
1. Konsultan manajemen konstruksi adalah suatu perusahaan yang bertindak sebagai “kapten”
dari suatu tim. Manajemen konstruksi yang memberi perencanaan (bukandesain), pengarahan
dan rekomendasinya dalam menentukan arah serta kebijaksnaan pelaksanaan proyek.
2. Konsultan manajemen konstruksi adalah suatu badan yang berfungsi membantu peneglola
proyek (pemilik) dalam melaksanakan konsultansi pada tahap perencanaan dan pengendalian
pada tahap konstruksi baik ditingkat program maupun operasional.
3. Konsultan manajemen konstruksi adalah suatu badan multi disiplin profesional, tangguh dan
independen yang bekerja untuk pemilik proyek dari awal perencanaan sama dengan arsitek
guna mencapai hasil yang optimal dalam aspek waktu, biaya serta kualitas seperti yang sudah
ditetapkan sebelumnya.
Menurut Kep. Dirjen. Cipta Karya Nomor. 295/KPTJ/CK/1997 tentang Pedoman Teknis
Bangunan Grdung Negara, konsultan manajemen konstruksi bertugas sejak tahap perencanaan
sampai serah terima pekerjaan konstruksi fisik dan berfungsi melaksanakan pengendalian pada
tahap perencanaan dan tahap konstruksi, baik ditingkat program mamupun ditingkat
operasional. Konsultan manajemen konstruksi melaksanakan tugas dan bertanggung jawab
secara kontraktual kepada pemimpin proyek. Apabila di daerah
1. Persiapan dokumen lelang : penggandaan dokumen lelang yang sudah diverifikasi dan
divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang tertera di kontrak awal.
1. mengundang peserta lelang : bersama dengan klien/pemilik proyek mengundang peserta untuk
menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
1. menyiapkan dokumen lelang : menggandakan dokumen lelang yang sudah diverifikasi dan
divalidasi sesuai jumlah peserta lelang, atau sesuai jumlah yang tertera di kontrak awal.
2. prakualifikasi kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek membuat pengumuman lelang
dan menyeleksi kontraktor yang mendaftar.
3. mengundang kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek mengundang kontraktor untuk
menghadiri penjelasan pekerjaan (aanwijzing)
4. pengambilan dokumen pelelangan : bersama dengan klien/pemilik proyek mengurus
pengambilan dokumen lelang oleh para kontraktor.
5. penjelasan dan petunjuk (aanwijzing) : bersama dengan klien/pemilik proyek, mengadakan
rapat dengan para kontraktor yang lolos prakualifikasi, menjelaskan secara detail tata cara
pelelangan dan detail teknis pekerjaan proyek yang harus dilaksanaan.
6. pemasukan penawaran kontraktor : bersama dengan klien/pemilik proyek, menerima dokumen
penawaran yang diajukan oleh kontraktor.
7. memberikan masukan pemilihan kontraktor dengan pertimbangan-pertimbangan dari aspek
rencana teknis pengerjaan sampai besaran anggaran yang diajukan.
8. membantu proses kontrak antara pemilik proyek dengan kontraktor : mengawal klien/pemilik
proyek, pada saat melakukan perjanjian kerja dengan kontraktor terpilih.
https://muhibaraya.com/tahap-tahap-proyek-konstruksi/