Anda di halaman 1dari 4

Kekerasan/pelecehan seksual adalah setiap penyerangan yang bersifat seksual terhadap

perempuan, baik telah terjadi persetubuhan ataupun tidak, dan tanpa mempedulikan hubungan
antara pelaku dan korban. Kekerasan/pelecehan seksual dapat sangat bervariasi berupa
percobaan perkosaan, perkosaan, sadisme dalam hubungan seksual, pemaksaan aktivitas-
aktivitas seksual lain yang tidak disukai, merendahkan, menyakiti atau melukai korban.1

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) ada beberapa perbuatan yang masuk
kategori ’kekerasan/pelecehan seksual’ yaitu:1

- Merusak kesusilaan di depan umum (Pasal 281, 283, 283 bis);

- Perzinahan (Pasal 284);

- Pemerkosaan (Pasal 285);

- Pembunuhan (Pasal 338);

- Pencabulan (Pasal 289, 290, 292, 293 (1), 294, 295 (1)

Perkosaan adalah hubungan seksual yang dilakukan tanpa kehendak bersama, dipaksakan oleh
salah satu pihak pada pihak lainnya. Korban dapat berada di bawah ancaman fisik dan/atau
psikologis, kekerasan, dalam keadaan tidak sadar atau tidak beradaya, berada di bawah umur,
atau mengalami keterbelakangan mental dan kondisi kecacatan lain, sehingga tidak dapat
menolak apa yang terjadi, tidak mengerti, atau tidak dapat bertanggungjawab atas apa yang
terjadi padanya.1

Menurut E.Kristi Poerwandari, perkosaan adalah tindakan pseudo-sexual, dalam arti merupakan
perilaku seksual yang tidak selalu dimotivasi dorongan seksual sebagai motivasi primer,
melainkan berhubungan dengan penguasaan dan dominasi, agresi dan perendahan pada satu
pihak (korban) oleh pihak lainnya (pelaku).1

(1. E.Kristi Poerwandari, Kekerasan Terhadap Perempuan: Tinjauan Psikologi dan


Feministik Alumni, Bandung, 2000, hlm-24.)
2
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

 Pemeriksaan spermatozoa

1. Tanpa pewarnaan

Tujuan : untuk memeriksa adanya spermatozoa yang bergerak.

Cara : cairan atau lender yang diambil dari vagina dan serviks diletakkan diatas objek
glass yang sebelumnya telah diletakkan 1 tetes larutan NaCl 0,9%. Dengan
mikroskop pembesaran 400-500 kali dan kondensor rendah diperiksa adakah
spermatozoa yang bergerak.

Dalam waktu 2-3 jam setelah persetubuhan masih didapatkan spermatozoa yang
bergerak dalam vagina. Haid mem,perpanjang waktu itu yaitu antara 3-4 jam.

2. Dengan pewarnaan

Pewarnaan yang dapat dilakukan antara lain : Papaniculao, Giemsa, HE, Methylen
blue. Malachite green adalah pewarnaan yang sederhana dan baik untuk pemeriksaan
forensic.

Cara pewarnaan Malachite green:

 Bahan dibiarkan mongering di udara pada objek glass kemudian fiksasi


dengan api

 Selanjutnya pulas sediaan dengan larutan malachite green 1% (dalam air)


selama 10-15 menit

 Bilas dengan air

 Pulas dengan larutan eosin yellowis 1% selama 1 menit

 Bilas dengan air, kemudian keringkan

Hasil: basis kepala spermatozoa berwarna merah keunguan dan bagian ujungnya
berwarna merah muda, sedang ekornya berwarna kehijauan.
 Pemeriksaan bercak semen

Pemeriksaan dimulai dengan melakukan pencarian terhadap seluruh permukaan


benda (pakaian, sprei, karpet, dll) pada daerah yang mungkin mengandung semen.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:

1. Taktil: seluruh permukaan diraba dengan jari jemari atau tangan, pada tekstil yang
tidak menyerap teraba sedikit kaku atau kasar permukaannya bila terdapat bercak
semen.

2. Visual: pada tekstil yang tidak menyerap, bercak semen yang segar menunjukkan
permukaan tekstil mengkilat dan translucen, sedang pada tekstil yang menyerap
dapat tidak berwarna atau kekelabu-labuan.

3. Sinar UV: bercak semen menunjukkan flourosensi putih. Cara ini tidak begitu
memuaskan, Karena bercak semen pada bahan nilon dan sutera tidak
berflourusensi, dan hasil positif juga terjadi pada detergen, secret vagina dan
bahan urin.

4. Reagen asam fosfatase: sehelai kertas saring dibasahi dengan air, kemudian
diletakkan pada bahan yang diperiksa dan ditekan selama 5-10 menit, selanjutnya
disemprot dengan reagen asam fosfatase. Hasil positif bila terbentuk warna violet
dalam waktu 30 detik – 2 menit.

Pembuatan reagen asam fosfatase:

a. Buffer : 90 ml aquades + 10 gram Na Cl, 0,5 ml glacial acetic acid, 1,5


sodium asetat unhydrous, 0,5ml teepol.

b. Larutkan 50 mg Naphtyl ortho phosphatase dalam 25 ml buffer (a)

c. Larutkan 50 mg diazo blue B (O-Dianisidine) dalam 25 ml buffer (a)

d. Campurkan (b) dan (c) dan tambahkan sisa buffer (a)

e. Simpan campuran ini9 setelah disaring dalam botol gelam pada suhu 4oC
5. Test spot zink: prinsip sama dengan asam fosfatase hanya timbul warna merah
muda setelah disemprotkan reagen spot zink pada bercak semen

Reagen spot zink:

10 mg 1-(2-pyridilazo)-2-naphtol (sigma chem) dilarutkan dalam 2 ml triton X-


100 (Aldrich chem.) dan dicampur dengan 98 ml 0,5 M larutan tris (6 g tris
(hydroxyl-methyl) aminomethane (Merk) dalam 100 ml aquades. Simpan reagen
dalam lemari es suhu 4oC.

6. Pawarnaan Baecchi: oleh karena spermatozoa lebih banyak dibagian sentral


sedangkan perifer dari bercak. Maka diambil bagian sentral kemudian masukkan
kelarutan pewarna yang terdiri dari:

- Acid fuchin 1% 1 ml

- Methylene blue 1% 1 ml

- HCl 1% 40 ml

Dipulas selama 2-3 menit kemudian cuci dalam HCl 1% dan dilakukan dehidrasi
berturut dalam alcohol 70%, 85% dan 95-100% serta pemjernihan dalan xylol
(2x). keringkan kemudian ambil 1 atau 2 serat benang dan urai serabut-serabut
diatas kaca objek ditutup dengan Canada balsam dan periksa di mikroskop
pembesaran 500x. biasanya spermatozoa menempel pada serabut dengan kepalan
warna merah dan ekor biru muda.

(2. Apuranto. H,. Hoedianto. Ilmu Kedokteran Forensiuk dan Medikolegal. Surabaya,
Departemen ilmu kedokteran forensic dan medikolegal fakultas kedokteran universitas
airlangga, 2010.)

Anda mungkin juga menyukai