Referat
29 Oktober 2016
REFERAT
GANGGUAN PSIKOTIK PADA ANAK
DISUSUN OLEH:
PEMBIMBING:
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
1. Definisi
2. Etiologi
Etiologi Skizofreni Hebefrenik pada umumnya sama seperti etiologi
skizofrenia lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering ditemukan:
Faktor Predisposisi
beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya
respon neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain :
a. Faktor Genetis
Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan melalui
kromosom-kromosom tertentu. Tetapi kromosom yang ke berapa menjadi
faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam tahap penelitian.
Diduga letak gen skizofrenia ada dikromosom no. 6 dengan kontribusi
genetik tambahan no. 4, 8, 15 dan 22. Anak kembar identik memiliki
kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya
mengalami skizofrenia, sementara jika dizigot peluangnya sebesar 15%.
Seorang anak yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia,
3
sementara bila kedua orang tuanya skizofreia maka peluangnya menjadi
35%.
b. Faktor Neurologis
Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada klien
skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga pada klien
skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang abnormal.
Neurotransmiter yang ditemukan tidak normal khususnya dopamine,
serotonine, dan glutamat.
c. Studi Neurotransmiter
Skizofrenia diduga juga disebkan oleh adanya ketidakseimbangan
neurotransmiter dopamine yang berlebihan.
d. Teori Virus
Paparan virus influenza pada trimester 3 kehamilan dapat menjadi
factor predispossisi skizofrenia.
e. Psikologis
Beberapa kondisi psikologis yang menjadi faktor predisposisi
skizofrenia antara lain anak yang diperlakukan oleh ibu pencemas, terlalu
melindungi, dingin dan tidak berperasaan, sementara ayah yang mengambil
jarak dengan anaknya.
3. Gejala Klinis
a. fase prodromal
biasanya timbul gejala gejala non spesifik yang lamanya bisa minggu,
bulan ataupun lebih dari satu tahun sebelum onset psikotik menjadi jelas.
Gejala tersebut meliputi : hendaya fungsi pekerjaan, fungsi sosial, fungsi
penggunaan waktu luang dan fungsi perawatan diri. Perubahan perubahan
4
ini akan mengganggu individu serta membuat resah keluarga dan teman,
mereka akan mengatakan “orang ini tidak seperti yang dulu”. Semakin lama
fase prodromal semakin buruk prognosisnya.1,2
b. fase aktif
Pada Skizofrenia Hebefrenik kita dapat melihat tanda dan gejala yang
khas, antara lain;
Inkoherensi yaitu jalan pikiran yang kacau, tidak dapat dimengerti
apa maksudnya.
Alam perasaan yang datar tanpa ekspresi serta tidak serasi atau
ketolol-tololan.
Perilaku dan tertawa kekenak-kanakan, senyum yang menunjukkan
rasa puas diri atau senyum yang hanya dihayati sendiri.
Waham yang tidak jelas dan tidak sistematik tidak terorganisasi
sebagai suatu kesatuan.
Halusinasi yang terpecah-pecah yang isi temanya tidak terorganisasi
sebagai satu kesatuan.
Gangguan proses berfikir
5
Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakan-
gerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang
dan cenderung untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan
sosial.2
Beberapa tanda dan gejala yang paling sering ditemukan pada pasien-
pasien Skizofrenia Hebefrenik adalah,
Waham
Halusinasi
4. Diagnosis
Diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan
diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar
bertahan : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat
diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu
menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan
hampa perasaan;
Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-
satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap
tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces),
mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan
6
hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated
phrases)
Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren. Gangguan afektif dan dorongan kehendak,
serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan
waham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and
fragmentary delusions and hallucinations).
Dorongan kehendak (drive) dan yang bertujuan (determination) hilang
serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita
memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan (aimless) dan
tanpa maksud (empty of purpose).
Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat
terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin
mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien. Menurut DSM-
IV skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.2,6,7
5. Penatalaksanaan
7
kategori obat antipsikotik yang dikenal saat ini, yaitu : antipsikotik
konvensional dan newer atypical antipsycotics.1
1. Antipsikotik Konvensional
4. Prolixin (fluphenazine)
8
2. Newer Atypcal Antipsycotic4
Risperdal (risperidone)
Seroquel (quetiapine)
Zyprexa (olanzopine)
c. Clozaril
Cara Penggunaan
Pada dasarnya semua obat anti psikosis mempunyai efek primer
(efek klinis) yang sama pada dosis ekuivalen, perbedaan
terutama pada efek samping sekunder.
9
Pemilihan jenis obat anti psikosis mempertimbangkan gejala
psikosis yang dominan dan efek samping obat. Pergantian obat
disesuaikan dengan dosis ekuivalen.
Apabila obat anti psikosis tertentu tidak memberikan respon
klinis dalam dosis yang sudah optimal setelah jangka waktu
yang memadai, dapat diganti dengan obat psikosis lain
(sebaiknya dari golongan yang tidak sama), dengan dosis
ekivalennya dimana profil efek samping belum tentu sama.
Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti psikosis
sebelumnya jenis obat antipsikosis tertentu yang sudah terbukti
efektif dan ditolerir dengan baik efek sampingnya, dapat dipilih
kembali untuk pemakaian sekarang
Dalam pengaturan dosis perlu mempertimbangkan:
o Onset efek primer (efek klinis) : sekitar 2-4 minggu
10
mencoba memberikan obat selama 6 minggu (2 kali lebih lama
pada Clozaril)
11
dosisnya. Pasien yang menderita Skizofrenia lebih dari satu
episode, atau balum sembuh total pada episode pertama
membutuhkan pengobatan yang lebih lama. Perlu diingat, bahwa
penghentian pengobatan merupakan penyebab tersering
kekambuhan dan makin beratnya penyakit.4
12
menghentikan sendiri pemakaian obat-obatan tersebut. Untuk
mengatasinya biasanya dokter akan menggunakan dosis efektif
terendah atau mengganti dengan newer atypical antipsycotic yang
efek sampingnya lebih sedikit.5
B. Terapi Psikososial
1. Terapi perilaku
2. Terapi berorientasi-keluarga
13
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, dimana pasien
skizofrenia kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi
keluarga yang singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode
pemulangan segera, topik penting yang dibahas didalam terapi
keluarga adalah proses pemulihan, khususnya lama dan
kecepatannya. Seringkali, anggota keluarga, didalam cara yang
jelas mendorong sanak saudaranya yang terkena skizofrenia untuk
melakukan aktivitas teratur terlalu cepat. Rencana yang terlalu
optimistik tersebut berasal dari ketidaktahuan tentang sifat
skizofrenia dan dari penyangkalan tentang keparahan
penyakitnya.-Ahli terapi harus membantu keluarga dan pasien
mengerti skizofrenia tanpa menjadi terlalu mengecilkan hati.
Sejumlah penelitian telah menemukan bahwa terapi keluarga
adalah efektif dalam menurunkan relaps.
3. Terapi kelompok
C. Psikoterapi individual
14
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi
individual dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data
bahwa terapi akan membantu dan menambah efek terapi
farmakologis. Suatu konsep penting di dalam psikoterapi bagi
pasien skizofrenia adalah perkembangan suatu hubungan terapetik
yang dialami pasien. Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat
dipercayanya ahli terapi, jarak emosional antara ahli terapi dan
pasien, dan keikhlasan ahli terapi seperti yang diinterpretasikan
oleh pasien.
V. PROGNOSIS
15
Prognosis untuk skizofrenia hebefrenik sama dengan skizofrenia
tipe lainnya, prognosisnya pada umumnya kurang begitu
menggembirakan. Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode
awal dan fungsinya dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum
munculnya gangguan tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih
dan perjalanan penyakitnya cenderung memburuk. Sekitar 50% berada
diantaranya, ditandai dengan kekambuhan periodik dan
ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali untuk waktu yang
singkat.
1. Keluarga
Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari
keluarganya. jangan membeda-bedakan antara orang yang
mengalami Skizofrenia dengan orang yang normal, karena orang
yang mengalami gangguan Skizofrenia mudah tersinggung.
2. Inteligensi
Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi
yang tinggi akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang
yang inteligensinya rendah.
3. Pengobatan
Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian
kecil pasien (kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk
mendapatkan kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal.
Kedua antagonis reseptor dopamine disertai dengan efek merugikan
yang mengganggu dan serius. Namun pasien skkizofrenia perlu di
beri obat Risperidone serta Clozapine.
4. Reaksi Pengobatan
Dalam proses penyembuhan skizofrenia, orang yang bereaksi
terhadap obat lebih bagus perkembangan kesembuhan daripada
orang yang tidak bereaksi terhadap pemberian obat.4,8
16
Prognosis Baik Prognosis Buruk
BAB III
KESIMPULAN
17
mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta adanya
penurunan perawatan diri pada individu dan merupakan suatu gangguan
yang yang ditandai dengan regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai,
serta menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial. Gangguan jiwa
skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat
dialami manusia sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan
lebih gawat ketika muncul pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut
perubahan pada segi fisik, psikologis dan sosial-budaya. 1,2
DAFTAR PUSTAKA
18
4. Tirtakusuma A, Nugraha A, dkk. Bisikan Gaib. 29 Februari 2012. Diunduh
dari: http://id.scribd.com/doc/83142602/4/Menjelaskan-definisi-gangguan-
psikotik
5. News Medical. Apa Penyebab Psikosis. 1 November 2012. Diunduh dari:
http://www.news-medical.net/health/What-Causes-Psychosis-
(Indonesian).aspx
6. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi
ke-2. Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010. Hal
169-187
7. News Medical. Psikosis Patofisiologi. 1 November 2012. Diunduh dari:
http://www.news-medical.net/health/Psychosis-Pathophysiology-
(Indonesian).aspx
8. Kusumawardhani A, Husain AB, dkk. Buku Ajar Psikiatrik. Jakarta: Balai
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Hal 38
9. Hawari HD. Pendekatan holistic pada gangguan jiwa skizofrenia. Edisi ke-
2. Cetakan 3. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 2006
10. Maramis WF. Ilmu kedokteran jiwa. Cetakan 6. Jakarta: Airlangga
University Press, 1994
19