Anda di halaman 1dari 6

Akuntansi Keperilakuan: Rangkuman Materi SAP 2

“Tinjauan terhadap Ilmu Keperilakuan dalam Perspektif Akuntansi”

Dosen: Luh Gede Krisna Dewi, S.E., M.Si., Ak.

OLEH KELOMPOK 10

Ni Wayan Sarasati Pramudia W. 1506305079


Putu Shandya Maharani 1506305117
Putu Desy Pirdayanti 1506305125
Putu Nadiani Putri Utama 1506305130

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
PEMBAHASAN
2.1 Aspek Keprilakuan pada Akuntansi
Menurut Schiff dan Lewin (1974) ada lima aspek penting dalam akuntansi
keperilakuan, yaitu: Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial, Penganggaran dan
Perencanaan, Pengambilan Keputusan, Pengendalian, dan Pelaporan Keuangan. Kelima
aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Teori Organisasi dan Keperilakuan Manajerial. Teori organisasi modern
mempunyai perhatian dalam menjelaskan perilaku komponen entitas perusahaan
sebagai dasar untuk memahami tindakan dan motif-motif mereka.
b. Penganggaran dan Perencanaan. Fokus dari area ini adalah formulasi tujuan
organsiasi dan interaksi perilaku individu. Keselarasan antara tujuan individu dengan
tujuan organisasi menjadi rerangka manajerial mengembangkan organsasi.
c. Pengambilan Keputusan Fokus dalam bidang ini adalah teori-teori dan model-
model tentang pengambilan keputusan. Ada teori normatif, paradoks, dan model
deskriptif dalam pengambilan keputusan.
d. Pengendalian. Aspek pengendalian sangat penting dalam organisasi. Pengendalian
selalu dihubungkan dengan pengukuran kinerja dan adaptasi individu terhadap
pengendalian. Kalau lingkungan pengendalian dapat berjalan baik dan sehat, maka
akan mempermudah pelaksanaan komponen yang lainnya.
e. Pelaporan Keuangan. Aspek keperilakuan dalam pelaporan keuangan meliputi
perilaku perataan laba dan keandalan informasi akuntani dan relevansi informasi
akuntansi bagi investor.
2.2 Mengapa Mempertimbangkan Aspek Keperilakuan pada Akuntansi
Akuntansi Keperilakuan (Behavioral Accounting) merupakan bagian dari disiplin
akuntansi yang mempelajari tentang hubungan antara perilaku manusia dan sistem
akuntansi. Jadi, terdapat tiga pilar utama Akuntansi Keperilakuan yaitu: perilaku
manusia, akuntansi, dan organisasi. Oleh karena itu akuntansi keperilakuan sering
dikatakan sebagai bidang studi yang mempelajari aspek manusia dari akuntansi (human
factors of accounting). Dalam perkembangan selanjutnya bahkan diperluas lagi sampai
bagaimana akuntasi dan masyarakat saling mempengaruhi, sehingga aspek sosial dari
Akuntansi (social aspect of accounting) juga sering dimasukkan sebagai bagian dari
Akuntansi Keperilakuan. Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang
untuk menyadari bahwa tujuan akhir jasa akuntansi organisasi bukan sekedar teknik
yang didasarkan pada efektifitas dari pelaksana segala prosedur akuntansi, tetapi juga
bergantung pada perilaku orang-orang didalam perusahaan, baik sebagai pemakai
maupun pelaksana, dipengaruhi oleh informasi yang dihasilkannya
1. Akuntansi adalah tentang manusia. Berdasarkan pemikiran perilaku, manusia dan
faktor social secara jelas didesain dalam aspek-aspek operasional utama dari seluruh
system akuntansi, Para akuntan membuat beberapa asumsi secara berkelanjutan
mengenai bagaimana mereka membuat orang termotivasi, bagaimana mereka
menginterpretasikan dan menggunakan informasi akuntansi, serta bagaimana agar
system akuntansi mereka sesuai dengan kenyataan manusia dan mempengaruhi
organisasi. Berdasarkan pengalaman dan praktik banyak manajer dan akuntan telah
memperoleh pemahaman yang lebih dari sekedar aspek manusia dalam tugas mereka.
Bagaimanapun harus diakui bahwa banyak system akuntansi masih dihadapkan pada
berbagai kesulitan manusia yang tidak terhitung, bahkan penggunaan dan penerimaan
seluruh sistem akuntansi terkadang dapat menjadi meragukan.
2. Akuntansi adalah tindakan, Dalam organisasi semua anggota mempunyai peran yang
harus dimainkan guna mencapai tujuan organisasi. Peran tersebut bergantung pada
besarnya porsi tanggungjawab dan rasa tanggungjawab anggota tersebut terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Pencapaian tujuan dalam bentuk kuantitatif juga
merupakan salah satu bentuk tanggungjawab anggota organisasi dalam memenuhi
keinginannya untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

2.3. Lingkup dan Sasaran Hasil dari Akuntansi Keperilakuan


Fokus para akuntan pada masa lalu hanya terbatas pada pengukuran pendapatan dan
biaya yang mempelajari pencapaian kinerja perusahaan di masa lalu. Pengukuran
pendapatan dan biaya yang mereka pelajari untuk mencapai kinerja tersebut selanjutnya
akan digunakan untuk memprediksi masa depan perusahaan atau organisasi. Para
akuntan sering mengabaikan fakta bahwa kinerja masa lalu adalah hasil masa lalu dari
perilaku manusia, dan kinerja masa lalu itu sendiri merupakan suatu factor yang akan
mempengaruhi perilaku di masa depan. Mereka melewatkan fakta bahwa arti
pengendalian secara penuh dari suatu organisasi harus diawali dengan memotivasi dan
mengendalikan perilaku, tujuan, serta cita-cita individu yang saling berhubungan dalam
organisasi. Para akuntan keprilakuan memusatkan perhatian mereka pada hubungan
antara perilaku dan system akuntansi. Mereka menyadari proses akuntansi melibatkan
ringkasan dari sejumlah kejadian ekonomi makro yang dihasilkan dari perilaku manusia
dan akuntansi itu sendiri, serta dari beberapa faktor yang dapat memengaruhi perilaku,
yang pada gilirannya secara bersama-sama akan menentukan semua keberhasilan
peristiwa ekonomi.

2.4. Dimensi Akuntansi Keperilakuan


Akuntansi biasanya hanya terpusat pada pelaporan informasi keuangan. Selama
beberapa dekade terakhir, para manajer dan akuntan professional mulai menyadari
kebutuhan akan tambahan informasi ekonomi yang dihasilkan oleh system akuntansi.
Oleh karena itu, informasi ekonomi dapat ditambah dengan tidak hanya melaporkan
data-data keuangan saja, melainkan juga data-data non keuangan yang terkait dengan
proses pengambilan keputusan. Berdasarkan kondisi ini, wajar jika akuntansi sebaiknya
memasukkan dimensi-dimensi keperilakuan dari berbagai pihak yang terkait dengan
informasi yang dihasilkan oleh system akuntansi.
A. Lingkup Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi keperilakuan berada dibalik peran akuntansi tradisional yang
mencangkup pengumpulan, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan informasi keuangan.
dengan demikian dimensi akuntansi berkaitan dengan perilaku manusia sekaligus juga
dengan desain, konstruksi, serta penggunaan suatu system informasi akuntansi yang
efisien. Denngan mempertimbangkan hubungan antara perilaku manusia dan system
akuntansi, akuntansi keperilakuan mencerminkan dimensi social dalam suatu organisasi.
Ruang lingkup akuntansi keprilakuan sangat luas yang meliputi:

1. Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain kontruksi sistem


akuntansi.
2. Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
3. Dengan cara mana informasi diproses untuk membantu pengambilan
keputusan
4. Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengkomunikasikan perilaku-
perilaku para pemakai data
5. Pengembangan strategi untuk motivasi dan mempengaruhi perilaku,cita-cita
serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi pemakaian data.
Sedangkan secara umum, lingkup dari akuntansi keperilakuan dapat dibagi menjadi tiga
bidang besar yaitu:

1. Pengaruh perilaku manusia berdasarkan desain, konstruksi, dan penggunaan


system akuntansi. Bidang dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai kaitan
dengan sikap dan filosofi manajemen yang memengaruhi sifat dasar
pengendalian akuntansi yang berfungsi dalam organisasi.
2. Pengaruh system akuntansi terhadap perilaku manusia. Bidang dari akuntansi
keperilakuan ini berkenaan dengan bagaimana system akauntansi memengaruhi
motivasi, produktivitas, pengambilan keputusan, kepuasan kerja, serta kerja
sama.
3. Metode untuk memprediksi dan strategi untuk mengubah perilaku manusia.
Bidang ketiga dari akuntansi keperilakuan ini mempunyai hubungan dengan cara
system akuntansi digunakan sehingga memengaruhi perilaku.
B. Aplikasi dari Akuntansi Keperilakuan
Tujuan akuntansi keperilakuan adalah mengukur dan mengevaluasi factor-
faktor keperilakuan yang relevan dan mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan
keputusan internal dan eksternal. Tanpa informasi keperilakuan ini, laporan akuntansi
tidak lengkap sehingga data yang relevan untuk pengambilan keputusan seluruhnya
tidak tersedia. Informasi dimensi keperilakuan merupakan pelengkap dari data
keuangan perusahaan yang memungkinkan pengambilan keputusan ekonomis dengan
pandangan yang lebih komprehensif terhadap organisasi.

2.5 Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan


Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan
manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan manusia dengan
akuntansi. Ilmu keperilakuan merupakan bagian dari ilmu sosial, sedangkan akuntansi
keperilakuan merupakan bagian dari ilmu akuntasi dan pengetahuan keperilakuan.
Perbedaan antara akuntan keperilakuan dan ilmu keperilakuan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

AKUNTAN
PERBEDAAN ILMUAN KEPERILAKUAN
KEPERILAKUAN
Area Keahlian Keutamaan akuntansi : Keutamaan ilmu social : tidak
Pengetahuan dasar dari ilmu ada pengetahuan akuntansi
sosial
Kemampuan mendesain dan Bukan merupakan elemen Elemen kunci dalam pelatihan
melaksanakan perencanaan utama dalam pelatihan
proyek keperilakuan
Pengetahuan dan Pemahaman Elemen kunci dalam pelatihan Bukan elemen utama dalam
terhadap pekerjaan organisasi pelatihan
bisnis secara umum dan system
akuntansi secara khusus
Orientasi Profesional Ilmiah
Pendekatan Masalah Praktik Teoritis dan Praktis
Fungsi Melayani klien, menasehati Ilmu lanjutan dan pemecahan
manajemen masalah
Kepentingan dalam ilmu Terbatas terhadap akuntansi Terbatas terhadap disiplin yang
keperilakuan terkait bidang luas dalam ilmu keperilakuan

Berdasakan tabel diatas dapat kita ketahui bahwa ketika akuntan keperilakuan
dan ilmuan keperilakuan memiliki kemampuan yang sama terhadap pendekatan
akuntansi yang berkaitan dengan dilema organisasi baik akuntan keperilakuan dan
ilmuan keperilakuan memainkan peran yang berbeda, bahkan saling melengkapi, dalam
memecahkan masalah. Akuntan keperilakuan memahami struktur dan fungsi dari sistem
akuntansi serta orang-orang yang terkait didalamnya dengan lebih baik. Ilmuan
keperilakuan memiliki pandangan yang mendalam terhadap keseluruhan dinamika
organisasional dan pengembangan dari pola keperilakuan. Secara bersamaan, keduanya
dapat bekerja sama memilih metode riset dalam
analisis data dan penulisan laporan.

Anda mungkin juga menyukai