Anda di halaman 1dari 2

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Fraktur merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang
rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (Nadya, 2017). Fraktur
biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Price dan Wilson, 2006).
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat di tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6
juta orang meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1.3 juta orang
mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki
prevalensi cukup tinggi yaitu insiden fraktur ekstrimitas bawah sekitar 40% dari
insiden kecelakaan yang terjadi.
Fraktur merupakan suatu keadaan dimana terjadi disintegritas pada tulang.
Penyebab terbanyaknya adalah insiden kecelakaan, tetapi faktor lain seperti proses
degeneratif dan osteoporosis juga dapat berpengaruh terhadap terjadinya fraktur
(Depkes RI, 2011).
Fraktur yang sering terjadi pada tulang panjang dapat berupa fraktur tertutup
dan fraktur terbuka. Fraktur tertutup merupakan fraktur dengan kulit yang tidak
ditembus oleh fragmen tulang sehingga tidak terjadi kontaminasi oleh lingkungan.
Sedangkan fraktur terbuka adalah fraktur dengan kulit yang ditembus oleh
fragmen tulang. Konsep penting yang perlu diperhatikan adalah kontaminasi
lingkungan pada lokasi terjadinya fraktur. Fase terjadinya fraktur terbuka berawal
dengan fragmen fraktur yang menembus kulit kemudian terjadi cidera dan akan
terjadi kontaminasi lingkungan lalu mengalami reposisi. Pada kondisi semacam
ini diperlukan tata laksana berupa irigasi, debridemen, dan pemberian antibiotik
intravena untuk mencegah terjadinya osteomyelitis (Price dan Wilson, 2006).
Pada review ini akan dibahas laporan kasus, definisi, anatomi, fisiologi,
etiopatofisiologi, gejala klinis, penegakan diagnosis, serta penatalaksanaan pada
kasus open fracture distal os fibula dextra. Berdasarkan hal tersebut penulisan
laporan kasus ini menggunakan metode studi literatur dengan mengumpulkan
informasi dari berbagai sumber kepustakaan, jurnal, textbook serta sumber
informasi lainya.
2

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mendiagnosa dan melakukan penatalaksanaan open fracture distal
os fibula.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui definisi, anatomi, fisiologi, etiopatofisiologi open fracture
distal os fibula
2. Penegakan diagnosa open fracture distal os fibula
3. Penatalaksanaan open fracture distal os fibula
1.3 Manfaat
Laporan kasus ini dapat bermanfaat sebagai sarana ilmu pengetahuan
medis dan dapat dijadikan sebagai bahan literatur tentang gambaran kasus open
fracture distal os fibula

Anda mungkin juga menyukai