Anda di halaman 1dari 11

INDIKATOR INTERNATIONAL LIBRARY MEASURE (ILM)

ILM 1 I-Stroke (I-STK-2) : Angka kepatuhan pemberian terapi antitrombotik


Discharged on Antithrombotic saat kepulangan pasien dengan stroke iskemik
Therapy
ILM 2 I-Acute Myocardial Infarction Pemberian aspirin pada waktu masuk rumah sakit
(I-AMI-1) : Aspirin at Arrival (aspirin diresepkan dalam waktu 24 jam dari
kedatangan ke RSI PKU Muhammadiyah Kab.
Tegal untuk pasien yg mengalami AMI)
ILM 3 I-Acute Myocardial Infarction Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acute
(I-AMI-2) : Aspirin at Arrival myocardial infarction (AMI) saat pulang/keluar
rumah sakit
ILM 4 I-Nursing- Sensitive Care (I- Kelengkapan Asesmen risiko Jatuh pada pasien
NSC-4) : Patient Falls rawat inap
ILM 5 Pressure Ulcer Prevalence Angka kejadian dekubitus gr II/lebih akibat
(HospitalAcquired) (I-NSC-2) perawatan di rumah sakit
: Patients that have hospital
acquired (nosocomial)
pressure ulcer(s)
(category/stage II) on the day
of the prevalence study
ILM 1. Discharged on Antithrombotic Therapy (I-STK-2)
Angka kepatuhan pemberian terapi antitrombotik saat kepulangan
pasien dengan stroke iskemik
Judul Angka kepatuhan pemberian terapi antitrombotik saat
kepulangan pasien dengan stroke iskemik

Tipe Indikator Struktur Proses √ Outcome Proses & outcome

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Untuk mengetahui kualitas pelayanan stroke iskemik , sebab


terapi antitrombotik pada pasien yang menderita stroke
iskemik dapat mengurangi resiko perdarahan dan kematian

Definisi operasional Antitrombotik adalah obat yang menghambat agregrasi


trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan
thrombus yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri.
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan karena adanya
hambatan atau sumbatan pada pembuluh darah otak yang
diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut tidak mendapatkan
pasokan energy dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan
sel- sel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
Antitrombotik diresepkan untuk pasien stroke iskemik pada
saat pulang / keluar rumah sakit yang dimaksud adalah hasil
ukur check dokumen bahwa setiap pasien stroke iskemik pada
saat pulang / keluar rumah sakit dalam keadaan hidup harus
diresepkan antitrombotik.

Alasan/Implikasi/ rasionalisasi Penelitian menunjukkan bahwa pemberian terapi kombinasi


antara obat antitrombotik ataupun trombolitik dengan obat
yang bersifat neuroprotektif telah terbukti lebih efektif
dibandingkan dengan monoterapi. Dimana obat – obat
golongan neuroprotektif ini bersifat melindungi otak yang
sedang mengalami iskemik, sedangkan obat – obat
antitrombotik dan trombolitik berguna untuk mengembalikan
aliran darah ke otak.

Frekuensi pengumpulan data 1 bulan

Periode analisa 3 bulan

Periode analisa data & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
pelaporan Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing
masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Manajer Rawat
Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
Direktur Pelayanan Klinis dan Tim PMKP. Secara Umum data
akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh Tim PMKP

Numerator Jumlah pasien Stoke Iskemik yang diresepkan antitrombotik


saat pasien pulang / keluar rumah sakit dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien Stoke Iskemik yang pulang / keluar rumah sakit
dalam bulan yang sama

Formula Jumlah pasien Stoke Iskemik yang diresepkan antitrombotik


saat pasien pulang/ keluar rumah sakit dalam satu bulan ÷
Jumlah pasien Stoke Iskemik yang pulang/ keluar rumah sakit
dalam bulan yang sama × 100 % = ___%

Standar 100%

Sumber data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling oleh kepala
Ruang rawat Inap, yaitu dengan melihat rekam medis pasien
dengan Stoke Iskemik setelah pasien keluar rumah sakit
Inklusi : Pasien dengan Stoke Iskemik
Eksklusi : Pasien yang meninggal saat masuk RS, Pasien
dengan dokumentasi Alasan tanpa antitrombotik saat MRS

Area Instalasi Rawat Inap

Penanggung jawab / Manajer Rawat Inap, Manajer Pelayanan Klinis


pengumpul data
ILM 2. Aspirin at Arrival (I-AMI-1)
Pemberian aspirin pada waktu masuk rumah sakit (aspirin diresepkan
dalam waktu 24 jam dari kedatangan ke RSI PKU Muhammadiyah Kab.
Tegal untuk pasien yg mengalami AMI)
Judul Pemberian aspirin pada waktu masuk rumah sakit (aspirin
diresepkan dalam waktu 24 jam dari kedatangan ke RSI PKU
Muhammadiyah Kab. Tegal untuk pasien yg mengalami AMI)

Tipe Indikator Struktur √ Proses Outcome Proses & outcome

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Untuk mengetahui kualitas pelayanan AMI, sebab terapi


Aspirin pada pasien yang menderita acute myocardial
infarction (AMI) dapat mengurangi resiko adverse events dan
kematian

Definisi operasional Aspirin atau asam asetilsalisilat (acetosal) adalah sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa
analgesic (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti inflamasi (peradangan). Acute
Myocardial Infarction (AMI) adalah kematian otot jantung
akibat supplai darah tidak cukup untuk jantung. Aspirin
diresepkan untuk pasien AMI pada waktu masuk rumah sakit
dalam waktu 24 jam dari kedatangan ke RSI PKU
Muhammadiyah Kab. Tegal

Alasan/Implikasi/ rasionalisasi Penelitian menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi


resiko adverse events dan kematian sebesar 20%. Pedoman
klinis sangat merekomendasikan penggunaan aspirin dalam
periode waktu yang lama untuk pencegahan sekunder terhadap
kejadian serangan jantung susulan pada pasien AMI saat pesien
tersebut pulang / keluar rumah sakit

Frekuensi pengumpulan data 1 bulan

Periode analisa 3 bulan

Periode analisa data & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
pelaporan Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing
masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Manajer Rawat
Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
Direktur Pelayanan Klinis dan TIM PMKP. Secara Umum data
akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada seluruh
komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh Tim PMKP

Numerator Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin dalam waktu 24


jam dari kedatangan ke RSI PKU Muhammadiyah Kab. Tegal
dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien AMI di rawat inap selama satu bulan

Formula Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin saat pasien masuk
rumah sakit dalam dalam waktu 24 jam ÷ Jumlah pasien AMI
di rawat inap selama satu bulan × 100 % = ___%

Standar 100%

Sumber data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling oleh kepala
Ruang rawat Inap, yaitu dengan melihat rekam medis pasien
dengan AMI
Inklusi : Pasien dengan AMI
Eksklusi : Pasien yang meninggal saat masuk RS, Pasien
dengan dokumentasi Alasan tanpa Aspirin saat MRS

Area Instalasi Rawat Inap

Penanggung jawab / Manajer Rawat Inap, Manajer Pelayanan Klinis


pengumpul data
ILM 3. Aspirin at Arrival (I-AMI-1)
Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acute myocardial infarction
(AMI) saat pulang/keluar rumah sakit
Judul Aspirin diresepkan untuk pasien dengan acute myocardial
infarction (AMI) saat pulang/keluar rumah sakit

Tipe Indikator Struktur Proses √ Outcome Proses & outcome

Dimensi Mutu Safety

Tujuan Untuk mengetahui kualitas pelayanan AMI, sebab terapi


Aspirin pada pasien yang menderita acute myocardial
infarction (AMI) dapat mengurangi resiko adverse events dan
kematian

Definisi operasional Aspirin atau asam asetilsalisilat (acetosal) adalah sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa
analgesic (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik
(terhadap demam), dan anti inflamasi (peradangan). Acute
Myocardial Infarction (AMI) adalah kematian otot jantung
akibat supplai darah tidak cukup untuk jantung. Acute
Myocardial Infarction (AMI) diidentifikasi dengan kode ICD
dalam Lampiran A, Tabel 1.1. Aspirin diresepkan untuk pasien
AMI pada saat pulang / keluar rumah sakit yang dimaksud
adalah hasil ukur check dokumen bahwa setiap pasien AMI
pada saat pulang / keluar rumah sakit dalam keadaan hidup
harus diresepkan aspirin.

Alasan/Implikasi/ rasionalisasi Penelitian menunjukkan bahwa aspirin dapat mengurangi


resiko adverse events dan kematian sebesar 20%. Pedoman
klinis sangat merekomendasikan penggunaan aspirin dalam
periode waktu yang lama untuk pencegahan sekunder terhadap
kejadian serangan jantung susulan pada pasien AMI saat pesien
tersebut pulang / keluar rumah sakit

Frekuensi pengumpulan data 1 bulan

Periode analisa 3 bulan

Periode analisa data & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
pelaporan Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit masing
masing, kemudian data akan dilaporkan kepada Manajer Rawat
Inap, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
Tim PMKP dan Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi
serta didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit
setiap 3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh Tim PMKP

Numerator Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin saat pasien pulang
/ keluar rumah sakit dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien AMI yang pulang / keluar rumah sakit dalam
bulan yang sama

Formula Jumlah pasien AMI yang diresepkan Aspirin saat pasien


pulang/ keluar rumah sakit dalam satu bulan ÷ Jumlah pasien
AMI yang pulang/ keluar rumah sakit dalam bulan yang sama
× 100 % = ___%

Standar 100%

Sumber data Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling oleh kepala
Ruang rawat Inap, yaitu dengan melihat rekam medis pasien
dengan AMI setelah pasien keluar rumah sakit
Inklusi : Pasien dengan AMI
Eksklusi : Pasien yang meninggal saat masuk RS Pasien
dengan dokumentasi Alasan tanpa Aspirin saat MRS

Area Instalasi Rawat Inap

Penanggung jawab / Manajer Rawat Inap, Manajer Pelayanan Klinis


pengumpul data
ILM 4. Pasien Jatuh (I-NSC-4)
Kelengkapan Asesmen Risiko Jatuh Pada Pasien Rawat Inap
Judul Kelengkapan asesmen risiko jatuh pada pasien rawat inap
Tipe Indikator Struktur Proses Outcome √ Proses & outcome
Dimensi Mutu Kesinambungan pelayanan dan keselamatan
Tujuan Tergambarnya tanggung jawab asuhan keperawatan dalam
kelengkapan asesmen risiko jatuh di rekam medik.
Asesmen risiko jatuh dalam rekam medik yang lengkap
Definisi Operasional adalah asesmen risiko jatuh yang telah diisi lengkap oleh
perawat sesuai dengan panduan asesmen risiko jatuh
Alasan / Implikasi / Rasional Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien
yang beresiko jatuh dan membuat suatu rencana perawatan
untuk meminimalkan resiko. Kekurangan staf, perawat yang
tidak berpengalaman, serta tidak memiliki pengetahuan yang
cukup dapat membuat pasien beresiko untuk jatuh dan
mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi
resiko pasien jatuh adalah menempatkan perawat professional
pada bangsal – bangsal perawatan pasien.
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Periode Analisa 3 bulan
Periode analisa data & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
pelaporan Ruang rawat inap, sebagai informasi awal untuk unitnya,
kemudian akan dikoordinasikan dengan Unit Rekam Medik.
Data Rumah Sakit akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim
Keselamatan Pasien, setiap bulannya data akan dilaporkan
kepada Direksi. Secara Umum data akan dievaluasi serta
didesiminasikan kepada seluruh komponen rumah sakit setiap
3 bulan yang akan dikoordinasikan oleh Tim Keselamatan
Pasien
Numerator Jumlah rekam medik (form asesmen risiko jatuh) yang
disurvei dalam 1 bulan dan terisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medik yang disurvei dalam 1 bulan
Formula Jumlah rekam medik (form asesmen risiko jatuh) yang
disurvei dalam 1 bulan dan terisi lengkap ÷ Jumlah rekam
medik yang disurvei dalam 1 bulan x 100% = -------- %
Standar 100 %
Sumber data Dokumentasi rekam medik
Area Instalasi Rawat Inap
Penanggung jawab Manajer Rawat Inap dan Manajer Rekam Medik
pengumpul data
ILM 5. Patients that have hospital acquired (nosocomial) pressure ulcer(s)
(category/stage II) on the day of the prevalence study (I-NSC-2)
Angka kejadian dekubitus akibat perawatan di rumah sakit
Judul Angka kejadian dekubitus akibat perawatan di rumah sakit
Tipe Indikator Struktur Proses √ Outcome Proses & outcome
Dimensi Mutu Safety
Tujuan Tergambarnya kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit
terhadap pencegahan insiden dekubitus
Dekubitus merupakan sebuah ulkus akibat tekanan yang
Definisi Operasional terlokalisis pada kulit dan/atau pada dasar jaringan yang
biasanya terjadi pada area tonjolan tulang, sebagai akibat dari
tekanan atau tekanan yang dikombinasi dengan pergeseran
dan/atau gesekan (National Pressure Ulcer Advisory Panel,
NPUAP, 2009). Insiden dekubitus akibat perawatan di rumah
sakit ditemukan atau didokumentasikan setelah 24 jam
pertama sejak mulai waktu rawat inap
Alasan / Implikasi / Rasional Dekubitus merupakan insiden yang disebabkab oleh kualitas
pelayanan keperawatan yang buruk, sehingga pemantauan
sangat diperlukan untuk melaksanakan monitoring dan
evaluasi kualitas pelayanan keperawatan, insiden dekubitus
dilaporkan berkisar antara 2,7 persen sampai 29,5 % dalam
berbagai studi klinis
Frekuensi pengumpulan data 1 bulan
Pencatatan dilaksanakan setiap hari, dilakukan oleh Kepala
Ruangan Rawat Inap setiap ada pasien baru dengan resiko
dekubitus. Data diukur dengan melihat secara langsung ke
pasien
Periode Analisa 3 bulan
Periode analisa data & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala
pelaporan Ruangan Rawat Inap sebagai informasi awal untuk unit
masing masing, kemudian data akan dilaporkan kepada
Kepala Instalasi Rawat Inap, kemudian setiap bulannya data
akan dilaporkan kepada Direksi dan TIM PMKP. Secara
Umum data akan dievaluasi serta didesiminasikan kepada
seluruh komponen rumah sakit setiap 3 bulan yang akan
dikoordinasikan oleh TIM PMKP
Numerator Jumlah kasus decubitus per bulan

Denominator Jumlah hari rawat pasien non ambulatory per bulan


Formula Jumlah pasien decubitus per bulan ÷ Jumlah hari rawat pasien
non ambulatory per bulan × 100% = ___%
Standar < 2,7 %
Sumber data Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat seluruh pasien
sesuai kriteria inklusi dan eksklusi untuk pasien rawat inap
dalam satu bulan
Inkulsi : Luka lecet pada bagian bawah pasien tirah
baring
Eksklusi : Luka lecet yang terjadi diluar area tekanan
pada pasien tirah baring, luka lain akibat
trauma
Area Instalasi Rawat Inap
Penanggung jawab Manajer Rawat Inap
pengumpul data

Anda mungkin juga menyukai