Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN INTRANATAL CARE DI RUANG VK


RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

Disusun Oleh :
SUKRIADI
170104138

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN BANGSA

PURWOKERTO

2017
A. Pengertian
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin
dari tubuh ibu. (Sulaiman Sastrawinata, 2006).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin turi) yang
dapat hidup didunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam
Muchtar, 2006).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 2002)

B. Teori Mulainya Prsalinan


1. Estrogen yang meningkatkan sensitifitas otot rahim, memudahkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, dan rangsangan mekanis.
2. Progesteron yang menurunkan sensitifitas otot rahim, menyulitkan
penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan
prostaglandin, dan rangsangan mekanis, dan menyebabkan otot rahim dan
otot polos relaksasi.
3. Teori oxytocin.
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah. Oleh karena itu timbul
kontraksi otot – otot rahim.
4. Teori placenta menjadi tua.
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan
progesterone yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini
akan menimbulkan his.
5. Teori prostaglandin.
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi
miometrium pada setiap umur kehamilan.
6. Pengaruh janin.
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada
anencephalus, kehamilan sering lama dari biasanya.
7. Teori distensi rahim.
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot –
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
8. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan
ditekan misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his.

C. Faktor-Faktor Dalam Persalinan


Menurut Doengoes M. E. 2003 teori persalinan :
1. Passenger
Fetus : usia gestasi, besar, letak (situs), presentasi posisi, sikap (habitus)
jumlah fetus
2. Passage ( jalan lahir )
a. Konfigurasi dan diameter pelvik
b. Distensibilitas SBR, dilatasi serviks, kapasitas distensi dasar panggul,
vagina dan introitus
3. Power
a) Primer : intensitas, lama dan frekuensi kotraksi uterus
b) Sekunder : usaha untuk mengejan
4. Position
Posisi ibu saat persalinan
5. Psychologic response
Pengalaman sebelumnya, kesiapan emosional, persiapan, support system,
lingkungan
D. Mekanisme Persalinan Normal
1. Turun (engagement)
Penurunan janin dalam jalan lahir, masuknya bagian terbesar kepala janin ke
dalam PAP
2. Fleksi
Pada permulaan persalinan →kepala janin dalam sikap fleksi. Tahanan yang
diperoleh dari dasar panggul →makin besar → fleksi → dagu janin menekan
dada dan belakang kepala (oksiput) menjadi bagian terbawah janin.
Fleksi maksimal → mengakibatkan masuknya kepala janin dg diameter
terkecil suboksipito bregmatika: 9,5) ke dalam PAP.
3. Rotasi dalam
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke
bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala bagian yang terendah ialah
daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan memutar ke depan
kearah simpisis. Rotasi dalam penting untuk menyelesaikan persalinan,
karena rotasi dalam merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan pintu bawah
panggul.
4. Ekstensi
Kepala janin dilahirkan dengan melepaskan diri dari sikap kepala yang fleksi
maksimal dengan jalan gerakan defleksi atau ekstensi kepala, maka lahir
secara berturut-turut : sinsiput (puncak kepala), dahi, hidung, mulut, dan
dagu.
5. Restitusi
Sewaktu rotasi dalam, leher akan terpelintir karena bahu tidak berotasi dalam
dengan kepala. Pada saat kepala janin lahir, pelintiran leher akan terlepas,
sehingga kepala janin akan berputar kembali, hubungan kepala janin dengan
bahu mejadi seperti semula.
6. Rotasi luar
Pada saat kepala janin lahir, akan mengadakan rotasi luar untuk menyesuaikan
diri dengan bahu janin. Demikian pula pada waktu bahu janin lahir dengan
sumbu panjang bahu bersesuaian diameter terpanjang pintu bawah panggul.

E. Adaptasi Fisiologi Persalinan Pada Ibu


1. Perubahan Sistem Kardiovaskuler
a. Setiap kontraksi,+ 400 ml darah keluar dari uterus masuk ke dalam

sirkulasi vaskuler maternal→ peningkatan curah jantung (10-15 % di kala


I dan 30-50% di kala II)
b. Tekanan darah dapat berubah : tekanan darah sistolik dan diastolik tetap,
agak meningkat diantara 2 kontraksi.
c. Valsava maneuver (meneran) dapat menyebabkan hipoksia pada janin
d. Posisi maternal mempengaruhi tekanan darah, hindari posisi telentang
agar tidak terjadi hipotensi
e. Cemas, rasa nyeri dan pengobatan dapat mempengaruhi hipotensi
f. Sel darah putih meningkat
g. Perubahan pada pembuluh darah perifer dapat mengakibatkan kemerahan
pipi, kaki panas atau dingin dan hemoroid.
2. Perubahan Sistem Pernafasan
a. Peningkatan aktivitas fisik saat persalinan → peningkatan konsumsi
oksigen → kecepatan pernafasan
b. Hindari hiperventilasi
c. Keadaan cemas meningkatkan konsumsi oksigen
3. Perubahan Sistem Perkemihan
a) Diaphoresis→ peningkatan IWL via pernafasan
b) Status NPO tanpa hidrasi yang adekuat→haus→ ↑ suhu tubuh
c) Sulit BAK dpt terjadi karena edema jaringan, penekanan presentasi janin
ketidaknyamanan, sedasi & rasa malu.
d) Proteinuria (+1) karena pemecahan jaringan otot akibat kerja fisik selama
persalinan
4. Perubahan Sistem Integument
Distensibilitas area pada introitus vagina tergantung pada paritas ibu
5. Perubahan Sistem Muskuluskeletal
a) Diaphoresis, letih dan ↑ suhu tubuh menyertai ↑ aktivitas otot
b) Rasa sakit pada punggung dan sendi, kram pd kaki dapat terjadi saat
persalinan
6. Perubahan Sistem Neurologis
a) Refleksi stres dan ketidaknyamanan saat persalinan
b) Perubahan sensori selama kala I-IV
c) Pengeluaran endorfin endogenous dapat ↑ rangsang rasa nyeri dan
mengakibatkan sedasi
7. Perubahan Sistem Gastrointestinal
a) Bibir dan mulut kering akibat pernafasan via mulut, dehidrasi dan respon
emosional
b) Motilitas dan absorpsi gastrointestinal ↑
c) Pengosongan lambung tertunda
d) Dapat terjadi mual dan muntah makanan yang tidak tercerna
e) Mual dpt akibat reflek pembukaan serviks lengkap
8. Perubahan Sistem Endokrin
a) Aktif selama persalinan akibat ↓ progesteron & ↑ estrogen, prostaglandin
& oksitosin
b) Terjadi ↑ metabolisme ↓ kadar gula darah

F. Kala 1, Kala 2, Kala 3, Kala 4 Daalam Persalinan


Proses persalinan (Rustam Mochtar, 2003)
1. Kala I (Pembukaan)
a. Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm)
b. Terbagi menjadi 2 fase :
1. fase laten : serviks berdilatasi kurang dari 4 cm
2. fase aktif : serviks berdilatasi 4 – 9 cm, kecepatan pembukaan 1 cm
atau lebih perjam, penurunan kepala dimulai.
c. Pada kala pembukaan his belum begitu kuat, datangnya 10 – 15 menit
dan tidak seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat
berjalan
d. Lambat laun his bertambah kuat, interval menjadi lebih pendek,
kontraksi lebih kuat dan lebih lama, lendir darah bertambah banyak.
e. Lamanya kala I untuk primipara 12 jam dan untuk multipara 8 jam.
f. Kemajuan persalinan dalam kala I :
1. Kemajuan yang cukup baik pada persalinan kala I :
b. Kontraksi teratur yang progresif dengan peningkatan frekuensi
dan durasi.
c. Kecepatan pembukaan serviks paling sedikit 1 cm perjam
selama persalinan faseaktif (dilatasi serviks berlangsung atau
ada disebelah kiri garis waspada).
d. Serviks tampak dipenuhi oleh bagian bawah janin
2. Kemajuan yang kurang baik pada kala I :
a) Kontraksi yang tidak teratur dan tidak sering setelah fase laten.
b) Kecepatan pembukaan serviks lebih lambat dari 1 cm perjam
selama persalinan fase aktif ( dilatasi serviks berada disebelah
kanan garis waspada).
c) Serviks tidak dipenuhi oleh bagian bawah janin
3. Kemajuan pada kondisi ibu.
a. Jika denyut nadi ibu meningkat, mungkin ia sedang dalam
keadaan dehidrasi atau kesakitan. Pastikan hidrasi yang cukup
melalui oral atau IV dan berikan analgesik secukupnya.
b. Jika tekanan darah ibu menurun, curigai adanya perdarahan
c. Jika terdapat aceton didalam urine ibu, curigai masukan nutrisi
yang kurang. Segera berikan dextrose IV.
4. Kemajuan pada kondisi janin.
a. Jika didapati DJJ tidak normal (kurang dari 100 atau lebih dari
180 x / menit) curigai adanya gawat janin.
b. Posisi atau presentasi selain oksiput anterior dengan reflek
fleksi sempurna digolongkan dalam malposisi atau
malpresentasi.

2. Kala II Proses Persalinan


a) Dimulai dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
b) His menjadi lebih kuat, kontraksinya selama 50 – 100 detik, datngnya
tiap 2 – 3 menit. Ketuban biasanya pecah dalam kala ini dan ditandai
dengan keluarnya cairan yang kekuningan secara sekonyong – konyong
dan banyak.
c) Pasien mulai mengejan.
d) Pada akhir kala 2 sebagai tanda bahwa kepala sudah sampai didasar
panggul, perineum menonjol, vulva menganga dan rectum terbuka.
e) Dipuncak his, bagian terkecil dari kepala nampak dalam vulva, tetapi
hilang lagi waktu his berhenti. Pada his berikutnya bagian kepala yang
nampak lebih besar lagi, tetapi surut kembali kalau his terhenti.
Kejadian ini disebut kepala membuka pintu.
f) Maju dan surutnya kepala berlangsung terus, sampai lingkaran terbesar
dari kepala terpegang oleh vulva sehingga tidak dapat mundur lagi.
Pada saat ini tonjolan tulang ubun – ubun saat ini telah lahir dan sub
oksiput ada dibawah simpisis. Pada saat ini disebut kepala keluar pintu.
Karena pada his berikutnya dengan ekstensi lahirlah ubun – ubun besar,
dahi dn mulut pad komisura posterior.
g) Setelah kepala lahir ia jatuh kebawah dn kemudian terjadi putaran paksi
luar, sehingga kepala melintang. Sekarang vulva menekan pad leher dan
dada tertekan oleh jalan lahir sehingga dari hidung anak keluar lendir
dan cairan.
h) Pada his berikutnya bahu lahir, bahu belakang dulu kemudian baru
depan disusul oleh seluruh badan anak dengan fleksi lateral sesuai
dengan paksi jalan lahir.
i) Lamanya kala 2 pada primi kurang lebih 50 menit dan pada multi
kurang lebih 20 menit.
3. Kala III (Pelepasan plasenta)
a) Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta.
b) Lamanya kala uri kurang lebih 8,5 menit dan pelepasan plasenta hanya
memakan waktu 2 – 3 menit.
4. Kala IV (Observasi)
a) Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
b) Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1-2 jam. Pada kala IV
dilakukan observasi terhadap pascapersalianan, paling sering terjadi
pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Tingkat kesadaran pasien.
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan.
3. Kontraksi uterus.
4. Terjadinya perdarahan, perdarahan dianggap normal bila jumlahnya
tidak melebihi 400-500 cc. (Sulistyawati. 2010: 9).

G. Asuhan Keperawatan Intranatal


Kala I :
Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik
2. Tanda vital
3. Auskutasi DJJ
4. Kont ut, Dilatasi servix, penurunan presentasi
5. PD : ketuban
6. Perineum
7. Tk pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan frekuensi
dan intensitas kontraksi uterus.
Tujuan :
Setelah dilaku kan tindakan keperawatan selama 1 x 3 jam pasien dapat
beradaptasi terhadap nyeri dengan KH :
- Tampak rileks diantara kontraksi
- Dapat mengontrol penyebab nyeri
Intervensi :
- Kaji derajat ketidak nyamanan malalui isyarat verbal dan non verbal.
- Jelaskan penyebab nyeri.
- Ajarkan klien cara mengontrol nyeri dengan menggunakan tehnik
pernapasan / relaksasi yang tepat dan masses pinggang.
- Bantu tindakan kenyamanan mis : gosokan pada kaki, punggung,
tekanan sakral, perubahan posisi.
- Anjurkan klien untuk berkemih setiap 1- 2 jam, palpasi diatas
simpisis untuk menentukan ada tidaknya distensi setelah blok syaraf.
- Hitung waktu dan catat frekuensi, intensitas dan pola kontraksi
uterus setiap 30 menit.
- Monitor vital sign.
Kala II :
Pengkajian
1. Hasil PD
2. Tanda vital
3. Tanda kala II
4. Respon klien
5. Koping klien
Diagnosa Keperawatan
1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan aktif,
penurunan masukan
Tujuan :
- Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan KH :
- Tanda – tanda vital dalam batas normal.
- Keluaran urine adekuat.
- Membran mukosa kental.
- Bebas dari rasa haus.
Intervensi :
- Ukur masukan dan keluaran.
- Kaji turgor kulit, beri cairan peroral.
- Pantau tanda – tanda vital sesuai indikasi.
- Kaji DJJ dan perhatikan perubahan periodek.
- Atur posisi klien tegak atau lateral.
- Kolaborasi pemberian cairan parenteral
Kala III :
Pengkajian
a. Rerpon fisik
b. Respon psikologis
c. Tanda pelepasan plasenta
Diagnosa Keperawatan
1. Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran
pervaginam akibat atonia.
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan akibat HPP. Dengan KH :
- Kontraksi uterus adekuat.
- Kehilangan darah dalam batas normal (<500 ml).
- Tanda – tanda vital dalam batas normal.
Intervensi :
- Anjurkan klien untuk masase fundus.
- Pantau tanda – tanda vital dan pengeluaran pervaginam.
- Palpasi uterus dan masase uterus perlahan setelah pengeluaran
plasenta.
- Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta.
- Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan yang berlebihan.
- Inspeksi permukaan plasenta maternal dan janin, perhatikan
ukuran, insersi tali pusat dan ketuban.
- Berikan cairan peroral.
- Hindari menarik tali pusat secara berlebihan.

Kala IV :
Pengkajian
1. Pemeriksaan fisik, TV,K/U
2. Kontraksi uterus & after pain
3. Perdarahan
4. Kandung kemih
5. Laserasi/robekan
6. Mother-infant bonding
7. Keadaan bayi
8. Kebutuhan khusus klien
Diagnose keperawatan
1. Perubahan ikatan proses keluarga berhubungan dengan transisi atau
peningkatan perkembangan anggota keluarga.
Tujuan :
Klien mampu beradaptasi dengan perubahan setelah melahirkan dengan KH
- Klien menggendong bayinya.
- Klien mampu mendemonstrasikan perilaku kedekatan dan ikatan yang
tepat.
Intervensi :
- Anjurkan klien untuk menggendong, menyentuh dan memeriksa bayi.
- Anjurkan ayah untuk menyentuh dan menggendong bayi serta membantu
dalam perawatan bayi, sesuai kondisinya.
- Observasi dan catat interaksi bayi – keluarga, perhatikan perilaku untuk
menunjukkan ikatan dan kedekatan dalam budaya khusus.
- Catat perilaku / pengungkapan yang menunjukkan kekecewaan / kurang
minat / kedekatan.
- Terima keluarga dan sibling dengan senang hati selama periode
pemulihan.
- Jamin privasi keluarga pada pemeriksaan selama interaksi awal dengan
bayi baru lahir sesuai kondisi ibu dan bayi.
- Anjurkan dan bantu pemberian ASI.
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes M. E. 2003.Rencana Perawatan Maternal / Bayi, Edisi 2. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran, EGC.

Moechtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi,


Jilid I, Edisi 2, Editor : Delfi Lutan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran,
EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.


Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono.

Saifuddin, A.B. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Simkin, P. 2005. Buku Saku Persalinan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Stead. 2007. First Aid for the Obstetrics & Gynecology clerkship. United Stated
of America: The McGraw-Hill Companies.

Sulistyowati, Ari. 2010. Buku Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta :
CV Andi Offset.

Tucker. 2004. Pemantauan & Pengkajian Janin. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai