Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Hafid Muhammad Rafdi Bagian : Kelompok 8

NIM : 4115131104

PRODI : PPKN A 2013

Tugas Resume Buku Pengantar Hubungan Internasional

Hubungan Internasional dalam Kehidupan Sehari-Hari

HI adalah nama singkatan bagi subjek akademis hubungan internasional. Alasan


utama mengapa kita harus mempelajari HI adalah adanya fakta bahwa seluruh penduduk
dunia terbagi ke dalam wilayah komunitas politik yang terpisah, atau negara-negara merdeka,
yang sangat mempengaruhi cara hidup manusia. Secara bersama-sama negara-negara tersebut
membentuk sistem internasional yang akhirnya menjadi sistem global. Sistem negara
merupakan sistem hubungan sosial, yaitu sistem hubungan antara kelompok-kelompok
manusia. Seperti kebanyakan sistem sosial lainnya, hubungan internasional dapat memiliki
keuntungan dan kerugian tertentu bagi para partisipasinya.

HI merupakan studi tentang sifat dan konsekuensi dari hubungan tersebut. Sistem
negara merupakan cara tertentu dalam mengatur kehidupan politik di muka bumi yang
memiliki akar sejarah yang dalam. Subjek HI biasanya kembali ke awal era modern (abad
keenambelas dan ketujuhbelas) di Eropa, ketika negara-negara berdaulat berdasarkan
wilayah-wilayah yang berdekatan mulai dibentuk. Sejak abad kedelapanbelas hubungan
antara negara-negara disebut “hubungan internasional”. Di abad kesembilanbelas dan
keduapuluh sistem negara meluas mencakup wilayah bumi sepenuhnya.

Sekarang HI merupakan studi tentang sistem negara global dari berbagai macam
perspektif ilmiah. Ada lima nilai dasar sosial yang biasanya kita harapkan dijag oleh negara:
keamanan, kebebasan, ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan. Ini merupakan nilai-nilai
sosial yang sanga fundamental bagi manusia yang harus mereka lindungi atau jamin dengan
cara apa pun. Hal ini dapat dilakukan organisasi sosial selain negara: contohnhya oleh
keluarga, klan, etnis atau organisasi keagamaan. Meskipun demikian di jaman modern,
negara biasanya terlibat sebagai lembaga terdepan dalam hal tersebut: negara diharapkan
menjamin nilai-nilai dasar tersebut. Sebagian negara mungkin bersahabat, tidak mengancam,
dan mencintai perdamaian. Tetapi, sebagian kecil negara mungkin bermusuhan dan
agresif,dan tidak ada pemerintahan dunia yang mencegah mereka. Hal itu menimbulkan
masalah lama dan mendasar pada sistem negara: keamanan nasional. Untuk menghadapi
masalah ini sebagian negara besar memiliki angkatan bersenjata. Nilai dasar kedua yang
biasanya kita harapkan ditegakkan oleh negara adalah kebebasan nasional atau kemerdekaan.

Resume Pengantar Hubungan Internasional


Niai dasar ketiga dan keempat yang biasanya kita harapkan ditegakkan oleh negara
adaah ketertiban dan keadilan. Negara-negara memiliki kepentingan bersama dalam
membangun dan memelihara ketertiban internasional sehingga mereka dapat hidup
berdampingan dan berinteraksi atas dasar stabilitas, kepastian dan dapat diramalkan. Untuk
tujuan itu, negara-negara diharapkan menegakkan hukum internasional: untuk menjaga
komitmen perjanjian mereka dan mematuhi aturan, konvensi dan kebiasaan tatanan hukum
internasional. Pendekatan keadilan berjalan pada asumsi bahwa hubungan internasional dapat
dicirikan secara baik sebagai dunia didalamnya negar-negara secara sosial merupakan aktor
yang bertanggung jawab dan memiliki kepentingan bersama dalam memelihara ketertiban
internasional dan memajukan keadilan internasional. Nilai dasar terakhir yang seharusnya
ditegakkan oleh negara adalah kesejahteraan dan kekayaan sosio-ekonomi warganegara.
Negara-negara pada saat ini mencoba membentuk dan mengimplementasikan kebijakan
ekonomi yang dapat memelihara stabilitas perekonomian internasionaldimana mereka semua
semakin bergantung. Meskipun demikian, kekayaan dan kesejahteraan nyata-nyata termasuk
diantara nilai-nilai hubungan internasional yang paling fundamental. Pendekatan tersebut
pada studi politik dunia merupakan ciri khasnya teori-teori EPI (Ekonomi Politik
Internasional) HI (Giplin 1987). EPI bergerak pada asumsi bahwa hungan internasional dapat
dicirikan secara funtamental sebagai dunia sosio-ekonomi dan tidak hanya dunia politik dan
militer.

Pengakuan tentang resiko peperangan tersebut membawa pada perkembangan besar


pertama kali pemikiran HI yang mencoba mencari lembaga-lembaga hukum yang efektif,
sebagai contoh: Perjanjian Liga Bangsa Bangsa untuk mencegah perang negara-negara
berkekuatan besar. Selama ini terdapat asumsi dasar bahwa hidup dalam negara-negara yang
terorganisasi secara tepat dan tertata rapi adalah lebih baik dari pada hidup di luar negara atau
tanpa negara sama sekali. Hal ini menyebabkan munculnya teori HI yang lebih konvensional
yang menganggap sistem negara sebagai institusi dasar kehidupan modern yang berharga.
Mereka mengenal pentingnya nilai-nilai dasar tersebut sekalipun mereka tidak sepakat
tentang yang mana yang paling penting, misalnya kaum realis menekankan pentingnya
keamanan dan ketertiban, kaum liberal menekankan kebebasan dan keadilan, dan ilmuwan
EPI menekankan persamaan dan kesejahteraan ekonomi. Tetapi, jika negara-negara tidak
berhasil dalam hal ini, sistem negara dengan mudah dapat dipahami dari sudut sebaliknya:
bukan menegakkan kondisi dan nilai-nilai sosial dasar, melainkan melemahkannya.

Negara-negara dan sistem negara merupakan organisasi sosial berdasarkan wilayah


yang hidup terutama untuk membangun, memelihara dan mempetahankan niali-nilai dan
kondisi sosia dasar, termasuk khususnya keamanan, kebebasan, ketertiban, keadilan, dan
kesejahteraan. Inilah alasan utama memiliki negara. Dimana kontak kelompok terjadi,
kadang-kadang kontak itu menimbulkan persaingan, perselisihan, ancaman, intimidasi,
intervensi, invasi, penguasaan dan interaksi permusuhan dan sejenis perang lainnya. Tetapi

Resume Pengantar Hubungan Internasional


kadang-kadang dan mungkin sepanjang waktu, kontak itu juga pasti menimbulkan saling
menghargai, kerjasama, perdagangan, perdamaian, dialog dan hubungan damai yang penuh
pesahabatan.

Rujukan sejarah sistem negara yang pertama kali relatif jelas yaitu Yunani Kuno (500
SM-100 SM), yang kemudian dikenal sebagai Hellas. Sistem negara Yunani kuno akhirnya
hancur oleh kekaisaran tetangga yang lebih kuat, dan selama kejadian tersebut Yunani
menjadi budak kekaisaran Romawi (200 SM- 500 M). Kekaisaran merupakan pola organisasi
politik yang umum yang secara gradual muncul di Eropa kristiani lebih dari beberapa abad
setelah runtuhnya kekaisaran Roma. Kekaisaran yang tertua adalah bangsa Cina yang
bertahan hidup, dibawah dinasti-dinasti yang berbeda, selama sekitar 4000 tahun sampai awal
abad keduapuluh. Kekuatan dan kekuasaan diatur sekaligus atas dasar agama dan politik:
Paus dan Kaisar adalah kepala dari dua hirarki yang paralel dan berhubungan, yang satu
agama dan lainnya poitik.

Era pertengahan juga merupakan salah satu dari era banyaknya kekacauan,
ketidakteraturan, konflik dan kekerasan yang berasa dari tidak adanya kontrol dan organisasi
politik wilayah. Nilai-nilai yang dikaitkan dengan negara yang berdauat diatur secara berbeda
di jaman pertengahan. Keamanan yang disediakan pemerintah oka dan ksatrianya yang
menjalankan dari kastil-kastil dan kota yang dibentengi. Paus bertanggung jawab tidak hanya
mengatur gereja melalui hirarkinya atas Uskup dan Pastor lainnya tetapi uga mengawasi
perselisihan politik antara gereja dan pemerintah nasional semi independen lainnya.
Perubahan politik yang pada dasarnya yang terjadi pada masa pertengahan hingga ke masa
modern adalah pada akhirnya ia mengkonsolidasikan aturan niali-nilai tersebut dalam
kerangka tunggal dari satu-satunya organisasi sosial yang merdeka dan berdaulat. Kekuatan
dan kekuasaan dipusatkan pada satu titik: Raja dan pemeintahannya. Salah satu dampak besar
dari kebangkitan negara modern adalah monopoli alat-alat peperangan. Sebagian besar
peperangan, ditimbulkan oleh hanya keberadaan negara-negara merdeka yang para
penguasanya terpaksa berperang sebagai cara untuk mempertahankan kepentingannya,
mengejar ambisinya dan jika mungkin, meluaskan wilayah yang dikuasainya.

Perubahan politik dari masa pertengahan ke masa modern pada dasarnya


menimbulkan pembentukkan negara yang wiayahnya merdeka. Dalam sistem Internasional
modern wilayah dikonsolidasikan, disatukan dan terpusat dalam suatu pemerintahan
berdaulat. Dari pertengahan abad ketujuhbelas negara-negara terlihat sebagai satu-satu sistem
politik yang sah yang berdasarkan wilayahnya sendiri yang terpisah, pemerintahannya yang
merdeka, dan subjek politiknya sendiri. Perimbangan kekuasaan pasca Napoleon di antara
negara-negara besar (Concert of Europe) dijalankan hampir sepanjang periode antara 1815
dan 1914. Selama 350 tahun belakang sistem negara bangsa Eropa telah diatur untuk
mencegah kecenderungan politik utama atas sejarah dunia, yang merupakan upaya oleh

Resume Pengantar Hubungan Internasional


negara-negara kuat untuk menundukkan negara-negara lemah demi keinginan politiknyadan
dengan demikian terbentuklah kekaisaran.

Sejaah Eropa modern merupakan sejarah konflik poitik dan ekonomi dan perang
antara negara-negaranya yang berdaulat. Negara-negara berperang, dan membentuk dan
menghancurkan negara-negara (Tilly 1992). Perluasan perdagangan antara dunia Barat mulai
pada saat yang bersamaan ketika negara modern muncul di Eropa sekitar tahun 1500.
Perluasan itu didasarkan pada kapa layar jarak jauh yang dipersenjatai yang digunakan
bangsa Eropa baik untuk membawa barang-barang maupun memproyeksikan kekuatan
politik dan militer. Sewaktu bangsa Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris, dan Prancis
meluaskan kekuasaan di luar negeri, bangsa Rusia memperluas wilayahnya.

Tahap pertama globalisasi sistem negara adalah melalui pembentukkan negara-negara


non-Barat yang tidak dapat dijajah Barat. Tahap kedua globalisasi sistem negara dibawa
memalui anti kolonialisme oleh subjek kolonial kekaisaran Barat. Penyebaran kontrol politik
dan ekonomi bangsa Eropa di luar Eropa pada akhirnya kemudian terbukti menjadi perluasan
sistem negara yang benar-benar menglobal diparuh kedua abad keduapuluh. Tahap terakhir
globalisasi sistem negara adalah kehancuran Uni Soviet yang disambung dengan pecahnya
Yugoslavia dan Czechoslovakia di akhir Perang Dingin. Sekarang, sistem negara merupakan
institusi global yang mempengaruhi kehidupan yang sesungguhnya setiap orang di muka
bumi. Hal itu merupakan suatu perubahan penting dalam sistem negara dan suatu tantangan
penting bagi penstudi HI untuk memahaminya.

Negara-negara berbeda dalam banyak hal, yaitu dalam legitimasi institusi politiknya,
keefektifannya, organisasi pemerintahannya, produktifitas dan kekayaan ekonominya, status
dan pengaruh politiknya, dan persatuan nasionalnya. Sejumlah negara besar, khususnya di
Dunia Ketiga, memiliki derajat kenegaraan empiris yang lemah. Institusi-institusinya lemah,
basis ekonominya lemah dan kurang berkembang, sedik atau tidak ada pesatuan. Kami dapat
menganggap negara ini sebagai ‘negara quasi’: mereka memiliki kenegaraan yuridis tetapi
mereka sangat tidak efisien dalam hal kenegaraan empiris (Jackson 1996). Sebagai pensudi
EPI, biasanya kaum Marxis, menganggap kurang berkembangnya negara-negara pinggiran
dan hubungn yang tidak seimbang antara pemerintah pusat dan pinggiran ekonomi global
sebagai elemen penjelas yang krusial dari teori sistem internasional modernnya (Wallerstein
1974). Sistem negara pada awal mulanya merupakan sistem negara bangsa Eropa. Selama
imperiaisme Barat seluruh dunia dikuasaioleh bangsa Eropa, baik secara politik maupun
ekonomi.

Dekolonisasi memberi kontribusi pada pembagian internal yang dalam dan sangat
besar dalam sistem negara antara Utara yang kaya dan Selatan yang miskin yaitu: antara
negara maju di pusat, yang mengusasi sistem secara politik dan ekonomi, dan negara yang

Resume Pengantar Hubungan Internasional


sedang berkembang di pinggiran-pinggiran, yang pengaruh politik dan ekonominya sangat
terbatas. Sistem negara-negara juga merupakan sistem sosioekonomi: kekayaan dan
kesejahteraan merupakan perhatian utama sebagai negara besar. Teori-teori HI tidak
bersepakat dalam isu ini: tetapi disiplin HI didasarkan pada keyakinan bahwa negara-negara
berdaulat dan perkembangannya sangatlah penting bagi pemahaman bagaimana niai-nilai
dasar kehidupan manusia tersedia. Tentunya subjek-subjek HI dipengaruhi oleh subjek-
subjek akademik lainnya, seperti filsafat, sejarah, hukum, sosiologi, atau ekonomi.

Dua perang dunia, Perang Dingin antara Timur dan Barat, kebangkitan kerjasama
ekonomi yang erat antara negara-negara Barat, dan gap perkembangan yang berlarut-larut
antara Utara dan Selatan merupakan contoh-contoh masalah dan kejadian dunia nyata yang
telah menggerakkaan keilmuan HI di abad keduapuluh. Intervensi militernya sangat
menentukan hasil perang: AS menjamin kemenangan bagi sekutu-sekutu demokratisnya
(Amerika Serikat, Inggris, Prancis) dan kekalahan bagi negara-negara sentral otokratis
(Jerman, Austria, Turki). Singkatnya, cara berpikir liberal memiliki dukungan politik yang
solid dari negara yang paling kuat dalam sistem internasional pada saat itu. Para pemikir
liberal memiliki beberapa gagasan cemerlang dan keyakinan yang kuat tentang bagaimana
menghindari bencana besar di masa depan; yaitu dengan mereformasi sistem internasional,
dan juga mereformasi struktur-struktur domestik negara-negara otokratis.

Adalah harapan Wilson bahwa pertumbuhan demokrasi liberal di Eropa akan


mengakhiri para pemimpin otokratis yang gemar berperang dan menempatkan
pemerintahanyang damai sebagai gantinya. Diyakini bahwa, melalui organisasi internasional
yang didesain secara rasional dan cerdas, adalah mungkin untuk mengakhiri perang dan
mencapai perdamaian yang kurang atau lebih permanen. Argumen yang dibuat kaum idealis
liberal adalah bahwa politik kekuatan tradisional yang disebut ‘Realpoitik’ adalah “hutan”,
katakanlah demikian, dimana makhluk-makhluk yang berbahaya berkeliaran dan aturan yang
kuat dan yang licik diberlakukan, sementara di bawah Liga Bangsa Bangsa makhluk-makhluk
tersebut dimasukkan ke dalam kerangkeng diperkuat dengan pengendaian oleh organisasi
internasional, yaitu ke dalam suatu ‘kebun binatang’.

Menurut Morgenthau, sifat manusia merupakan dasar hubungan internasional tidak


lebih dari hubungan manusia lain mana pun. Dan manusia mementingkan diri sendiri dan
mengejar kekuasaan, dan itu dapat dengan mudah mengakibatkan agresi. Elemen penting
dalam pandangan kaum realis hirau pada sifat hubungan internasional. “Politik internasional,
seperti semua politik, adalah perjuangan demi kekuasaan. Apa pun tujuan akhir politik
internasional, kekuasaan merupakan tujuan yang selalu didahulukan” (Morgenthau 1960: 29).

Dengan kata lain, adalah penting untuk mempertahankan perimbangan kekuatan yang
efektif sebagai satu-satunya cara untuk memelihara perdamaian dan mencegah perang.

Resume Pengantar Hubungan Internasional


Realisme kllasik Carr dan Morgenthau menggabungkan pandangan pesimis sifat manusia
denga suatu anggapan politik kekuasaan di antara negara-negara yang hidup dalam anarki
internasional. Ketika hubungan internasional mengambil bentuk dari konfrontasi Timur-Barat,
atau Perang Dingin, Setelah 1945 realisme kembali muncul menjadi pendekatan yang terbaik
dalam memahami apa yang sedang terjadi.

Aliran Behaviorisme dalam HI

Behavioralisme lebih tertarik terhadap fakta yang dapat diamati dan data dapat diukur,
dalam perhitungan yang tepat, dan pengumpulan data agar mendapatkan pola perilaku yang
berulang, ‘hukum-hukum’ hubungan internasional. Pendekatan yang lain, behavioralisme,
tidak menyediakan tempat bagi moralitas atau etika dalam studi HI, sebab hal itu melibatkan
nilai-nilai tidak dapat dipelajari secara objektifm yakni secara ilmiah. Kaum anti
behavioralisme menegaskan bahwa para teoritisi masalah-masalah manusia adalah seorang
manusia yang tidak akan pernah dapat memisahkan dirinya seutuhnya dari hubungan manusia:
dia selalu di dalam subjek (Hollis dan Smith 1990; Jackson 1996b).

Neoliberalisme: Institusi-institusi dan interdepensi

Setelah memenangkan perdebatan besar pertama, relisme tetap menjadi pendekatan


teoritis yang dominan dalam HI. Kaum neoliberal menerima dan menggunakan ide-ide kaum
liberal lama tentang kemungkinan kemajuan dan perubahan, tetapi mereka menolak idealisme.
Teoritisi kaum neoliberal lainnya mempelajari begaimana integrasi menghidupi dirinya
sendiri: kerjasama di satu wilayah transaksi membuka jalan bagi kerjasama di wilayah
lainnya (Haas 1958; Keohane dan Nye 1975). Doyle menyadari bahwa perdamaian
demokratis didasarkan pada tiga pilar: pertama, penyelesaian konflik secara damai antara
negara-negara demokratis; kedua, nilai-nilai bersama di antara negara-negara demokratis
suatu fondasi bersama; ketiga, pilar terakhir, kerjasama ekonomi di antara negara-negara
demokrasi. Kaum liberal republikan umumnya optimisbahwa akan ada perluasan ‘Zona
Perdamaian’ yang terus-menerus antar negara-negara demokrasi liberal meskipun mungkin
ada juga kemunduran berkala. Hubungan internasional merupakan suatu anarki yang terdiri
dari negara-negara yang beragam dan hanya berbeda dalam satu hal penting: kekuatan
relatifnya. Anarki mungkin bertahan menurut Waltz, sebab negara-negara ingin memelihara
otonominya.

Sistem internasional yang muncul setelah Perang Dunia Kedua didominasi oleh dua
superpower, Amerika Serikat dan Uni Soviet: yaitu sistem bipolar. Kehancuran Uni Soviet
mengakibatkan suatu sistem yang berbeda dengan beberapa negara berkekuatan besar tetapi
dengan Amerika Serikat sebagai kekuatan yang paling dominan dalam sistem tersebut: yaitu
bergerak menuju sistem multi polar. Dalam istilah metodologis bahkan terdapat lebih dari
sekedar landasan bersama antara kaum neoralis dan kaum neoliberal. Keduanya sangat

Resume Pengantar Hubungan Internasional


mendukung proyek ilmiah yang dimulai oleh kaum behavioralis,sekalipun kaum liberal
republikan merupakan sebagian pengecualian hal itu. Teoretisi Masyarakat Internasional
memandang negara sebagai kombinasi dari Machtstaat (negara berkuasa) dan Rechtstaat
(negara konstitusional): kekuatan dan hukum keduanya merupakan bentuk penting hubungan
internasional

Masyarakat Internasional merupakan suatu pendekatan yang menceritakan kita


sesuatu mengenai dunia negara-negara bedaulat dimana baik kekuatan maupun hukum
keduanya hadir. Masyarakat Internasional dibangun atas dasar pemikiran kaum liberal dan
kaum realis klasik, mengkombinasikan dan memperluasnya dala hal yang memberikan
alternatif bagi keduanya. HI adalah tentang memahami, bukan menjelaskan; HI meliputi
pelaksanaan keputusan: menempatkan dirinya dalam tempat warga negara yang mencoba
memahami dengan lebih baik dilema yang mereka hadapi dalam melaksanakan kebijakan uar
negerinya.

Ekonomi Politik Internasional

EPI pada dasarnya membahas tentang siapa mendapatkan apa dalam sistem ekonomi
dan politik internasional. Karl Marx, seorang ahli ekonomi politik abad kesembilanbelas yang
terkenal, memfokuskan pada kapitalisme di Eropa; ia berpendapat bahwa kelas borjuis atau
kapitais menggunakan kekuatan ekonominya untuk mengekspoitasi dan menekan kaum
proletar, atau kelas pekerja. Neo-Marxis memperluas analisis tersebut ke Dunia Ketiga
dengan berpendapat bahwa perekonomian kapitalis global yang dikendaikan oleh negara
kapitalis kaya dipergunakan untuk memiskinkan negara-negara miskin dunia. Bagi kaum
merkantilis, penciptaan kekayaan merupakan dasar yang dibutuhkan dalam meningkatkan
kekuatan negara. Oleh karena itu, kekayaan adalah suatu instrumen dalam penciptaan
keamanan nasional dan kesejahteraan nasional.

Resume Pengantar Hubungan Internasional

Anda mungkin juga menyukai