Ada sedikit penelitian yang dilakukan untuk menentukan

besaran dan distribusi tekanan lateral seismik atau statis

lateral yang sebenarnya terjadi pada dinding penahan.
Sebagian besar peneliti enggan melakukan pengukuran langsung
terhadap tekanan tanah karena kurangnya kepercayaan pada
transduser tekanan bumi yang ada di masa lalu. Egan &
Merrifield (1998) menghasilkan daftar faktor yang dapat
mempengaruhi ketepatan pengukuran tekanan tanah selama
percobaana) Efek inklusi yang terkait dengan gangguan medan
stres yang timbul dari adanya sel;

b) Interaksi sel / tanah adalah fungsi dari kekakuan relatif

sel terhadap tanah;

c) Efek penempatan; dan

d) Pengaruh lingkungan dan respon dinamik.

Memang, kebanyakan peneliti cenderung kembali menghitung

tekanan bumi secara tidak langsung dari instrumen lainnya.
Bolton & Steedman (1985) dan Steedman & Zeng (1991) memilih
untuk mengukur momen lentur menggunakan alat pengukur
regangan dan membandingkannya dengan momen lentur yang
dihitung menggunakan analisis Mononobe-Okabe. Oritiz dkk
(1983) juga mengukur momen lentur pada dinding penahan
kantilever selama pengujian sentrifugal dan mencoba
membedakannya dua kali untuk mendapatkan tekanan bumi. Hal
ini tidak berhasil karena adanya propagasi kesalahan yang
melekat dalam diferensiasi.

Namun, Dewoolker et al (2000) melakukan tes di dinding

kantilever dengan pasir jenuh menggunakan sel miniatur Entran
EPL dan hasilnya sangat menggembirakan. Para peneliti mampu
melakukan pemodelan model dan pengulangan eksperimen juga
terbukti. Dewoolker et al (2000) juga mampu menunjukkan
konsistensi internal antara tekanan bumi, akselerasi, strain
lentur dan defleksi. Oleh karena itu, diputuskan untuk
menggunakan sel tekanan yang serupa selama penelitian ini
untuk mempelajari perilaku seismik dinding penahan tumpukan
lembaran tertanam dan menyelidiki lebih jauh keandalan
transduser tekanan bumi ini.

Transduser tekanan bumi yang digunakan selama penelitian ini

diproduksi oleh Entran, nomor model EPL-200-100S dan
merupakan permukaan miniatur sensor tekanan diafragma
stainless steel. Sel tekanan bumi berdiameter 3mm, panjang
7mm dan tebal 1 mm. Sel tekanan terdiri dari alat pengukur
regangan semikonduktor yang terikat pada membran penguat
stainless steel melingkar. Mereka memiliki frekuensi
resonansi sekitar 65 kHz dan mampu mendeteksi perubahan
tekanan 6900kPa. Spesifikasi teknis untuk EPC ditunjukkan
pada Tabel 1.

Sensor tekanan di atas dikalibrasi dalam kotak geser. Hal ini dilakukan dengan
merekam sensor tekanan bumi ke piring dan menempatkannya di dalam
peralatan kotak geser. Kotak geser kemudian diisi dengan Leighton Buzzard
Sand yang digunakan selama tes sentrifugasi. Kotak geser dikenai siklus
berulang bongkar muat normal normal dengan menggunakan bobot standar.
Faktor kalibrasi dibuat setelah merencanakan tegangan di dalam kotak geser
dan pembacaan tegangan dari masing-masing sensor tekanan bumi. Selain
EPC, alat pengukur regangan digunakan untuk mengukur momen lentur pada
dinding penahan pelat lembaran, akselerometer digunakan untuk mengukur
percepatan pada titik yang berbeda dalam massa tanah, Linear Variable
Differential Transformers (LVDT) digunakan untuk mengukur perpindahan
dinding di bagian atas. dari dinding dan pada tingkat penggalian dan,
akselerasi vertikal dan horizontal dari aluminiumModel dinding penahan
diukur dengan menggunakan sistem Micro-electromechanical
(MEMS).
Factors affecting Correction Entran EPL
earth pressure method / pressure
measurements requisite transducers
Aspect ratio T/D < 1/5 T/D < 1/5
Diaphragm d/∆ > 2000 – d/∆ = (7 bar FSO)
deflection 5000 d/∆ = (35 bar FSO)
(arching)
Stress Use inactive d²/D² = 0.35
concentrations at outer rims d²/D² approximately
cell corners < 0.25 – 0.45
Eccentric, non- Increase stress d/D50 = 35

uniform and cell active

point loads diameter, d/D50 ≥
10
Soil-cell stiffness S < 0.5 S=0.26, S < 0.5

ratio, S

DETAIL PEMODELAN

Selama penelitian ini dilakukan, percobaan tiga sentrifugasi

dilakukan. Rincian fasilitas pengujian sentrifugal dan
dinamis di Jurusan Teknik Universitas Cambridge (CUED) telah
disediakan oleh Schofield (1980) dan Madabhushi et al. (1998)
masing-masing. Model dinding penahan diuji dalam balok model
balok geser yang seimbang (ESB). Desain wadah model
digambarkan oleh Brennan & Madabhushi (2002a). Kontainer
model dibangun dari cincin persegi panjang aluminium berongga
tebal dengan karet di antaranya untuk membiarkan kotak
tersebut berubah bentuk. Dimensi internal dari kontainer
model berukuran 673mm, lebar 253mm dan tinggi 427mm. Oleh
karena itu bedeng tanah lebih dari 25m pada skala prototip
dapat dimodelkan pada 80 g. Efek batas yang dihasilkan dari
jenis wadah model ini dalam pengujian sentrifugal dinamis
diuraikan oleh Teymur & Madabhushi (2003).

Semua tiga tes dilakukan pada suhu 80 g, yang bekerja pada

tingkat penggalian di bagian depan dinding penahan. Data dari
ketiga tes tersebut dibandingkan dengan analisis teoritis
berdasarkan penelitian sebelumnya. Program pengujian yang
dilakukan selama penelitian ini dirangkum dalam Tabel 2.

Selama semua tes sentrifugasi yang dijelaskan di atas,

Leighton Buzzard 100/70, fraksi E, pasir silika halus
digunakan. Kepadatan relatif pasir dijaga pada 50-55% selama
tiga tes untuk melakukan pengujian di pasir padat ringan
sampai medium. Tes tambahan dengan seting tes serupa, yang
berfokus pada pengaruh kerapatan relatif, dilakukan di bawah
proyek RELUIS oleh Ricardo Conti, yang dengan senang hati
setuju untuk berbagi data dengan penulis makalah ini. Tes
RELUIS menggunakan dinding fleksibel (488mm), rasio kedalaman
embedment 1 dan

alat pengukur regangan untuk mengukur momen lentur karena

kerapatan relatif bervariasi dari 30 sampai 75%.
Wall thickness

D/H ratio 264 mm 488 mm

0.8 RW-3 RW-2

1 RW-1

Dinding penahan dimodelkan menggunakan bagian aluminium 3.3mm

yang mempertahankan kekakuan lentur dan ketebalan tumpukan
lembaran 264mm yang sama pada skala prototip. Harus dicatat
di sini bahwa semua hasil dan gambar (kecuali jika dinyatakan
jelas) mengacu pada skala prototipe.
Sisi Tersimpan

)30

re (kPa EPC 1 -EQ1

u20

Pr e s s

1010 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Time (s)

)6

(kPa

ssure2 EPC 2 - EQ1

Pre

0
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Time (s)

80
(k
P
a ) 70

s
s
ur
e 60 EPC 3 - EQ1

P
re

5010 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60

Time (s)

Sisi Penggalian

HASIL:
Kinerja EPC dalam Kondisi Dinamis

Gambar 1 menunjukkan sejarah waktu dari data yang dikumpulkan

dari sel tekanan bumi selama EQ1 pada uji YRK-1. Hasil ini
cukup khas sepanjang tiga tes sentrifugasi saat gempa pertama
telah diterapkan pada model. Gerak input gempa ini memiliki
amplitudo rata-rata 0.11g. Tekanan awal bumi adalah tekanan
tanah statis yang dikembangkan selama fase ayunan uji
sentrifus dan garis datar setelah gempa mengindikasikan
tekanan residu. Osilasi di antara mengikuti gerakan masukan
horisontal dasar gempa. Seperti dapat dilihat pada gambar
berikut, EPC berhasil menangkap perubahan dinamis dalam
tekanan bumi selama gempa. Pembacaan dilakukan pada 0,00025
detik (skala model), dan frekuensi gempa hingga 0,75Hz
diterapkan pada paket.

Penjelasan dari gambar 1

EPC atas pada sisi yang tertinggal mengalami penurunan tekanan bumi
dengan dimulainya gerakan masukan gempa. Hal ini karena karena dinding
mengalami akumulasi perpindahan luar karena akselerasi, strain tanah yang
lebih besar diinduksi di dekat puncak yang mengurangi tekanan bumi lokal. Ini
telah dicatat sebelumnya untuk kondisi statis oleh Sherif et al (1984). EPC2
juga mampu mendeteksi perilaku dinamis tanah, namun pengukuran tekanan
bumi yang sangat kecil didaftarkan karena jaraknya dekat dengan titik pivot.
Namun, EPC3 mengalami kenaikan tekanan bumi yang besar karena pasif

Tekanan bumi dimobilisasi di bawah titik pivot dinding saat

dinding mengalami putaran luar.

EPC di sisi penggalian juga mengalami kenaikan tekanan bumi

selama kondisi dinamis. Bagian atas EPC di sisi ini juga
mengalami penurunan tekanan awal namun tekanan bumi pasif
langsung mulai memobilisasi selama gempa. Hanya ada sedikit
perubahan pada tekanan tanah aktif di bawah titik pivot
dinding saat dinding berputar.